Pihak-Pihak Dalam Perjanjian Tinjauan Umum Perihal Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian

pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum.” 37 Teori baru tersebut tidak hanya melihat perjanjian semata-mata, tetapi juga harus dilihat perbuatan-perbuatan sebelumnya atau yang mendahuluinya. Ada tiga tahap dalam membuat perjanjian menurut teori baru, yaitu: 38 a. Tahap prakontractual, yaitu adanya penawaran dan penerimaan; b. Tahap kontractual, yaitu adanya persesuaian pernyataan kehendak antara para pihak; c. Tahap post kontractual, yaitu pelaksanaan perjanjian. Unsur-unsur perjanjian menurut teori lama, yaitu: 39 a. Adanya perbuatan hukum; b. Persesuaian pernyataan kehendak dari beberapa orang c. Persesuaian kehendak ini harus dipublikasikan dinyatakan; d. Perbuatan hukum itu terjadi karena kerja sama antara dua orang atau lebih; e. Pernyataan kehendak wilsverklaring yang sesuai itu harus saling bergantung satu sama lain; f. Kehendak itu ditujukan untuk menimbulkan akibat hukum; g. Akibat hukum itu untuk kepentingan yang satu atas beban yang lain atau timbal balik; h. Persesuaian kehendak itu harus dengan mengingat peraturan perundang-undangan.

