Deskripsi Data HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

diajukan siswa. diberi latihan soal sebagai penerapan membuat jurnal umum. 13 Guru menumbuhkan rasa ingin tahu  Guru tidak merangsang siswa minat siswa. Informasi yang disampaikan guru tidak menimbulkan rasa ingin tahu siswa. Hal ini terlihat dari tidak adanya siswa yang mengajukan pertanyaan terkait dengan jurnal umum. 14 Guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas di depan kelas  Guru tidak meminta siswa untuk mengerjakan tugas di depan kelas. Guru tidak memberi tugas yang harus dikerjakan siswa. 15 Guru memantau kemajuan belajar siswa selama pembelajaran  Guru tidak memantau kemajuan belajar siswa. Selama proses pembelajaran, guru terus saja menyampaikan materi tanpa menanyakan kepada siswa apakah sudah mengerti dan menangkap pembelajaran dengan baik. 16 Guru membiarkan siswa yang membuat kegaduhan di dalam kelas  Guru hanya membiarkan siswa yang membuat kegaduhan di kelas. Banyaknya siswa yang hanya sibuk sendiri dan keluar masuk kelas tidak Tabel 5.1 menunjukkan bahwa kegiatan pra pembelajaran diawali dengan guru memeriksa kesiapan ruang dan media. Guru mengecek apakah kabel viewer sudah tersambung dengan baik pada laptop yang disediakan. Guru bertanya kepada siswa untuk memastikan semua siswa sudah berada di dalam kelas. Pada kegiatan pembukaan, guru mengucap salam dan menanyakan kabar para siswa. Guru tidak mengabsen siswa dan tidak memberikan apersepsi. Guru ditegur. 17 Guru melakukan evaluasi pada akhir pembelajaran  Guru tidak melakukan evaluasi pada akhir pembelajaran. Guru hanya merangkum materi yang telah disampaikan. 18 Guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi  Guru tidak mengajak siswa untuk melakukan refleksi. Pada akhir pembelajaran, guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpendapat tentang hal yang diperoleh dari pembelajaran tersebut. 19 Guru menutup pembelajaran  Guru mengucap salam, kemudian meninggalkan kelas. menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan materi yang akan dipelajari, namun guru tidak memberi pengantar terlebih dahulu. Dalam penyampaiannya, guru hanya duduk di meja guru dan hanya mendikte teori mengenai jurnal umum. Guru tidak memberikan contoh yang relevan dan latihan soal sebagai penerapan bagaimana menjurnal dengan baik. Tidak ada komunikasi dua arah di antara guru dan siswa. Pada saat guru bertanya, hanya satu sampai dua siswa yang menanggapi. Guru tidak menerapkan model pembelajaran yang menarik minat siswa dalam belajar akuntansi. Media yang digunakan guru adalah power point. Guru tidak melibatkan siswa dalam penggunaan media tersebut. Guru kurang memberikan dorongan motivasi belajar kepada siswa. Siswa terlihat bosan dan tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Pada saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, sebagian besar siswa tidak menggunakan kesempatan tersebut. Hal ini dikarenakan siswa tidak memahami apa itu jurnal umum sejak awal. Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di kelas dan keluar masuk kelas tanpa ijin. Aktivitas siswa yang kontraproduktif tidak ditegur oleh guru. Pada kegiatan penutup, guru tidak melakukan evaluasi. Guru hanya menyampaikan kesimpulan materi yang telah disampaikan. Guru tidak bertanya kepada siswa bagaimana pemahaman mereka sejauh ini mengenai jurnal umum. Pada akhir pembelajaran, guru mengucap salam dan langsung meninggalkan kelas. b. Observasi siswa observing student Kegiatan siswa selama proses pembelajaran tampak pada tabel 5.2 lampiran 33 hal 228. Berikut ini disajikan hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung : Tabel 5.2 Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Proses Pembelajaran No Deskripsi Ya Tidak Keterangan 1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran  Siswa duduk di bangku masing- masing dan mempersiapkan alat tulis yang diperlukan 2 Siswa memperhatikan penjelasan guru  Siswa yang memperhatikan umumnya duduk di bangku depan. Siswa terlihat bosan dan mengantuk karena guru hanya mendiktekan teori saja. Selama proses pembelajaran, siswa terlihat mengabaikan guru karena merasa praktek itu lebih penting daripada teori. 3 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran  Hanya beberapa siswa saja yang menanggapi pembahasan yang diberikan guru. 4 Siswa mencatat  Siswa tidak hal-hal penting mencatat hal-hal penting yang ada pada power point. Siswa cenderung meminta soft file dan mengabaikan penjelasan yang diberikan oleh guru karena secara garis besar hal yang disampaikan guru hanya mengacu pada power point. 5 Siswa mengerjaka n tugaslatihan soal dengan baik  Siswa tidak mengerjakan soal karena guru hanya menyampaikan materi saja. Dalam pembelajaran ini, siswa tidak diberi penerapan bagaimana cara menjurnal dengan baik. 6 Siswa mendapat teguran dari guru  Siswa tidak mendapat teguran dari guru. Sebagian besar siswa sibuk dengan aktivitas mereka selain kegiatan pembelajaran. Namun siswa hanya dibiarkan seperti itu sampai pembelajaran berakhir. 7 Ada persaingan yang sehat dari diri siswa  Siswa tidak menampakkan adanya persaingan di antara mereka. Hal ini dikarenakan siswa tidak mengerti Tabel 5.2 menunjukkan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Sebelum memulai pelajaran, siswa mempersiapkan diri dan alat-alat yang digunakan untuk mengikuti pembelajaran. Siswa terlihat kurang bersemangat dan tidak fokus. Siswa yang aktif menyimak penjelasan guru hanya yang berada di barisan depan saja. inti dari pembelajaran dan tidak merasa harus memahami materi ini dengan baik. 8 Siswa aktif dalam proses pembelajaran  Siswa yang bertanya hanya satu sampai dua orang saja. 9 Siswa mendapat penghargaan dari guru baik verbal maupun non verbal  Siswa tidak mendapat penghargaan dari guru baik verbal maupun non verbal. Guru tidak mengapresiasi tanggapan siswa yang menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. 10 Siswa asik sendiri saat pembelajaran  Siswa sibuk dengan kegiatan kontraproduktif di kelas. ada yang bermain HP, mengobrol dengan teman sebangkunnya dan tidur. Bahkan ada yang keluar masuk kelas untuk ke kamar mandi dan ke kantin. Kurangnya antusias siswa mengakibatkan guru dengan terpaksa harus menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan. Siswa tidak mencatat materi dan memilih untuk meminta soft file kepada guru. Hal ini sangat berpengaruh terhadap perhatian siswa kepada guru. Mereka cenderung mengabaikan penjelasan guru. Siswa tidak diberi latihan soal dan contoh yang relevan terkait materi jurnal umum. Siswa menjadi tidak paham mengapa mereka mempelajari jurnal umum dan bagaimana penerapannya. Selama proses pembelajaran, sebagian besar siswa sibuk dengan aktivitasnya sendiri seperti bermain HP, mengobrol, menganggu teman sebangkunya bahkan tidur dan keluar kelas sampai bel tanda pelajaran akuntansi berakhir. Peneliti menduga kondisi seperti itu dikarenakan siswa merasa bosan dengan rutinitas pembelajaran mereka. Biasanya siswa keluar kelas untuk jajan di kantin dan tidak kembali ke kelas. Melihat kondisi yang seperti ini, guru membiarkan dan tidak menegur siswa. Guru terus saja menyampaikan materi tanpa melihat kondisi siswa. Tidak ada dorongan