a. Sebagai tempat yang memungkinkan bagi masyarakat untuk
berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya.
b. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna
mendapatkan likuiditas. c.
Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun dan mengembangkan lini produksinya.
d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek
pada harga yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional.
e. Memungkinkan investasi pada ekonomi yang ditentukan oleh kinerja
kegiatan sebagaimana tercermin pada saham.
3. Instrumen Pasar Modal Syariah
Objek yang menjadi instrumen dalam kegiatan jual beli di pasar modal adalah berupa surat-surat berharga yang sering disebut efek. Berdasarkan
Ketentuan Umum Pasal 1 angka 5, Undang-undang Nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan efek adalah
surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
15
Sedangkan efek-efek yang boleh diperdagangkan dalam pasar modal syariah hanya memenuhi kriteria syariah, seperti saham syariah, obligasi
syariah, dan reksadana syariah. Untuk menghasilkan instrumen yang benar- benar sesuai dengan syariah, telah dilakukan upaya-upaya rekonstruksi
terhadap surat berharga, diantarnya : a.
Penghapusan bunga tetap dan mengalihkannya ke surat investasi yang ikut serta dalam keuntungan dan dalam kerugian serta tunduk
pada kaidah Al – ghunmu bi al – ghurn keuntungan penghasilan berimbang dengan kerugian yang ditanggung
b. Penghapusn syarat jaminan atas kembalinya harga obligasi dan
bunga, sehingga menjadi seperti saham biasa. c.
Pengalihan obligasi ke saham biasa.
C. RETURN SAHAM
1. Saham
Saham merupakan surat berharga yang merepresentasikan penyertaan modal kedalam suatu perusahaan. Sementara dalam prinsip syariah,
penyertaan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar
prinsip-prinsip syariah,
seperti bidang
perjudian, riba,
15
M. Paulus Situmorang, Pengantar Pasar Modal, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2008, h. 43.