Tahap Analisa dan Pemecahan Masalah Kesimpulan dan Saran Analisa

4.9. Tahap Analisa dan Pemecahan Masalah

Analisis ini meliputi analisi mengenai perbandingan pengukuran kinerja yang baru dengan yang telah ada sebelumnya, analisis mengenai pencapaian kinerja perusahaan serta rencana tindakan untuk melaksanakan program peningkatan kinerja berdasarkan KPI yang perlu segera diperbaiki.

4.10. Kesimpulan dan Saran

Tahap kesimpulan berisi butir-butir penting dalam penelitian ini. Kesimpulan merupakan perumusan dari tahap analisis sebelumnya. Saran- saran yang diberikan berguna untuk perbaikan kepada pihak perusahaan untuk mengimplementasikan hasil penelitian ini. Universitas Sumatera Utara BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan data

Sebelum dilakukan pengolahan data terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data yang diperlukan pada penelitian, adapun data yang diperlukan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

5.1.1. Identifikasi Stakeholder Perusahaan

Sebelum merancang dan mengukur kinerja perusahaan terlebih dahulu dilakukan identifikasi stakeholder yang memegang peranan penting bagi keberlangsungan perusahaan, secara umum stakeholder perusahaan yang memegang peranan penting pada perusahaan adalah Investor, Pelanggan, Pegawai, Pemasok, Regulator dan Community, keterkaitan stakeholder- stakeholder PT. PLN Cabang Medan dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. Stakeholder PT. PLN Cabang Medan PT. PLN CABANG MEDAN INVESTOR: KANTOR WILAYAH PEMERINTAH DAN MASYARAKAT SETEMPAT PEMASOK PEGAWAI PELANGGAN Universitas Sumatera Utara

5.1.2. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism PT. PLN Cabang Medan