dan arahan yang kuat dari guru mengakibatkan siswa menjadi tidak termotivasi untuk bersaing secara sehat. Hal ini tampak dari kurangnya keinginan siswa untuk berhasil dan kurang memiliki sikap terhadap masa depan. Guru tidak memberikan apresiasi kepada siswa yang menjawab pertanyaan. Baik verbal maupun non verbal, apresiasi sangat penting sebagai bentuk penghargaan kepada siswa Dalam hal ini, guru harus lebih meningkatkan apresiasi sebagai motivasi siswa dalam belajar. Hasil observasi terhadap kegiatan siswa tersebut di atas menunjukkan bahwa secara umum siswa memiliki motivasi yang rendah selama proses pembelajaran. Kondisi tersebut sejalan dengan pengukuran tingkat motivasi belajar siswa yang dilakukan peneliti pada akhir pembelajaran. Instrumen penelitian motivasi belajar tersebut dapat dilihat pada daftar lampiran lampiran 3 hal 153. Tabel 5.3 berikut ini menyajikan deskripsi motivasi belajar siswa pada proses pembelajaran akuntansi lampiran 46 hal 279 : Tabel 5.3 Deskripsi Awal Motivasi Belajar Siswa Tabel 5.3 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar rendah adalah 2 orang 0,8. Jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar sangat rendah adalah 22 orang 92. Rata-rata tingkat motivasi siswa = 45,63 , median = 46, dan modus = 48. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian No. Interval Frek. Frek. Relatif Interpretasi 1. 69 – 80 Sangat Tinggi 2. 60 – 68 Tinggi 3. 54 – 59 Sedang 4. 49 – 53 2 0,8 Rendah 5. 20- 48 22 92 Sangat Rendah Total 24 100 besar motivasi belajar siswa sebelum tindakan kelas adalah sangat rendah. c. Observasi pada kelas observing class Kondisi fisik ruangan kelas XI IPS 1 selama proses pembelajaran tampak pada tabel 5.4 lampiran 34 hal 231. Berikut ini disajikan hasil observasi terhadap keadaan kelas selama proses belajar berlangsung : Tabel 5.4 Hasil Observasi Kondisi Kelas dalam Proses Pembelajaran No Deskripsi Ya Tidak Keterangan 1 Fasilitas di dalam kelas mendukung proses pembelajaran  Terdapat papan tulis, meja dan kursi guru, viewer, meja dan kursi siswa, papan presensi dan kipas angin. 2 Suasana kelas cukup kondusif dalam proses pembelajaran  Suasana kelas yang kondusif hanya pada awal pembelajaran saja. Namun selama proses pembelajaran, kelas gaduh dan tidak mendukung jalannya proses pembelajaran akuntansi. 3 Siswa membuat keributankegaduhan  Selama proses pembelajaran, siswa gaduh di kelas karena merasa bosan dan kurang minat mengikuti pembelajaran. Banyak siswa yang keluar masuk kelas sangat menganggu jalannya proses pembelajaran. Tabel 5.4 menunjukkan kondisi fisik ruangan kelas XI IPS 1 sangat kondusif untuk proses belajar mengajar. Fasilitas yang ada yaitu 1 whiteboard , 1 papan presensi dan piket kelas, 1 buku untuk mengetahui proses kemajuan setiap mata pelajaran, 1 meja dan 1 kursi guru, meja dan kursi yang digunakan untuk 24 orang, 1 papan pengumuman, 2 kipas angin, 1 jam dinding dan ventilasi yang baik dan lingkungan yang bersih. Kondisi kelas pada awal pembelajaran memperlihatkan suasana yang kondusif, terlihat guru sudah siap untuk menyampaikan 4 Siswa aktif bertanya pada guru jika mengalami kesulitan  Hanya satu sampai dua siswa yang mengajukan pertanyaan. Siswa yang lain sibuk sendiri dengan aktivitas mereka yang kontra produktif. 5 Guru membantu siswa jika mengalami kesulitan  Guru menjawab pertanyaan siswa yang belum mengerti. 6 Adanya kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran  Guru hanya menjelaskan materi berdasarkan pada slide di power point. Tidak ada interaksi antara guru dan siswa. Guru hanya duduk membacakan materi sedangkan siswa sibuk sendiri. 7 Adanya sumber belajar dalam kelas yang mendukung proses pembelajaran  Siswa tidak mempunyai buku paket akuntansi maupun LKS materi dan hampir semua siswa siap untuk mengikuti pembelajaran. Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa sibuk sendiri dengan aktifitas mereka. Siswa melakukan aktivitas yang tidak mendukung kegiatan pembelajaran. Guru tidak menegur siswa yang membuat kegaduhan yang berakibat membuat suasana kelas menjadi tidak kondusif. Pembelajaran yang seperti ini membuat siswa bosan dan mengantuk. Tidak ada kegiatan menarik selama proses pembelajaran yang dapat membangkitkan minat siswa untuk belajar. Guru tetap menjelaskan materi dengan membaca slide yang ada di power point dan tidak menanyakan apakah siswa mengerti dengan materi tersebut atau tidak. Sebagian besar siswa XI IPS 1 tidak mempunyai buku paket akuntansi maupun LKS yang dapat dijadikan acuan belajar. Kondisi ini tentunya menghambat proses pemahaman siswa mengenai akuntansi. d. Wawancara terhadap siswa Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada 4 siswa kelas XI IPS 1 lampiran 35 hal 233. Berikut ini disajikan tabel hasil wawancara terhadap siswa sebelum tindakan kelas: Tabel 5.5 Rangkuman Hasil Wawancara Siswa Terhadap Pembelajaran Akuntansi No. Pertanyaan Jawaban 1. Menurut kalian bagaimana selama ini guru mengajar ? Siswa menyatakan cara guru menyampaikan materi dengan menjelaskan di depan kelas. Penyampaian materi terkadang jelas, namun lebih sering membuat siswa kebingungan dan tidak paham. Bahkan selama pembelajaran, guru lebih banyak bermain-main seperti bercanda dan bercerita hal yang tidak terkait dengan akuntansi. Menurut siswa, hal ini dapat menghambat siswa untuk mengerti materi pembelajaran. 2. Apakah kalian mengalami kesulitan dengan metode yang digunakan guru ? Siswa merasa kesulitan dalam memahami materi akuntansi. Guru kurang bisa berkomunikasi dengan siswa sehingga materi yang didapatkan siswa kurang maksimal. Selain itu guru kurang fokus dalam menjelaskan sehingga membuat siswa bingung. 3. Apa yang kalian lakukan di kelas dengan metode yang digunakan guru ? Di kelas siswa mengerjakan apa yang diperintahkan guru namun terkadang siswa mengerjakan sesuatu yang tidak mendukung pembelajaran seperti bermain handphone, mengobrol, tidur bahkan keluar kelas. 4. Apa yang kalian dapat dengan metode yang digunakan oleh guru ? Siswa merasa kurang mendapat penjelasan yang maksimal dari guru, sehingga mereka hanya memahami sebagian kecil materi yang diberikan guru. 5. Hambatan apa yang dirasakan dengan metode yang digunakan guru ? Kondisi ini membuat siswa kurang bisa memahami materi dan tidak fokus dalam belajar. 6. Metode apa yang kalian Siswa mengharapkan harapkan dalam pembelajaran akuntansi ? metode yang menarik dalam pembelajaran akuntansi. Mereka ingin belajar dengan serius namun juga santai dalam proses pembelajarannya. Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa siswa merasa kesulitan dalam memahami materi akuntansi dengan metode yang digunakan guru. Banyak hambatan dan kesulitan yang dialami siswa selama proses pembelajaran. Guru kurang memberi motivasi kepada siswa untuk belajar akuntansi. Tidak ada komunikasi dua arah antara guru dan siswa mengakibatkan siswa tidak bisa memahami materi akuntansi dengan maksimal. Selain itu siswa juga menjadi tidak fokus dalam belajar. Siswa berharap guru dapat menerapkan metode yang lebih menarik. Dengan metode pembelajaran yang menyenangkan, siswa berharap dapat memahami materi akuntansi dengan baik. Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan guru, observasi kegiatan siswa, observasi pada kelas, wawancara pada siswa, berikut ini akan disajikan identifikasi permasalahan dan alternatif solusi : a. Identifikasi masalah pembelajaran 1 Kurang tepatnya metode pembelajaran yang dipilih berdampak pada rendahnya motivasi belajar siswa. Pembelajaran berorientasi pada guru teacher oriented. Kegiatan pembelajaran guru di kelas ini menimbulkan kebosanan pada diri siswa. Siswa melakukan aktivitas yang tidak mendukung jalannya pembelajaran di kelas. 2 Dalam menyampaikan materi, guru tidak memberi contoh konkrit yang berhubungan dengan jurnal umum. Guru juga tidak memberi soal latihan yang lebih mudah dipahami siswa. Kondisi ini membuat siswa tidak memahami materi pembelajaran. Mereka tidak mengerti bagaimana gambaran yang lebih konkrit dalam membuat jurnal. b. Alternatif solusi permasalahan pembelajaran Melihat permasalahan dalam pembelajaran tersebut, peneliti dan guru bekerja sama untuk menerapkan suatu model pembelajaran sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar. Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini, guru mitra dan peneliti akan menerapkan suatu model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Dengan model pembelajaran ini diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam belajar. Kegiatan pembelajaran menjadi terpusat pada siswa student oriented, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pengawas selama proses pembelajaran berlangsung. Di samping itu, dirancang media pembelajaran yang memudahkan siswa memahami materi pembelajaran. 2. Pelaksanaan Tindakan Kelas a. Perencanaan Tindakan Kelas Berdasarkan hasil analisis pada kegiatan pendahuluan, peneliti bersama guru menyusun perencanaan tindakan kelas. Berikut ini disajikan langkah-langkah perencanaan tindakan : 1 Membagi siswa dalam kelompok Peneliti bersama guru mitra memetakan siswa berdasarkan kemampuan akademiknya. Berdasarkan hasil ulangan harian sebelumnya, siswa dibagi menjadi tiga ranking yaitu siswa yang berkemampuan tinggi, berkemampuan sedang dan yang berkemampuan rendah. Setiap kelompok yang dibentuk akan terdiri dari enam siswa. Jumlah kelompok yang terbentuk adalah empat kelompok. Kelompok tersebut selanjutnya diberi nama kelompok harta, hutang, modal, dan beban. 2 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Peneliti bersama guru menyusun RPP. RPP tersebut berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, metode dan media pembelajaran, materi ajar dan evaluasi. RPP menjadi pedoman bagi guru mitra dan peneliti dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran. Berikut ini diuraikan bagian- bagian RPP sebagaimana disebutkan di atas : a Membuat lembar penilaian kelompok Peneliti bersama guru membuat lembar penilaian untuk mencatat skor kelompok pada saat games. b Materi pembelajaran Materi pembelajaran ini adalah jurnal umum. Cakupan materi adalah analisis bukti transaksi sampai mencatatnya dalam buku jurnal. Berdasarkan materi pembelajaran pembelajaran tersebut, peneliti selanjutnya melakukan pengemasan materi dalam bentuk games. c Media pembelajaran Peneliti mempersiapkan media pembelajaran yang mendukung jalannya penelitian pada saat itu. Berikut media pembelajaran yang dipersiapkan : 1 Kartu soal dan jawaban Jumlah kartu soal dan jawaban adalah 48 kartu, terdiri dari 12 kartu soal bukti transaksi, 18 kartu analisis bukti transaksi, dan 18 kartu jurnal. 2 Papan nama kelompok Papan nama kelompok menunjukkan nama-nama anggota setiap kelompok. Papan nama kelompok diletakkan di atas meja kelompok yang digunakan sebagai identitas setiap kelompok. 3 Meja permainan Jumlah meja permainan setiap kelompok ada dua buah. Meja permainan disesuaikan dengan jumlah anggota setiap kelompok. Jumlah keseluruhan meja yang dibutuhkan adalah 8 buah meja. 4 Papan tempel Papan tempel adalah media untuk menempelkan soal dan jawaban setiap kelompok di papan tulis. Jumlah papan tempel yang digunakan adalah 4 buah. Setiap kelompok mempunyai papan tempel sendiri untuk kelompoknya. 5 Kotak investasi Kotak investasi yang digunakan untuk meletakkan uang yang diinvestasikan kelompok untuk menjawab setiap soal. 6 Uang-uangan Uang-uangan kertas digunakan sebagai investasi kelompok pada saat menjawab pertanyaan. Besarnya investasi kelompok pada setiap pertanyaan menjadi dasar perhitungan poin kelompok dalam mengerjakan soal 7 Hadiah Hadiah dimaksudkan sebagai penghargaan bagi kelompok yang memperoleh skor tertinggi, setelah skor pada saat permainan diakumulasikan. Hadiah yang diberikan berupa makanan ringan. 3 Peneliti menyusun dan menyiapkan instrumen pengumpulan data, yang meliputi : a Instrumen kuesioner untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa. Kuesioner akan diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah pembelajaran lampiran 3 hal 154 b Lembar observasi guru selama menerapkan model pembelajaran make a match lampiran 9 hal 168 c Lembar observasi aktivitas siswa di kelas selama penerapan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran make a match lampiran 10 hal 169. d Lembar observasi kondisi kelas selama penerapan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran make a match lampiran 11 hal 171. e Lembar refleksi bagi para guru setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran make a match lampiran 12 hal 172. f Lembar refleksi bagi para siswa setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran make a match lampiran 13 hal 173. g Soal pre-test dan post-test bagi para siswa untuk mengetahui pemahaman awal dan akhir mengenai jurnal umum lampiran 29 hal 208. b. Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas diselenggarakan pada hari Senin, 29 Oktober 2012 pukul 08.00-09.45 WIB. Jumlah siswa kelas XI IPS 1 pada tahun ajaran 2012-2013 yang hadir adalah 24 siswa. Dengan kata lain, seluruh siswa hadir pada saat pelaksanaan tindakan kelas. Berikut diuraikan langkah-langkah pada tahap tindakan kelas : 1 Kegiatan awal pembelajaran a Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media Sebelum memulai tindakan kelas, guru dibantu peneliti mempersiapkan segala keperluan dan media yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan. b Memeriksa kesiapan siswa Guru mengabsen siswa melalui presensi dan memastikan siswa siap untuk melaksanakan tindakan kelas. Kemudian guru membuka pelajaran dengan mengucap salam pembuka. c Melakukan kegiatan apersepsi Pada awal pembelajaran, guru melakukan apersepsi untuk mengingatkan kembali kepada siswa pelajaran yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. d Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai Guru meyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan dari pembelajaran yang akan dicapai. e Melaksanakan pre-test Guru membagikan soal pre-test kepada siswa untuk megukur kemampuan awal siswa mengenai jurnal umum sebelum diadakan tindakan kelas. Pre-test dikerjakan selama 10 menit. Setelah selesai, guru mengumpulkan kembali lembar pre-test dari siswa. Hasil tes tersebut dapat dilihat pada tabel berikut lampiran 47 hal 282: Tabel 5.6 Deskripsi Awal Pemahaman Siswa No Interval Frek. Frek. Relatif Interpretasi 1 8,1 –10,0 Sangat Tinggi 2 6,6 –8,0 1 4 Tinggi 3 5,6 –6,5 6 25 Sedang 4 4,6 –5,5 12 50 Rendah 5 – 4,5 5 21 Sangat Rendah Total 24 100 Tabel 5.6 menunjukkan jumlah siswa yang memiliki pemahaman dengan kriteria tinggi adalah 1 orang 4. Jumlah siswa yang memiliki pemahaman dengan kriteria sedang adalah 6 orang 25. Jumlah siswa yang memiliki tingkat pemahaman rendah adalah 12 orang 50. Jumlah siswa dengan pemahaman sangat rendah adalah 5 orang 21. Rata-rata tingkat pemahaman siswa = 5,12, median = 5,0, dan modus = 5,0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa sebelum tindakan kelas termasuk dalam kriteria rendah. 