Mekanisme penyaluran zakat pada LAZNAS BSM

Oleh karena itu, agar dana zakat tersalurkan lebih efektif, LAZNAS BSM menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga-lembaga yang bekerjasama dengan LAZNAS BSM ada yang bersifat temporer dan ada juga yang kontinu terus menerus. Misalnya yang bersifat kontinu adalah lembaga Program Pembinaan Sumber Daya Manusia Strategis PPSDMS, Yayasan Darul Fikri, dan lain-lain. Lembaga PPSDMS mendapat dana sebesar Rp.15.000.000,- per bulan 2 . PPSDMS adalah lembaga khusus yang membina mahasiswa-mahasiswa berprestasi yang kurang mampu secara ekonomi, disini ada sekitar 150-an mahasiswa yang tersebar di beberapa perguruan tinggi negeri yang terbagi menjadi 5 wilayah regional yang meliputi kampus UI, ITB, Unpad, UGM, Unair, dan IPB. Berkat bantuan dari LAZNAS BSM, program-program PPSDMS dapat berjalan dengan baik dan banyak mahasiswa yang meraih berbagai prestasi, baik secara akademik maupun non- akademik. Di antara meraka, banyak yang menjabat sebagai pimpinan leader semisal menjadi Ketua Badan Ekskutif Mahasiswa BEM di kampusnya masing- masing. Tak hanya itu, banyak di antara mereka yang berhasil meraih prestasi dalam beberapa ajang kejuaraan dan penghargaan, baik di level nasional maupun internasional. “Contohnya Goris Mustakim, anggota PPSDMS angkatan ke-2 yang menjadi ikon kewirausahaan mahasiswa tingkat nasional dan pernah menjadi panelis termuda dalam forum kewirausahaan internasional yang diundang oleh Presiden Obama,” papar Rubby, staf bidang kemitraan program pembinaan PPSDMS ini. 2 LAZNAS BSM Umat, Mitra Zakat, edisi September 2010. h.21

2. Mekanisme Penentuan Mustahik

LAZNAS BSM memiliki kriteria tersendiri untuk menggolongkan seseorang sebagai mustahik, dia memiliki kriteria yang dinamakan had kifayah batasan kecukupan yang ditetapkan sebesar Rp.1.500.000,-, jadi seseorang bisa digolongkan sebagai mustahik jika pendapatannya tidak melebihi had kifayah tersebut, di samping orang tersebut memiliki tanggungan yang harus dinafkahi. Adapun mekanisme penentuan seseorang dikatakan mustahik atau bukan itu melalui Komite Pendayagunaan yang terdiri dari Bagian Pendayagunaan sampai kepada Direktur. Prosesnya yaitu mustahik yang akan mendapatkan dana dari LAZNAS BSM mengisi formulir atau daftar wawancara yang telah disiapkan oleh LAZNAS BSM, dari daftar wawancara tersebut seseorang dapat dikelompokkan sebagai mustahik atau bukan, dan dapat terlihat bagaimana keadaan orang tersebut dan apa kebutuhannya. Jika telah diketahui bagaimana keadaan orang tersebut, termasuk mustahik atau bukan dan apa kebutuhannya, maka ditentukanlah program yang tepat untuk orang tersebut -baik program Simpati umat, Didik Umat maupun Mitra Umat- melalui rapat terbatas yang dilakukan oleh Komite Pendayagunaan. 3 Jika dia termasuk orang yang berhak menerima zakat mustahik, maka dia diberikan dana zakat. Namun jika bukan atau meragukan, maka dia diberikan dana selain zakat. bisa dari dana infaq, dana kemanusian atau yang lainnya. Seperti pembangunan masjid, karena ini masih menjadi perdebatan antara para Fuqaha maka untuk pembiayaannya diberikan dana infaq atau shadaqoh. 3 Wawancara Pribadi dengan Dedi Zulkarnaen. Jakarta, 19 Nopember 2010 Dalam menentukan wilayah sasaran penyaluran zakat, LAZNAS BSM belum memiliki peta khusus daerah-daereh mustahik. Mereka hanya mengetahuinya dari laporan-laporan cabang-cabang atau mitra kerja mereka. Seharusnya ada bobotan nilai untuk wilayah-wilayah di Indonesia, wilayah mana yang sangat membutuhkan atau dapat diistilahkan mana wilayah merah, kuning, abu-abu dan sebagainya. Agar penyaluran zakat di Indonesia dapat terorganisir dan sebarannya bisa merata. Tetapi sampai saat ini hal tersebut belum ada. Untuk besaran dana yang disalurkan, itu tergantung kepada kebutuhan mustahik itu sendiri. Jika yayasan, maka yang jumlah fakirnya banyak akan mendapat dana lebih banyak. Jika perorangan akan terlihat dari berapa banyak tanggungan yang harus dibiayai olehnya.

3. Cara Kerjasama Antar Lembaga Zakat

Di Indonesia, ada banyak lembaga yang menjalankan fungsi amil zakat, baik lembaga pemerintah atau yang dikenal dengan Badan Amil Zakat BAZ maupun yang didirikan oleh masyarakat yang dikenal dengan istilah Lembaga Amil Zakat LAZ. Oleh karena itu, harus ada sinergi antar lembaga agar dana zakat dapat bermanfaat bagi masyarakat secara maksimal sesuai dengan tujuan disyariatkan zakat itu sendiri yaitu untuk mengentaskan kemiskinan. Dalam hal ini, LAZNAS BSM menjalin kerja sama dengan Forum Zakat FOZ. Forum Zakat, atau disingkat FOZ adalah asosiasi lembaga pengelola Zakat yang berfungsi sebagai wadah berhimpunnya Badan Amil Zakat BAZ dan Lembaga Amil Zakat LAZ di seluruh Indonesia.. 4 Kerjasama yang dilakukan antara lain, yaitu: mengadakan seminar, simposium dan kerjasama dalam aksi di lapangan. Seperti yang dilakukan ketika terjadi bencana banjir bandang di Wasior, LAZ-LAZ dan BAZ-BAZ yang berada di naungan FOZ bersama-sama menyumbangkan dananya patungan untuk penanggulangan bencana tersebut. Dengan kerjasama seperti ini, maka biaya ongkos yang dikeluarkan lebih hemat dan bantuan akan tersalurkan lebih cepat dan terorganisir. Dengan adanya FOZ, lembaga-lembaga zakat dapat bertukar pikiran dan berdiskusi tentang berbagai hal anatara satu lembaga dengan lembaga lainya. Agar setiap permasalahan yang dihadapi dapat diatasi dengan baik. Kendala yang dihadapi saat ini oleh lembaga-lembaga zakat adalah tidak adanya program bersama untuk pemberdayaan zakat di Indonesia, sehingga sasaran penyaluran zakat saat ini belum merata. Hal ini terlihat jelas dari tidak adanya peta wilayah bersama, masing-masing lembaga memiliki wilayah-wilayah tersendiri dan program-program kerja masing-masing. Jika hal ini tidak cepat diatasi, maka sulit untuk mewujudkan tercapainya tujuan zakat itu sendiri, yaitu pengentasan kemiskinan di masyarakat. 4 FOZ, “Profil Forum Zakat ”, diakses pada 20 Nopember 2010 dari http:www.forumzakat.netindex.php?act=latarbelakang