Ruang Lingkup Bidang Usaha Struktur Organisasi dan Manajemen

Pendirian PT. Atmindo diresmikan pada tanggal 24 Maret 1972 berdasarkan Surat Keputusan menteri perindustrian No. 102MSKIII1971, tentang perizinan pembuatan peralatan pengolahan hasil kebun dan pertanian di Sumatera Utara. PT. Atmindo menandatangani perjanjian lisensi dengan Deutsches Babcock Werke A.G. Germany yang selanjutnya program utama dari perusahaan mulai berjalan pada tahun 1975 sebagai perusahaan pertama di Indonesia yang memproduksi dua jenis ketel uap jenis pipa air Water Tube Boiler tipe SFMW Solid Fuel Membran Wall menggunakan bahan bakar kenyal berupa sisa-sisa tandan buah segar kelapa sawit, serabut, cangkang, dan ketel uap pipa api Fire Tube Boiler tipe SFPO Solid Fuel Pump Oil dengan bahan bakar minyak dan gas. Sekarang perusahaan lebih banyak memproduksi ketel uap tipe SFMW, karena tipe ini lebih ramah lingkungan sedangkan untuk tipe SFPO perusahaan hanya mengerjakan pekerjaan perbaikan saja.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Ruang lingkup usaha dari PT. Atmindo ini yang diunggulkan yaitu dibidang pembuatan ketel uap dan pintu rebusan. Perusahaan ini juga menerima tempahan dari bengkel atau perusahaan lain utuk komponen bertekanan tinggi dan tidak bertekanan tinggi yang tidak bisa dibuat oleh bengkel atau perusahaan itu sendiri dikarenakan keterbatasan teknologi. Sedangkan untuk komponen pendukung ketel uap diproduksi di malaysia yaitu pada perusahaan Sphere crop. Universitas Sumatera Utara 2..3. Lokasi Perusahaan PT. Atmindo berlokasi di Jl. Kom Laut Yos Sudarso No. 100, Medan, Sumatera Utara. Perusahaan ini berada tepat di sebelah kiri perusahaan PT. Sucfindo.

2.4. Daerah Pemasaran

Aspek pasar merupakan salah satu dari beberapa aspek yang penting aspek teknis, ekonomis, manajemen dan organisasi, aspek sosial, dan lingkungan dalam menjalankan dan mempertahankan kelangsungan tujuan usaha perusahaan. Pasar merupakan tempat dimana bertemunya orang atau pihak yang saling berkepentingan atau membutuhkan dan memiliki daya beli untuk melangsungkan transaksi suatu produk barang atau jasa. Pemasaran adalah suatu aktivitas atau usaha yang digunakan untuk menyediakan atau memindahkan produk atau jasa dari produsen ke konsumen. Sementara manajemen pemasaran melakukan analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan terhadap program–program yang telah dirancang oleh perusahaan untuk menangani penjualan produk jadi ke konsumen semaksimal mungkin sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Perusahaan yang lebih memperhatikan kepentingan dan kebutuhan konsumen, dalam jangka panjang lebih berhasil dan akan tetap eksis dibandingkan dengan perusahan yang mengabaikannya. Perusahaan yang menggunakan pola pikir demikian akan selalu menempatkan konsumen dan kebutuhannya sebagai Universitas Sumatera Utara titik pusat bidang usahanya, sehingga produk yang dihasilkan juga lebih bermutu dimata konsumen. PT. Atmindo memiliki daerah pemasaran yang meliputi seluruh nusantara dan mancanegara seperti Afrika. Untuk daerah utama dalam pemasarannya di nusantara ialah adalah pulau Sumatera dan Kalimantan . Dalam melaksanakan pemasaran dari hasil produksinya PT. Atmindo langsung menjual atau memasarkan kepada pelanggan dengan mempromosikan perusahaaan lewat layanan Yellow Pager dan rekomendasi dari PT. Sucfindo. Produk ketel uap ini akan dirakit langsung oleh operator dari PT. Atmindo ditempat pelanggan berada.