2 Kegiatan inti a Membacakan daftar pembagian kelompok siswa Guru membacakan daftar kelompok siswa yang telah dibuat sebelumnya. Guru memastikan siswa telah berada dalam kelompoknya masing-masing. b Membagikan handout Guru membagikan handout yang berisi materi jurnal umum. Kemudian, guru menyampaikan materi di depan kelas berdasarkan ringkasan tersebut. c Membagikan lembar kerja siswa Siswa dalam kelompok menerima dua lembar kerja siswa. Pengerjaan soal tersebut bersifat kelompok, maka dalam pengerjaannya siswa dapat berdiskusi dan saling membantu satu sama lain. d Membahas soal bersama-sama Setelah pengerjaan soal selesai, guru dan siswa membahas soal tersebut bersama-sama. e Membacakan prosedur dan aturan main make a match Sebelum memulai permainan, guru menyampaikan prosedur dan aturan main make a match. Dengan aturan main yang sudah dibuat permainan dapat berlangsung dengan lancar. f Memandu jalannya simulasi permainan di kelas Guru memandu simulasi dengan dibantu oleh fasilitator yang bertugas. Seluruh siswa diperbolehkan memperhatikan dan maju ke depan untuk melihat simulasi permainan. g Membagikan kartu permainan dan uang investasi Guru membagikan kartu permainan pada setiap kelompok. Masing-masing kelompok mendapat 48 kartu, terdiri dari 12 kartu bukti transaksi, 18 kartu analisis bukti transaksi dan 18 kartu jurnal umum. Selain itu, guru juga membagikan uang yang digunakan sebagai investasi. Setiap kelompok mendapat investasi sebesar Rp 180.000,00. h Membacakan sudut pandang perusahaan yang dijadikan acuan untuk menjawab soal Nama perusahaan yang digunakan dalam pembelajaran akuntansi adalah Butik Patbhe. Guru menjelaskan jika dalam penyelesaian soal, bukti transaksi yang nantinya dicatat dalam jurnal umum dilakukan berdasarkan sudut pandang pada Butik Patbhe. i Memimpin jalannya permainan make a match 1 Pada setiap soal, guru akan mengatakan “Silahkan investasikan dana untuk pengerjaan soal di tempat yang sudah disediakan’. Kemudian selanjutnya mengatakan “Silahkan kerjakan soal nomor satu”. 2 Siswa dalam masing-masing kelompok yang memegang kartu soal wajib menaruh kartu tersebut di meja dalam kelompok. Siswa lain yang memegang kartu analisis bukti transaksi dan jurnal menyusul meletakkan kartu miliknya yang cocok dengan soal. 3 Penyelesaian satu soal berlangsung selama 2 menit dari proses menjawab sampai proses menempel di depan kelas. Pengerjaan soal ditandai dengan bunyi peluit satu kali. Jika bunyi peluit dua kali, perwakilan masing-masing kelompok menempel jawaban di depan kelas pada media yang sudah disediakan. Proses penempelan selama 30 detik. Pada bunyi peluit tiga kali, siswa yang menjadi perwakilan kelompok dipersilahkan duduk kembali. 4 Guru meng atakan “Soal nomor satu selesai” pertanda waktu penyelesaian satu soal telah habis. 5 Setiap siswa selesai mengerjakan soal, guru menilai jawaban masing-masing kelompok. 6 Selanjutnya pengerjaan soal nomor 2 dan seterusnya dilakukan dengan langkah-langkah sebagaimana tersebut di atas. 3 Kegiatan Penutup a Melaksanakan post-test Setelah permainan selesai dilaksanakan, guru membagikan soal post-test kepada siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman yang dicapai setelah melakukan pembelajaran make a match. Post-test tersebut dikerjakan secara individu. Berikut ini disajikan rangkuman hasil tes tersebut lampiran 47 hal 283: Tabel 5.7 Deskripsi Pemahaman Siswa Setelah Tindakan No Interval Pemahaman Frek. Frek. Relatif Interpretasi 1 8,1 – 10,0 14 58,3 Sangat Tinggi 2 6,6 – 8,0 10 42,7 Tinggi 3 5,6 – 6,5 Sedang 4 4,6 – 5,5 Rendah 5 – 4,5 Sangat Rendah Total 24 100 Tabel 5.7 menunjukkan jumlah siswa yang memiliki pemahaman dengan kriteria tinggi adalah 14 orang 58,3. Jumlah siswa yang memiliki pemahaman dengan kriteria tinggi adalah 10 orang 42,7. Rata-rata tingkat pemahaman siswa = 8,79, median = 9,0 dan modus = 8,0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa setelah tindakan kelas termasuk dalam kriteria sangat tinggi. b Melakukan refleksi Guru membagikan lembar refleksi tentang proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan kepada siswa. Berikut disajikan rangkuman refleksi siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe make a match : Tabel 5.8 Refleksi Siswa Terhadap Perangkat dan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match No Uraian Komentar 1 Bagaimana menurut Anda tentang pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match topik pembahasan, media pembelajaran, situasi kelas, penampilan guru, lingkungan kelas, dll ? Semua siswa menyatakan pembelajaran make a match sangat menyenangkan, menarik, efektif, metodenya mengasyikan, situasi kelasnya kondusif 2 Apakah Anda berminat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match ? 23 siswa menyatakan bahwa sangat berminat dalam pembelajaran make a match. Sedangkan hanya ada 1 siswa yang menyatakan bahwa tidak berminat dalam proses pembelajaran make a match. 3 Apa saja yang anda lakukan selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match ? Banyak siswa mengatakan bahwa mereka aktif dan fokus dalam mengerjakan soal. Dalam kelompok, mereka saling berdiskusi dan berunding dalam menjawab Tabel 5.8 menunjukkan bahwa semua siswa menyatakan senang dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Menurut siswa, model pembelajaran kooperatif tipe soal. Semua siswa berusaha mengorganisasikan kelompok mereka dengan baik. Siswa juga mengatakan bahwa dalam pembelajaran, mereka saling berkompetisi dan bersaing antar kelompok. 4 Apakah anda lebih paham tentang materi penyusunan jurnal umum pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match ? Semua siswa menyatakan bahwa dengan pembelajaran make a match ini mereka dapat lebih paham dan mengerti tentang jurnal umum. 5 Hambatan apa yang anda temui selama melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match ? Menurut siswa, hambatan yang ditemui dalam proses pembelajaran make a match ini antara lain : waktu terasa begitu cepat habis karena mereka merasa senang saat pembelajaran, kesulitan memahami prosedur permainan di awal permainan, kesulitan dalam berkomunikasi non verbal. 