Setelah melakukan pengidentifikasian siapa stakeholder perusahaan selanjutnya dilakukan identifikasi lima sisi Performance Prism, kelima sisi tersebut adalah Stakeholder Satisfaction, Stakeholder Contribution, Strategy, Process dan Capability. Adapun proses identifikasi tersebut dilakukan dengan metode wawancara pada PT. PLN Cabang medan dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. Narasumber dan Alasan Pemilihan Jabatan Alasan Pemilihan 1. Asisten Manajer Teknik Bertanggung Jawab pada Aspek Teknis mengkoordinasikan Perencanaan, pengoperasian, dan pemelirahaaan sarana 2. Supervisor Perencanaan Distribusi Bertanggung jawab dalam mengevaluasi kinerja unit-unit dan cabang serta membuat laporan kinerja cabang 3. Asisten Manajer SDM dan Administrasi Bertanggung jawab pada pengelolaan dan perencanaan sumber daya manusia. 4. Supervisor SDM Bertanggung jawab dalam perencanaan SDM, memelihara database pegawai 5. Supervisor Logistik Bertanggung jawab pada perencanaan persediaan, pengadaan dan penyimpanan barangmaterial, alt tulis kantor, dan menjalin hubungan dengan Pemasok Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1. Narasumber dan Alasan Pemilihan Lanjutan Jabatan Alasan Pemilihan 6. Asisten Manajer Niaga dan Pelayanan Pelanggan Bertanggung jawab pada upaya pelaksanaan pencapaian pendapatan, penyelamatan pendapatan dan melaksanakan penjualan listrik pada pelanggan Agar proses wawancara terfokus pada data yang diinginkan maka pertanyaan yang diajukan berpedoman pada 5 pertanyaan dasar metode Performance Prism, adapun pedoman dalam pengidentifikasian 5 sisi Performance Prism ini adalah berdasarkan lima pertanyaan berikut: 1. Apakah yang diinginkan serta dibutuhkan kelompok stakeholder pada PT. PLN Cabang Medan? 2. Kontribusi apa yang diharapkan PT. PLN Cabang Medan dari stakeholder perusahaan tersebut? 3. Strategi apakah yang dapat digunakan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan stakeholder tersebut? 4. Proses apa yang harus dilakukan untuk menjalankan strategi tersebut? 5. Kapabilitas apa yang harus dikembangkan untuk menjalankan proses tersebut? Universitas Sumatera Utara 5.1.2.1.Stakeholder Investor Kantor Wilayah Kedudukan PT. PLN Cabang Medan tidak memiliki hubungan langsung dengan investor, oleh karena itu kedudukan stakeholder ini digantikan oleh Kantor Wilayah karena memiliki peranan yang hampir sama dengan investor yaitu penyedia dana untuk proses operasional perusahaan, selain itu juga Kantor Wilayah memiliki kepentingan terhadap kinerja cabang karena cabang berperan langsung dalam penyediaan listrik yang baik di kota Medan, berikut adalah tabel yang berisikan identifikasi lima sisi Performance Prism terhadap Kantor Wilayah sebagai stakeholder pertama. Identifikasi lima sisi Performance Prism terhadap stakeholder ini dapat dilihat pada Tabel 5.2. Universitas Sumatera Utara Tabel. 5.2. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism untuk Stakeholder Kantor Wilayah No. Uraian Stakeholder kantor wilayah Stakeholder Satisfaction − Peningkatan Laba perusahaan − Ketepatan Penyampaian LPT − Ketepatan Penyampaian RKAP − Ketepatan Penyampaian LM − Realisasi Kinerja − Ketepatan dan Kebenaran Input LPTK − Serah Terima Proyek − Temuan Auditor InternalEksternal Stakeholder Contribution − Peningkatan alokasi anggaran − Sumbang saran dan umpan balik − Pembagian resiko yang seimbang Strategy − Tingkat harga jual listrik rata-rata − Penurunan Umur Piutang Collection Period − Penurunan Biaya Pokok Penyediaan Penurunan Rasio Operasi Operating Rasio Universitas Sumatera Utara Tabel. 5.2. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism untuk Stakeholder Kantor Wilayah Lanjutan No. Uraian Stakeholder kantor wilayah Strategy − Penurunan Biaya Administrasi NiagaPelanggan − Penurunan Biaya Administrasi UmumPegawai − Efektifitas biaya pemeliharaan − Penerapan sistem reward dan punishment Process − Penyisiran tarif dan daya − Mempercepat penyambungan baru dan penambahan daya pelanggan potensial − Pemasaran tarif multiguna − Mengevaluasi pelanggan 6600 VA − Menekan tunggakan − Memasarkan listrik Prabayar 1 Phasa dan 3 Phasa Capability − Penerapan sistem informasi − Sistem pengendalian keuangan − Pengendalian Administrasi − Management review Universitas Sumatera Utara 5.1.2.2.Stakeholder Pelanggan Perusahaan selalu ingin mempertahankan pelanggan dan menemukan lebih banyak lagi pelanggan potensial, sehingga perusahaan harus benar-benar memperhatikan kepuasan dari stakeholder ini. Identifikasi lima sisi Performance Prism terhadap stakeholder ini dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel. 5.3. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism untuk Stakeholder Pelanggan No. Uraian Stakeholder Pelanggan Stakeholder Satisfaction − SAIDI jaringan distribusi Lama pemadaman − SAIFI jaringan distribusi Frekuensi Pemadaman − Stabilitas tegangan dan frekuensi di titik pemakaian − Kecepatan pelayanan sambung baru − Kecepatan pelayanan perubahan daya − Kecepatan menanggapi keluhan pelanggan − Kesalahan pembacaan kWh meter − Waktu koreksi kesalahan rekening Stakeholder Contribution − Pertumbuhan konsumsi listrik − Kritik dan saran Universitas Sumatera Utara Tabel. 5.3. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism untuk Stakeholder Pelanggan Lanjutan No. Uraian Stakeholder Pelanggan Strategy − Pengendalian Susut Distribusi Losses − Peningkatan Efisiensi − Menarik konsumen baru yang menguntungkan − Perumusan harga secara tepat Process − Perawatan jaringan − Pengawasan pelayanan − Tata kelola operasi dan niaga − Keakuratan baca meter Capability − Peningkatan Infrastruktur kelistrikan − Customer relationship management − Promosi pemasaran sejuta sambungan − Technical sevice 5.1.2.3.Stakeholder Pemasok Pemasok berperan penting dalam penyedian barang atau material yang dibutuhkan perusahaan, oleh karena itu untuk menjamin kelancaran penyediaan barang atau material tersebut perusahaan perlu untuk mendengar apa keinginan dari stakeholder ini sehingga perusahaan dapat menuntut kontribusi yang Universitas Sumatera Utara maksimal dari stakeholder ini sehingga kinerja perusahaan tidak terganggu . Identifikasi lima sisi Performance Prism terhadap stakeholder ini dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel. 5.4. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism untuk Stakeholder Pemasok No. Uraian Stakeholder Pemasok Stakeholder Satisfaction − Lamanya pembayaran − Jumlah Kerjasama Tender − Peningkatan volume pembelian − Keakuratan jumlah permintaan − Tingkat kepuasan Pemasok − Retensi pemasok masa kerja Stakeholder Contribution − Tingkat optimalisasi persediaan − Nilai pengadaan − Ketepatan kualitas dan kuantitas − Ketepatan waktu pengiriman Strategy − Meningkatkan performa pemasok − Optimisasi biaya pengadaan − Percepatan waktu pemenuhan kewajiban kepada pemasok Process − Pengawasan kualitas barang − Realisasi kebutuhan belanja Universitas Sumatera Utara barangjasa − Jangka waktu pembayaran − Waktu proses pembuatan kontrak Capability − e-Proc − Quality Achievment − Akreditasi dan audit suplier − Transaksi online − Keahlian negosiasi pembelian − Self billing payment system 5.1.2.4.Stakeholder Pegawai Teori mengenai sumber daya manusia modern menganggap pegawai perusahaan merupakan aset yang sangat berharga bagi perusahaan, sukses tidaknya perusahaan sangat bergantung pada kinerja pegawai yang ada di dalamnya oleh karena itu perusahaan perlu mendengar keinginan pegawai agar dapat menuntut kinerja yang maksimal dari pegawai tersebut. Identifikasi lima sisi Performance Prism terhadap stakeholder ini dapat dilihat pada Tabel 5.5. Universitas Sumatera Utara Tabel. 5.5. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism untuk Stakeholder Pegawai No. Uraian Stakeholder Pegawai Stakeholder Satisfaction − Perbaikan Kualitas SDM − Peningkatan kesejahteraan − Keselamatan ketenagalistrikan Stakeholder Contribution − Keahlian, produktivitas, fleksibilitas − Loyalitas, integritas, komitmen − Feedback bagi perusahaan Strategy − Efektifitas Sumber Daya Manusia − Efektifitas Organisasi dan Sistem SDM − Knowledge Management Process − Remunerasi − Pembentukan Community of Practice Forum Knowledge Sharing − Program Knowledge Capturing − Manajemen sumber daya manusia Capability − Pendidikan dan pelatihan − Peningkatan jenjang akademik − Pengembangan perpustakaanpusat data Universitas Sumatera Utara 5.1.2.5.Stakeholder Regulator Pemerintah dan Masyarakat Community Peraturan Pemerintah secara langsung memberikan pengaruh yang besar bagi perusahaan, pemenuhan peraturan merupakan suatu keharusan. Perusahaan manapun harus memelihara hubungan baik dengan regulator dalam hal ini pemrintah setempat, karenanya ketidakberhasilan pemenuhan peraturan berpotensi mengganggu kinerja perusahaan. Karena reputasi dari korporasi dapat terganggu oleh hal tersebut. Masyarakat communities adalah faktor lain yang kadang-kadang juga dihubungkan ke regulator juga, misal hukum ketenaga-kerjaan. Kebijakan standar harus ditempatkan secara internal dan secara eksternal. Ini merupakan tuntutan di dalam lingkungan bisnis masa kini. Sehingga pihak manajemen harus memastikan bahwa stakeholder ini dapat dipenuhi keinginannya. Identifikasi lima sisi Performance Prism terhadap stakeholder ini dapat dilihat pada Tabel 5.6. Tabel. 5.6. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism untuk Stakeholder Pemerintah dan Mayrakat No. Uraian Stakeholder Pemerintah dan Masyarakat Stakeholder Satisfaction − Persepsi masyarakat terhadap perusahaan − Tingkat penciptaan pekerjaan − Lingkungan hidup − Transparansi perusahaan − Indeks Integritas KPK Universitas Sumatera Utara Tabel. 5.6. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism untuk Stakeholder Pemerintah dan Masyarakat Lanjutan No. URAIAN STAKEHOLDER PEMERINTAH DAN MASYARAKAT Stakeholder Contribution − Tingkat sumbangsih pemerintah terhadap pengembangan kelistrikan − Keamanan aset dan fasilitas perusahaan Strategy − Pemanfaatan Sistem Informasi Laporan Manajemen SILM − Pengendalian Anggaran − Optimalisasi peran HUMAS Process − Realisasi anggaran HUMAS − Program partisipasi pemberdayaan lingkungan Capability − Information Technology IT − Kualitas hubungan dengan lingkungan sekitar dan regulator Universitas Sumatera Utara

