7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Status Sosial Ekonomi
Status didefinisikan sebagai posisi yang diduduki oleh individu- individu tertentu dalam suatu sistem sosial Linton dalam Veeger, 1992:59.
Dalam hal ini dapat dibedakan antara pelbagai status, seperti status kewarganegaraan. Misal warga negara Indonesia, status kawin atau tidak
kawin, status pegawai negeri atau swasta dan sebagainya. Secara abstrak, kedudukan atau status berarti tempat seseorang dalam
suatu pola tertentu Linton dalam Soerjono Soekanto, 1990:265. Dengan demikian, seseorang dikatakan mempunyai beberapa kedudukan oleh karena
seseorang biasanya ikut serta dalam berbagai pola kehidupan. Misalnya kedudukan Tuan A sebagai warga masyarakat, merupakan kombinasi dari
segenap kedudukannya sebagai guru, kepala sekolah, ketua rukun tetangga, suami nyo nya B, ayah anak-anak dan seterusnya.
Status adalah kebutuhan akan kedudukan atau posisi tertentu dalam masyarakat, sesuai peranan atau tugas seseorang dalam masyarakat.
Sedangkan status sosial adalah tinggirendahnya prestise yang dimiliki seseorang berdasarkan kedudukan yang dipegangnya dalam suatu sistem
sosial Winkel, 1983:165. Menurut Pitirim Sorokin dalam Dwi Narwoko 2006:156-157, untuk
mengukur status seseorang secara rinci dapat dilihat dari :
7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1. Jabatan atau pekerjaan 2. Pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan
3. Kekayaan 4. Politis
5. Keturunan Status sosial ialah tempat yang diambil seseorang dalam masyarakat
Hendropuspito, 1989:103. Kedudukan atau status sosial tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Kedudukan resmi formal status ialah kedudukan yang diambil seseorang dalam satuan sosio budaya yang resmi. Dengan kata lain
kedudukan itu diakui oleh lingkungan masyarakat. Misalnya kedudukan sebagai presiden suatu negara, kedudukan sebagai gubernur.
2. Kedudukan tak resmi informal status ialah kedudukan yang diambil seseorang dalam lingkungan sosial budaya yang tak resmi. Misalnya
kedudukan seseorang sebagai dukun di suatu daerah, sebagai tukang kayu dan lain- lain.
Adanya perbedaan-perbedaan kedudukan ini menyebabkan timbulnya sistem pelapisan atau social stratification yaitu perbedaan masyarakat ke
dalam kelas secara bertingkat Sorokin dalam Soerjono Soekanto, 1982:220. Sebab mengapa ada pelapisan sosial dalam masyarakat bukan saja karena ada
perbedaan, tetapi karena kemampuan manusia menilai perbedaan itu dengan menerapkan dengan berbagai kriteria. Artinya menganggap ada sesuatu yang
dihargai maka sesuatu itu dihargai menjadi bibit yang menumbuhkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat. Sesuatu yang dihargai dapat berupa uang atau benda-benda bernilai ekonomis, kekuasaan, ilmu
pengetahuan, kesolehan dalam agama, atau keturunan keluarga yang terhormat Munandar Soelaeman, 1986:53.
Menurut Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto 2006;157-158, dalam masyarakat seringkali kedudukan dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1. Ascribed-status. Status ini diartikan sebagai kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memerhatikan perbedaan seseorang. Kedudukan
tersebut diperoleh karena kelahiran. 2. Achieved-status, yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan
usaha- usaha yang sengaja dilakukan, bukan diperoleh karena kelahiran. Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja tergantung dari
kemampuan dari masing- masing orang dalam mengejar dan mencapai tujuan-tujuannya.
Ukuran atau kriteria yang biasanya dipakai untuk menggolong- golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan adalah
sebagai berikut Soerjono Soekanto, 1982:231-232 : a. Ukuran kekayaan.
Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut misalnya, mobil pribadi, bentuk rumah
yang bersangkutan, kebiasaan berbelanja, cara mempergunakan pakaian dan bahan pakaian yang dipakai.
10
b. Ukuran kekuasaan Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang
terbesar, menempati lapisan yang tertinggi. c. Ukuran kehormatan
Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran ini banyak dijumpai pada masyarakat tradisional. Biasanya mereka
adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa kepada masyarakat. d. Ukuran ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Ukuran ini kadang menyebabkan
terjadinya akibat-akibat yang negatif, karena ternyata bahwa mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaannya.
Seperti yang telah diuraikan di muka, maka seseorang dalam masyarakat biasanya memiliki beberapa kedudukan sekaligus. Dalam
hubungan macam- macam kedudukan itu biasanya yang selalu menonjol hanya satu kedudukan yang utama. Masyarakat hanya melihat pada
kedudukan utama yang menonjol tersebut. Kedudukan seseorang dalam masyarakat berdasarkan pekerjaan, pendapatan, tingkat pendidikan dan
pemilikan barang – barang dari orang tersebut. Sedangkan status sosial ekonomi dimaksudkan sebagai kedudukan sosial ekonomi seseorang yang
mencakup unsur – unsur yaitu pendidikan, pekerjaan, jabatan, penghasilan dan pemilikan barang berharga yang dimiliki seseorang di dalam suatu
masyarakat Mayor Polak,1996:307. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
B. Tingkat Pendidikan