6 Manfaat apa yang anda peroleh pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match? Manfaat yang diperoleh siswa pada pembelajaran make a match antara lain : materi jurnal umum lebih mudah dipelajari, menambah semangat belajar, melatih kerja sama dalam kelompok dan berpikir cepat, cara belajar lebih menarik dan menyenangkan. make a match sangat menarik dan efektif untuk digunakan dalam pembelajaran akuntansi. Dengan semangat dan antusias siswa yang tinggi, proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Situasi kelas yang kondusif juga sangat mendukung proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran siswa aktif bertanya kepada guru. Pada saat permainan, siswa fokus dan membantu anggota lain untuk menjawab soal tersebut dengan benar. Setiap kelompok berusaha mengorganisasikan kelompok mereka dengan baik. Setiap siswa merasa mempunyai tanggung jawab terhadap kelompok mereka. Sikap saling membantu dalam kelompok membuat siswa yang awalnya tidak mengerti menjadi paham tentang jurnal umum. Dengan berdiskusi, semua siswa saling memberi pendapat untuk mendapatkan jawaban yang benar. Hambatan yang ditemui oleh siswa selama proses pembelajaran adalah: kurangnya waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe make a match ; kesulitan mereka dalam memahami prosedur permainan di awal pembelajaran; kesulitan berkomunikasi dalam kelompok karena menggunakan komunikasi melalui media kertas. Banyak manfaat yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match antara lain: 1 materi jurnal umum lebih mudah dipelajari; 2 metode ini mampu menumbuhkan semangat belajar akuntansi; 3 diskusi yang dilakukan dapat melatih kerjasama dalam kelompok dan pemberian waktu pengerjaan pada setiap soal melatih siswa untuk berpikir cepat; 4 cara belajar akuntansi menjadi menarik, tidak menimbulkan rasa bosan dan mengantuk. c Membagikan kuesioner motivasi belajar Guru membagikan kuesioner motivasi belajar kepada siswa. Kuesioner motivasi digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa terhadap belajar sesudah tindakan kelas. Berikut disajikan rangkuman pengisian kuesioner motivasi siswa setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match lampiran 46 hal 280: Tabel 5.9 Deskripsi Motivasi Siswa Setelah Tindakan No. Interval Frek. Frek. Relatif Interpretasi 1. 69 – 80 6 25 Sangat Tinggi 2. 60 – 68 11 45,8 Tinggi 3. 54 – 59 7 29,2 Sedang 4. 49 – 53 Rendah 5. 20 – 48 Sangat Rendah Total 24 100 Tabel 5.9 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar sangat tinggi adalah 6 orang 25. Jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi adalah 11 orang 45,8. Jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar sedang adalah 7 orang 29,2. Rata-rata tingkat motivasi siswa = 63,00, median = 61, dan modus = 60. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar motivasi belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran make a match adalah tinggi. d Membagikan hadiah Guru mengumumkan kelompok yang memiliki skor tertinggi dan memberikan penghargaan kepada kelompok tersebut. Skor didapat dari akumulasi investasi pada setiap kelompok. e Menutup pembelajaran Setelah membagikan hadiah, guru menutup pembelajaran. Guru memberikan salam penutup dan mengucapkan terima kasih. c. Observasi Saat pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, kegiatan siswa, dan kondisi kelas. Berikut ini rangkuman pengamatan yang dilakukan oleh peneliti: 1 Observasi terhadap kegiatan guru Aktivitas guru selama proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut lampiran 36 hal 235: Tabel 5.10 Hasil Observasi Guru Selama Menerapkan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match No Deskripsi Ya Tidak Keterangan 1 Guru memeriksa media dan kesiapan siswa  Guru memeriksa kesiapan ruang dan alat pembelajaran dan memastikan semua siswa sudah berada di kelas dan siap mengikuti pembelajaran. 2 Guru membuka pelajaran  Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. 3 Guru melakukan kegiatan apersepsi  Guru memberikan apersepsi sebelum pembelajaran dimulai.Guru mengingatkan kembali pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. 4 Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran  Guru menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pembelajaran dan tujuan yang akan dicapai. Guru juga menjelaskan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan. 5 Guru memberikan materi pembelajaran melalui presentasi kelas  Guru menjelaskan materi jurnal umum berdasar pada handout yang telah dibuat. Guru memberi contoh yang relevan dan memberi arahan kepada siswa. 6 Guru mengorganisasik an pokok bahasan yang lebih sempit untuk membantu siswa memahami materi  Guru membahas soal latihan yang dikerjakan siswa dalam kelompok. Dalam kegiatan ini, guru menjelaskan secara detail bagaimana menganalisis sebuah bukti transaksi dan membuat jurnal yang benar dari bukti tersebut. 7 Guru melaksanakan pembelajaran secara terkoordinasi  Pembelajaran di kelas terkoordinasi dengan baik. Guru memimpin jalannya pembelajaran sehingga dapat berjalan dengan lancar. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alur pembelajaran yang telah disusun. 8 Guru menggunakan metode belajar yang bervariasi  Guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match . Dengan metode ini, guru berperan sebagai fasilitator. 9 Guru menggunakan media  Guru menggunakan berbagai macam media. Di antaranya power point , kartu permainan, uang investasi, papan tempel, kotak investasi, meja permainan serta peluit. 10 Guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media  Selama proses pembelajaran berlangsung, guru melibatkan siswa dalam pemanfatan media. Siswa memainkan kartu permainan dan menggunakan media lainnya sebagai pendukung jalannya permainan. 11 Guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran  Guru menumbuhkan motivasi sehingga siswa sangat aktif berpartisipasi dalam pembelajaran. Siswa sangat antusias saat menyelesaikan soal. Tingginya semangat siswa untuk saling berkompetisi antar kelompok. 12 Guru berinteraksi dengan siswa serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa.  Guru merespons positif pertanyaan yang diajukan siswa. Adanya komunikasi dua arah antara guru dan siswa sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik. 13 Guru menumbuhkan rasa ingin tahu  Informasi dan penjelasan yang disampaikan guru sangat disambut antusias oleh siswa. Guru menumbuhkan rasa ingin tahu siswa mengenai bukti transaksi dan bagaimana cara menjurnal dengan baik. 14 Guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas di depan kelas  Guru meminta siswa mengerjakan soal di depan kelas. Kartu soal dan jawaban yang sudah dikerjakan kemudian ditempel pada papan tempel di depan.Masing- masing kelompok mewakilkan satu anggotanya secara bergantian untuk maju ke depan. 15 Guru memantau kemajuan belajar siswa selama pembelajaran  Guru memantau kemajuan belajar siswa. Pada saat presentasi dan membahas soal latihan di depan kelas, guru bertanya kepada siswa bagian mana yang belum dimengerti. Selama proses permainan, guru juga memantau sejauh mana pemahaman siswa mengenai jurnal umum. 16 Guru membiarkan siswa yang membuat kegaduhan di dalam kelas  Guru menegur siswa yang membuat kegaduhan di kelas. Guru hanya memberi peringatan kecil karena guru sudah mengenal karakteristik siswa kelas tersebut. 17 Guru melakukan evaluasi pada akhir pembelajaran  Guru melakukan evaluasi pada akhir pembelajaran. Guru membagikan soal post- test untuk mengukur pemahaman siswa mengenai jurnal umum setelah tindakan kelas. 