31
7. IIc :
Pengatur 8.
IId : Pengatur Tingkat I
9. IIIa :
Penata Muda
10. IIIb
: Penata Muda Tingkat I 11.
IIIc : Penata
12. IIId
: Penata Tingkat I 13.
IVa : Pembina
14. IVb : Pembina Tingkat I
15. IVc
: Pembina Utama Muda 16.
IVd : Pembina Utama Madya 17.
IVe : Pembina Utama.
B. Kerangka Berpikir
1. Persepsi Guru Terhadap Uji Sertifikasi Ditinjau dari Tingkat
Pendidikan
Cara pandang guru terhadap uji sertifikasi sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Antara guru yang satu dengan guru yang lain
mungkin mempunyai tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang ditempuh oleh guru.
Untuk mengikuti uji sertifikasi ini, tingkat pendidikan minimal yang harus ditempuh oleh guru adalah S-1 atau D-4.
Persepsi akan mucul ketika guru menanggapi syarat mengikuti uji sertifikasi bila ditinjau dari tingkat pendidikan, karena tidak semua guru
32
telah menempuh jenjang pendidikan hingga S-1 atau D-4. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka diharapkan pula semakin tinggi tingkat
profesionalitasnya, akan tetapi bagi guru-guru yang belum menempuh jenjang pendidikan hingga S-1 atau D-4 diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke jenjang tersebut sambil melengkapi sepuluh komponen portofolionya.
Bagi guru-guru yang belum menempuh jenjang pendidikan S-1 atau D-4 akan merasa kesulitan bila harus meneruskan jenjang pendidikan
tersebut agar bisa ikut serta dalam uji sertifikasi ini, hal ini disebabkan waktu yang harus mereka korbankan akan lebih banyak daripada guru
yang telah menempuh jenjang pendidikan S-1 atau D-4 serta kendala lainnya seperti jauhnya jarak yang harus ditempuh untuk mengikuti
pelatihan serta faktor usia. Oleh karena itu, sejalan dengan kerangka berpikir tersebut dapat
diduga adanya perbedaan persepsi antara guru yang satu dengan guru lainnya ditinjau dari tingkat pendidikannya
2. Persepsi Guru Terhadap Uji Sertifikasi Ditinjau dari Status Guru
Guru yang bekerja dalam suatu instansi tertentu akan mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap uji serifikasi. Sebab guru yang
bekerja di suatu instansi atau sekolah baik negeri maupun swasta mempunyai status yang berbeda-beda. Ada guru swasta yang berstatus
sebagai guru tetap suatu yayasan tetapi ada juga yang berstatus belum
33
tetap oleh yayasan. Demikian juga guru-guru yang bekerja di sekolah negeri ada yang sudah menjadi guru PNS ada yang masih menjadi guru
tidak tetap atau honorer. Status guru merupakan status dimana guru adalah guru tetap yang
berstatus PNS maupun guru tetap yang berstatus non-PNS. Perbedaan persepsi akan muncul pada saat uji sertifikasi dilaksanakan dan dilihat dari
status gurunya, hal ini dapat terjadi dikarenakan kuota peserta uji sertifikasi untuk guru yang berstatus non-PNS lebih sedikit dibandingkan
dengan kuota peserta uji sertifikasi guru yang berstatus PNS. Oleh karena itu, sejalan dengan kerangka berpikir tersebut dapat
diduga terdapat perbedaan persepsi antara guru yang satu dengan guru lainnya ditinjau dari status gurunya.
3. Persepsi Guru Terhadap Uji Sertifikasi Ditinjau dari Golongan