6.2. Perancangan Loyang dan Rak Penjemuran Alternatif II
Pengolahan data untuk menentukan dimensi rancangan fasilitas kerja ini menggunakan prinsip penggunaan data antropometri yang ekstrim dengan tujuan
hasil rancangan dapat digunakan dengan nyaman oleh seluruh populasi yang ada di UKM. Dimensitubuh yang digunakan untuk rancangan loyang dan rak
penjemuran alternatif II adalah sebagai berikut. 1. Desain Loyang
Ukuran antropometri yang digunakan untuk desain loyang 10 cm Tabel 5.8 untuk panjang pegangan loyang persentil 90 Tabel 5.8 dari Lebar Tangan, 3
cm Tabel 5.8 untuk genggaman pegangan loyang digunakan persentil 5 dari diameter genggam. Ukuran dimensi panjang loyang ditentukan berdasarkan
dimensi lebar bahu ditambah dengan panjang x jarak antara siku dengan badan seperti dapat dilihat pada Gambar 6.5.
α LB
x
Gambar 6.5. Sudut Aduksi pada Operator Alternatif II
Pada Gambar 6.5 . Dapat dilihat bahwa sudut α merupakan sudut adduksi
yang dibentuk oleh lengan atas dengan badan. Penentuan sudut ini berdasarkan range of motion yang masih berada pada zona aman yaitu dibawah 12
o
Tabel 3.3. Maka dari itu pemilihan sudut ini berdasarkan sudut adduksi terbessar
pada zona aman zona 1 berdasarkan range of motion. Dengan diketahui
Universitas Sumatera Utara
panjang Lebar Bahu LB dan sudut α yang dibentuk maka untuk mencari jarak antara siku dengan badan x dapat menggunakan rumusan berikut ini:
Sin α = x = Sin α LB
x = Sin α LB x = Sin 12
o
39,83 cm x = 0,207 39,83 cm = 8,28 cm
keterangan : LB = Tabel 5.8. persentil 50
12
o
= Tabel 3.3. Zona Selang Gerak Tubuh Manusia Bahu
Aduksi Zona Aman 1 maka, panjang loyang yang akan digunakan pada perancangan adalah
= Panjang LBPersentil 50 + 2x = 39,83 + 28,28
= 56,39 cm 56 cm
Jadi panjang loyang yang digunakan adalah sebesar 56 cm. Sementara untuk lebar loyang didapatkan dari hasil persentil Lebar Tangan
untuk pegangan loyang 10 cm Tabel 5.8 ditambah 20 cm sehingga didapatkan lebar loyang 30 cm dengan mempertimbangkan berat cocopeat sebesar 5 kg
perloyang dan tinggi 10cm sesuai hasil penelitianlama pengeringan ketebalan cocopeat
. Desain loyang alternatif II dapat dilihat pada Gambar 6.6.
Universitas Sumatera Utara
Gambar6.6. Loyang 3DAlternatif II
2. Desain Rak Penjemuran Ukuran yang digunakan untuk desain rak penjemuran adalah tinggi 137 cm
didapat dari antropometri persentil Tinggi Bahu Berdiri Pada Tabel 5.8. Persentil 50, panjang rak 70 cm dan lebar 35 cm. Satu rak memiliki 5
tingkatan dimana tiap tingkatan akan diisi loyang dengan kapasitas 5 kg. Desain rak penjemuran dapat dilihat pada Gambar 6.7.
Gambar 6.7. Rak 3D Alternatif II
3. Penentuan Layout Ruang Penjemuran Dalam penentuan total luas dari ruang penjemuran harus diperhitungkan
penambahan luasan area untuk jalan lintasan ini. Hal ini tergantung pada jalan lintasan yang diperlukan untuk keperluan jalan lintasan. Jalan lintasan dalam
Universitas Sumatera Utara
ruang penjemuran dipergunakan untuk dua hal yaitu komunikasi dan transportasi. Perencanaan yang baik dari jalur lintasan akan banyak
menentukan proses gerakan perpindahan dari personil bahan ataupun peralatan yang digunakan pada lokasi penjemuran. Pada dasarnya ada dua macam jalan
lintasan yang umum dijumpai dalam penentuan layout yaitu jalur lintasan utama dan jalur lintasan intern. Pada tahap ini digunakan jalan lintasan utama
untuk bahan dari suatu departemen ke departemen yang lain dan juga perpindahan bahan dari luar menuju ke dalam pabrik dan sebaliknya. Jalan
lintasan antar departemen yang akan dilewati orang dan gerobak kereta dorong 2 roda, satu arah dan tidak bisa untuk putar balik, lebar jalan lintasan 1,5
meter Tabel 3.2. Luas area penjemuran untuk alternatif II sebagai berikut.
1. Panjang x lebar = 1000 x 880 cm
= 880.000 cm
2
= 88 m
2
2. Luas rak keseluruhan =
= 19,6 m
2
3. Luas area terpakai
= = 22,3
Universitas Sumatera Utara
4. Luas Allowance
= = 77,7
Rancangan layout ruang penjemuran alternatif II didapat dari standarisasi aisle space
Pada Gambar 3.4. Bentuk dan Lokasi Jalan Lintas dalam Pabrik dapat dilihat pada Gambar 6.8.
Gambar 6.8. Layout Ruang Penjemuran Alternatif II
6.3. Analisis Alternatif I