- Pena atau pensil - Papan pengamatan
2. Melakukan Pengukuran Waktu
Banyaknya pengukuran pendahuluan ditetapkan oleh pengamat setelah jumlah pengukuran yang diperlukan terpenuhi maka dilakukan pengujian
keseragaman data dengan cara mengelompokkannya ke dalam sub-sub grup.
Uji Kecukupan Data Rating Factor Allowance
Waktu Siklus Waktu Siklus Waktu Normal Waktu Baku
Rata-Rata
Uji Keseragaman Data
Gambar 3.1. Diagram Urutan Pengukuran Waktu Kerja
Waktu siklus Ws merupakan data waktu sesungguhnya yang terukur oleh
pengamat yang diawali dan diakhiri oleh suatu elemen operasi yang sama.
a. Pengujian Keseragaman Data
Pengujian keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang kita peroleh menyebar seragam atau tidak. Rumus untuk menghitung
keseragaman data adalah:
n t
t
1 n
t t
σ
2 i
t
t
z σ
t BKA
t
z σ
t BKB
Keterangan:
Universitas Sumatera Utara
t
: Waktu rata-rata
t
: Simpangan baku BKA : Batas Kontrol Atas
BKB : Batas Kontrol Bawah z : Tingkat ketelitian
b. Pengujian Kecukupan Data
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari pengamatan mencukupi untuk dilakukan perhitungan. Rumus untuk
menghitung kecukupan data adalah:
t t
t N
s z
N
2 2
Keterangan: z : Tingkat kepercayaan, dimana:
a. 90 confidence level : z = 1,65 b. 95 confidence level : z = 2,00
c. 99,7 confidence level : z = 3,00 s : Tingkat ketelitian
N : Jumlah data awal N’: Jumlah data minimal yang diperlukan
t : Waktu pengukuran
Universitas Sumatera Utara
Setelah uji keseragaman data dan uji kecukupan data dipenuhi maka dilakukan perhitungan waktu siklus, waktu normal dan waktu standar. Waktu siklus dihitung
dengan merata-ratakan waktu yang diperoleh dalam pengukuran. Waktu normal diperoleh dengan mempertimbangkan rating factor operator.
3. Penentuan Faktor Penyesuaian
Faktor penyesuaian digunakan untuk menyesuaikan ketidakwajaran dan operator yang sedang diukur waktu menyelesaikan pekerjaannya. Ketidakwajaran
ini bisa terjadi karena bekerja tanpa kesungguhan, terlalu cepat atau atau terlalu lambat. Beberapa factor seperti kondisi ruang, ketrampilan buruh dalam
melakukan pekerjaan, dan lain-lain sangat berpengaruh terhadap hasil kerja. Bila pengukur berpendapat bahwa operator dalam melakukan pekerjaan terlalu
cepat, maka harga faktor penyesuaian p akan lebih besar dari satu p1, sebaliknya bila operator bekerja terlalu lambat maka faktor penyesuaian p akan
lebih kecil dari satu p1, dan bila operator bekerja secara normal, maka faktor penyesuaian sama dengan satu p=1. Operator dianggap bekerja normal bila
dianggap berpengalaman, bekerja tanpa usaha-usaha yang berlebihan sepanjang hari, menguasai cara kerja yang ditetapkan dan menunjuk kesungguhan dalam
melakukan pekerjaannya.