5.2. Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data, selanjutnya dilakukan pengolahan terhadap data tersebut, adapun langkah pengolahan data di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

5.2.1. Identifikasi Key Performance Indicator

Setelah melakukan identifikasi terhadap lima sisi Performance Prism langkah berikutnya adalah menyeleksi hasil pengidentifikasian tersebut menjadi Key Performance Indicator KPI perusahaan, dimana KPI yang dipilih diberi batasan berdasarkan kebutuhan perusahaan saat ini dan perusahaan telah memiliki data untuk melakukan pengukuran terhadap KPI tersebut, penyeleksian dilakukan bersama dengan narasumber yang berkompeten yang telah dipilih sebelumnya. Key Performance Indicator tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.7. Tabel 5.7. Key Perfomance Indicator No. Stakeholder Key Perfomance Indicator 1 Kantor Wilayah − Harga jual listrik rata-rata − Umur Piutang Collection Period − Biaya Pokok Penyediaan BPP − Rasio Operasi Operating Rasio − Biaya Administrasi NiagaPelanggan Universitas Sumatera Utara − Biaya Administrasi UmumPegawai − Efektifitas biaya pemeliharaan − SILM Tabel 5.7. Key Perfomance Indicator Lanjutan No. Stakeholder Key Perfomance Indicator 1 Kantor Wilayah − Ketepatan Penyampaian LPT − Ketepatan Penyampaian RKAP − Ketepatan Penyampaian LM − Ketepatan dan Kebenaran Input LPTK − Serah Terima Proyek − Temuan Auditor InternalEksternal 2 Pelanggan − Susut Distribusi Losses − SAIDI jaringan distribusi − SAIFI jaringan distribusi − Kecepatan pelayanan sambung baru tegangan menengah konstruksi indoor − Kecepatan pelayanan sambung baru Universitas Sumatera Utara tegangan menengah konstruksi outdoor − Kecepatan pelayanan sambung baru tegangan rendah tanpa perluasan − Kecepatan pelayanan sambung baru tegangan rendah dengan perluasan Tabel 5.7. Key Perfomance Indicator Lanjutan No. Stakeholder Key Perfomance Indicator − Kecepatan pelayanan perubahan daya di tegangan menengah tanpa perluasan − Kecepatan pelayanan perubahan daya di tegangan menengah dengan perluasan − Kecepatan pelayanan perubahan daya di tegangan rendah tanpa perluasan − Kecepatan pelayanan perubahan daya di tegangan rendah dengan perluasan − Kecepatan menanggapi pengaduan pelanggan Universitas Sumatera Utara − Waktu koreksi kesalahan rekening 3 Pemasok − e-Proc − Quality Achievement 4 Pegawai − Perbaikan Kualitas SDM − Efektifitas Sumber Daya Manusia − Efektifitas Organisasi dan Sistem SDM − Knowledge Management − Keselamatan Ketenagalistrikan − Jumlah pelaksanaan kursus Tabel 5.7. Key Perfomance Indicator Lanjutan No. Stakeholder Key Perfomance Indicator 5 Pegawai − Time Achievement TA − Jumlah Penelitian dan Pengembangan 5 Regulator dan Masyarakat − Indeks Integritas Pelayanan dari KPK − Program partisipasi pemberdayaan Universitas Sumatera Utara lingkungan − Lingkungan Hidup

