Perbandingan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Sebelum

sendiri kemungkinan dapat menyebabkan tidak adanya perubahan pengetahuan responden pada post-1 dan post-2 CBIA dan terjadinya penurunan pengetahuan pada post-3 CBIA serta tidak adanya perubahan sikap responden Achmadi, 2013. Tingkat tindakan satu orang tersebut pada pre CBIA adalah buruk, dibandingkan dengan pre CBIA tingkat tindakan post-2 CBIA dan post-3 CBIA mengalami peningkatan menjadi baik. Adanya faktor pendorong dari luar misalnya fasilitas atau sarana kemungkinan dapat menyebabkan peningkatan tindakan responden Notoatmodjo, 2012.

D. Perbandingan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Sebelum

dan Setelah Edukasi CBIA-DM Pada sub bab ini, pembahasan juga difokuskan pada pada kategori baik untuk masing-masing aspek pengetahuan, sikap dan tindakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, perbandingan jumlah responden bukan penderita diabetes dengan kategori baik pada aspek pengetahuan antara pre CBIA dengan post-1 CBIA tidak mengalami perubahan yaitu tetap berjumlah 8 orang 26,67 p- value= 0,45. Kurangnya waktu diskusi yang dilakukan baik pada diskusi kelompok kecil maupun diskusi kelompok besar mungkin menyebabkan tidak adanya perubahan jumlah responden dengan kategori baik pada post-1 CBIA. Pada post-2 CBIA jumlah responden dengan kategori baik mengalami peningkatan dibandingkan dengan post-1 CBIA yaitu dari 8 orang 26,67 menjadi 9 orang 30. Pada post-3 CBIA jumlah responden dengan kategori baik mengalami peningkatan dibandingkan dengan post-2 CBIA yaitu dari 9 orang 30 menjadi 11 orang 36,67. Adanya peningkatan jumlah responden dengan kategori baik pada post-2 CBIA dan post-3 CBIA kemungkinan dapat disebabkan oleh pengetahuan yang didapat saat proses kegiatan CBIA. Menurut Achmadi 2013, faktor yang dapat meningkatkan pengetahuan seseorang adalah strategi dan metode dalam pembelajaran. Selain metode CBIA, tambahan informasi yang didapat dari luar kegiatan edukasi akan semakin membuat pengetahuan seseorang meningkat. Menurut ProHealth cit., Dewi, 2010, adanya informasi dari luar dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Gambar 4. Peningkatan Jumlah Responden Pada Aspek Pengetahuan dengan Kategori Baik Hasil penelitian menunjukkan bahwa, perbandingan jumlah responden bukan penderita diabetes dengan kategori baik pada aspek sikap antara pre CBIA dengan post-1 CBIA mengalami peningkatan dari 4 orang 13,33 menjadi 6 orang 20 p-value = 0,08. Pada post-2 CBIA jumlah responden dengan kategori baik mengalami peningkatan dibandingkan dengan post-1 CBIA yaitu dari 6 orang 20 menjadi 13 orang 43,33. Jumlah responden pada post-1 CBIA dan post-2 CBIA mengalami peningkatan disebabkan karena proses pelaksanaan CBIA, dimana para peserta 26.67 26.67 30.00 36.67 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 pre post‐1 post‐2 post‐3 Ju ml ah R es p on d en saling berdiskusi untuk bertukar pengalaman dan informasi. Pada pelaksanaanya, kegiatan CBIA-DM merupakan kegiatan interaktif sehingga membuat semua anggota kelompok berdiskusi satu sama lain mengenai pengalaman dan informasi yang mereka punya Hartayu et al., 2012. Melalui pengalaman dan informasi orang lain, seseorang akan memilih informasi yang dianggapnya benar. Pada post-3 CBIA jumlah responden dengan kategori baik mengalami penurunan dibandingkan dengan post-2 CBIA yaitu dari 13 orang 43,33 menjadi 6 orang 20,00. Penurunan jumlah responden dengan kategori baik pada post-3 CBIA menunjukkan bahwa pengulangan pemberian edukasi CBIA- DM sebelum dilakukan post-3 CBIA sangat diperlukan oleh responden yang merupakan pria usia lanjut karena lansia memiliki kecenderungan untuk lupa. Pada lansia, kemunduran fungsi kogntif merupakan faktor utama yang menyebabkan lansia sulit mengingat kembali informasi yang telah diperoleh Wreksoatmodjo, 2014. Adanya pengulangan edukasi dan pengembangan kegiatan edukasi diperlukan untuk mempertahankan tingkat pengetahuan baik responden Hartayu et al., 2012. Gambar 5. Peningkatan Jumlah Responden Pada Aspek Sikap dengan Kategori Baik 13.33 20.00 43.33 20.00 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 