2.4.1. Segmentasi Pasar

Dalam memasarkan produknya perusahaan seharusnya dapat menentukan beberapa target kemanakah produk perusahaan itu akan dipasarkan. Dalam hal ini terdapat beberapa segmentasi pasar yang ditinjau dari beberapa faktor, yaitu sebagai berikut : 1. Faktor Demografi , yaitu pengelompokan pasar yang didasarkan atas berbagai macam kelompok atas dasar suatu keadaan masyarakat seperti umur, jenis kelamin, jabatan, suku. 2. Faktor Psikologis,yaitu pengelompokan pasar yang didasarkan atas gaya hidup dan kepribadianya. 3. Faktor Geografis, yaitu pengelompokan pasar yang meliputi kota, desa, pantai, dan lain sebagainya Universitas Sumatera Utara 4. Faktor tingkah laku, yaitu pengelompokan pasar yang didasarkan atas tingkah laku para pembelinya yang dapat dibagi atas kelompok yang berbeda berdasarkan pengetahuan, sikap terhadap hasil produk yang sesungguhnya. Dalam hal ini PT. Atmindo dilihat pada faktor tingkah laku maka perusahaan ini telah mencakup pasar nasional di pulau Sumatera, Kalimantan dan mulai meluas ke kancah Internasional yaitu benua Afrika.

2.5. Proses produksi

Proses produksi pada perusahaan PT. Atmindo ini adalah memproduksi bagian-bagian dari satu unit ketel uap dan pintu rebusan yang akan dirakit di proyek. Proses produksi perusahaan ini meliputi membuat Upper dan Lower Drum, membuat pipa membran wall dan bagian-bagian yang lain yang selanjutnya akan diproses menjadi satu unit ketel uap. Dalam proses produksi ini sangat diperhatikan mutu bahan, mutu produk dan kelancaran proses produksi yang berlangsung. Boiler atau yang lebih kenal dalam bahasa indonesia ialah ketel uap merupakan suatu mesin yang sangat bermanfaat sekali pada dunia industri terutama pada indusrti kelapa sawit. Boiler ini pertama kali di temukan dan dibuat oleh seorang ilmuan dari inggris yang bernama James Watt pada adab ke 19. tahapan pembuatan boiler ini dimulai dari pembuatan bejana bertekanan tinggi, pembuatan istalasi dinding pipa sebagai tempat pempakaran, pemasangan pipa saluran air dan uap serta pembuatan bejana tidak bertekanan. Universitas Sumatera Utara

2.5.1. Standard Mutu BahanProduk

Proses produksi pada PT. Atmindo menggunakan bahan-bahan dengan kualitas terbaik. PT. Atmindo telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001 untuk produk yang dihasilkan. PT. Atmindo juga memberikan sertifikat dari bahan yang dipakai pada satu unit ketel uap kepada konsumen melalui berita acara yang dibuat oleh departemen QAQC. Hal ini dapat dilihat dari penjabaran spesifikasi bahan yang digunakan dalam proses pembuatan ketel uap, yaitu sebagai berikut : 1. Plat baja Plat baja yang digunakan memiliki mutu terbaik yaitu menggunakan plat baja ASTM A-285. Kualitas dari plat baja ini telah dikenal oleh kalangan ahli teknik mesin. 2. Pipa baja Pipa baja yang digunakan adalah pipa baja yang khusus diperuntukan untuk bertekanan tinggi, pipa baja yang digunakan ialah ASTM A-53 DIN 17155. 3. Plat baja strip Plat baja strip tang digunakan adalah plat baja yang tahan akan temperatur panas yang tinggi, kualitas plat baja strip yang dipakai ialah ASTM A-516. Selain pada mutu bahan yang digunakan diatas perusahaan juga sangat memperhatikan mutu dari produk yang dihasilkan. Dimana mutu produk selalu dipantau pada setiap proses produksi berlangsung. Universitas Sumatera Utara

