tersebut untuk saling bertemu dan bernegosiasi. Jika ternyata terjadi kesepakatan cocok, maka agen tersebut tinggal meminta komisi dari
keduanya sesuai dengan perjanjian dan ketentuan yang sebelumnya telah disepakati. Seperti itulah cara-cara kerja agen konvensional pada
umumnya.
143
3. Tiga Tugas Utama Seorang Agen Pemasaran
Berdasarkan cara agen yang sudah diuraikan, maka dapat disimpulkan tiga tugas utama yang harus dijalankan seorang agen,
yaitu:
144
a. Pertama, mengidentifikasi dan melokalisasi sumber-sumber
kemasyarakatan yang tepat. b.
Kedua, menghubungkan konsumen atau klien dengan sumber secara konsisten.
c. Ketiga, mengevaluasi efektivitas sumber dalam kaitannya dengan
kebutuhan-kebutuhan klien. Ketiga tugas utama agen tersebut, peranan seorang agen pada
prinsipnya adalah menghubungkan klien dengan barang-barang dan jasa serta mengontrol kualitas barang dan jasa tersebut. Jadi, ada tiga kata
kunci dalam pelaksanaan peran sebagai agen, yaitu menghubungkan linking, barang-barang dan jasa goods and services, serta pengontrolan
kualitas quality control.
145
Linking adalah proses menghubungkan orang dengan lembaga- lembaga atau pihak-pihak lainnya yang memiliki sumber-sumber yang
diperlukan. Linking juga tidak sebatas memberi petunjuk kepada orang
143
Ibid., hal 27.
144
Ibid.
145
Parsons, Ruth J., James D. Jorgensen, Santos H. Hernandez, The Integration of Social Work Practice, California : Wadsworth, Inc., 1994, hal 226.
Universitas Sumatera Utara
mengenai sumber-sumber yang ada. Lebih dari itu, linking juga mencakup memperkenalkan klien dan sumber referal, tindak lanjut, pendistribusian
sumber, serta menjamin bahwa barang-barang dan jasa dapat diterima oleh klien.
146
Kegiatan linking yang utama dalam bisnis agen properti dapat dilihat dalam cara kerja agen tersebut, di mana ia sebagai perantara,
mediator, serta fasilitator antara penjual dan pembeli. Sebagai seorang perantara, agen properti menjembatani atau menjadi mediator dan
fasilitator bagi bertemunya penjual dan pembeli atau kedua-duanya dalam satu teransaksi yang saling membutuhkan. Selain itu agen properti yang
sukses, tentu tidak dapat berdiri sendiri, tetapi membutuhkan pihak lain yang saling terkait. Jadi selain agen properti menghubungkan antara
penjual dan pembeli, agen properti juga memiliki jalinan kerja sama dengan pelaku penunjang bisnisnya untuk dihubungkan dengan pembeli
atau penjual. Pelaku penunjang yang dimaksud antara lain:
147
a. Notaris Pejabat Pembuat Akte Tanah, di mana semua transaksi
yang berhubungan dengan objek berupa tanah atau bangunan harus selalu menggunakan jasa notaris agar transaksi tersebut sah demi
hukum.
b. Bank Pemberi Kredit, di mana keberadaan sebuah bank atau
institusi perbankan dalam dunia properti menjadi satu faktor penting. Hal ini disebabkan oleh fungsi perbankan itu sendiri, yang
dapat mengembangkankan proyek-proyek properti oleh pengembang dengan adanya kredit konstruksi dari perbankan.
Selain itu, juga berfungsi kepada pembeli properti yang ingin memiliki rumah atau apartemen tetapi terkendala masalah dana, di
mana bank dapat memberikan kredit pemilikan rumah.
146
Agus Pranoto Susilo, Op.cit., hal 28.
147
Achmad Soheh, Op.cit., hal 111.
Universitas Sumatera Utara
c. Kontraktor dan Interior Design merupakan profesi yang berkaitan
dengan konsep bangunan. Oleh karena itu pembeli dan penjual dalam bisnis properti yang ingin menyesuaikan konsep bangunan
sesuai keinginannya dapat menggunakan jasa tersebut, dalam hal ini agen properti memiliki relasi dengan profesi tersebut.
Goods meliputi yang nyata, seperti makanan, uang, pakaian, perumahan, dan obat-obatan, sedangkan services mencakup keluaran
pelayanan lembaga yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan hidup klien, semisal perawatan kesehatan, pendidikan, pelatihan, konseling, dan
pengasuhan anak. Istilah dalam bisnis agen properti yang berkaitan dengan goods adalah listing.
148
Listing atau bisa juga disebut list daftar adalah produk properti yang masuk pusat data database sebuah kantor agen
properti, baik yang diperoleh dari agen pemasarannya maupun eksklusif diperoleh dari kantor agen properti yang bersangkutan.
149
Adapun quality control adalah proses pengawasan yang dapat menjamin bahwa produk-produk yang dihasilkan lembaga memenuhi
standar kualitas yang telah ditetapkan. Proses ini memerlukan pemantauan monitoring yang terus-menerus terhadap lembaga dan semua jaringan
pelayanan untuk menjamin bahwa pelayanan memiliki mutu yang dapat Biasanya, untuk
sebuah kantor agen properti, listing produk yang diperoleh adalah properti rumah tinggal, baik yang ingin dijual ataupun disewakan; apartemen, ruko,
mal, serta kawasan industri atau perkantoran yang juga minta disewakan atau dijual.
148
Parsons, Ruth J., James D. Jorgensen, Santos H. Hernandez, Op.cit., hal 227.
149
Achmad Soheh, Op.cit., hal 39.
Universitas Sumatera Utara
dipertanggungjawabkan setiap saat.
150
Proses kerja agen properti juga harus memperhatikan quality control, karena agen tersebut dihadapkan
dengan berbagai jenis barang properti terutama rumah yang akan dijadikan sebagai sasarannya. Oleh karena itu, seorang agen properti harus bisa
menganalisis properti yang dijadikan sasarannya, sebelum
menawarkannya kepada calon pembeli. Beberapa analisis yang perlu diperhatikan adalah analisis sejarah rumah dan polusi, analisis akses dan
posisi rumah, analisis dasar bangunan dan fasilitas rumah, analisis kondisi rumah dan struktur bangunan, dan analisis lingkungan dan keamanan
rumah.
151
4. Jenis-Jenis Agen Pemasaran Berdasarkan Bidang Garapannya