Latar Belakang Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan Jalan S.Parman No.77 Medan)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persoalan kepemimpinan selalu memberikan kesan yang menarik, oleh sebab itu permasalahan kepemimpinan merupakan topik yang menarik dan dapat dimulai dari sudut mana saja bahkan dari waktu ke waktu menjadi perhatian manusia. Ada yang berpendapat masalah kepemimpinan itu sama halnya dengan sejarah manusia, kepemimpinan dibutuhkan manusia, karena adanya suatu keterbatasan dan kelebihan-kelebihan, tetapi pada manusia di satu pihak manusia terbatas kemampuannya untuk memimpin. Disinilah timbulnya kebutuhan akan pemimpin dan kepemimpinan. Kalau ditelusuri lebih lanjut, betapa pentingnya pemimpin dan kepemimpinan dalam suatu kelompok organisasi jika terjadi suatu konflik atau perselisihan antara orang-orang dalam kelompok tersebut, maka organisasi mencari alternative pemecahannya supaya terjamin keteraturan dan dapat ditaati bersama, dengan demikian terbentuklah aturan-aturan, norma-norma atau kebijakan untuk ditaati agar konflik tidak terulang lagi. Ketika itulah orang-orang mulai mengidentifikasikan dirinya pada kelompok, dalam hal ini peranan pimpinan sangat dibutuhkan. Melihat pentingnya sudut situasi dan waktu yang dipengaruhi oleh lingkungan kerja organisasi, maka dipandang perlu pemimpin yang melihat kondisi dan lingkungan berdasarkan gaya kepemimpinan yang diperannya. Para pemimpin yang melihat situasi dalam mengembangkan karyawannya, dimana keterkaitan ini menguntungkan bagi karyawan dengan adanya kesempatan mereka Universitas Sumatera Utara meningkatkan prestasi kerja kinerja dapat didukung secara informal oleh pemimpin yang bersifat melihat situasi kecenderungan karakteristik sifat dan tingkat prestasi karyawannya. Studi kepemimpinan yang pada awal perkembangannya cenderung bersifat indukt if murni menempati posisi sentral dalam literatur menajemen dan perilaku keorganisasian pada beberapa dekade terakhir. Secara umum, kajian perkembangan riset dan teori kepemimpinan dapat dikategorikan menjadi tiga tahap penting Ogbonna dan Harris, 2000 : 25. Pertama, tahap awal studi tentang kepemimpinan menhasilkan teori-teori sifat kepemimpinan trait theories, yang mengasumsikan bahwa seseorang dilahirkan untuk menjadi pemimpin dan bahwa dia memiliki sifat atau atribusi personal yang membedakannya dari mereka yang bukan pemimpin. Kedua, karena muncul kritik terhadap sulitnya mengelompokkan dan memvalidasi sifat pemimpin, kemudian muncul teori-teori perilaku kepemimpinan behavioral theories. Pada teori ini, penekanan yang semula diarahkan pada sifat pemimpin dialihkan kepada perilaku dan gaya yang dianut oleh para pemimpin. Dengan demikian, berdasarkan teori ini, agar organisasi dapat berjalan secara efektif, terhadap penekanan suatu gaya kepemimpinan terbaik one best way of leading. Ketiga, berdasarkan anggapan bahwa baik teori-teori sifat kepemimpinan maupun teori-teori perilaku kepemimpinan memiliki kelemahan yang sama, yaitu mengabaikan peranan penting faktor-faktor situasional dalam menentukan efektifitas kepemimpinan, kemudian muncul teori-teori kepemimpinan situasional situasional theories. Dari pengembangan kelompok teori yang terakhir ini, maka terjadi perubahan orientasi dari one best way leading menjadi context-sensitive leadership. Jika Universitas Sumatera Utara ditelusuri lebih lanjut, perkembangan ketiga teori kepemimpinan tersebut tidak dapat dipisahkan dari paradigma riset kepemimpinan. Perilaku kepemimpinan situasional yang diterapkan oleh seorang pemimpin dalam membangun kemajuan perusahaan dengan melihat factor situasi dan kondisi diperlukan adanya peningkatan mutu sumber daya manusia yang menjadi landasan suatu organisasi untuk menunjukkan output dalam bekerja menjadi maksimal. Peningkatan sumber daya manusia ini dapat dilihat oleh pimpinan menjadi suatu bagian yang utuh yaitu, adanya kualitas pencapaian hasil kerja karyawan dalam perusahaan, serta kuantitas dari segi efisiensi dan efektivitas yang dilakukan karyawan. Menurut Pamungkas 2005 : 38 bahwa yang dimaksud dengan kinerja adalah penampilan cara-cara untuk menghasilkan sesuatu hasil yang diperoleh dengan aktifitas yang dicapai dengan suatu unjuk kerja. Maka dengan demikian dibutuhkan kinerja dalam suatu perusahaan atau organisasi yang dapat mengukur seberapa