Masyarakat Perkotaan Kajian Teoritik

c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu Seorang seniman mempunyai pola dan cita rasa yang berbeda dibandingkan orang yang bukan seniman. Anak pada golongan ekonomi rendah menganggap satu keping uang logam bernilai besar dibanding dengan anak orang kaya. d. Pengalaman terdahulu Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi dunianya. Berdasarkan pendapat dari beberapa para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan proses memahami, menerima, mengkoordinasikan, menginterpretasikan rangsangan tehadap lingkungannya melalui berbagai macam panca indera, sehingga individu menyadari dan mengerti apa yang diinderakan.

2. Masyarakat Perkotaan

Menurut Soelaeman 1986:26 dalam bahasa Inggris masyarakat disebut society, asal kata socius yang berarti kawan. Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa arab, yaitu syirk, artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk-bentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia secara perorangan melainkan oleh unsur- unsur lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Menurut Hartomo 1990:228 kota adalah sebagai pusat pendomisian yang bertingkat-tingkat sesuai dengan sistem administrasi negara yang bersangkutan. Oleh karena itu dalam hal ini kita kenal kota sebagai: ibukota, kota daerah tingkat I, kota daerah tingkat II, maupun kota kecamatan. Di samping itu kota juga merupakan pusat dari kegiatan- kegiatan kebudayaan, sosial, ekonomi, dan komunikasi. Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan masyarakat kota memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Heterogenitas Sosial Kota merupakan melting pot bagi aneka suku maupun ras, sehingga masing-masing kelompok berusaha di atas kelompok yang lain. b. Hubungan Sekunder Dalam masyarakat kota pergaulan dengan sesama anggota orang lain serba terbatas pada bidang hidup tertentu. c. Toleransi Sosial Pada masyarakat kota orang tidak memperdulikan tingkah laku sesamanya secara mendasar dan pribadi, sebab masing-masing anggota mempunyai kesibukan sendiri, sehingga kontrol sosial pada masyarakat kota dapat dikatakan lemah sekali. d. Kontrol Sekunder Anggota masyarakat kota secara fisik tinggal berdekatan, tetapi secara pribadi atau sosial berjauhan. e. Mobilitas Sosial Di kota banyak terjadi perubahan maupun perpindahan status, tugas maupun tempat tinggal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI f. Individual Akibat hubungan sekunder, maupun kontrol sekunder maka kehidupan masyarakat di kota menjadi individual, apakah yang mereka inginkan dan rasakan, mereka harus merencanakan dan melaksanakannya sendiri. g. Ikatan Sukarela Walaupun hubungan sosial bersifat sekunder, tetapi dalam organisasi yang mereka sukai kesenian, olah raga, politik, dan lain-lain, secara sukarela mereka menggabungkan diri dan berkorban. h. Segresi Keuangan Akibat dari heterogenitas sosial dan kompetisi ruang terjadi pola sosial yang berdasarkan pada sosial ekonomi, ras, agama, suku bangsa, dan sebagainya.

3. Profesi Guru

Dokumen yang terkait

Sikap masyarakat terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jenis kelamin : studi kasus masyarakat Dusun Pringwulung, RW 39, Kelurahan Condong Catur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

0 0 124

Persepsi masyarakat terhadap profesi guru ditinjau dari jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan usia : studi kasus masyarakat Padukuhan Sabrang Kidul, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Propinsi D.I. Yogyakart

0 6 178

Persepsi masyarakat mengenai profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan : studi kasus masyarakat Desa Watuagung RW 02, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

0 2 136

Persepsi masyarakat terhadap profesi guru ditinjau dari pekerjaan, tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan.

1 2 114

Persepsi masyarakat perkotaan terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan, jenis profesi dan tingkat pendapatan studi kasus pada masyarakat perumahan Villa Bintaro Indah, kelurahan Jom

0 1 150

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

0 0 184

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

0 0 208

Persepsi masyarakat terhadap profesi guru ditinjau dari pekerjaan, tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan - USD Repository

0 0 112

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

0 0 201

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PROFESI GURU DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, JENIS PEKERJAAN, DAN TINGKAT PENDAPATAN

0 0 134