2.5.2. Bahan Yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan ketel uap dan pintu rebusan pada PT. Atmindo adalah sebagai berikut: 1. Bahan Baku Bahan baku merupakan semua bahan yang ikut dalam proses produksi dan ikut menyatu dalam produk akhir. Bahan baku sangat sangat mempengaruhi produk jadi yang dihasilkan. Adapun bahan-bahan baku yang digunakan dalam produksi ketel uap dan pintu rebusan ini sebagai berikut : a Plat baja Plat baja merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses produksi round shell. Dalam pembuatan round shell plat baja yang digunakan berbeda ketebalannya untuk upper drum dan lower drum. Pada upper drum tebal plat baja ialah 22 mm dan pada lower drum dipakai tebal plat 12 mm. Namun penggunaan tebal plat berdasarkan tekanan yang diminta. b. Pipa baja Pipa baja merupakan jantungnya ketel uap. Pipa baja yang digunakan mempunyai diameter yang berbeda-beda sesuai dengan fungsinya. Pada bagian pipa generating diameter pipa yang dipakai ialah 63,5 mm dengan tebal pipa 3,2 mm. pada bagian membran wall diameter pipa yang dipakai ialah 63,5 mm dan tebal 4,6 mm. pada bagian header diameter pipa yang dipakai ialah mulai dari 88,9 mm sampai 219,1 mm dengan tebal mulai dari 4,5 mm sampai 10 mm. Universitas Sumatera Utara c. Plat baja strip Plat baja strip yang dipakai mempunyai ketebalan 3 mm dengan lebar plat 20 mm sampai 30 mm, panjang plat baja strip 4000 – 6000 mm. 2. Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan-bahan yang berfungsi dalam membantu proses produksi berlangsung, dimana dalam produk akhir bahan ini tidak dijunpai atau memiliki persentase yang sangat kecil pada produk akhir dan tidak menjadikan cirri khas yang dihasilkan. Bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi ketel uap dan pintu rebusan yaitu: a. Penetran dan Developer. Dalam proses produksi penetran dan developer berfungsi sebagai indikator terdapatnya kecacatan las permukaan b. Thinner. Thinner digunakan untuk mempersihkan logam yang terkena cairan penetran yang berwarna merah sebelum melakukan penyemprotan developer yang berwarna putih. c. Argon. Argon digunakan untuk melakukan proses pengelasan dengan metode GTAW Gas tungsten Arc Welding sebagai las permulaan atau las akar. d. Oksigen. Oksigen digunakan untuk proses pemotongan plat baja yang ukurannya tebal dari 3 mm sampai 22 mm. Universitas Sumatera Utara e. Coolen Coolen digunakan sebagai cairan pendingin pada saat benda kerja kontak langsung dengan mata bubut atau mata bor agar tidak terjadi keausan yang mengakibatkan kerusakan pada alat kerja. 3. Bahan Tambahan Bahan tambaha adalah bahan yang ditambahkan pada produk akhir yang berfungsi sebagai pelengkap dan memberikan citra pada produk akhir. Adapun bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam produk ketel uap dan pintu rebusan ini adalah sebagai berikut : a. Elektroda Elektroda yang dipakai pada proses produksi pembuatan ketel uap dan pintu rebusan ada dua macam yaitu elektroda tanpa fluks dan elektroda dengan fluks. Adapun jenis-jenis elektroda yang digunakan dapat dilihat pada Ttabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1. Elektroda yang Digunakan pada Proses Pengelasan Merek Additive AWS Weld Dimensi Elektroda mm Metode Atlantic CHC-56 ER705-6 2,4 x 1000 GTAW Nikko steel RC-52 E 7016 3,2 x 350 SMAW Nikko steel RC-8 E 6013 3,2 x 350 SMAW Atlantic CHC-1 F7A2, EM12K 4,0 x 10000 SAW Universitas Sumatera Utara b. Cat Cat yang digunakan berupa cat kaleng khusus untuk besi. Dimana cat ini digunakan untuk selain sebagai pelapis juga untuk penanda komponen yang sedang dikerjakan. c. Kristal Fluks. Kristal Fluks digunakan sebagai bahan pembantu proses pengelasan pada mesin las otomatis untuk pipa. Kristal fluks ini bentuknya seperti semen dengan warna abu–abu kehitaman.