pre post‐1 post‐2 post‐3 Ju ml ah R es p on d en Perbandingan jumlah responden bukan penderita diabetes dengan kategori baik pada aspek tindakan antara pre CBIA dengan post-2 CBIA mengalami peningkatan tindakan dari 3 orang 10,00 menjadi 7 orang 23,33. Pada post-3 CBIA jumlah responden dengan kategori baik mengalami peningkatan dibandingkan dengan post-2 CBIA yaitu dari 7 orang 23,33 menjadi 8 orang 26,67. Adanya peningkatan jumlah responden dengan kategori baik pada tindakan post-2 CBIA dan post-3 CBIA disebabkan oleh motivasi responden untuk mengubah kebiasaan bertindaknya. Motivasi muncul sebagai hasil dari proses CBIA. Proses pembelajaran melalui diskusi pada saat CBIA dapat memotivasi responden untuk mengubah kebiasaannya dalam bertindak Hartayu et al., 2012. Gambar 6. Peningkatan Jumlah Responden Pada Aspek Tindakan dengan Kategori Baik Pada responden penderita diabetes, perbandingan jumlah responden dengan kategori baik pada aspek pengetahuan antara pre CBIA dengan post-1 CBIA tidak mengalami perubahan yaitu tetap berjumlah 4 orang 66,67, pada post-2 CBIA jumlah responden dengan kategori baik mengalami penurunan 10.00 23.33 26.67 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 pre post‐2 post‐3 Ju ml ah R es p on d en dibandingkan dengan post-1 yaitu dari 4 orang 66,67 menjadi 2 orang 33,33, pada post-3 CBIA mengalami peningkatan yaitu dari 2 orang 33,33 menjadi 4 orang 66,67 jika dibandingkan dengan post-2 CBIA. Penurunan jumlah responden dengan kategori baik pada post-2 CBIA menunjukkan bahwa pengulangan pemberian edukasi CBIA-DM sebelum dilakukan post-2 CBIA mungkin perlu dilakukan karena responden adalah pria usia lanjut yang memiliki kecenderungan untuk lupa. Kemunduran fungsi kogntif merupakan faktor utama yang menyebabkan lansia sulit mengingat kembali informasi yang telah diperoleh Wreksoatmodjo, 2014. Adanya pengulangan edukasi dan pengembangan kegiatan edukasi diperlukan untuk mempertahankan tingkat pengetahuan baik responden Hartayu et al., 2012. Adanya peningkatan jumlah responden dengan kategori baik pada post-3 mungkin disebabkan karena pengaruh dari informasi yang diperoleh bapak-bapak lansia dari media masa, dimana hal tersebut tidak dapat dikendalikan oleh peneliti. Menurut ProHealth cit., Dewi, 2010, adanya informasi dari luar dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Perbandingan jumlah responden penderita diabetes dengan kategori baik pada aspek sikap antara pre intervensi dengan post-1 CBIA mengalami penurunan yaitu dari 2 orang 33,33 menjadi tidak ada responden dengan kategori baik, pada post-2 CBIA jumlah responden dengan kategori baik mengalami peningkatan dibandingkan dengan post-1 CBIA yaitu dari tidak ada responden dengan kategori baik menjadi 2 orang 33,33, pada post-3 CBIA mengalami peningkatan dari 2 orang 33,33 menjadi 3 orang 50,00 jika dibandingkan dengan post-2 CBIA. Penurunan jumlah responden dengan kategori baik pada post-1 CBIA mungkin disebabkan karena kurangnya waktu diskusi yang dilakukan baik pada diskusi kelompok kecil maupun diskusi kelompok besar mungkin menyebabkan penurunan jumlah responden dengan kategori baik pada post-1 CBIA. Jumlah responden pada post-2 CBIA dan post-3 CBIA mengalami peningkatan disebabkan karena proses pelaksanaan CBIA, dimana kegiatan diskusi membuat semua anggota kelompok berdiskusi satu sama lain mengenai pengalaman dan informasi yang mereka punya Melalui pengalaman dan informasi orang lain, seseorang akan memilih informasi yang dianggapnya benar. Perbandingan jumlah responden penderita diabetes dengan kategori baik pada aspek tindakan antara pre CBIA dengan post-2 CBIA tidak mengalami perubahan yaitu 5 orang 83,33, pada post-3 CBIA juga tidak mengalami perubahan jika dibandingkan denga post-2 CBIA yaitu tetap 5 orang 83,33. Tidak adanya perubahan jumlah responden dengan kategori baik pada post-2 CBIA dan post-3 CBIA kemungkinan disebabkan karena tidak adanya dorongan dari diri sendiri ataupun lingkungannya untuk mengubah tindakannya terkait dengan pengelolaan diabetes melitus. Selain itu, tidak tersedianya fasilitas dan sarana yang diperlukan responden untuk meningkatkan tindakannya terkait pengelolaan diabetes juga mungkin dapat menyebabkan tidak adanya perubahan jumlah responden kategori baik pada post-2 CBIA dan post-3 CBIA. Menurut Green cit., Notoatmodjo, 2012, tindakan seseorang dipengaruhi oleh faktor pendukung yaitu lingkungan atau tersedianya fasilitas atau sarana serta adanya dorongan dari diri sendiri atau lingkungan. Jumlah responden penderita diabetes pre-CBIA adalah 6 orang, saat post- 2 CBIA terdapat tambahan satu orang responden penderita diabetes. Tingkat pengetahuan satu orang tersebut jika dibandingkan antara pre CBIA dan post-1 CBIA mengalami penurunan dari baik menjadi sedang, jika dibandingkan antara post-1 CBIA dan post-2 CBIA tidak mengalami perubahan yaitu tetap pada tingkat pengetahuan sedang, post-3 CBIA tingkat pengetahuannya juga tidak mengalami perubahan jika dibandingkan dengan post-2 yaitu sedang. Tingkat sikap satu orang tersebut tidak mengalami perubahan baik pada pre CBIA, post-1 CBIA, post-2 CBIA maupun post-3 CBIA yaitu tetap pada tingkat sikap sedang. Adanya penurunan tingkat pengetahuan maupun tidak adanya perubahan pada tingkat sikap kemungkinan dapat disebabkan oleh faktor dari dalam diri responden misalnya kurangnya minat untuk mempelajari hal-hal baru Achmadi, 2013. Tingkat tindakan satu orang tersebut jika dibandingkan antara pre CBIA dengan post-2 CBIA mengalami peningkatan yaitu dari buruk menjadi baik, jika dibandingkan antara post-2 CBIA dan post-3 CBIA tidak mengalami perubahan yaitu tetap pada tingkat tindakan baik. Adanya perubahan tingkat tindakan responden kemungkinan dapat disebabkan karena responden memiliki keyakinan untuk dapat memperbaiki keadaanya Notoatmodjo, 2012. Pada post-3 CBIA juga terdapat tambahan satu orang responden penderita diabetes. Tingkat pengetahuan satu orang tersebut jika dibandingkan antara pre CBIA dan post-1 CBIA tidak mengalami perubahan yaitu tetap pada tingkat pengetahuan sedang, post-2 CBIA jika dibandingkan dengan post-1 CBIA tingkat pengetahuan juga tidak mengalami perubahan yaitu tetap pada tingkat pengetahuan sedang, pada post-3 CBIA jika dibandingkan dengan post-2 CBIA tingkat pengetahuan menurun dari sedang menjadi buruk. Tingkat sikap satu orang tersebut pada pre CBIA, post-1 CBIA, post-2 CBIA dan post-3 CBIA adalah sedang. Adanya penurunan tingkat pengetahuan maupun tidak adanya perubahan pada tingkat sikap kemungkinan dapat disebabkan oleh faktor dari dalam diri responden misalnya kurangnya minat untuk mempelajari hal-hal baru Achmadi, 2013. Serta responden mungkin sulit mengingat kembali informasi yang telah diperoleh Wreksoatmodjo, 2014. Tingkat tindakan satu orang tersebut jika dibandingkan antara pre CBIA dan post-2 CBIA mengalami peningkatan yaitu dari buruk menjadi baik, jika dibandingkan antara post-2 CBIA dan post-3 CBIA tingkat tindakannya tidak mengalami perubahan yaitu tetap pada tingkat tindakan baik. Adanya perubahan tingkat tindakan responden kemungkinan dapat disebabkan karena responden memiliki keyakinan untuk dapat memperbaiki keadaanya Notoatmodjo, 2012.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Karakteristik responden berdasarkan usia terbanyak adalah ≥60 tahun 84. Jumlah responden terbanyak adalah responden tidak bekerja 55 dan tingkat pendidikan terakhir SD 34. Pre-CBIA penderita DM 16, post-2 18 dan post-3 21. 2. Jumlah responden bukan penderita DM pre-CBIA aspek pengetahuan kategori baik 8 orang 26,67, sedang 17 orang 56,67 dan buruk 5 orang 16,67. Sikap kategori baik 4 orang 13,33, sedang 24 orang 80 dan buruk 2 orang 6,67. Tindakan kategori baik 3 orang 10,00, tidak ada responden dengan kategori sedang dan kategori buruk 27 orang 90,00. 3. Jumlah responden bukan penderita DM kategori baik post-1 pengetahuan 8 orang 26,67, post-2 9 orang 30 dan post-3 11 orang 36,67. Post-1 sikap kategori baik 6 orang 20, post-2 13 orang 43,33 dan post-3 6 orang 20,00. Post-2 tindakan kategori baik 7 orang 23,33 dan post-3 8 orang 26,67. 4. Semua aspek pengetahuan dan aspek sikap pre-post-1 tidak terdapat peningkatan p0,05. Pada aspek sikap pre-post-2 dan pre- post-3 terdapat peningkatan p0,05. Dibandingkan dengan pre terdapat peningkatan tindakan pada post-2 dan post-3. 68