18 Guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi  Guru membagikan lembar refleksi kepada siswa. Siswa diajak untuk merefleksikan apa saja yang mereka dapat dan bagaimana pendapat siswa terhadap pembelajaran make a match. Tabel 5.10 menunjukkan pada kegiatan pra pembelajaran, guru memeriksa kesiapan ruang dan media pembelajaran yang akan digunakan. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan memberikan apersepsi. Guru mengingatkan kembali pelajaran yang telah dipelajari pada pembelajaran sebelumnya. Guru menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pembelajaran dan tujuan yang akan dicapai. Sebelum memulai permainan, guru menyampaikan materi melalui presentasi kelas. Materi yang disampaikan berdasarkan handout yang sudah disiapkan sebelumnya. Setelah penyampaian materi, guru memberikan soal latihan kepada siswa. Pada saat pembahasan, guru menjelaskan secara detail bagaimana menganalisis sebuah bukti transaksi dengan benar dan membuat jurnal yang benar berdasarkan bukti transaksi tersebut. Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut dan terkoordinasi dengan baik. Guru memimpin jalannya pembelajaran sesuai dengan alur model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Selama proses 19 Guru menutup pembelajaran  Guru membagikan hadiah sebagai bentuk penghargaan kepada kelompok yang mendapat skor tertinggi. Selanjutnya, guru mengucap salam dan terimakasih sebagai penutup pembelajaran. pembelajaran, guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran seperti kartu permainan, uang investasi, meja permainan, papan tempel dan kotak investasi. Guru menumbuhkan motivasi siswa untuk berpartisipasi dalam kelompok dan menunjukkan respons positif terhadap partisipasi siswa. Pada saat siswa bertanya, guru memberi jawaban yang bisa diterima siswa dengan baik. Guru memantau kemajuan belajar siswa selama pembelajaran. Pada saat presentasi kelas dan pembahasan soal, guru bertanya kepada siswa bagian mana yang belum siswa mengerti. Suasana kelas pada awalnya sedikit gaduh, namun dengan peringatan kecil siswa di kelas dapat mengendalikan diri mereka sehingga kondisi kelas sangat kondusif untuk melaksanakan pembelajaran. Pada kegiatan penutup, guru membagikan soal post-test kepada siswa. Selanjutnya, guru membagikan lembar refleksi untuk merefleksikan apa saja yang siswa peroleh selama pembelajaran. Guru juga membagikan kuesioner motivasi belajar setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Guru membagikan hadiah kepada kelompok yang mendapatkan skor tertinggi. Guru mengucap salam dan terimakasih sebagai penutup pembelajaran. Dari deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa guru mampu mengorganisasikan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan baik 2 Observasi terhadap siswa Adapun kegiatan siswa selama proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut lampiran 37 hal 239: Tabel 5.11 Hasil Observasi Siswa Selama Menerapkan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match No Deskripsi Ya Tidak Keterangan 1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran  Siswa duduk di bangku masing- masing dan mempersiapkan alat tulis yang diperlukan 2 Siswa memperhatikan penjelasan guru  Siswa memberi perhatian penuh terhadap guru. Semua siswa fokus dan menghadap ke depan untuk memperhatikan penjelasan guru. 3 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran  Siswa menanggapi pembahasan guru dengan menanyakan hal yang belum dimengerti. 4 Siswa mencatat hal- hal penting  Siswa mencatat hal- hal penting berdasarkan pembahasan guru. Siswa merasa bahwa materi jurnal umum itu penting. 5 Siswa mengerjakan tugaslatihan soal  Siswa mengerjakan soal permainan dengan baik dengan baik. Siswa sangat antusias dalam mengerjakannya. Tidak satupun soal yang mereka lewatkan. Pembelajaran make a match menumbuhkan semangat siswa dalam belajar. 6 Siswa mendapat teguran dari guru  Siswa mendapat teguran dari guru. Pada awal pembelajaran, kelas sedikit gaduh. Namun dengan peringatan kecil kelas kembali kondusif dan proses pembelajaran dapat dilanjutkan. 7 Ada persaingan yang sehat dari diri siswa  Siswa menampakkan adanya persaingan di antara mereka. Adanya kompetisi antar kelompok tampak dari usaha siswa mencari jawaban yang benar dari soal yang dikerjakan. 8 Siswa aktif dalam proses pembelajaran  Seluruh siswa aktif selama proses pembelajaran. Setiap siswa bertugas dengan baik dalam kelompoknya. Kerjasama yang baik dan saling membantu sangat Tabel 5.11 menunjukkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Sebelum memulai pelajaran, siswa menyiapkan alat tulis yang digunakan dalam proses pembelajaran. Siswa duduk dalam kelompok masing-masing. Selama proses pembelajaran, siswa memberi perhatian penuh terhadap guru. Siswa menanggapi pembahasan yang diberikan oleh guru. Jika ada tampak dalam kelompok. 9 Siswa mendapat penghargaan dari guru baik verbal maupun non verbal  Siswa mendapat penghargaan dari guru. Guru mengapresiasi kelompok yang mendapatkan skor tertinggi di akhir permainan. 10 Siswa asyik sendiri saat pembelajaran  Siswa memainkan peran mereka masing-masing dalam kelompok dengan baik. Tidak ada siswa yang beraktivitas diluar pembelajaran, seperti mengobrol dan bermain handphone. Perhatian siswa terfokus pada soal yang mereka kerjakan. hal yang belum dimengerti, siswa tidak segan untuk mengajukan pertanyaan. Pada saat mendengarkan presentasi kelas guru, siswa mencatat hal-hal penting terkait dengan jurnal umum. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan memperhatikan simulasi yang dilakukan sebelum permainan. Pada awalnya siswa mengalami kesulitan dalam bermain sehingga kelas menjadi sedikit gaduh. Keadaan tersebut tidak berlangsung lama karena guru memberi pengarahan yang jelas kepada siswa sehingga kelas menjadi kondusif kembali. Selama proses pembelajaran, siswa terlihat antusias dalam bermain. Kompetisi yang terjadi antar kelompok menumbuhkan semangat dan daya juang siswa untuk menjawab soal dengan benar. Seluruh siswa aktif selama pembelajaran. Setiap siswa bertugas dengan baik dalam kelompoknya. Di dalam kelompok, siswa berdiskusi dan saling membantu dalam mengerjakan soal. Selama pembelajaran berlangsung, tidak ada siswa yang bermain handphone, mengobrol, tertidur dan keluar kelas. semua siswa terfokus pada soal yang mereka kerjakan. Setelah permainan selesai, kelompok dengan skor tertinggi mendapat penghargaan dari guru. Dari deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa telah mampu mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. 3 Observasi terhadap kondisi kelas Adapun kegiatan di kelas dalam proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut lampiran 38 hal 241: Tabel 5.12 Hasil Observasi Kelas selama Menerapkan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match No Deskripsi Ya Tidak Keterangan 1 Fasilitas di dalam kelas mendukung proses pembelajaran  Terdapat papan tulis, meja dan kursi guru, viewer , meja dan kursi siswa, papan presensi dan kipas angin. 2 Suasana kelas cukup kondusif dalam proses pembelajaran  Pada awal pembelajaran, kelas sempat sedikit gaduh. Namun setelah mendapat teguran kecil, siswa dapat mengendalikan diri mereka. Kelas menjadi sangat kondusif untuk melaksanakan pembelajaran. Guru dan siswa berperan dengan baik sesuai dengan tugas mereka. 