Studi Pendahuluan Analisa pola pendayagunaan zakat pada Lembaga Amil Zakat Bangun sejahtera Mitra Umat (LAZNAS BSM)

studi kasus pada LAZ Al-Azhar peduli Ummat Oleh : Muhamad Nurhadi, tahun 2009 Skripsi tersebut membahas tentang konsep pemberdayaan mustahik dengan zakat produktif di LAZ Al-Azhar Peduli Umat dan tingkat keberhasilan program tersebut. Sedangkan penelitian yang saya kerjakan adalah tentang mekanisme penghimpunan dan pendayagunaan zakat pada LAZNAS BSM serta alasan yang mendasari mereka dalam menyalurkan zakatnya kepada mustahik dan bagaimana cara kerjasama mereka dengan LAZ-LAZ yang lain dalam hal penyaluran zakatnya kepada para mustahik agar lebih efektif. Penelitian saya juga berkaitan dengan penyaluran yang dilakukan LAZNAS BSM yang bersifat produktif atau dapat memberdayakan umat, seperti apa prosedurnya, usaha apa saja yang diberikan, apa alasan mereka menyalurkan kepada usaha tersebut, serta bagaimana pendampingan yang dilakukan oleh LAZNAS BSM kepada para mustahik agar tercapai tujuan yang diharapkan yaitu kemandirian umat. disertai dengan analisis SWOT pemberdayaan zakat untuk pengembangan usaha masyarakat. Diharapkan dengan penelitian yang saya kerjakan kita dapat mengetahui bagaimana mekanisme dan apa yang melatarbelakangi LAZNAS BSM dalam menyalurkan zakatnya kepada mustahik melalui program-program yang dimilikinya, serta apa peluang dan kendala yang dihadapi LAZNAS BSM dalam pendayagunaan zakat untuk pemberdayaan usaha masyarakat.

E. Kerangka Teori

Allah telah menegaskan bahwa penyaluran zakat hanyalah untuk orang-orang yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 60, yaitu sebanyak delapan golongan yakni fakir, miskin, amil petugas zakat, mualaf qulubuhum orang yang baru masuk Islam, riqab orang yang telah memerdekakan budak – zaman dulu, ghorim orang yang berhutang, orang yang berjihad di jalan Allah fi sabilillah, dan ibnu sabil yang dalam perjalanan. Dari delapan asnaf itu, yang mesti didahulukan adalah fakir dan miskin. Para ulama telah sepakat atas delapan golongan penerima zakat yang termaktub dalam ayat diatas, tetapi mereka berbeda pendapat tentang tafsir makna setiap golongan. Diantara mereka ada yang mempersempit makna, sebagian lainnya memperluas. Dalam penyaluran zakat ada 2 dua macam cara dalam aplikasinya, yaitu bersifat konsumtif dan produktif. Yang bersifat konsumtif yaitu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan yang bersifat produktif yaitu untuk menambah atau sebagai modal usaha mereka. Bahkan Syekh Yusuf al-Qardhawi, dalam bukunya yang fenomenal, yaitu Fiqh Zakat, menyatakan bahwa juga diperbolehkan membangun pabrik-pabrik atau perusahaan-perusahaan dari uang zakat untuk kemudian kepemilikan dan keuntungannya diperuntukkan bagi kepentingan fakir miskin, sehingga akan terpenuhi kebutuhan hidup mereka sepanjang masa. Undang-Undang RI Nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat Bab III pasal 6 dan pasal 7 menyatakan bahwa lembaga pengelola zakat di Indonesia terdiri dari dua macam, yaitu Badan Amil Zakat BAZ dan Lembaga Amil Zakat LAZ. BAZ dibentuk pleh pemerintah, sedangkan LAZ didirikan oleh masyarakat. LAZ dikukuhkan, dibina dan dilindungi oleh pemerintah. Dalam melaksanakan tugasnya, Lembaga Amil Zakat bertanggung jawab kepada pemerintah sesuai dengan tingkatannya, sebagaimana dijelaskan pada pasal 9 dalam Undang-Undang tersebut. Adapun alur pemikiran dari skripsi ini adalah sebagai berikut : Tabel 1 Kerangka konsep DANA ZAKAT LAZNAS BSM Mekanisme Penghimpunan  Melalui Kantor cabang BSM  Melalui mesin ATM BSM  Melalui SMS Banking BSM Program Penyaluran  Mitra Umat  Didik Umat  Simpati Umat Tujuan : Pemberdayaan usaha masyarakat Mekanisme Penyaluran  Langsung  Tidak Langsung Analisis SWOT

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Lapangan Field Research, Penelitian lapangan merupakan salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang tidak memerlukan pengetahuan mendalam akan literatur yang digunakan dan kemampuan tertentu dari pihak peneliti. Penelitian lapangan biasa dilakukan untuk memutuskan ke arah mana penelitiannya berdasarkan konteks. Penelitian lapangan biasa diadakan di luar ruangan. 13

2. Jenis data a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara pihak perusahaan, yaitu hasil pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 14 b. Data Sekunder Data sekuder adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan seperti buku-buku serta sumber lainnya yang berkaitan dengan materi penulisan skripsi ini. 15 13 Wikipedia, “Penelitian Lapangan” artikel diakses pada 25 Nopember 2010 dari http:id.wikipedia.orgwikiPenelitian_lapangan 14 Arif Irwansyah, “Penerapan Pasar Uang Antarbank Syariah Pada Bank Bukopin Unit Usaha Syariah,” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, h.14 15 Ibid., h.14