5.2.2. Pendefinisian Key Performance Indicator:

Setelah penentuan key performance indicator, selanjutnya dilakukan pendefinisian key performance indicator tersebut, hal ini perlu dilakukan agar setiap orang yang berkepentingan pada key performance indicator memiliki persepsi yang sama mengenai maksud dari key performance indicator tersebut, hal ini juga merupakan salah satu ciri-ciri KPI yang baik. Adapun definisi dari masing-masing key performance indicator tersebut adalah sebagai berikut: 1. Harga Jual Listrik Rata-rata: Indikator kinerja yang dipakai untuk mengukur besaran jumlah rata-rata pejualan rupiah per kWh, yang diperoleh dari hasil rata-rata perhitungan dan pencatatan pembacaan kWh meter pelanggan dalam satu periode waktu tertentu. 2. Umur Piutang Collection Period: Indikator kinerja untuk mengukur jangka waktu rata-rata antara penagihan dan pelunasan. Universitas Sumatera Utara 3. Rasio Operasi: Indikator kinerja untuk mengukur rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi. 4. Biaya Pokok Penyediaan: Indikator kinerja untuk mengukur harga pokok penjualan dengan dengan membandingkan total biaya dengan daya yang tersedia. 5. Biaya Administrasi NiagaPelanggan: Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas pemanfaatan pengeluaran biaya yang dilakukan untuk mengelola pelanggan dari sejak diakui sebagai pelanggan hingga berakhirnya sebagai pelanggan dalam satu periode tertentu. 6. Biaya Administrasi UmumPegawai: Indikator kinerja yang dipakai untuk mengukur tingkat efisiensi biaya oleh pegawai dalam rangka menyelenggarakan administrasi perusahaan. 7. Efektifitas Biaya Pemeliharaan: Indikator kinerja yang dipakai untuk mengukur efisiensi dan efektifitas biaya pemeliharaan pada suatu Unit. 8. System Average Interruption Duration Index SAIDI Jaringan Distribusi: Indikator linerja untuk mengukur rata-rata lama pelanggan mengalami pemadaman. Universitas Sumatera Utara 9. System Average Interuption Frequency Index SAIFI Index Jaringan Distribusi: Indikator kinerja untuk mengukur rata-rata pelanggan mengalami pemadaman. 10. Program partisipasi pemberdayaan lingkungan: Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur kegiatan pengembanganpembangunan masyarakatkomunitas yang dilakukan secara sistematis, terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna mencapai kondisi social, ekonomi dan kualitas kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya. Dan merupakan tanggung jwab sosial korporat melalui pemanfaatan dana dari anggaran operasi lain. 11. Susut distribusi Losses: Indikator kinerja untuk mengukur energi listrik yang hilang pada jaringan terhadap kWh netto yang disalurkan pada wilayah non pembangkitan. 12. Keselamatan ketenagalistrikan: Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur ketaatan unit PLN dalam melaksanakan kewajiban standarisasi keselamatn kerja, keselamatan umum dan keselamatan lingkungan, keselamatan instalasi dan sertifikasi. 13. Lingkungan hidup: Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur ketaatan unit PLN dalam melaksanakan kewajiban pemantauan dan pengelolaan lingkungan dengan berpedoman pada RKLRPL atau UKLUPL. Universitas Sumatera Utara 14. E-Proc: Indikator kinerja yang menggambarkan optimalisasi penggunaan aplikasi e- procurement untuk pengadaan barangjasa yang pendanaannya bersumber dari APLN. Dengan e-proc pengadaan barangjasa akan semakin transparan, adil dan efisien sehingga semakin mendorong GCG yang lebih baik. 15. Perbaikan Kualitas SDM: Indikator Kinerja untuk mengukur kualitas SDM realisasi terhadap targetnya. 16. Efektifitas organisasi dan sistem SDM: Indikator kinerja untuk mengukur efektifitas organisasi dan sistem SDM realisasi terhadap target. 17. Information Technology: Dokumen yang menggambarkan rencana pengembangna jaringan komunikasi data dikaitkan dengan rencana pengembangan sistem informasi. 18. Knowledge Management: Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur ketaatan unit PLN dalam melaksanakan kewajiban menjalankan KM dengan berpedoman pada pedoman pelaksanaan KM di PLN. 19. Sistem Informasi Laporan Manajemen SILM Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur ketaatan Unit organisasi dalam melaporkan seluruh jenis laporan, baik masalah keuangan, kepegawaian, pengusahaan atau pelaksanaan proyek. Universitas Sumatera Utara 20. Laporan Perhitungan Tahunan: Indikator Kinerja yang digunakan untuk mengukur tertib administrasi Unit PLN dalam menyampaikan Laporan Perhitungan Tahunan 21. Laporan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan: Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur tertib administrasi Unit PLN dalam menyampaikan Laporan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan. 22. Laporan Manajemen: Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur tertib administrasi Unit dalam menyampaikan Laporan Manajemen. 23. Laporan Penilaian tingkat Kinerja: Indikator yang digunakan untuk mengukur tertib administrasi Unit PLN dalam menginput data pendukung LPTK. 24. Serah Terima Proyek: Pelaksanaan kewajiban penyelesaian serah terima asset proyekkegiatan atau bagian proyek kepada unit perusahaan, sesuai dengan jumlah dan waktu yang telah direncanakan. 25. Temuan Auditor InternalEksternal: Indikator pengawasan didasarkan pada hasil temuan yang meliputi seluruh temuan yang ada di kantor induk dan seluruh kantor yang berada langsung dibawah tanggungjawabnya baik yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal atau pemeriksa eksternal. Universitas Sumatera Utara Jumlah pelaksanaan kursus: Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur jumlah pelaksanaan kursus yang dilakukan oleh Pusat Pelatihan dan Pendidikan dalam periode tertentu. 26. Time Achievement: Indikator kinerja untuk mengukur ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan 27. Jumlah Penelitian dan Pengembangan: Indikator kinerja untuk mengukur tingkat keberhasilan perencanaan jumlah produk penelitian dan pengembangan yang dapat diselesaikan dalam satu periode. 28. Jumlah PatenInovasi: Indikator kinerja untuk mengukur tingkat keberhasilan jumlah inovasi yang direncanakan terhadap jumlah inovasi yang dapat diselesaikan dalam satu periode tertentu. 29. Quality Achevement: Indikator kinerja untuk mengukur kualitas kontrak yaitu jumlah kontrak yang memenuhi syarat dan seluruh kontrak yang ada.