2.5.3. Uraian Proses

Proses dari pengolahan ketel uap dan pintu rebusan pada PT. Atmindo dimulai proses pengukuran, pembuatan mal, pemotongan, pengelasan, pengecatan. Uraian dari proses pengolahan diatas dapat dilihat sebagai berikut. 1. Proses Pembuatan Ketel Uap Pada pembuatan ketel uap proses kerja dibagi berdasarkan jenis kegiatannya yaitu: a. Pembuatan drum. Pada pembuatan drum pekerjaan dimulai dari pemilihan plat baja untuk Upper dan Lower drum yang mempunyai ketebalan berbeda. Plat diukur dan ujung plat digerinda hingga membentuk sudut 30 . Kemudian dibawa ke tempat pengerolan, plat dirol hingga bulat dengan mesin rol dengan diameter untuk Upper Drum 1200 mm sampai 1500 mm dan diameter Lower Drum 800 mm Universitas Sumatera Utara tergantung permintaan Work Order yang dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini. Gambar 2.1 Plat Baja Dimasukan Ke Mesin Rol untuk Dibulatkan Setelah selesai dibulatkan oleh mesin rol menjadi round shell lalu diinspeksi oleh inspektor kendali mutu tentang dimensi diameter lingkaran, lebar tempat pengelasan. Gambar 2.2 Plat Baja yang Telah Bulat tapi Belum Disatukan Ujungnya Setelah disetujui oleh inspektor maka round shell tersebut dilas sehingga benar-benar tertutup kemudian round shell tersebut digabungkan satu sama lain dan diujungnnya ditutup dengan dish end dengan mainhole dan dish end tanpa mainhole. Universitas Sumatera Utara Dish end dengan mainhole Gambar 2.3 Round Shell 1 Sampai Round Shell 4 Telah Disatukan Dengan Dish End dan Menjadi Drum Setelah penggabungan selesai maka dilakukan penandaan untuk pembuatan lubang pada badan round shell. Kemudian dibawa ketempat pengeboran. Setelah selesai dibor dipasang nozzle. b. Pembuatan instalasi komponen bertekanan.. Pipa diambil dari gudang penyimpanan kemudian diukur. Apabila pada gambar teknik pipa tersebut dibengkokkan maka operator membuat mal. Kemudian dibawa ketempat sandblast apabila pipa telah tidak bersih dan sedikit berkarat. Pipa dibengkokkan dengan mesin bending, setelah itu disesuaikan dengan mal. Pada bagian pipa membran wall, pipa digabung dengan plat baja strip dengan menggunakan mesin las otomatis. Pada Gambar 2.4. dapat dilihat pipa digabung dengan plat strip. Gambar 2.4. Pipa Baja Disatukan dengan Plat Strip Baja Pipa yang telah disatukan dengan plat strip dalam satu panel berjumlah 6 batang. Untuk pipa pada membran wall terdiri dari rear wall, front wall, front wall furnace, rear wall furnace, right side wall furnace, left side wall furnace, right side radiation furnace, left side radiation furnace, rear wall radiation, Dish end Round shell Universitas Sumatera Utara superheater, division wall dan side wall. Setelah digabung dalam satu panel maka panel pipa digabung lagi dengan panel pipa yang lain dengan cara alas manual dengan teknik SMAW Shield Metal Arc Welding. Kemudian digabung dengan header sebagai penutup. Gambar 2.5. Salah Satu Bagian Pipa Membrane Wall Gambar 2.6. Salah Satu Pipa Header Pada bagian pipa generating perlakuan selanjutnya lansung dicat hitam dan ditandai menurut work order. Sedangkan pada pipa membran wall perlakuan berikutnya ialah penggabungan ke pipa header dan pemasangan pintu pembakaran setelah selesai baru dicat. 2. Pembuatan Pintu Rebusan Pintu rebusan merupakan salah satu produk unggulan dari PT. Atmindo, preoses yang pertama kali dilakukan ialah: a. Pengukuran Plat Pengukuran plat dilakukan dengan mengaju pada gambar teknik yang diberikan opel departemen engineering. Diamerter yang dibuat berkisar 2100 mm sampai 2700 mm. Universitas Sumatera Utara b. Pemotongan Plat Setelah diukur maka plat dipotong dengan mesin potong manual. c. Membentuk Setengah Lingkaran Plat yang telah dipotong dibawa dengan bantuan crane ke dishing machine untuk dipentuk pintu rebusan. d. Pembentukan Badan Pintu Plat baja dibentuk melingkar dengan mesin bending, kemudian dilas ujungnua agar terkunci. Setelah itu dibawa ke mesin bubut vertikal untuk dibuat alur. e. Penggabungan Pintu rebusan yang telah jadi digabungkan dengan badan pintu dengan bantuan crane dan badan pintu dilas dengan metode SMAWShield Metal Arc Welding. f. Pengerindaan Setelah pintu berhasil digabung maka dilakukan tahap penggerindaan agar prosuk terlihat mulus dan rapi tidak terdapat lagi bekas lasan. G. Pengecatan Pintu rebusan dicat dengan warna merah dengan menggunakan cat semprot.

2.6. Mesin dan Peralatan

Mesin yang dimaksud dalam hal ini adalah semua yang mendukung proses produksi yang membutuhkan penggerak motor. Sedangkan peralatan adalah Universitas Sumatera Utara semua pendukung proses yang tidak membutuhkan penggerak. Dibawah ini akan dijelaskan jenis-jenis mesin dan perlatan yang digunakan dalam pembuatan ketel uap dan pintu rebusan. Selain mesin dan peralatan produksi, terdapat juga utilitas pendukung produksi pada perusahaan ini seperti generator, penegolahan air bersih, dan lain-lain.

