Rating Factor dan Allowance

N’ : jumlah siklus pengamatanpengukuran yang seharusnya dilaksanakan agar diperoleh ketelitian yang diharapkan. Jumlah pengukuran waktu dikatakan cukup apabila jumlah pengukuran minimum dibutuhkan secara teoritis lebih kecil dari pengukuran pendahuluan yang sudah dilakukan N’ N. Jika jumlah pengukuran masih belum mencukupi maka harus dilakukan pengukuran lagi sampai jumlah pengukuran tersebut cukup.

3.4.4. Rating Factor dan Allowance

13 Rating factor adalah factor yang diperoleh dengan membandingkan kecepatan bekerja dari seorang operator dengan kecepatan kerja normal menurut ukuran peneliti pengamat. Dari factor ini dapat dilihat bahwa : 1. Apabila operator dinyatakan terlalu cepat yaitu bekerja di atas normal maka rating factor ini akan lebih besar dari pada 1 Rf 1 2. Apabila operator bekerja terlalu lambat yaitu bekerja dibawah kewajaran normal maka rating factor akan lebih kecil dari 1 Rf 1 3. Apabila operator bekerja secara normal atau wajar maka rating factor ini diambil sama dengan 1 Rf =1. Untuk kondisi kerja dimana operasi secara penuh dilaksanakan oleh mesin operating atau machine time maka waktu yang diukur dianggap waktu normal. Salah satu cara menentukan rating factor adalah dengan menggunakan cara Westinghouse. Terdapat 4 faktor yang dianggap sangat menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja, yaitu: 13 Iftikar Z. Sutalaksana, dkk. opcit. h. 138-153. Universitas Sumatera Utara 1. Keterampilan Skill Keterampilan didefinisikan sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan. Latihan dapat meningkatkan keterampilan, tetapi hanya sampai tingkat tertentu saja, yaitu tingkat kemampuan maksimal yang dapat diberikan oleh pekerja yang bersangkutan. Secara psikologis keterampilan merupakan attitude untuk pekerjaan yang bersangkutan. 2. Usaha Effort Usaha adalah kesungguhan yang ditunjukkan atau diberikan operator ketika melakukan pekerjaannya. Usaha mempunyai korelasi yang kuat dengan keterampilan. 3. Kondisi Kerja Condition Kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungan tempat bekerja seperti keadaan pencahayaan, temperatur, dan kebisingan ruangan. Kondisi kerja merupakan faktor di luar operator yang diterima apa adanya oleh operator tanpa banyak kemampuan mengubahnya. Oleh sebab itu, faktor kondisi sering disebut sebagai faktor manajemen karena pihak inilah yang dapat dan berwenang merubah atau memperbaikinya 4. Konsistensi Consistency Konsistensi pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya dari suatu kerja ke kerja yang lain tanpa mengalami banyak perubahan yang berarti. Kelonggaran allowance diberikan berkenaan dengan adanya sejumlah kebutuhan diluar kerja, yang terjadi selama pekerjaan berlangsung. Kelonggaran diberikan untuk tiga hal, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi personal Kelonggaran yang termasuk di dalam kebutuhan pribadi adalah hal-hal seperti minum untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan teman seperlunya untuk menghilangkan ketegangan ataupun kejenuhan sewaktu bekerja. 2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique Fatique merupakan hal yang akan terjadi pada diri seseorang sebagai akibat dari melakukan suatu pekerjaan. 3. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan tidak terhindarkan delay Hambatan-hambatan tidak terhindarkan terjadi karena berada diluar kekuasaankendali pekerja, seperti mesin macet, listrik padam, dan lain-lain.

3.4.5. Perhitungan Waktu Normal dan Waktu Baku