5.2.3. Penyusunan Performance Measurement Record Sheet

Data dari Key Performance Indicator yang telah dikuantifikasi oleh perusahaan periode Januari-Juni 2010, karena PT. PLN melakukan pengukuran per semester, data tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.8, 5.9, 5.10, dan 5.12. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.8. Data Target dan Realisasi Key Performance Indicator Stakeholder Kantor Wilayah No. KeyPerformance Indicator Satuan Target Realisasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Harga jual listrik rata-rata Umur Piutang Collection Period Biaya Pokok Penyediaan BPP Rasio Operasi Operating Rasio Biaya Administrasi NiagaPelanggan Biaya Administrasi UmumPegawai Efektifitas biaya pemeliharaan SILM Ketepatan Penyampaian LPT Ketepatan Penyampaian RKAP Ketepatan Penyampaian LM Ketepatan dan Kebenaran Input LPTK Serah Terima Proyek Respon terhadap Temuan Auditor Rp.kWh Hari Rp.kWh Rp.Plg Rp.Plg Hari Hari Hari Hari hari 730,76 1,95 1275,26 145,95 18987,31 80194,57 2.49 90 45 120 45 45 90 45 684.87 1,40 1486,11 215,43 20226,94 110791,46 1.38 85 45 120 45 45 90 90 Sumber: PT. PLN Cabang Medan Universitas Sumatera Utara Tabel 5.9. Data Target dan Realisasi Key Performance Indicator Stakeholder Pelanggan No. Key Performance Indicator Satuan Terget Realisasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Susut Distribusi Losses SAIDI jaringan distribusi SAIFI jaringan distribusi Kecepatan pelayanan sambung baru tegangan menengah konstrusi indoor Kecepatan pelayanan sambung baru tegangan menengah konstrusi outdoor Kecepatan pelayanan sambung baru tegangan rendah tanpa perluasan Kecepatan pelayanan sambung baru tegangan rendah dengan perluasan Kecepatan pelayanan perubahan daya di tegangan menengah tanpa perluasan Kecepatan pelayanan perubahan daya ditegangan menengah dengan perluasan Kecepatan pelayanan perubahan daya di tegangan rendah tanpa perluasan Menitplg Kaliplg Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari 8.33 177.64 4.35 100 10 2 7 3 30 2 9.79 180.39 4.64 110 21 7 14 12 35 7 Sumber: PT. PLN Cabang Medan Universitas Sumatera Utara Tabel 5.9. Target dan Realisasi Key Performance Indicator Stakeholder Pelanggan Lanjutan No. Key Performance Indicator Satuan Terget Realisasi 1 2 Kecepatan pelayanan perubahan daya di tegangan rendah dengan perluasan Kecepatan menanggapi pengaduan pelanggan Waktu koreksi kesalahan rekening Hari Jam Hari 5 2 2 8 5 4 Sumber: PT. PLN Cabang Medan Tabel 5.10. Data Target dan Realisasi Key Performance Indicator Stakeholder Pemasok No. Key Performance Indicator Satuan Terget Realisasi 1 2 e-Proc Quality Achievement 100 90 75 90 Sumber: PT. PLN Cabang Medan Universitas Sumatera Utara Tabel 5.11. Data Target dan Realisasi Key Performance Indicator Stakeholder Pegawai No. Key Performance Indicator Satuan Terget Realisasi 1 2 3 4 5 6 7 8 Perbaikan Kualitas SDM Efektifitas Sumber Daya Manusia Efektifitas Organisasi dan Sistem SDM Knowledge Management Keselamatan Ketenagalistrikan Jumlah pelaksanaan kursus Time Achievement TA Jumlah Penelitian dan Pengembangan maping Kali6 bln 100 90 90 90 90 100 90 1 70 90 90 100 75 100 90 1 Sumber: PT. PLN Cabang Medan Tabel 5.12. Data Target dan Realisasi Key Performance Indicator Regulator dan Community No. Key Performance Indicator Stakeholder Satuan Terget Realisasi 1 2 Program partisipasi pemberdayaan lingkungan Lingkungan Hidup 90 90 60 60 Sumber: PT. PLN Cabang Medan Universitas Sumatera Utara

