Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .800
.640
a
.559
.26858 2.052
a. Predictors: Constant, Ln_HCPO, Ln_Kurs, Ln_PHK, Ln_RHO, Ln_BTK, Ln_PTK, Ln_SBK
b. Dependent Variable: Ln_ROI
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah Tabel 5.10. memperlihatkan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,559
atau 55,9 yang berarti bahwa persentase pengaruh variabel independen yaitu kinerja operasional produktivitas hasil kebun, rendemen hasil olahan,
produktivitas tenaga kerja, biaya tenaga kerja, suku bunga kredit, kurs dan harga CPO terhadap return on investment adalah sebesar nilai koefisien determinasi
atau 55,9. Sedangkan sisanya 44,1 dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
5.5. Pembahasan Hasil Penelitian
Faktor-faktor kinerja operasional dan ekonomi makro yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ln_PHK, Ln_RHO, Ln_PTK, Ln_BTK,
Ln_SBK, Ln_Kurs, dan Ln_HCPO. Dari hasil uji normalitas, data penelitian terdistribusi dengan normal, tidak terjadi multikolonearitas dan
autokorelasi dalam model regresinya, sehingga hasil prediksi yang digunakan mempunyai tingkat kesalahan baku yang kecil dan dapat digunakan untuk
memprediksi profitabilitas perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian regresi, secara simultan, faktor-faktor kinerja operasional dan ekonomi makro
berpengaruh signifikan terhadap return on investment pada tingkat signifikansi
Universitas Sumatera Utara
5 dengan koefisien determinasi sebesar 55,9 sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Secara parsial, ada lima variabel yang berpengaruh signifikan terhadap return on investment
, yaitu produktivitas hasil kebun, biaya tenaga kerja, suku bunga kredit, kurs dan harga CPO sedangkan variabel lainnya; rendemen hasil
olahan dan produktivitas tenaga kerja berpengaruh tidak signifikan. Uraian dari masing-masing variabel dapat dilihat sebagai berikut:
a. Pengaruh produktivitas hasil kebun terhadap return on investment
Secara parsial variabel produktivitas hasil kebun PHK berpengaruh signifikan terhadap return on investment PT Perkebunan Nusantara IV Persero
periode tahun 2002 - 2011. Hasil pengujian menerima hipotesis. Dalam statistik deskriptif, rata-rata produktivitas perusahaan selama periode 2002 sampai dengan
2011 sebesar 6.945 kgha per triwulan sudah signifikan dalam mempengaruhi probabilitas perusahaan. Dalam karakteristik perkebunan, produktivitas
merupakan satu hal yang sangat penting dalam bisnis perkebunan Noor, et al. 2004. Rahardjo 2009 juga menyatakan bahwa unit produksi merupakan kunci
utama bisnis perkebunan. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Parast dan Fini 2010 yang menunjukkan pengaruh yang signifikan antara
variabel produktivitas terhadap return on investment. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan mampu melakukan manajemen tanaman dengan baik sehingga
dapat menghasilkan produktivitas yang optimal dengan pengelolaan areal dan pemeliharaan tanaman kelapa sawit yang standar sehingga menghasilkan produksi
tandan buah segar yang optimum sesuai dengan potensi tanaman. Arah koefisien yang positif menunjukkan bahwa jika perusahaan dapat lebih meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
produktivitas hasil kebun maka pengaruh produktivitas hasil kebun akan menjadi semakin signifikan dan dapat lebih meningkatkan return on investment
perusahaan. b.
Pengaruh rendemen hasil olahan terhadap return on investment Secara parsial variabel rendemen hasil olahan RHO berpengaruh tidak
signifikan terhadap return on investment PT Perkebunan Nusantara IV Persero periode 2002 – 2011. Hasil pengujian tidak menerima hipotesis dan berbeda dari
teori. Penulis menduga bahwa rendemen hasil olahan berpengaruh signifikan karena rendemen merupakan salah satu kunci bisnis perkebunan Rahardjo, 2009.
Dari statistik deskriptif, rata-rata rendemen hasil olahan perusahaan sebesar 23,18, belum signifikan mempengaruhi returm on imvestment perusahaan. Hal
ini mengindikasikan bahwa rendemen hasil olahan masih perlu ditingkatkan lagi. Variabel ini tidak dapat dibandingkan dengan peneliti sebelumnya karena
perbedaan bidang bisnis yang diteliti. Secara teoritis. hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1 jenis benih yang kurang baik 2 kondisi
mesinperalatan pabrik yang digunakan dalam proses pengolahan TBS yang kurang prima sehingga terjadi kehilangan minyak losses 3 manajemen atas
kematangan buah yang kurang, dan 4 kondisi iklim yang kurang mendukung Chang, et al. 2003. Belum optimalnya ekstraksi TBS menjadi CPO memberikan
pengaruh rendemen hasil olahan yang belum signifikan untuk menghasilkan return on investment
meskipun produktivitas hasil kebun perusahaan sudah signifikan. Arah koefisien yang positif mengindikasikan bahwa rendemen
memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan profitabilitas. Dalam hal ini perlu adanya upaya manajemen untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan belum optimalnya rendemen hasil olahan perusahan diatas sehingga dengan peningkatan rendemen diharapkan akan meningkatkan volume persediaan
hasil jadi yang siap untuk dijual dan diikuti dengan kinerja penjualan perusahaan yang baik, dengan demikian akan lebih meningkatkan return on investment.