2.6.1. Mesin Produksi

Mesin produksi adalah semua mesin-mesin yang yang secara langsung berperan dalam proses produksi. Adapu proses yang dibutuhkan dalm proses pembuatan ketel uap dan pintu rebusan ialah 1. Pembuatan Drum 2. Pembuatan Membrane Wall 3. Pembuatan Pintu Rebusan Berikut ini akan dijelaskan mesin-mesin produksi drum ialah: 1. Mesin Potong Manual Mesin potong manual adalah mesin yang digunakan untuk memotong plat paja yang tebal. Ukuran ketebalan yang dipotong untuk mesin potong manual ini ialah 3 mm sampai 22 mm.. Berikut ini adalah spesifikasi mesin potong manual yaitu : Merek : Stako Buatan : Jepang Universitas Sumatera Utara 2. Mesin Gerinda Tangan Gerinda tangan adalah mesin yang berfungsi sebagai penghalus permukaan logam dan lasan. Mesin gerinda ini digerakkan dengan motor listrik.. Berikut ini adalah spesifkasi mesin Gerinda tangan yaitu : Merek : Techno 20 unit Putaran : 1420 rpm Daya : 1,2 Kw Arus : 22 A Tegangan : 380 V Cos φ : 0,8 Buatan : Jepang 3. Mesin Gerinda Berdiri Mesin gerinda berdiri adalah mesin yang berfungsi menajamkan danmembentuk mata pahat. Mesin gerinda berdiri memiliki penggerak motor listrik dengan. Mata gerinda terdiri dari duah unit yang terletak dikanan dan kiri Berikut ini adalah spesifikasi mesin gerinda berdiri yaitu: Merek : Chuang 1 unit Putaran : 1440 rpm Daya : 5,5 Kw Tegangan : 380 V Cos φ : 0,85 Buatan : China Universitas Sumatera Utara 4. Mesin Rolling Mesin Rolling motor adalah mesin yang berfungsi untuk membulatkan plat baja. Ketebalan lembaran plat baja yang biasa dibulatkan ialah 22 mm. Mesin ini memiliki tiga pasang roller dimana penggeraknya adalah motor listrik. Berikut ini adalah spesifikasi mesin Rolling yaitu: Model : RM-3 1 unit Putaran : 1450 rpm Daya : 1,2 Kw Cos φ : 0,85 Merek : Perfekt Buatan : Rusia 5. Mesin Las Listrik Mesin las listrik berfungsi sebagai pembawa arus listrik ke tangkai elektroda. Berikut ini adalah spesifikasi dari mesin las listrik yaitu : Model : WM 10 unit Daya : 5,5 KW Tegangan : 380 V Buatan : Jepang 6. Mesin Bor Mesin bor adalah mesin melubangi drum shell.. Berikut ini adalah spesifikasi dari mesin bor yaitu : Model : DM 2 unit Type : VR 82 Universitas Sumatera Utara Kecepatan : 3 HP Tegangan : 220 V Buatan : Rusia 7. Mesin Las Fin Mesin ini berfungsi sebagai teknik pengelasan terakis yang disebut capping secara circum maupun long seam setelah round shell dilas secara manual dengan las listrik.. Mesin ini digerakkan dengan motor listrik. Berikut ini adalah spesifikasi dari mesin Las Induksi yaitu: Merek : Wessel 2 unit Daya : 8 KW Tegangan : 380 V Buatan : Jepang Berikut ini akan dijelaskan mesin-mesin produksi membran wall ialah: 8. Mesin Bending Computeries Mesin bending adalah mesin yang berfungsi sebagai melengkungkan pipa ketel uap. Dalam hal ini pelengkungan dilakukan secara otomatis dengan komputer. Mesin ini menggunakan sistem hidrolik sebagai pengerak mata pelengkung. Berikut ini adalah spesifikasi dari mesin cutter yaitu : Merek : Perfekt 1 unit Putaran : 1410 rpm Arus : 1,2 A Tegangan : 380 V Buatan : Jerman Universitas Sumatera Utara 9. Mesin Bending Otomatis Mesin ini berfungsi untuk membengkokkan pipa ketel uap yang berukuran kecil. Berikut ini adalah spesifikasi mesin Bending Otomatis yaitu : Merek :Stainkom Tegangan : 220 V Daya : 0,6 Kw Arus : 22 A Frekuensi : 50 Hz Buatan : Jerman 10. Mesin Las Otomatis Simultan Mesin ini berfungsi untuk melas pipa ketel uap dengan plat baja strip. Berikut ini adalah spesifikasi mesin las otomatis simultan yaitu : Merek : Lincon Tegangan : 220 V Daya : 0,6 Arus : 3,6 A Frekuensi : 50 Hz Kecepatan : 3 HP Buatan : Jerman 11. Mesin Potong Pipa Mesin ini berfungsi untuk memotong pipa header yang berdiameter besar. Berikut ini adalah spesifikasi mesin potong yaitu : Merek : Webber Universitas Sumatera Utara Tegangan : 220 V Daya : 0,6 Arus : 3,6 A Frekuensi : 50 Hz Kecepatan : 6 HP Buatan : Belgia 12. Mesin Bor Pipa Mesin ini berfungsi untuk melubangi pipa header. Berikut ini adalah spesifikasi mesin bor yaitu : Merek : Viersen Tegangan : 380 V Daya : 0,6 Kw Arus : 3,6 A Frekuensi : 50 Hz Kecepatan : 6 HP Buatan : Belgia 13. Mesin Sandblast Mesin ini berfungsi untuk menghilangkan kerak pada pipa dengan menggunakan pasir silika. Berikut ini adalah spesifikasi mesin ini yaitu : Merek : Femaro Tegangan : 380 V Daya : 0,6 Kw Arus : 3,6 A Universitas Sumatera Utara Frekuensi : 50 Hz Kecepatan : 3 HP Buatan : Jerman Berikut ini akan dijelaskan mesin-mesin produksi pintu rebusan ialah: 14. Mesin Dishing Mesin ini berfungsi untuk membentuk lengkungan cembung setengah lingkaran plat baja. Berikut ini adalah spesifikasi mesin dishing yaitu : Merek : Heistell Tegangan : 380 V Daya : 0,7 Arus : 3,6 A Frekuensi : 50 Hz Buatan : Jerman 15. Mesin Bubut Vertikal besar Mesin ini berfungsi untuk membentuk badan pintu rebusan yang sesuai dengan gambar teknik. Berikut ini adalah spesifikasi mesin ini yaitu : Merek : Heistell Tegangan : 380 V Daya : 0,8 Kw Arus : 4 A Frekuensi : 50 Hz Kecepatan : 4 HP Buatan : Jerman Universitas Sumatera Utara Selain itu pada proses produksi juga terdapat mesin dan peralatan pada work shop yang berguna untuk mendukung kelancaran dari proses produksi. Mesin-mesin tersebut antara lain : 1. Mesin kompresor 5 Unit Tegangan : 380 V Arus : 3 A Frekuensi : 50 Hz Putaran : 750 rpm 2. Crane Tegangan : 380 V Arus : 3 A Frekuensi : 50 Hz Beban angkut : 5 ton 3. Mesin Bubut horizontal Merek : Weipert Tegangan : 380 V Arus : 3 A Frekuensi : 50 Hz Putaran : 750 rpm Buatan : Jerman Barat Universitas Sumatera Utara

2.6.2. Peralatan

Peralatan yang mendukung kelancaran proses produksi pada perusahaan PT. Atmindo adalah : 1. Kereta sorong Kereta sorong digunakan sebagai peralatan untuk memindahkan barang dengan jarak yang dekat dan jumlah yang sedikit. 2. Timbangan Timbangan berfungsi untuk multicyclon yang akan bawa dari pemasok. Timbangan yang digunakan adalah timbangan ukuran 1 ton sebanyak 1 unit. 3. Alat angkut Forklift Forklif digunakan untuk memindahkan barang-barang yang banyak dan dengan jumlah yang besar. Forklift biasa digunakan dalam hal memindahkan produk dari ruang produksi ke gudang produk jadi, dan memindahkan produk jadi dari gudang menuju tempat shipping.

2.6.3. Utilitas

Utilita merupakan unti pendukung yang digunakan dalam proses produksi. Adapun unit pendukung yang digunakan dalam pembuatan ketel uap dan pintu rebusan pada PT. Atmindo antara lain : 1. Pembangkit Daya Pembangkit daya adlah sarana pendukung yang berfungsi sebagai pembangkit tenaga listrik. Pembangkit daya ini diperoleh dari dua sumber yaitu : a. PLN Universitas Sumatera Utara yang memiliki daya 535 KVA dengan bantuan trafo meningkat dayanya menjadi 620 KVA b. Generator Listrik Generator ini digunakan untuk penerangan, alat listrik, mesin, dan perkantoran.Generator listrik yang digunakan memiliki sepesifikasi sebagai berikut : Tegangan : 380 V Arus : 852 A Frekuensi : 50 Hz Putaran : 1500 rpm 2. Water Treatment Sarana air bersih diperusahaan ini memegang peranan penting untuk berlangsungnya proses produksi. Kegunaan air di perusahaan ini adalah : a. Untuk proses produksi. b. Untuk keperluan air minum c. dan lain-lain Sumber air yang digunakan perusahaan adalah berasal dari a. Sumur bor, digunakan untuk produksi, WC, dan lain-lain. Untuk keperluan produksi air yang digunakan terlebih dahulu dilakukan penyaringan untuk menjamin dihasilkannya air bersih. 3. Minyak Pelumas Memiliki fungsi sebagai pelancar kerja mesin dan peralatan serat untuk merawat mesin dan peralatan. Universitas Sumatera Utara

2.6.4. Safety and fire Protection

PT. Atmindo memiliki sarana pencegahan terhadap masalah keselamatan dan kebakaran. Sarana pencegahan ini harus di patuhi oleh semua karyawan yang berada pada lingkungan pabrik. Adapun sarana yang digunakan sebagai berikut : 1. Pemakaian tanda-tanda peringatan bahaya Penggunaan tanda-tanda peringatan ini bertujuan untuk memberikan suatu pesan instruksi kepada setiap karyawan agar dapat menjalankan pekerjaannya sesuai prosedur kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu tanda- tanda peringatan tersebut juga untuk mengingatkan dan memberitahukan kepada karyawan tempat-tempat atau bahan yang berbahaya. Adapun tanda- tanda yang diberikan antara lain tanda bahaya, dilarang merokok, tanda pintu keluar darurat, peringatan-peringatan kecelakaan kerja. 2. Alat-alat pelindung diri Alat pelindung diri ini wajib digunakan oleh setiap karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Dalam hal ini di khususkan kepada para karyawan yang berada di bagian produksi. Adapun alat-alat pelindung diri yang digunakan antara lain seperti sarung tangan, sepatu pengaman, dan baju khusus. Selain itu perusahaan juga menyediakan perlengkapan-perlengkapan keselamatan apabila terjadinya kecelakaan. 3. Tempat-tempat penyimpanan Sarana tempat penyimpanan ini digunakan untuk menyimpan bahan-bahan yang dapat mengakibatkan bahaya kebakaran. Selain itu juga bertujuan untuk Universitas Sumatera Utara mencegah berserakannya bahan-bahan dilantai yang dapat mengakibatkan bertambahnya kemungkinan bahaya kecelakaan. 4. Prosedur kerja Perusahaan memastikan kepada seluruh karyawannya untuk melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan prosedur kerja yang ada. Beberapa hal yang dilakukan dalam hal inii dengan memberikan arahan-arahan dan pengawasan langsung terhadap pekerjanya. Selain itu perusahaan menempelkan beberapa selebaran kertas yang berisi prosedur kerja yang harus dilalui oleh karyawannya. 5. Penanggulangan kebakaran Beberapa peralatan dan pelengkapan dalam penanggulangan kebakaran yang ada pada perusahaan yaitu perlengkapan racun api yang dapat digunakan untuk pencegahan terhadap masalah kebakaran. Racun api disediakan pada setiap ruangan di perusahaan dan terutama di daerah produksi. selain itu juga terdapat peringatan kebakaran yang bersifat manual yaitu dengan menekan tombol peringatan bila terjadi kebakaran.