5.2.4. Scoring system dengan metode Objective Matrix

Model pengukuran produktivitas OMAX mengatasi masalah-masalah dalam kesulitan pengukuran produktivitas yang melibatkan banyak hal, dengan cara mengkombinasikan seluruh kriteria produktivitas yang penting ke dalam suatu bentuk yang saling terkait satu sama lain serta mudah untuk dikomunikasikan. Selain itu, model ini mengadung keuntungan, yakni dengan mengikutsertakan seluruh jajaran pegawai yang terlibat dalam unit kerjanya, mulai dari tingkat bawah, menengah , dan atas dalam proses pembentukan dan pelaksanaannya. Dalam penyusunan matriks maka langkah yang dilakukan adalah: 2. Menentukan kriteria produktivitas Key Performance Indicator Langkah pertama ini adalah mengidentifikasi kriteria produktivitas yang sesuai bagi unit kerja dimana pengukuran ini dilaksanakan. 2. Menjelaskan Data. Setelah kriteria produktivitas teridentifikasi dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah mengidentifikasikan kriteria tersebut secara lebih terperinci. 3. Penilaian pencapaian mula-mula skor 3. Pencapaian mula-mula diletakkan pada skor 3 dari skala 1 sampai 10 untuk memberikan lebih banyak tempat bagi perbaikan daripada untuk terjadinya penurunan. Pencapaian ini juga biasanya diletakkan pada tingkat yang lebih rendah lagi agar memungkinkan terjadinya pertukaran dan memberi kelonggaran apabila sekali-sekali terjadi kemunduran. 4. Menetapkan Nilai Optimis dan Pesimis skor 10 dan skor 0. Universitas Sumatera Utara Skor 10 berkenaan dengan sasaran yang ingin kita capai dalam dua atau tiga tahun mendatang sesuai dengan lamanya pengukuran ini akan dilakukan dan karenanya harus berkesan optimis tetapi juga realistis, sedangkan skor 0 merupakan pencapaian terburuk yang mungkin dicapai. 5. Menetapkan sasaran jangka pendek. Pengisian skala skor yang tersisa lainnya dari matriks dilakukan langsung setelah butir skala nol, tiga, sepuluh telah terisi. Butir yang tersisa diisi dengan jarak antar skor adalah sama. 6. Menentukan derajat kepentingan bobot. Semua kriteria tidaklah memiliki pengaruh yang sama pada produktivitas unit kerja keseluruhan, sehingga untuk melihat berapa besar derajat kepentingannya tiap kriteria harus diberi bobot. Pembobotan biasanya dilakukan Oleh pihak pengambil keputusan dan dapat pula dilakukan oleh orang-orang yang terpilih karena dianggap paham akan kondisi unit kerja yang akan diukur. 7. Pengoperasian Matriks. Pengoperasian Matriks baru dapat dilakukan apabila semua butir diatas telah dipenuhi. Setelah itu dapat diukur indeks produktivitas dari unit kerja yang diukur. Langkah 1 sampai 4 dapat dilihat pada Tabel 5.13, 5.14, 5.15, 5.16, dan 5.17. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.13. Data Kuantifikasi Key Performance Indicator Stakeholder Kantor Wilayah No. Key Performance Indicator Satuan Target Realisasi Nilai Optimis Nilai Pesimis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Harga jual listrik rata-rata Umur Piutang Collection Period Biaya Pokok Penyediaan BPP Rasio Operasi Operating Rasio Biaya Administrasi NiagaPelanggan Biaya Administrasi UmumPegawai Efektifitas biaya pemeliharaan SILM Ketepatan Penyampaian LPT Ketepatan Penyampaian RKAP Ketepatan Penyampaian LM Ketepatan dan Kebenaran LPTK Serah Terima Proyek Respon terhadap Temuan Auditor Rp.kWh Hari Rp.kWh Rp.Plg Rp.Plg Hari Hari Hari Hari Hari 730,76 1,95 1275,26 145,95 18987,31 80194,57 2.49 90 45 120 45 45 90 45 684.87 1,40 1486,11 215,43 20226,94 110791,46 1.38 85 45 120 45 45 90 90 750 1 1100 130 16000 75000 1 100 30 100 30 30 100 30 650 2 1600 230 22000 115000 3 50 75 130 75 75 50 75 Sumber: PT. PLN Cabang Medan Universitas Sumatera Utara Keterangan Tabel: 1. Target Target adalah nilai yang ingin dicapai perusahaan pada akhir periode kinerja perusahaan, yang dibuat berdasarkan pengalaman perusahaan pada periode pengukuran kinerja sebelumnya. 2. Realisasi: Realisasi adalah pencapain kinerja perusahaan pada periode tertentu, perhitungan realisasi menggunakan rumus tertentu yang ditetapkan oleh perusahaan. Contoh: Untuk harga jual listrik rata-rata, realisasi menggunakan rumus: terjual yang kWh Listrik Penjualan Rp Total kWh Rp . . = 3. Nilai Optimis Nilai Optimis adalah nilai target yang mungkin dicapai perusahaan pada periode berikutnya, ditetapkan secara kualitatif oleh pihak perusahaan dengan mempertimbangkan kondisi perusahaan. 4. Nilai Pesimis Nilai Pesimis adalah nilai realisasi terburuk yang mungkin dicapai perusahaan pada periode berikutnya, ditetapkan secara kualitatif oleh pihak perusahaan dengan mempertimbangkan kondisi p erusahaan. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.14. Data Kuantifikasi Key Performance Indicator Stakeholder Pelanggan No. Key Performance Indicator Satuan Target Realisasi Nilai Optimis Nilai Pesimis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Susut Distribusi Losses SAIDI jaringan distribusi SAIFI jaringan distribusi Kecepatan pelayanan sambung baru tegangan menengah konstrusi indoor Kecepatan pelayanan sambung baru tegangan menengah konstrusi outdoor Kecepatan pelayanan sambung baru tegangan rendah tanpa perluasan Kecepatan pelayanan sambung baru tegangan rendah dengan perluasan Kecepatan pelayanan perubahan daya di tegangan menengah tanpa perluasan Kecepatan pelayanan perubahan daya di tegangan menengah dengan perluasan Kecepatan pelayanan perubahan daya di tegangan rendah tanpa perluasan Kecepatan pelayanan perubahan daya di tegangan rendah dengan perluasan Menitplg Kaliplg Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari 8.33 177.64 4.35 100 10 2 7 3 30 2 5 9.79 180.39 4.64 110 21 7 14 12 35 7 8 7 170 2 90 7 1 5 2 21 1 3 12 200 8 120 30 14 21 21 45 14 14 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.14. Data Kuantifikasi Key Performance Indicator Stakeholder Pelanggan Lanjutan No. Key Performance Indicator Satuan Target Realisasi Nilai Optimis Nilai Pesimis 11 12 Kecepatan menanggapi pengaduan pelanggan Waktu koreksi kesalahan rekening Jam Hari 2 2 5 4 1 1 14 14 Sumber: PT. PLN Cabang Medan Tabel 5.15. Data Kuantifikasi Key Performance Indicator Stakeholder Pegawai No. Key Performance Indicator Satuan Target Realisasi Nilai Optimis Nilai Pesimis 1 2 3 4 5 6 7 8 Perbaikan Kualitas SDM Efektifitas Sumber Daya Manusia Efektifitas Organisasi dan Sistem SDM Knowledge Management Keselamatan Ketenagalistrikan Jumlah