c. Pengaruh produktivitas tenaga kerja terhadap return on investment
Secara parsial variabel produktivitas tenaga kerja PTK berpengaruh tidak signifikan terhadap return on investment PT Perkebunan Nusantara IV Persero
tahun 2002 – 2011. Hasil pengujian tidak menerima hipotesis dan berbeda dengan teori. Penulis menduga bahwa produktivitas tenaga kerja berpengaruh signifikan
terhadap return on investment, karena dalam karakteristik perkebunan, produktivitas merupakan satu hal yang sangat penting dalam bisnis perkebunan
Noor, et al. 2004. Dalam statistik deskriptif, rata-rata produktivitas tenaga kerja selama tahun 2002 – 2011 sebesar 4,4 tonorang per triwulan, belum signifikan
mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Hasil ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Parast dan Fini 2010 yang menunjukkan pengaruh yang
signifikan antara labour productivity terhadap return on investment di industri penerbangan. Hasil penelitian berbeda dengan penelitian sebelumnya karena
bidang bisnis penelitian dan periode penelitian yang berbeda. Dalam industri penerbangan, Parast dan Fini 2010 mengukur labour productivity dengan
membagi jumlah miles perjalanan penumpang terhadap jumlah jam tenaga kerja sedangkan dalam penelitian ini, produktivitas merupakan kemampuan tenaga
kerja untuk menghasilkan minyak sawit. Penggunaan tenaga kerja untuk menghasilkan produksi minyak sawit dalam operasional perusahaan masih sangat
dominan labour intensive sedangkan pemanfaatan mesin dan teknologi tepat
Universitas Sumatera Utara
guna untuk mendukung produktivitas masih sangat rendah. Pemberdayaan tenaga kerja untuk menghasilkan produksi merupakan faktor yang masih perlu
ditingkatkan lagi oleh manajemen. Arah koefisien positif mengindikasikan bahwa produktivitas memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan profitabilitas
perusahan. Hal ini mengindikasikan bahwa manajemen perlu melakukan upaya pembinaan dan pengembangan kinerja sumber daya manusianya dan diperlukan
teknologi yang tepat guna untuk mendukung operasional perusahaan sesuai dengan proses bisnis perusahan sehingga produktivitas tenaga kerja semakin
meningkat dan akan lebih meningkatkan return on investment secara signifikan. d.
Pengaruh biaya tenaga kerja terhadap return on investment Secara parsial variabel biaya tenaga kerja BTK berpengaruh signifikan
terhadap return on investment PT Perkebunan Nusantara IV Persero periode 2002 – 2011. Hasil pengujian menerima hipotesis. Dalam statistik deskriptif, rata-
rata biaya tenaga kerja selama tahun 2002 – 2011 sebesar Rp 6.591.231,90orang per triwulan, sudah signifikan mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Hasil ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Parast dan Fini 2010 dalam industri penerbangan yang menunjukkan pengaruh yang signifikan antara variabel
employee salary terhadap profitabilitas. Dalam industri jasa penerbangan,
pengaruh gaji yang signifikan terhadap profitabilitas menggambarkan hubungan yang positif antara kepuasan karyawan dengan kepuasan pelanggan. Pemberian
gaji yang lebih tinggi kepada karyawan akan meningkatkan kepuasan karyawan dan juga akan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Dalam penelitian ini, arah koefisien yang negatif mengindikasikan bahwa kenaikan biaya tenaga yang terdiri dari gaji, tunjangan dan lembur belum diikuti
Universitas Sumatera Utara
dengan kenaikan produktivitas tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena bisnis perkebunan yang masih bersifat padat karya labour intensive sehingga biaya
tenaga tenaga yang besar sangat membebani perusahaan yang mana biaya tenaga kerja merupakan bagian dari biaya produksi perusahaan. Kewajiban perusahaan
untuk mematuhi kebijakan pemerintah tentang ketenagakerjaan membuat perusahaan harus memenuhi fasilitas-fasilitas ketenagakerjaan sesuai dengan
Undang-Undang Ketenagakerjaan. Perusahaan masih perlu melakukan upaya efisiensi penggunaan tenaga
kerja dengan memberdayakan teknologi tepat guna yang dapat mendukung produktivitas yang optimum agar profitabilitas tidak semakin menurun.