2.7. Struktur Organisasi dan Manajemen

Organisasi adalah merupakan sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Dengan adanya organisasi, setiap tugas dan kegiatan dapat di distribusikan dan dikerjakan oleh setiap anggota kelompok secara efisien sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Organisasi juga dapat diartikan sebagai salah satu alat manajemen. Universitas Sumatera Utara Sedangkan manajemen adalah suatu proses yang melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dari sumber daya yang ada untuk mendapatkan suatu tujuan yang diinginkan. Sumber daya haruslah dapat dikelola dengan baik dalam sistem organisasi yang tepat agar tercipta kerjasama yang baik dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Hubungan kerja sama dalam organisasi dapat digambarkan dalam suatu struktur organisasi. Struktur organisasi pada intinya menggambarkan batasan- batasan, wewenang, dan tanggung jawab. Dan memperlihatkan susunan fungsi- fungsi, departemen-departemen dalam organisasi dan menunjukkan bagaimana hubungan kerja baik secara horizontal maupun vertikal. Sehingga masing-masing personal organisasi dapat mengetahui dari mana ia mendapat tugas dan kepada siapa harus bertanggung jawab. Organisasi perusahaan telah disusun sedemikian rupa dan mempunyai struktur organisasi dalam bentuk organisasi garis atau lini, fungsional dan staf. Adapun jenis-jenis dari struktur organisasi sebagai berikut : Macam-macam struktur organisasi adalah sebagai berikut : 1. Lurus Organisasi berbentuk lurus adalah membagi dan mengelompokkan pekerjaan- pekerjaan yang secara langsung dan penuh, wewenang dan tanggung jawab dilakukan langsung oleh pemimpin. Bentuk lurus adalah tipe organisasi yang paling banyak dipakai, terutama pada perusahaan yang relatif kecil. Universitas Sumatera Utara 2. Fungsional Organisasi berbentuk fungsional adalah organisasi yang disusun berdasarkan sifat dan macam fungsi yana harus dilaksanakan. Struktur organisasi fungsional sesuai untuk suatu organisasi yang mempunyai masalah utama menuntut adanya keahlian fungsional, efisiensi dan mutu pekerjaan yang baik. Pada umunya digunakan dalam perusahaan-perusahaan dimana pembidangan tugas secara tegas dapat digariskan. 3. Staf Dimana struktur ini memiliki seorang atau sekelompok ahli yang tugasnya hanya memberi saran atau nasehat kepada atasannya. 4. Campuran Fungsional, Staf dan Lini Organisasi staf dan lini adalah suatu sistem yang dapat mengatasi keburukan- keburukan sistem garis maupun fungsional dengan dibentuk staf yang terdiri dari tenaga ahli dan masih mempertahankan kebaikan kesatuan pemimpin dari pada sistem garis. Struktur organiasasi lini mempunyai keahlian yang berbeda-beda dan tidak saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian yang lain. Struktur organisasi yang digunakan pada perusahaan PT. Atmindo adalah struktur organisasi fungsional dan lini. Adpun gambar dari struktur organisasi dari PT. Atmindo dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Hubungan lini dapat dijumpai pada : 1. General manajer dengan Manajer QAQC, Manager Financial and accounting, Manager Engineering, Manager Manufacturing, Manajer Procurement, Manager Human Resouces, Manajer Marketing and Sales. 2. Manajer Human Resouces dengan kepala bagian Human Resouces, staf Human Resouces dan security. 3. Manajer Financial and accounting dengan kepala bagian Financial and accounting dan staf Financial and accounting. 4. Manager Enginerring dengan kepala bagian Enginerring dan staf Enginerring. 5. Manajer QAQC dengan kepala bagian QAQC dan staf QAQC. 6. Manager Manufacturing, dengan kepala MA, koordinator workshop, koordinator site, mandor, commissioning dan section erection. 7. Manajer Marketing and Sales dengan kepala bagian Marketing and Sales dan staf Marketing and Sales. 8. Manajer Procurement dengan kepala bagian Procurement dan staf Procurement. Hubungan fungsional dapat dilihat pada kelompok Manajer QAQC, Manager Financial and accounting, Manager Engineering, Manager Manufacturing, Manajer Procurement, Manager Human Resouces dan Manajer Marketing and Sales. Adapun alasan struktur organisasi yang digunakan bentuk campuran fungsional dan lini pada PT. Atmindo adalah karena : Universitas Sumatera Utara Pembidangan tugas yang sesuai dengan lingkungan yang stabil dan mempertinggi efisiensi kerja. Memberi kesempatan bagi karyawan spesialisasi yang dapat memperingan tugas karena hanya bertugas sesuian dengan keahliannya. Hanya memerlukan koordinasi minimal karena masing-masing sudah mempunyai pengertian yang mendalam mengenai bidangnya.

2.8. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Dokumen yang terkait

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Beban Kerja pada Bagian Finishing di PT. High Steelindo Eranusa Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan

3 47 144

Penentuan Tenaga Kerja Yang Optimal Pada Bagian Packing Dengan Menggunakan Waktu Standar Pada PT. Adimulia Sarimas Medan

1 36 150

Penghitungan Waktu Standard Dan Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Pada Bagian Pengepakan PT. Sinar Oleochemical International (PT. SOCI)

0 39 81

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Pengukuran Waktu Dengan Menggunakan Metode Stopwatch Time Study Pada Bagian Packing Glycerine di PT. Sinar Oleochemichal International

5 60 184

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar Dengan Metode Work Sampling Di Bagian Packing Pada PT. Sinar Oleochemical International

4 51 159

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja dengan Metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) dan Work Load Analysis pada Bagian Produksi di PT. Florindo Makmur

6 23 92

ANALISIS PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA PADA Analisis Penentuan Jumlah Tenaga KErja Untuk Meningkatkan Efisiensi Kerja Pada PT. Nojorono Kudus.

0 0 13

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja dengan Metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) dan Work Load Analysis pada Bagian Produksi di PT. Florindo Makmur

1 1 17

Penentuan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja dengan Metode SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) dan Work Load Analysis pada Bagian Produksi di PT. Florindo Makmur

2 3 1

PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI

0 1 14