pelaksanaan kursus Time Achievement TA Jumlah Penelitian dan Pengembangan maping Kali6 bln 100 90 90 90 90 100 90 1 70 90 90 100 75 100 90 1 120 100 100 100 100 200 100 2 25 50 50 50 Sumber: PT. PLN Cabang Medan Universitas Sumatera Utara Tabel 5.16. Data Kuantifikasi Key Performance Indicator Stakeholder Pemasok No. Key Performance Indicator Satuan Target Realisasi Nilai Optimis Nilai Pesimis 1 2 e-Proc Quality Achievement 100 90 75 90 200 100 70 Sumber: PT. PLN Cabang Medan Tabel 5.17. Data Kuantifikasi Key Performance Indicator Stakeholder Regulator dan Community No. Key Performance Indicator Satuan Target Realisasi Nilai Optimis Nilai Pesimis 1 2 Program partisipasi pemberdayaan lingkungan Lingkungan Hidup 90 90 60 60 100 100 50 50 Sumber: PT. PLN Cabang Medan Setelah itu masing-masing Key Performance Indicator diberikan bobot, bobot diberikan oleh narasumber dari perusahaan yang telah dipilih sebelumnya, bobot dari masing-masing Key Performance Indicator dapat dilihat pada tabel 5.18, 5.19, 5.20, 5.21 dan 5.22. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.18. Data Bobot Key Performance Indicator Stakeholder Kantor Wilayah No. Key Performance Indicator Bobot 25 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Harga jual listrik rata-rata Umur Piutang Collection Period Biaya Pokok Penyediaan BPP Rasio Operasi Operating Ratio Biaya Administrasi NiagaPelanggan Biaya Administrasi UmumPegawai Efektifitas biaya pemeliharaan SILM Ketepatan Penyampaian LPT Ketepatan Penyampaian RKAP Ketepatan Penyampaian LM Ketepatan dan Kebenaran LPTK Serah Terima Proyek Respon terhadap Temuan Auditor 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 1 3 Sumber: PT. PLN Cabang Medan Universitas Sumatera Utara Tabel 5.19. Data Bobot Key Performance Indicator Stakeholder Pelanggan No. Key Performance Indicator Bobot 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Susut Distribusi Losses SAIDI jaringan distribusi SAIFI jaringan distribusi Kecepatan pelayanan sambung baru tegangan menengah konstrusi indoor Kecepatan pelayanan sambung baru tegangan menengah konstrusi outdoor Kecepatan pelayanan sambung baru tegangan rendah tanpa perluasan Kecepatan pelayanan sambung baru tegangan rendah dengan perluasan Kecepatan pelayanan perubahan daya di tegangan menengah tanpa perluasan Kecepatan pelayanan perubahan daya di tegangan menengah dengan perluasan Kecepatan pelayanan perubahan daya di tegangan rendah tanpa perluasan 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.19. Data Bobot Key Performance Indicator Stakeholder Pelanggan Lanjutan No. Key Performance Indicator Bobot 10 11 12 Kecepatan pelayanan perubahan daya di tegangan rendah dengan perluasan Kecepatan menanggapi pengaduan pelanggan Waktu koreksi kesalahan rekening 2 3 2 Sumber: PT. PLN Cabang Medan Tabel 5.20. Data Bobot Key Performance Indicator Stakeholder Pegawai No. Key Performance Indicator Bobot 25 1 2 3 4 5 6 7 8 Perbaikan Kualitas SDM Efektifitas Sumber Daya Manusia Efektifitas Organisasi dan Sistem SDM Knowledge Management Keselamatan Ketenagalistrikan Jumlah pelaksanaan kursus Time Achievement TA Jumlah Penelitian dan Pengembangan 4 4 4 4 3 2 2 2 Sumber: PT. PLN Cabang Medan Universitas Sumatera Utara Tabel 5.21. Data Bobot Key Performance Indicator Stakeholder Pemasok No. Key Performance Indicator Bobot 10 1 2 e-Proc Quality Achievement 3 3 Sumber: PT. PLN Cabang Medan Tabel 5.22. Data Bobot Key Performance Indicator Stakeholder Regulator dan Community No. Key Performance Indicator Bobot 10 1 2 Program partisipasi pemberdayaan lingkungan Lingkungan Hidup 3 3 Sumber: PT. PLN Cabang Medan Universitas Sumatera Utara Perhitungan Interval Kelas Menggunakan rumus Contoh Perhitungan: KPI Harga Jual listrik rata-rata: Nilai Optimis Level 10 = 750 Nilai Pesimis Level 0 = 650 Target Level 3 = 730,76 Realisasi Performance = 684,87 Maka Interval antara kelas 10 dan 3 = 750-730,76 10-3 = 2,74857 Interval antara kelas 3 dan 0 = 730,76-650 3-0 = 26,92 Universitas Sumatera Utara Maka tiap kelas akan diisikan angka-angka sebagai beriku dengan rumus : Nilai Level X = Nilai Level X+1 – Interval Kelas Level 10 = 750 Level 9 = 750-2,74857 = 747,2514 Level 8 = 747,2514 - 2,74857 = 744,5029 Level 7 = 744,5029 - 2,74857 = 741,7543 Level 6 = 741,7543 - 2,74857 = 739,0057 Level 5 = 739,0057 - 2,74857 = 736,2571 Level 4 = 736,2571 - 2,74857 = 733,5086 Level 3 = 730,76 Level 2 = 730,76 - 26,92 = 703,84 Level 1 = 703,84 - 26,92 = 676,92 Level 0 = 650 Maka untuk Key Performance Indicator harga penjualan listrik rata-rata akan berada pada level 1 skor 1, kemudian untuk mentukan value dari Key Performance Indicator ini, skor 1 dikalikan dengan bobot yang telah ditentukan sehingga Key Performance Indicator ini memiliki value 2. Hasil lengkap scoring system dengan bantuan Objective Matrix OMAX dapat dilihat pada Tabel 5.23, 5.24, 5.25 dan 5.26, kemudian untuk memudahkan pembacaan tabel, digunakan Traffic Light System, dimana digunakan warna merah, kuning dan hijau. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Keterangan: 1. Skor 10: Kinerja sangat memuaskan. Perusahaan telah mencapai target realistis dan mempunyai inisiatif untuk meningkatkan kinerja. 2. Skor 9 – 8: Kinerja memuaskan. Hampir di semua aktivitas, perusahaan memperoleh hasil yang memuaskan. Perusahaan telah menguasai kriteria secara konsisten. 3. Skor 7 – 6: Kinerja yang dihasilkan baik. Perusahaan telah mempelajari fungsi dan kriteria atribut ukuran kinerja dan telah mendapatkan keahlian yang dibutuhkan untuk melaksanakan kinerja sehingga dapat bekerja dengan efektif. 4. Skor 5 – 4: Kinerja yang dicapai sedang atau di atas standar yang ada cukup baik. Perusahaan masih harus belajar dan mempunyai minat untuk belajar demi peningkatan kinerja. Universitas Sumatera Utara 5. Skor 3: Kinerja standar rata-rata. Perusahaan telah mencapai kinerja standar yang ada dan tetap dipertahankan dengan tidak berhenti melakukan peningkatan kinerja. 6. Skor 2 – 1: Kinerja yang dicapai buruk. Perusahaan masih berada di tingkat pemula atau dengan kata lain kinerja perusahaan di bawah ratarata, masih banyak yang harus dipelajari. 7. Skor 0: Kinerja ditolak sangat buruk. Kinerja perusahaan berlawanan dengan tujuan dan sasaran KPI. Membutuhkan bimbingan yang intensif. Universitas Sumatera Utara BAB VI ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisa

Perbandingan Pengukuran kinerja dengan Metode Performance Prism terhadap Metode Sebelumnya. Berdasarkan pengukuran kinerja dengan metode Performance Prism terjadi perubahan cara dalam menentukan Key Performance Indicator dimana Key Performance Indicator diidentifikasi dari semua stakeholder perusahaan dan dimulai dari apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh stakeholder tersebut, mempertimbangkan keinginan dan kebutuhan stakeholder perusahaan sangat penting, karena dengan memenuhi keinginan dan kebutuhan stakeholder tersebut perusahaan dapat menuntut kontstribusi yang maksimal dari stakeholder tersebut, adapun stakeholder PT. PLN Cabang Medan adalah kantor wilayah, pelanggan, pegawai, pemasok, regulator dan komunitas. Kemudian pada metode Performance Prism ini juga disusun strategi, penyusunan strategi ini diperlukan untuk menjamin keinginan dan kebutuhan stakeholder dapat terpenuhi oleh perusahaan, setelah strategi ditetapkan ditentukan proses yang diperlukan untuk mengimplementasikan strategi tersebut dan kapabilitas apa yang harus dikembangkan untuk mendukung proses tersebut, karena proses hanya akan berjalan pada level kapabilitas yang sesuai untuk mendukung proses tersebut. Universitas Sumatera Utara

6.2. Analisa Kinerja Perusahaan terhadap Stakeholder Kantor Wilayah