2 Menghitung χ
²
∑
− =
fh fh
fo
2 2
χ
59 ,
60 59
, 60
63 41
, 165
41 ,
165 163
41 ,
2 41
, 2
59 ,
6 59
, 6
9
2 2
2 2
2
− +
− +
− +
− =
χ
= 0,88 + 2,41 +0,035 + 0,096 = 3,421
Pada taraf sinifikansi α
= 0,05 dan df = 2 - 12 - 1 = 1, tampak dalam tabel bahwa
χ ² tabel = 3,841. Nilai
χ ² hitung
χ ² tabel 3,421 3,841,
artinya bahwa Ha ditolak dan Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara fasilitas yang dimiliki
dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
D. Pembahasan
1. Hubungan antara Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Minat Siswa untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi
ke perguruan tinggi. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan nilai χ
² hitung = 186,33 χ
² tabel = 3,841, pada taraf signifikansi α
= 0,05 dan df=2-12-1=1. Nilai koefisien kontingensi C = 0,997
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan orang tua mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi sebesar 99,7. Nilai
koefisien kontingensi ini meyakinkan bahwa besarnya hubungan antara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah sangat tinggi.
Berdasar hasil penelitian, klasifikasi tingkat pendidikan orang tua sebagai berikut ada 28 orang tua siswa 11,92 berpendidikan SD, ada 24
orang tua siswa 10,21 berpendidikan SMP, ada 101 orang tua siswa 42,98 berpendidikan SMAK, ada 75 orang tua siswa 31,92
berpendidikan DIIDIIIS1, ada 7 orang tua siswa 2,98 berpendidikan S2 ke atas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat
pendidikan orang tua siswa adalah SMASMK. Minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi
terkategorikan sangat tinggi adalah 52 siswa 22,13, terkategorikan tinggi adalah 121 siswa 51,49, terkategorikan cukup adalah 59 siswa
25,11, terkategorikan rendah adalah 2 siswa 0,85, terkategorikan sangat rendah adalah 1 siswa 0,43. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
sebagian besar minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi tergolong tinggi. Tingginya minat siswa untuk melanjutkan studi ke
perguruan tinggi juga tampak pada besarnya ketertarikan siswa terhadap kelanjutan studi di perguruan tinggi dan adanya kesempatan serta
dukungan dari orang tua. Ketertarikan yang besar terhadap perguruan tinggi akan menimbulkan perhatian terhadap minat belajar di perguruan
tinggi. Perhatian siswa tersebut tampak dalam perhatiannya mempersiapkan diri untuk menentukan jurusan sesuai dengan potensi
yang dimiliki, siswa belajar sendiri atau dengan mengikuti pelajaran tambahan guna menghadapi tes masuk perguruan tinggi, disamping itu
siswa mencari informasi mengenai perguruan tinggi yang sesuai dengan bidang yang diminati. Dengan demikian diharapkan siswa dapat dan
mampu merencanakan masa depannya dengan mengetahui prospek kerja sesuai dengan jurusan yang diminati setelah lulus kuliah sehingga bisa
mendapatkan pekerjaan yang lebih layak daripada hanya sekedar lulusan sekolah menengah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka semakin tinggi minat siswa untuk
melanjutkan studi ke perguruan tinggi, dan semakin rendah tingkat pendidikan orang tua maka semakin rendah pula minat siswa untuk
melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Adanya hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke
perguruan tinggi dapat disebabkan orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi lebih cenderung mengarahkan minat anak pada hal- hal
yang berorientasi menjamin masa depannya melalui jalur pendidikan tinggi. Orang tua mengharapkan agar anaknya mempunyai nasib yang
lebih baik dan karena itu berusaha untuk menyekolahkan anaknya jika mungkin sampai memperoleh gelar dari suatu perguruan tinggi, walaupun
sering dengan pengorbanan yang besar mengenai pembiayaan Nasution, 1983:17. Jika orang tua mampu memberikan dorongan dan pengertian
yang baik terhadap anak maka dengan sendirinya akan muncul dalam diri anak keinginan untuk mengikuti jejak orang tua yaitu memperoleh
pendidikan yang lebih tinggi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Hubungan antara Tingkat Pendapatan Orang Tua dengan Minat Siswa untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendapatan orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi
ke perguruan tinggi. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan nilai χ
² hitung = 97,34
χ ² tabel = 3,841, pada taraf signifikansi
α = 0,05
dan df = 2 - 12-1 = 1. Nilai koefisien kontingensi C = 0,987 menunjukkan bahwa tingkat pendapatan orang tua mempengaruhi minat
siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi sebesar 98,7. Nilai koefisien kontingensi ini meyakinkan bahwa besarnya hubungan antara
tingkat pendapatan orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah sangat tinggi.
Berdasar hasil penelitian, klasifikasi pendapatan sebagai berikut: ada 47 responden yang memiliki tingkat pendapatan kurang dari Rp.
400.000,00 20, ada 62 responden yang memiliki tingkat pendapatan Rp. 400.000,00 – Rp.999.000,00 26,38, ada 106 responden yang
memiliki tingkat pendapatan Rp.1.000.000,00–Rp. 2.000.000,00 45,11, ada 20 responden yang memiliki tingkat pendapatan lebih dari
Rp.2.000.000,00 8,51. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendapatan orang tua siswa terkategorikan tinggi.
Minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi terkategorikan sangat tinggi adalah 52 siswa 22,13, terkategorikan
tinggi adalah 121 siswa 51,49, terkategorikan cukup adalah 59 siswa 25,11, terkategorikan rendah adalah 2 siswa 0,85, terkategorikan
sangat rendah adalah 1 siswa 0,43. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi
tergolong tinggi. Tingginya minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi juga tampak pada besarnya ketertarikan siswa terhadap
kelanjutan studi di perguruan tinggi dan adanya kesempatan serta dukungan dari orang tua. Ketertarikan yang besar terhadap perguruan
tinggi akan menimbulkan perhatian terhadap minat belajar di perguruan tinggi. Perhatian siswa tersebut tampak dalam perhatiannya
mempersiapkan diri untuk menentukan jurusan sesuai dengan potensi yang dimiliki, siswa belajar sendiri atau dengan mengikuti pelajaran
tambahan guna menghadapi tes masuk perguruan tinggi, disamping itu siswa mencari informasi mengenai perguruan tinggi yang sesuai dengan
bidang yang diminati. Dengan demikian diharapkan siswa dapat dan mampu merencanakan masa depannya dengan mengetahui prospek kerja
sesuai dengan jurusan yang diminati setelah lulus kuliah sehingga bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak daripada hanya sekedar lulusan
sekolah menengah. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa, semakin
tinggi tingkat pendapatan orang tua maka semakin tinggi minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, dan semakin rendah tingkat
pendapatan orang tua maka semakin rendah pula minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Adanya hubungan antara tingkat
pendapatan orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi kemungkinan disebabkan orang tua menyesuaikan
dengan pendapatan yang diterima. Hal ini sejalan dengan pendapat Nasution 1983:34 yang menyatakan perbedaan sumber pendapatan akan
mempengaruhi harapan orang tua tentang pendidikan anaknya. Sudah selayaknya orang tua yang berada mengharapkan agar anaknya kelak
memasuki perguruan tinggi. Dengan pendapatan yang tinggi, orang tua tidak ragu-ragu untuk mendorong anak melanjutkan studi ke perguruan
tinggi karena mereka mempunyai kemampuan untuk membiayai pendidikan anak.
3 Hubungan antara Fasilitas yang Dimiliki dengan Minat Siswa untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara fasilitas yang dimiliki dengan minat siswa untuk melanjutkan studi
ke perguruan tinggi. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan nilai χ
² hitung = 3,421
χ ² tabel = 3,841, pada taraf signifikansi
α = 0,05
dan df = 2 - 12-1 = 1. Berdasar hasil penelitian, klasifikasi fasilitas adalah sebagai
berikut: ada 2 responden yang memiliki fasilitas terkategorikan sangat lengkap 0,85 , ada 7 responden yang memiliki fasilitas terkategorikan
lengkap 2,98, ada 68 responden yang memiliki fasilitas terkategorikan cukup 28,94, ada 82 responden yang memiliki fasilitas terkategorikan
kurang lengkap 34,89,ada 76 responden yang memiliki fasilitas terkategorikan tidak lengkap 32,34 . Hasil tersebut menunjukkan
bahwa sebagian besar orang tua atau siswa memiliki fasilitas yang terkategorikan kurang lengkap.
Minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi terkategorikan sangat tinggi adalah 52 siswa 22,13, terkategorikan
tinggi adalah 121 siswa 51,49, terkategorikan cukup adalah 59 siswa 25,11, terkategorikan rendah adalah 2 siswa 0,85, terkategorikan
sangat rendah adalah 1 siswa 0,43. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi
tergolong tinggi. Tingginya minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi juga tampak pada besarnya ketertarikan siswa terhadap
kelanjutan studi di perguruan tinggi dan adanya kesempatan serta dukungan dari orang tua. Ketertarikan yang besar terhadap perguruan
tinggi akan menimbulkan perhatian terhadap minat belajar di perguruan tinggi. Perhatian siswa tersebut tampak dalam perhatiannya
mempersiapkan diri untuk menentukan jurusan sesuai dengan potensi yang dimiliki, siswa belajar sendiri atau dengan mengikuti pelajaran
tambahan guna menghadapi tes masuk perguruan tinggi, disamping itu siswa mencari informasi mengenai perguruan tinggi ya ng sesuai dengan
bidang yang diminati. Dengan demikian diharapkan siswa dapat dan mampu merencanakan masa depannya dengan mengetahui prospek kerja
sesuai dengan jurusan yang diminati setelah lulus kuliah sehingga bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak daripada hanya sekedar lulusan
sekolah menengah. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa semakin kurang
lengkap fasilitas yang dimiliki maka semakin tinggi minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguran tinggi, dan sebaliknya. Tidak adanya
hubungan antara fasilitas yang dimiliki dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi dikarenakan anak dengan fasilitas
lengkap cenderung akan menguntungkan anak. Anak merasa segala kebutuhan sudah tercukupi. Dengan demikian anak akan lebih termotivasi
untuk belajar di perguruan tinggi. Sementara itu orang tua yang kurang mampu beranggapan penyediaan fasilitas yang lengkap belum tentu akan
menjamin anak memiliki minat untuk melanjutkan studi setelah lulus sekolah. Bisa saja anak dengan fasilitas yang serba terbatas malahan
memiliki minat studi yang tinggi. Sebagai contoh orang tua membelikan kendaraan bermotor untuk memotivasi anak belajar, akan tetapi anak
belum tentu termotivasi untuk belajar dan melanjutkan studi. Walaupun ada juga anak memiliki minat yang tinggi untuk melanjutkan studi
meskipun orang tua tidak membelikan kendaraan bermotor atau orang tua memberikan fasilitas yang serba terbatas. Hal ini disebabkan anak
berpikiran bahwa dengan keterbatasan yang dimiliki, ia juga dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat
Slameto 1988:66 yang menyatakan bahwa ada kemungkinan anak yang serba kekurangan dan selalu menderita akibat ekonomi keluarga lemah,
justru dengan keadaan yang begitu menjadi cambuk baginya untuk belajar lebih giat dan akhirnya sukses besar.
BAB VI PENUTUP