besar tingkat kemampuan pelaksanaan- pelaksaan tugas organisasi dalam rangka pencapaian tujuan. Peningkatan kinerja karyawan secara perorangan akan mendorong peningkatan kinerja karyawan secara keseluruhan pada Bank Syariah Bukopin Cabang Medan. Hal ini tidak terlepas dari peranan perilaku seorang pemiimpin yang situasional yang menggunakan tehnik waktu, kondisi dan situasi dalam meningkatkan mutu kualitas karyawannya. Dengan demikian, penilaian kinerja sangat dibutuhkan sebagai faktor penting untuk memberikan feed back kepada pimpinan untuk memberikan kapasitas lebih kepada karyawan dalam meningkatkan kinerja mereka. Maka, seorang karyawan juga akan dibantu oleh karyawan yang lain dalam megembangkan karirnya di perusahaan Bank Syariah Universitas Sumatera Utara Bukopin Cabang Medan, dimana para Staff seperti Customer service, Teller, Human Resourse Departement dan lain sebagainya, membantu dan saling bekerja sama untuk dapat dinilai dalam meningkatkan kinerja karyawannya. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan yang sudah berdiri sejak tahun 2006 ini memeiliki kaedah system prosedur pelayanan yang baik. Mulai dari pimpinan cabang yang menerapkan kepemimpinan yang efektik dengan melihat situasi kondisi lingkup kerja karyawan Bank Syariah Bukopin Cabang Medan. Pimpinan cabang yang berperan aktif dan cekatan yang selalu mementingkan persahabatan yang ideal kepada bawahannya. Pimpinan cabang dan manager pada Bank Syariah Bukopin Cabang Medan tidak heran memberikan kepemimpinan yang efektif dalam membina karyawannya. Dari hasil pengamatan sementara yang dilakukan oleh penulis dalam pra penelitian, belum terdapat permasalahan yang krusial dalam penerapan kinerja karyawan oleh pimpinan, dalam permasalahan kepemimpinan yang diterapkan oleh Pimpinan Cabang Bank Syariah Bukopin Cabang Medan dalam membangun kinerja karyawannya tidak lain adanya gaji karyawan di Bank Syariah Bukopin Cabang Medan kurang mencukupi. Adanya masalah yang dihadapi Bank Syariah Bukopin Cabang Medan merupakan hambatan bagi para karyawan dalam memacu kinerja mereka. Dengan demikian peran kepemimpinan yang dituangkan Pimpinan Cabang Bank Syariah Bukopin Cabang Medan sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kinerja mereka. Apalagi Bagian Customer Service yang berhubungan langsung dengan masyarakat, dimana masyarakat akan timbul kepercayaan yang negatif kepada Bank Syariah Bukopin Cabang Medan dalam mengelola pelayanan kepada nasabah. Universitas Sumatera Utara Kurang meningkatnya kualitas kinerja karyawan pada staff Bank Syariah Bukopin Cabang Medan yang menjadi pandangan buruk oleh segelintir karyawan yang bekerja baik sebagai pegawai tetap maupun honorer. Hal ini dipicu oleh kepemimpinan situasional yang harus diterapkan oleh Manager Bank Syariah Bukopin Cabang Medan dalam mengelola kinerja karyawannya yaitu seluruh karyawan yang berada di Bank Syariah Bukopin Cabang Medan ini. Hubungan antara kepemimpinan situasional dengan kinerja karyawan jelas sangat terkait pada Bank Syariah Bukopin Cabang Medan, dimana seorang pimpinan cabang menggunakan gaya kepemimpinan dengan melihat kondisi waktu baik informal maupun formal dan dengan melihat kondisi situasi dari seorang karyawan. Kepemimpinan situasional terjadi jika pimpinan melihat berbagai kondisi dari seorang karyawan, dimana dengan menggunakan 4 perilaku kepemimpinan situasional yaitu tindakan mengarahkan telling dengan peran directive yang tinggi, perilaku pimpinan yang menjual selling dengan mengajukan beberapa alternatif, perilaku pimpinan menggalang partisipasi participation dengan memberi keyakinan kepada karyawan, dan kemudian mendelegasikan delegating kemampuan pimpinan kepada karyawan untuk bertanggung jawab. Beberapa perilaku kepemimpinan situasional inilah yang membuat pimpinan cabang Bank Syariah Bukopin Cabang Medan selalu mengutamakan karyawannya untuk meningkatkan kinerja mereka. Kepemimpinan situasional yang dijalankan oleh Pimpinan Cabang Bank Bukopin Syariah Cabang Medan mengharuskan bahwa seorang pemimpin dapat dengan tegas mengatur dalam mendorong kinerja karyawannya. Hal ini, menentukan seorang pemimpin dalam menjalankan fungsi kepemimpinan Universitas Sumatera Utara situasional. Maka hal ini membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Karyawan pada Bank Syariah Bukopin Cabang Medan.”

1.2 Perumusan Masalah