3 Siswa membuat keributankegaduhan  Hanya pada awal pembelajaran pada saat saat guru akan memulai pembelajaran. 4 Siswa aktif bertanya  Siswa banyak pada guru jika mengalami kesulitan mengajukan pertanyaan saat pembahasan soal. mereka menanyakan bagaimana menganalisis bukti transaksi dengan benar. 5 Guru membantu siswa jika mengalami kesulitan  Guru menjawab pertanyaan siswa yang belum mengerti tentang jurnal umum. Guru memaparkan langkah-langkah menganalisis bukti transaksi dan menjurnal secara detail 6 Adanya kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran  Selama proses pembelajaran make a match, kegiatan pembelajaran sangat menarik. Siswa sangat aktif dan termotivasi pada saat belajar. Guru memimpin permainan dan siswa mengerjakan semua soal dengan sangat baik. 7 Adanya sumber belajar dalam kelas yang mendukung proses pembelajaran  Sumber belajar pada saat pembelajaran menggunakan hand- out yang berisi materi jurnal umum. Di dalam handout dijelaskan bagaimana menganalisis bukti transaksi dan menjurnal dengan benar. Tabel 5.12 menunjukkan suasana kelas cukup kondusif selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Fasilitas dalam kelas sangat mendukung proses pembelajaran. Sarana dan prasarana yang sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan suatu pembelajaran. Kondisi kelas yang kondusif dapat tercipta karena seluruh komponen kelas guru dan siswa saling mendukung pembelajaran. Siswa melakukan kegiatan positif selama pembelajaran, seperti mengajukan pertanyaan, menanggapi pembahasan guru dan melaksanakan permainan dengan baik. Guru merespons positif pertanyaan dari siswa. Selama proses pembelajaran, kegiatan pembelajaran sangat menarik dan tidak membosankan. Siswa menjadi aktif dan termotivasi untuk belajar akuntansi. Guru memimpin jalannya permainan dengan baik. Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa suasana kelas selama pembelajaran menjadi lebih kondusif dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. d. Refleksi Refleksi yang dilakukan merupakan refleksi segera setelah pertemuan berakhir sebagai refleksi atas pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe make a match. Berikut ini dipaparkan hasil refleksi terhadap guru: Tabel 5.13 Refleksi Guru terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match No Uraian Komentar 1 Kesan guru terhadap komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match Komponen pembelajaran sudah baik dan matang. Dalam perencanaannya diperlukan banyak pertimbangan dan hal- hal yang harus diperhatikan. 2 Kesan guru terhadap aktivitas siswa ketika mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match Siswa sangat responsif dalam menanggapi pembelajaran. Siswa juga memberi respons positif terhadap kegiatan- kegiatan di dalam pembelajaran. 3 Kesan guru terhadap partisipasi dan minat siswa mengikuti pembalajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match Semua siswa melakukan kegiatan yang mendukung jalannya pembelajaran. Semua siswa berkontribusi tinggi. Minat dan antusias siswa juga tinggi. 4 Kesan guru terhadap pemahaman siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran make a match Siswa belum pernah mendapat metode ini sebelumnya. Ini merupakan hal yang baru bagi mereka. Pemahaman siswa meningkat jauh dari sebelumnya, namun belum sepenuhnya 100 karena masih membutuhkan banyak informasi mengenai akuntansi 5 Hambatan yang dihadapi apabila nanti guru hendak melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match Hambatannya karena pada jam berikutnya sudah berbeda mata pelajaran sedangkan waktu yang digunakan untuk make a match sangat panjang, selain itu, pendekatan di setiap materi akuntansi berbeda-beda karena berbeda karakteristik . 6 Hal- hal yang mendukung apabila guru nanti akan menggunakan metode pembelajaran dengan model Minat siswa yang tinggi dan respons siswa yang baik bisa membantu untuk melaksanakan pembelajaran pembelajaran make a match seperti ini lagi. Materi akuntansi yang beragam dapat dikemas menjadi menarik. 7 Manfaat yang diperoleh dengan merencanakan rencana pembelajaran dan membuat perangkat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match Lingkungan dan kondisi kelas dapat terjaga. Suasana yang baik dapat membantu jalannya pembelajaran yang lancar. 8 Hal-hal apa saja yang masih harus diperbaiki dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran make a match Pembelajaran seperti ini membutuhkan ruangan khusus yang medianya lengkap Tabel 5.13 menunjukkan deskripsi refleksi guru setelah melaksanakan rangkaian proses pembelajaran dengan menggunakan model make a match melalui lembar refleksi. Menurut guru, komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran make a match sudah baik dan membutuhkan lebih banyak pertimbangan dalam mempersiapkan media tersebut. Siswa terlihat sangat responsif terhadap penjelasan yang diberikan guru. Semua siswa melakukan perannya dengan baik. Kondisi ini tampak dari kontribusi positif yang diberikan siswa terhadap proses pembelajaran. Minat siswa pada saat pembelajaran berlangsung sangat tinggi. Seluruh siswa sangat antusias dalam permainan dan diskusi dalam kelompok. Guru merasa model pembelajaran kooperatif tipe make a match adalah hal yang baru bagi siswa sehingga pemahaman terhadap jurnal umum belum 100. Hambatan yang dihadapi guru apabila hendak melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match adalah terbatasnya waktu untuk pembelajaran akuntansi di sekolah. Adapun hal-hal yang mendukung apabila guru menggunakan metode ini yaitu tingginya minta siswa dan respons positif siswa terhadap materi akuntansi setelah tindakan kelas. Manfaat yang diperoleh guru dengan merencanakan RPP dan membuat perangkat pembelajaran antara lain: 1 lingkungan dan kondisi kelas dapat terjaga; 2 kecocokan antara penyampaian materi pembelajaran dan penerapan kegiatan di kelas dapat tercipta. Menurut guru, hal-hal yang masih harus diperbaiki dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match yaitu tersedianya ruangan kelas khusus yang memadai untuk dilaksanakannya pembelajaran make a match. Pelaksanaan tindakan kelas ini berdasarkan rencana yang sudah disusun guru dan peneliti. Tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman siswa dalam pembelajaran akuntansi. Keberhasilan dalam meningkatkan motivasi siswa terlihat dari kegiatan siswa di kelas yang positif dan terciptanya kompetisi antar siswa. Meningkatnya motivasi belajar sejalan dengan meningkatnya pemahaman siswa. Keberhasilan dalam meningkatkan pemahaman terbukti dari hasil post-test siswa yang meningkat dari hasil pre-test sebelum dilaksanakannya tindakan kelas. Meningkatnya pemahaman siswa tersebut sangat dipengaruhi oleh motivasi yang tinggi. Dalam perencanaan , waktu yang digunakan untuk tindakan kelas adalah 90 menit atau 2x45 menit pembelajaran. Namun karena kondisi kelas yang awalnya sedikit gaduh, guru memberi tambahan waktu 5 menit di akhir pembelajaran. Proses pembelajaran dari awal sampai akhir sudah sesuai dengan prosedur permainan make a match yang disusun. Jadi, dapat disimpulkan bahwa keseluruhan perangkat dan proses pembelajaran make a match sudah cukup baik dan berjalan dengan lancar.

