32 Afinitas elektron dapat digunakan sebagai ukuran mudah tidaknya suatu atom
menangkap elektron. Afinitas elektron dapat benilai negatif atau positif. Afinitas elektron bernilai negatif apabila terjadi pelepasan energi pada saat menangkap
elektron. Sebaliknya, afinitas elektron berharga positif apabila terjadi penyerapan energi pada saat menangkap elektron. Semakin besar energi yang dilepas afinitas
elektron negatif, semakin besar kecenderungan untuk mengikat elektron menjadi ion negatif.
Untuk lebih memahami hal tersebut, perhatikan tabel berikut.
Tabel 2.5 Afinitas elektron unsur representatif
Dari Tabel 2.5 dapat dilihat bahwa untuk golongan alkali tanah IIA dan gas mulia VIIIA afinitas elektronnya semuanya berharga positif. Hal tersebut menunjukkan
bahwa unsur-unsur golongan IIA dan VIIIA sukar menerima elektron. Afinitas elektron terbesar ialah golongan halogen VIIA. Artinya, unsur-unsur golongan VIIA paling
mudah menangkap elektron dan terbentuk ion negatif yang stabil.
Afinitas elektron kecil berarti sukar menangkap elektron. Afinitas elektron besar berarti mudah menangkap elektron.
Dari data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa afinitas elektron unsur-unsur dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin kecil, sedangkan unsur-unsur dalam
satu periode dari kiri ke kanan semakin besar.
4. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom dalam menarik pasangan elektron yang digunakan bersama dalam membentuk ikatan.
IA H
–73 Li
–60 Na
–53 K
–48 Rb
–47 Cs
–45 IIA
Be +100
Mg +30
Ca –
Sr –
Ba –
IIIA
B –27
Al –44
Ga –30
In –30
Tl –30
IVA
C –122
Si –134
Ge –120
Sn –121
Pb –110
VA
N +19
P –72
As –77
Sb –101
Bi –110
VIA
O –141
S –200
Se –195
Te –190
Po –183
VIIA
F –328
Cl –348
Br –325
I –295
At –270
33 Semakin besar harga keelektronegatifan suatu atom, maka semakin mudah
menarik pasangan elektron untuk membentuk ikatan, atau gaya tarik elektronnya makin kuat. Keelektronegatifan unsur ditentukan oleh muatan inti dan jari-jari
atomnya.
Keelektronegatifan kecil berarti sukar menangkap elektron. Keelektronegatifan besar berarti mudah menangkap elektron.
Nilai mutlak keelektronegatifan tidak dapat diukur, tetapi nilai relatifnya dapat dicari seperti dengan cara Pauling.
Menurut Pauling, keelektronegatifan unsur gas mulia adalah nol. Artinya, gas mulia tidak mempunyai kemampuan untuk menarik elektron. Pauling menetapkan
unsur Fluor F sebagai standard. Berdasarkan hal tersebut, dihitung nilai untuk unsur yang lain. Untuk melihat nilai-nilai keelektronegatifan unsur-unsur, perhatikan
gambar 2.7 berikut.
Gambar 2.7 Kelektronegatifan unsur-unsur Dari gambar tersebut, dapat disimpulkan bahwa keelektronegatifan unsur-unsur
dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin kecil, sedangkan unsur-unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin besar.
Latihan 2
1. Apa yang dimaksud dengan:
a. jari-jari
atom b.
energi ionisasi
c. afinitas elektron
d. keelektronegatifan
2. Buatlah bagan kecenderungan sifat-sifat sistem periodik dalam satu golongan
dan dalam satu periodik pada sistem periodik.
Sistem periodik mengalami perkembangan seiring dengan semakin banyaknya unsur yang ditemukan. Pembuatan tabel periodik diawali oleh sistem triade yang
dikemukakan Dobereiner. Kemudian dikembangkan lagi oleh Newland dengan sistem oktafnya. Lebih lanjut lagi penyusunan tabel periodik ini dilakukan oleh Lothar Meyer
dan Mendeleev. Mendeleev yang pertama kali mengemukakan tabel sistem periodik, maka ia dianggap sebagai penemu tabel sistem periodik yang sering disebut juga
sebagai sistem periodik unsur pendek.
Ringkasan