dapat mempermudah siswa dalam berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
e. Guru sebagai evaluator Setiap kegiatan selalu diikuti oleh evaluasi jika orang-orang yang
terlibat dalam kegiatan menginginkan terjadinya peningkatan kegiatannya itu pada masa yang akan datang. Seorang guru juga
dituntut untuk memberikan penilaian terhadap hasil belajar baik dalam proses pembelajaran maupun akhir pembelajaran.
2. Aspek Sikap
Menurut Azmar 1998:17-20 mengatakan bahwa struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu, sebagai berikut.
a. Komponen kognitif Aspek kognitif dari suatu sikap terdiri dari kepercayaan atau keyakinan
seseorang mengenai suatu obyek. Kepercayaan tersebut datang dari apa yang dilihat atau diketahui yang meliputi penilaian
menguntungkan, dapat diterima atau tidak dapat diterima dengan baik atau buruk dan sebagainya.
b. Komponen afektif Komponen afektif lebih menunjukan perasaan yang dimiliki seseorang
terhadap sesuatu reaksi emosional dalam hubungannya dengan obyek. c. Komponen konatif perilaku
Komponen konaktif perilaku menunjukan bagaimana perilaku dan kecenderungan perilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan
dengan obyek sikap yang harus dihadapinya. Pengertian kecenderungan berperilaku menunjukan bahwa komponen ini meliputi
bentuk perilaku yang tidak hanya dapat dilihat secara langsung saja, akan tetapi meliputi pula bentuk-bentuk perilaku yang berupa
pernyataan yang diucapkan oleh seseorang.
3. Faktor-Faktor Pembentukan Sikap.
Kualitas kegiatan guru tersebut selain ditentukan oleh hal-hal yang ada dalam dirinya juga ditentukan oleh hal-hal yang ada di luar diri
mereka. Menurut Arikunto, 1990:259 faktor-faktor yang berkenaan dengan kualitas belajar siswa yang bersumber dari dalam diri antara lain:
keadaan fisik dan psikis, sedangkan yang berasal dari luar dirinya bersumber dari guru dan lingkungannya. Demikian juga faktor-faktor yang
mempengaruhi sikap dan perilaku guru dapat dianologikan dengan faktor- faktor yang ada pada siswa. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu: a hal-hal yang ada di dalam dirinya, dan b hal-hal yang ada di luar dirinya Arikunto, 1990:259-268.
a. Hal-hal yang ada di dalam diri guru. 1. Keadaan dan kondisi tubuh, baik yang dapat di lihat secara nyata
dari luar maupun yang tidak seperti penyakit dalam, seseorang akan terpengaruh dari apa yang ada dalam dirinya tersebut. Jika
seorang guru merasakan bahwa dirinya normal, tidak cacat di mata siswa maka sikap dan perilakunya akan mantap. Apa yang
dilakukannya mantap, artinya segala sesuatu tidak serba canggung.
2. Keadaan psikis guru yang kurang baik akan berpengaruh terhadap sikap dan perilakunya di dalam menghadapi siswa. Apabila
seorang guru penggugup, kurang sabar, kurang teliti, pendedam, tidak adil, tidak jujur dan lain-lain, tentu saja akan mengganggu
arus komunikasi belajar mengajar dengan siswa. Apabila hal ini terjadi tentu akan mengakibatkan kualitas pembelajaran tidak akan
dapat seperti yang diharapkan. b. Hal-hal yang ada di luar diri guru
Lingkungan yang ada di luar diri sangatlah luas. Hal ini tentu akan berpengaruh dalam penentuan sikap dan perilaku guru. Namun
demikian dapat diidentifikasikan hal-hal yang sekiranya memang dekat sekali dengan guru serta mempunyai pengaruh terhadap sikap
dan perilaku guru, khususnya dalam rangka menciptakan proses pembelajaran. Ada beberapa hal yang diperkirakan sebagai faktor-
faktor yang ada di luar diri guru. 1. Subjek Didik
Subjek didik merupakan satu di antara beberapa faktor di luar diri guru yang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku guru di kelas,
di lingkungan sekolah, bahkan mungkin di rumahnya ketika di datangi oleh siswanya. Guru adalah manusia biasa yang tidak dapat
lepas sama sekali dari berbagai perasaan simpati, empati dan antipati kepada orang lain. Bagaimana seorang guru bersikap dan
berperilaku kepada siswanya ditentukan oleh keadaan siswa
sendiri, guru, dan interaksi antara keduanya. 2. Pimpinan Sekolah
Pimpinan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah dan wakil- wakilnya, secara langsung maupun tidak, merupakan “motor
penggerak” bagi guru untuk bersikap dan berperilaku. Jika pimpinan sekolah bersikap baik kepada guru, memberikan
dorongan dan motivasi untuk hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan tugas mengajar dan tugas-tugas lain di sekolah, maka
guru yang bersangkutan akan melaksanakan tugas-tugasnya dengan mantap dan bergairah.
3. Teman Sejawat Guru Teman sejawat guru merupakan lingkungan yang menyebabkan
guru merasakan hidup dalam satu fungsi yang keberadaannya akan memantapkan hal-hal yang dilakukannya. Kesetiakawanan antar
guru yang membentuk “iklim organisasi” sekolah, selain dapat memberikan peluang bagi para guru untuk saling pinjam-
meminjam, bantu-membantu alat-alat pelajaran atau buku-buku, juga mempunyai dampak positif yaitu memberikan dorongan dan
motivasi kerja. 4. Pegawai Tata Usaha
Untuk memenuhi kebutuhan pengajaran guru mungkin berhubungan dengan pegawai tata usaha untuk minta atau
meminjam alat-alat pelajaran, buku pegangan. Selain itu guru juga
sering berhubungan dengan tata usaha untuk memenuhi kebutuhan pribadinya untuk mengambil gaji, mengurus surat keterangan, dan
sebagainya, 5. Orang tua Siswa
Orang tua siswa merupakan sumber lain sebagai salah satu faktor yang ikut menentukan sikap dan perilaku guru khususnya dalam
berhubungan dengan sikap di sekolah. Kebanyakan guru sering memperlakukan siswanya dengan tidak sewajarnya hal ini
disebabkan karena hubungan guru dengan orang tua siswa yang kurang serasi atau kurang harmonis. Sikap seperti bisa bersifat
sementara maupun menetap tergantung dari bagaimana hubungan antara ke-dua pihak yang bersangkutan.
6. Situasi Lingkungan. Situasi lingkungan akan mempunyai pengaruh yang sangat besar.
Apabila situasi lingkungan tidak mendukung seperti letak geografis, kebersihan, keamanan, keeratan dan keserasian dengan
masyarakat sekitar, akan mempunyai pengaruh langsung bagi pandangan guru terhadap lingkungan tersebut.
D. Proses Belajar Mengajar