B. Analisis Data

1. Motivasi Belajar a. Komparasi motivasi belajar sebelum dan sesudah PTK Tabel 5.14 Hasil Komparasi Motivasi Sebelum dan Sesudah Implementasi Tindakan NO. RES Motivasi Sebelum PTK Motivasi Sesudah PTK Persentase Kenaikan 1 43 70 63 2 43 69 60 3 41 55 34 4 48 69 44 5 41 60 46 6 48 60 25 7 47 64 36 8 46 63 37 9 48 60 25 10 46 59 28 11 44 64 45 12 48 58 21 Rerata untuk motivasi belajar siswa sebelum tindakan kelas adalah 45,63, sedangkan untuk motivasi belajar siswa sesudah tindakan kelas adalah 63,00. Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan motivasi belajar sesudah dilaksanakannya PTK sebesar 39. Berikut ini disajikan rangkuman hasil kuesioner motivasi belajar sebelum dan sesudah tindakan kelas : Tabel 5.15 Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Implementasi Tindakan 13 40 70 75 14 46 58 26 15 46 73 59 16 53 68 28 17 46 60 30 18 44 71 61 19 48 59 23 20 49 62 27 21 43 60 40 22 44 58 32 23 48 63 31 24 45 59 31 Rata- rata 45,63 63,00 39 No Interval Motivasi Frekuensi Interpretasi Sebelum Sesudah 1 69-80 6 Sangat Tinggi 2 60-68 11 Tinggi 3 54-59 7 Sedang 4 49-53 2 Rendah 5 20-48 22 Sangat Rendah Total 24 24 Tabel 5.15 di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi sangat tinggi sebelum penelitian tindakan kelas adalah sebanyak 0 siswa 0 dan mengalami peningkatan setelah penelitian tindakan kelas sebanyak 6 orang siswa 25. Jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi tinggi sebelum penelitian tindakan kelas sebanyak 0 siswa 0 dan mengalami peningkatan setelah penelitian tindakan kelas menjadi 11 siswa 45,8. Jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi sedang sebelum penelitian tindakan kelas sebanyak 0 siswa 0 dan mengalami peningkatan setelah penelitian tindakan kelas sebesar 7 siswa 29,2. Jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi rendah sebelum penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siswa 0,8 dan mengalami penurunan setelah penelitian tindakan kelas sebesar 0 siswa 0. Jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi sangat rendah sebanyak 22 siswa 92, dan mengalami penurunan setelah penelitian tindakan kelas sebesar 0 siswa 0. Rata-rata tingkat motivasi belajar sebelum PTK = 45,63, median = 46 dan modus = 48. Sedangkan tingkat motivasi belajar setelah PTK = 63,00, median = 61 dan modus = 60. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa ada peningkatan motivasi belajar sesudah PTK. Sebelum PTK, rerata tingkat motivasi siswa sangat rendah sedangkan setelah PTK rerata tingkat motivasi siswa tinggi. Tingkat motivasi belajar yang tinggi pada akhir pembelajaran ini sudah sesuai dengan harapan peneliti dan guru mitra. b. Pengujian hipotestis 1 Pengujian prasyarat analisis Sebelum dilakukan pengujian hipotestis, data harus diuji normalitas distribusi datanya. Hasil perhitungan disajikan dalam tabel berikut lampiran 48 hal 284: Tabel 5.16 Hasil Pengujian Normalitas Selisih Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah PTK Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Selisih 24 17.38 5.940 10 30 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Selisih N 24 Normal Parameters a Mean 17.38 Std. Deviation 5.940 Most Extreme Differences Absolute .197 Positive .197 Negative -.135 Kolmogorov-Smirnov Z .965 Asymp. Sig. 2-tailed .309 a. Test distribution is Normal. Berdasarkan hasil pengujian normalitas distribusi data pada tabel 5.16 di atas tampak bahwa nilai Asymp. Sig 2 tailed = 0,309 α = 0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa distribusi data motivasi belajar sebelum dan sesudah tindakan kelas adalah normal. 2 Rumusan Hipotestis H o1 : Tidak ada perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran make a match pada materi pembelajaran jurnal umum. H a1 : Ada perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran make a match pada materi pembelajaran jurnal umum. 3 Pengujian Hipotestis Berikut ini disajikan hasil pengujian beda rata-rata motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah penelitian tindakan kelas lampiran 50 hal 286:

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial

0 26 151

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament pada materi jurnal penyesuaian sebagai upaya meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Stella Duce 1 Yogyakarta.

0 15 378

Penerapan model pembelajaran kooperatif pada materi jurnal umum sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman siswa kelas X SMA : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X3 SMA N 6 Yogyakarta.

0 1 279

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipes Team Games Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada materi jurnal penyesuaian. Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas XI IPS 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

0 0 323

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match sebagai upaya meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa pada materi pembelajaran jurnal umum penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 4 Yogyakarta

0 5 311

Penerapan model pembelajaran kooperatif pada materi jurnal umum sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman siswa kelas X SMA : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X3 SMA N 6 Yogyakarta - USD Repository

0 7 277