2. Pihak-Pihak Dalam Perjanjian

Pihak-pihak dalam perjanjian diatur secara sporadis di dalam KUH Perdata, yaitu Pasal 1315, Pasal 1340, Pasal 1317, Pasal 1318. Mengingat 37 Van Dunne, Wanprestasi dan Keadaan Memaksa, Ganti Kerugian, Ibid. 38 Ibid. 39 Ibid. Universitas Sumatera Utara bahwa hukum harus dipelajari sebagai satu sistem, maka penting untuk mencari kaitan diantara pasal-pasal tersebut. 40 Pengertian subjek perjanjian adalah pihak-pihak yang terikat dengan diadakannya suatu perjanjian. 41 Kreditur dan debitur inilah yang menjadi subjek perjanjian. Kreditur mempuyai hak atas prestasi dan debitur wajib memenuhi pelaksanaan prestasi. Beberapa orang kreditur berhadapan dengan seorang debitur atau sebaliknya, tidak mengurangi sahnya perjanjian. Jika pada mulanya kreditur terdiri dari beberapa orang kemudian yang tinggal hanya seorang kreditur saja berhadapan dengan debitur, juga tidak mengurangi nilai sahnya perjanjian. Pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian sekurang-kurangnya harus ada dua orang tertentu. Masing- masing orang itu menduduki tempat yang berbeda. Satu orang menjadi pihak kreditur, dan yang seorang lagi sebagai pihak debitur. 42 a. Para pihak yang mengadakan perjanjian itu sendiri; KUH Perdata membedakan tiga golongan yang tersangkut pada perjanjian yaitu : b. Para ahli waris mereka dan mereka yang mendapat hak dari padanya; c. Pihak ketiga. Ketiga golongan ini pada awalnya dapat kita lihat dalam Pasal 1315 KUH Perdata yang menyatakan; “Pada umumnya tak dapat 40 Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perjanjian, Dalam Rangka Memperingati Memasuki Masa Purna Bakti Usia 70 Tahun, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2001, hal 69. Selanjutnya disebut Mariam Darus Badrulzaman-I 41 Ibid., hal 70. 42 M. Yahya Harahap, Op.cit., hal 15. Universitas Sumatera Utara mengikatkan perjanjian diri atas nama sendiri atau meminta ditetapkan suatu janji daripada untuk dirinya sendiri”. Kemudian Pasal 1340 KUH Perdata disebutkan: “Persetujuan-persetujuan hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat membawa rugi kepada pihak- pihak ke tiga; tak dapat pihak-pihak ke tiga mendapat manfaat karenanya, selain dalam hal yang diatur dalam pasal 1317”. Pasal 1317 KUH Perdata, yang menyatakan; “Lagi pun diperbolehkan juga untuk meminta ditetapkannya suatu janji guna kepentingan seorang pihak ketiga, apabila suatu penetapan janji, yang dibuat oleh seorang untuk dirinya sendiri, atau suatu pemberian yang dilakukannya kepada seorang lain, memuat suatu janji: yang seperti itu. Siapa yang telah memperjanjikan sesuatu seperti itu tidak boleh menariknya kembali, apabila pihak ketiga tersebut telah menyatakan hendak mempergunakannya”. Pasal 1318; “Jika seorang minta diperjanjikan sesuatu hal, maka dianggap bahwa itu adalah untuk ahli waris-ahli warisnya dan orang-orang, yang memperoleh hak daripadanya, kecuali jika dengan tegas ditetapkan atau dapat disimpulkan dari sifat persetujuan tidak sedemikian maksudya”. Pada asasnya suatu perjanjian berlaku bagi pihak yang mengadakan perjanjian itu sendiri. Asas ini merupakan asas pribadi Pasal 1315 jo. 1340 KUH Perdata. Para pihak tidak dapat mengadakan perjanjian yang mengikat pihak ketiga, kecuali dalam apa yang disebut Universitas Sumatera Utara janji guna pihak ketiga beding ten behoeve van derden Pasal 1317 KUH Perdata. 43 Apabila seseorang membuat sesuatu perjanjian, maka orang itu dianggap mengadakan perjanjian bagi ahli warisnya dan orang-orang yang memperoleh hak daripadanya Pasal 1318 KUH Perdata. Beralihnya hak kepada ahli waris tersebut adalah akibat peralihan dengan alas hak umum onder algemene titel yang terjadi pada ahli warisnya. Beralihnya perjanjian kepada orang-orang yang memperoleh hak berdasarkan atas alas-alas hak khusus onder bijzondere titel, misalnya menggantikan pembeli, mendapatkan haknya sebagai pemilik. Hak yang terikat kepada suatu kualitas itu dinamakan hak kualitatif. 44 Menurut Pasal 1340 ayat 2 KUH Perdata, persetujuan-persetujuan tidak dapat membawa rugi kepada pihak ketiga, tidak dapat pihak ketiga, mendapat manfaat karenanya, selain dari yang diatur dalam pasal 1317 KUH Perdata. Oleh karena itu, asas seseorang tidak dapat mengikat diri selain atas nama sendiri mempunyai suatu kekecualian, yaitu dalam bentuk yang dinamakan janji untuk pihak ketiga derden beding. Pasal 1317 KUH Perdata menyebutkan bahwa lagipun diperbolehkan juga untuk meminta ditetapkannya suatu janji guna kepentingan seorang pihak ketiga, apabila suatu penetapan janji yang dibuat oleh seorang untuk dirinya sendiri atau, suatu pemberian yang dilakukannya pada seorang lain memuat suatu janji yang seperti itu. Siapa yang telah memperjanjikan 43 Mariam Darus Badrulzaman-I, Op.cit., hal 71. 44 Ibid. Universitas Sumatera Utara sesuatu seperti itu tidak boleh menariknya kembali apabila pihak ketiga tersebut telah menyatakan kehendaknya atau kemauan untuk mempergunakannya. Ketentuan ini dapat disimpulkan bahwa janji untuk pihak ketiga itu merupakan suatu penawaran offerte yang dilakukan oleh pihak yang meminta diperjanjikan hak stipulator kepada mitranya promissor agar melakukan prestasi kepada pihak ketiga. Stipulator tadi tidak dapat menarik kembali perjanjian itu apabila pihak ketiga telah menyatakan kehendaknya menerima perjanjian itu. 45

3. Syarat Sahnya Perjanjian