Beberapa cara menentukan faktor penyesuaian yaitu antara lain, Sutalaksana; 1979:
a. Cara Persentase Cara ini merupakan cara yang paling awam untuk digunakan dalam
melakukan penyesuaian. Besarnya faktor penyesuaian sepenuhnya ditentukan
Universitas Sumatera Utara
oleh pengukuran melalui pengamatan selama melakukan pengukuran. Setelah mengukur pengamat menentukan faktor penyesuaian harga p yang
menurutnya akan menghasilkan waktu normal bila harga ini dikalikan dengan waktu siklus. Bila p = 110, waktu siklus Ws suatu pekerjaan telah dihitung
sama dengan 14,6 menit, maka waktu normal pekerjaan tersebut sama dengan: Wn = Ws x P
= 14,6 menit x 110 = 16,6 menit
Penentuan faktor penyesuaian tersebut dilakukan dengan sangat sederhana. Di lain pihak kekurangan ketelitian hasil sebagai akibat dari kasarnya cara
penilaian. b. Cara Shumard
Cara ini memberikan patokan-patokan penilaian melalui kelas-kelas performance kerja diri sendiri. Seorang yang dipandang bekerja diberi nilai
60, nilai ini digunakan sebagai patokan untuk memberikan penyesuaian bgi performance kerja lainnya. Misalnya ada seorang tenaga kerja yang bekerja
dengan performance excellent, maka nilai tenaga kerja tersebut adalah 80, sehingga faktor penyesuaian adalah 80:60= 1,33. Jika waktu siklus pekerjaan
terhitung 14,6 menit, maka waktu normalnya: Wn = 14,6 menit x 1,33
= 19,42 menit
Universitas Sumatera Utara
c. Cara Westinghouse Cara ini berbeda dengan cara Shumard, cara tersebut mengarahkan penilaian
pada empat factor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yaitu ketrampilan, usaha, kondisi kerja dan konsistensi. Untuk
keperluan penyesuaian ketrampilan dibagi menjadi enam kelas yaitu: 1. Super Skill
2. Excellent Skill 3. Good Skill
4. Average Skill 5. Fair Skill
6. Poor Skill Yang dimaksud dengan kondisi kerja atau condition pada cara Westinghouse
adalah kondisi fisik lingkungannya seperti keadaan pencahayaan, temperature dan kebisingan ruangan. Bila tiga factor lainnya yaitu ketrampilan, usaha dan
konsisten merupakan apa yang dicerminkan operator, maka kondisi kerja merupakan sesuatu di luar operator yang diterima apa adanya oleh operator
tanpa banyak kemampuan merubahnya. Oleh sebab itu factor kondisi sering disebut sebagai factor manajemen, karena pihak inilah yang dapat dan
berwenang merubah atau memperbaikinya. d. Cara Objektif
Cara ini memperlihatkan dua factor, yaitu kecepatan kerja dan tingkat kesulitan kerja. Kecepatan kerja adalah kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan. Jika
operator bekerja terlalu cepat, penyesuaian untuk kecepatan besarnya 1, jika
Universitas Sumatera Utara
operator bekerja lambat penyesuaian kecepatan kerja 1, dan jika operator bekerja normal penyesuaiannya = 1. Besarnya penyesuaian untuk tingkat
kesulitan kerja ditentukan dengan memperhatikan kesulitan-kesulitan dalam bekerja.
e. Cara Bedaux Cara ini merupakan pengembangan untuk lebih mengobyektifkan penyesuaian.
Pada dasarnya cara ini tidak berbeda dengan cara Shumard, hanya saja nilai- nilai pada Bedaux dinyatakan dalam “B” seperti misalnya 60B, 70B dan
sebagainya. f. Cara Sintesa
Cara ini lebih berbeda dengan cara yang lainnya, dalam waktu penyesuaian setiap elemen gerakan dibandingkan dengan beebrapa harga yang diperoleh dari
table-table data waktu gerakan, untuk kemudian dihitung harga rata-rata. Harga rata-rata inilah yang dinilai sebagai factor penyesuaian untuk elemen-elemen
pekerjaan pertama, kedua dan ketiga bagi suatu siklus pekerjaan adalah 17,10 detik dan 32 detik. Dari beberapa table data waktu gerakan didapat untuk
beberapa elemen yang sama masing-masing pada beberapa elemen tersebut, perbandingannya adalah 12:10 dan 29:10, rata-ratanya yaitu 1,05. Harga rata-
rata ini menjadi nilai factor penyesuaian untuk ketiga elemen pekerjaan tersebut oleh siklus yang bersangkutan. Perhitungan waktu normal sama dengan cara-
cara lainnya.
Universitas Sumatera Utara
4. Penentuan Kelonggaran