Pengembangan tenaga kerja merupakan faktor penting agar kompetensi tenaga kerja semakin meningkat sehingga pertambahan biaya tenaga kerja perusahaan
akan mampu menghasilkan peningkatan produktivitas tenaga kerja dan kinerja yang lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan return on investment secara
signifikan. e.
Pengaruh suku bunga kredit terhadap return on investment Secara parsial variabel suku bunga kredit SBK berpengaruh signifikan
terhadap return on investment PT Perkebunan Nusantara IV Persero periode 2002 – 2011. Hasil pengujian ini menerima hipotesis. Dalam statistik deskriptif,
rata-rata suku bunga kredit selama tahun 2002 – 2011 sebesar 14 per triwulan, sudah signifikan mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Hal ini mendukung
teori yang menyatakan bahwa seorang investor akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari
tingkat bunga yang dibayarkan untuk dana investasi tersebut yang merupakan
Universitas Sumatera Utara
ongkos dari penggunaan dana Nopirin, 1992. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Pramesti dan Satyawati 2007 yang menyatakan bahwa biaya bunga
pinjaman berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan dalam perusahaan real estate dan property. Hal ini mengindikasikan bahwa pinjaman
jangka panjang perbankan memberikan kontribusi peningkatan profitabilitas perusahaan. Perusahaan mampu mengelola dengan baik pembiayaan dari
perbankan untuk kegiatan investasi perusahaan. Kebijakan perusahaan untuk mendanai kegiatan investasi untuk pertumbuhan dan pengembangan usaha
merupakan kebijakan yang cukup efektif dalam upaya meningkatkan return on investment
perusahaan secara signifikan yang tentunya didasarkan dengan analisis perhitungan kredit yang cermat oleh manajemen.
f. Pengaruh kurs terhadap return on investment
Secara parsial variabel kurs berpengaruh signifikan terhadap return on investment investment
PT Perkebunan Nusantara IV Persero periode 2002 – 2011. Hasil pengujian ini menerima hipotesis. Dalam statistik deskriptif, rata-rata
nilai kurs selama tahun 2002 – 2011 sebesar Rp 9.262,52 1 per triwulan, sudah signifikan mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian Dwijayanthy dan Naomi 2009 yang menunjukkan bahwa nilai tukar mata uang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank
periode 2003 – 2007, tetapi tidak mendukung hasil penelitian Rupaida 2013 yang menyatakan bahwa kurs valas berpengaruh tidak signifikan terhadap
profitabilitas di PT Bank NTB karena bisnis PT Bank NTB untuk kepentingan kredit konsumsi dan modal kerja dengan skala kecil. Hal ini mengindikasikan
bahwa perbedaan kurs rupiah terhadap US dollar dapat memberikan kontribusi
Universitas Sumatera Utara
positif terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan melalui kegiatan ekspor CPO ke luar negeri. Peluang selisih kurs dapat dimanfaatkan oleh perusahaan
untuk menambah pendapatan perusahaan dari selisih kurs, demikian juga penjualan persediaan jadi melalui ekspor memberikan margin penjualan CPO
yang lebih tinggi meskipun di sisi lainnya kenaikan kurs US dollar terhadap rupiah dapat meningkatkan beban perusahaan. Kondisi ini mendukung teori yang
menyatakan bahwa apresiasi dan depresiasi akan terjadi apabila suatu negara menganut kebijakan nilai tukar mengambang bebas free floating rate sehingga
nilai tukar akan ditentukan oleh mekanisme pasar Kuncoro, 2011. g.
Pengaruh harga CPO terhadap return on investment Secara parsial variabel harga CPO berpengaruh signifikan terhadap return
on investment PT Perkebunan Nusantara IV Persero periode 2002 – 2011. Hasil
pengujian ini menerima hipotesis. Dalam statistik deskriptif, rata-rata harga CPO selama tahun 2002 – 2011 sebesar 617,95ton per triwulan, sudah signifikan
mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa harga jual CPO yang baik memberikan kontribusi signifikan terhadap profitabilitas
perusahaan, namun harga CPO bukan merupakan faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan namun dikendalikan oleh mekanisme pasar dunia baik melalui
permintaan dan panawaran, juga adanya faktor spekulasi para pelaku pasar dapat menentukan harga jual CPO. Kemampuan membaca peluang pasar dan
pemberdayaan market inteligence menjadi sangat penting bagi perusahaan untuk dapat terus dan konsisten meningkatkan penjualan dan tentunya didukung dengan
produktivitas yang tinggi. Dalam hal ini, perusahaan perlu mengembangkan sikap kewaspadaan terhadap perilaku pasar yang selalu dinamis karena jika harga CPO
Universitas Sumatera Utara
menurun secara signifikan, hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan karena secara signifikan juga akan menurunkan return on investment perusahaan. Ini
mendukung penelitian Agustira, et al. 2010 yang menyatakan bahwa Indonesia belum bisa menjadi pengimbang dan penentu harga CPO internasional karena
harga ditentukan oleh pasar.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan