b Metode Observasi, maksudnya adalah mengadakan pengamatan secara
langsung terhadap fenomena-fenomena yang ditemukan di lapangan yang berkaitan dengan fokus penelitian.
2. Teknik pengumpulan data sekunder:
a Studi kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi
melalui literature yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku, artikel dan makalah yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti
serta analisis peraturan daerah. b
Studi dokumentasi yaitu dengan cara memperoleh data melalui pengkajian dan penelaahan terhadap catatan penulis maupun dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti.
3.8 Teknik Penentuan Skor
Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini menggunakan teknik penentuan skor. Teknik pengukuran skor yang digunakan adalah memakai
skala Likert untuk menilai jawaban kuesioener responden. Skala Likert Sinulingga, 2014 : 157 adalah skala untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi
seseorangkelompok orang tentang fenomena sosial Juliandi, 2013 : 72 Adapun skor yang ditentukan untuk setiap pertanyaan adalah:
a Untuk alternatif jawaban SS diberi skor 5
b Untuk alternatif jawaban S diberi skor 4
c Untuk alternatif jawaban KS diberi skor 3
Universitas Sumatera Utara
d Untuk alternatif jawaban TS diberi skor 2
e Untuk alternatif jawaban STS diberi skor 1
Untuk mengetahui kategori dari jawaban masing-masing variabel apakah tergolong tinggi, sedang atau rendah, maka terlebih dahulu ditentukan skala interval
dengan cara sebagai berikut: SkorTertinggi-SkorTerendah
Banyaknya Bilangan
Maka diperoleh n =
5 −1
5
= 0,80
Dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban pada masing- masing variabel yaitu:
a Skor untuk kategori sangat tinggi
= 4,21-5,00 b
Skor untuk kategori tinggi = 3,41-4,20
c Skor untuk kategori sedang
= 2,61-3,40 d
Skor untuk kategori rendah =1,81-2,60
e Skor untuk kategori sangat rendah
=1,00-1,80
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan teknik kuantitatif yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas dan variabel terkait.
Universitas Sumatera Utara
Adapun metode statistik yang digunakan adalah :
3.9.1 Metode Uji Instrumen
1 Uji Validitas
Pengujian validitas ini digunakan untuk mengetahui tingkat kendala atau kesalahan dari kuesioner yang disebarkan oleh responden. Menurut Sugiyono 2006 : 109
instrument yang valid berarti bahwa instrument tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan data mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang valid berarti
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu adalah valid. Untuk mencari nilai validitas dari sebuah item pertanyaan. Data dikatakan valid apabila nilai korelasi hitung
data tersebut melebihi nilai korelasi tabelnya. Nilai r hitung adalah nilai-nilai yang berada dalam kolom “corrected item total correlation”. Jika r hitung r hitung 0,329, maka
butir pertanyaan atau variabel tersebut valid.
2 Uji Reliabilitas
Tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah instrumen penelitian ini merupakan instrument yang handal dan dapat dipercaya Juliandi, 2013 : 83. Untuk
menguji reliabilitas, peneliti dapat menggunakan teknik half, yaitu mengkorelasikan skor genap dengan skor ganjil kemudian memasukkan nilai korelasi r yang diperoleh ke
dalam rumus Spearman Brown :
ri = 2
� 1 +
�
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : ri = nilai koefisien reliabilitas
r = nilai korelasi Jika nilai koefisien reliabilitas spearman brown 0,6 maka instrumen
memiliki reliabilitas yang baikreliableterpercaya. Dan sebaliknya, jika nilai koefisien reliabilitas spearman brown
≤ 0,6 maka instrumen tidak dipercaya.
3.9.2 Uji Asumsi Klasik
1 Uji normalitas
Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau tidak. Jika data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas Juliandi, 2013 : 174. Apabila nilai variabelnya memiliki
nilai 0,05 maka variabel tersebut memiliki distribusi normal, dan jika nilai nilai variabelnya memiliki nilai 0,05 maka variabel tersebut memliki distribusi yang tidak
normal.
Universitas Sumatera Utara
3.9.3 Pengujian hipotesis
1 Product moment pearson
Cara ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan besar kecilnya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Cara perhitungan menggunakan rumus sebagai
berikut Sinulingga , 2014 : 269 :
�
��
= ���� − ����
�{���
2
− Σx
2
}{ ��y
2
− Σy
2
}
dimana: �
��
=Angka indeks korelasi antara X dan Y
n = jumlah responden
=jumlah perkalian antara skor X dan Y X
=skor variabel bebas motivasi Y
=skor variabel terikat produktivitas kerja karyawan Hasil perhitungan dengan meggunakan rumus diatas dapat memberikan tiga
kemungkinan mengenai hubungan antara kedua variabel, yaitu:
a Nilai r yang positif menunjukkan hubungan kedua variabel positif,
artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti oleh nilai variabel yang lain.
Universitas Sumatera Utara
b Nilai r yang negative menunjukkan hubungan kedua variabel negative,
artinya menurunnya nilai variabel yang satu diikuti dengan meningkatnya nilai variabel yang lain.
c Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak
mempunyai hubungan, artinya variabel yang satu tetap meskipun yang lainnya berubah.
Untuk mengetahui adanya hubungan yang kuat, sedang atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r koefisien korelasi digunakan penafsiran atau
interpretasi angka.
Tabel 3.1 Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono 2006 : 149 Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat dketahui apakah nilai r yang
diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel
Universitas Sumatera Utara
korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila r tersebut signifikan, artinya hipotesis kerja atau hipotesis alternative dapat diterima.
2 Uji Regresi linier sederhana
Analisis regresi linier sederhana Sinulingga, 2014 : 270 adalah hubungan secara linier antara satu variabel independen X dengan variabel dependen Y ,
atau dalam artian ada variabel yang mempengaruhi da nada variabel yang dipengaruhi. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen
mengalamai kenaikan atau penurunan. Dengan kata lain, regresi linier sederhana adalah koefisien yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada variabel Y jika
variabel X berubah 1 satuan. Analisis regresi linier ini banyak digunakan untuk uji pengaruh antara variabel independen X terhadap variabel dependen Y.Rumus
regresi linier sederhana sebagai berikut:
Ŷ = a + bX
Keterangan: Ŷ = Variabel dependen nilai yang dipredisikan
X = Variabel independen a = Konstanta nilai
Ŷ apabila X = 0
Universitas Sumatera Utara
b = Koefisien regresi nilai peningkatan jika bernilai positif ataupun penurunan jika bernilai negatif
3 Koefisien Determinan
Penggunaan teknik analisa ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara program Motivasi variabel X terhadap Kinerja variabel Y,maka
dapat dihitung dengan menggunakan rumus koefisien determinan sebagai berikut Sugiyono, 2006: 215:
D = �
�� 2
x 100
Keterangan : D
= Koefisien Determinan �
��
= Koefisien Korelasi Product Moment antara x dan y
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
Terbitnya Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 1955 merupakan tonggak awal berdirinya Bank Pembangunan Daerah di seluruh Indonesia, dimana
dinyatakan bahwa di daerah-daerah provinsi dapat didirikan Bank Pembangunan Daerah. Pada tanggal 4 November 1961, hadir 3 orang warga
Sumatera Utara menghadapi Notaris Roesli di Medan, yaitu Adnan Nur, James Warren Harahap, dan H. Abubakar Hasibuan yang membawa surat
kuasa Gubernur Kepada Daerah Tingkat I Sumatera Utara Radja Djunjungan Lubis, secara yuridis dengan akte Notaris Roesli Nomor 22 tanggal 4
November 1961 Perihal Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara. Berdirilah Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah
Sumatera Utara PT BPDSU yang merupakan Joint Pemerintah Daerah dengan swasta.
Selama masa pra operasi seluruh kegiatan PT BPDSU dipusatkan di Hotel Melati kamar 27-28 di Jalan Amalium Medan. Tanggal 28 Februari
1962 diterbitkan Surat Izin Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor BUM-1-25II Tentang Izin Usaha PT. BPDSU.
Universitas Sumatera Utara
Terhitung mulai tanggal 15 Maret 1962 PT.BPDSU mulai menjalankan kegiatan usahanya dengan menyewa satu lantai dari rumah took
gedung tua milik Sutan Naga di Jalan Palang Merah No.62 dengan merk tulisan “Sutan Naga”, dimana lantai II masih dipergunakan pemilik sebagai
kantornya. Papan merk yang menunjukkan BPDSU berkantor di ruko tersebut hanya berupa papan tulis yang ditulis dengan kapur. Pada pertengahan tahun
1965 setelah BPDSU berlaba, gedung yang disewa tersebut dibeli dan beberapa waktu kemudian dikembangkan lagi ke nomor 64 dan 66.
Pada tahun 1975, kantor BPDSU dipindahkan ke gedung baru di Jalan Imam Bonjol No.7 dan pada April 1989 pindah lagi ke jalan Imam Bonjol No.
18 yang diresmikan oleh Rudini, Menteri Dalam Negeri pada waktu itu. Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1962 tentang ketentuan-
ketentuan pokok pembangunan daerah berdasarkan keputusan DPRD-GR Tingkat I SU No.21K1965 ditetapkan Perda No.5 Tahun 1965, dimana status
PT BPDSU dirubah dan dilebur menjadi Perusahaan Daerah Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara dengan modal dasar uang lama dan
saham dimiliki oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II se-Sumatera Utara. Sejalan dengan perjalanan
waktu Modal dasar Bank terus bertambah yang sebagian besar diperoleh dari 5 hasil Pajak Bumi dan Bangunan serta 50 dari jasa giro yang diperoleh
Pemerintah Daerah.
Universitas Sumatera Utara
Pada tanggal 7 Mei 1999, dalam Rangka Program Rekapitalisasi Perbankan ditandatangani Perjanjian Rekapitalisasi antara Pemerintah
Republik Indonesia yang diwakili oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dengan Komisaris dan Direksi BPDSU dengan inti perjanjian
Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara menambah modal dan Pemerintah Pusat juga.
Modal Pemerintah Pusat ini akan dikembalikan atau dibeli kembali oleh Pemerintah Daerah provinsi dan kabupatenKotamadya se-Sumatea Utara
dan sampai saat ini masih dalam proses penyelesaiannya. Teknologi pembukuan dan informasi juga terus berkembang, dimana pada awalnya
seluruh administrasi masih dilakukan dengan sistem manual. Baru pada tahun 1971 diterapkan sistem RUF. Pengembangan selanjutnya dengan
menggunakan mesin Auditronic 730, dimulai dengan sistem yang berbasis Komputer merk Monroe, Mini Komputer Wang.
Pada tahun 1997, dengan menggunakan tenaga sendiri dibangun system yang diberi nama Sysbank dengan menggunakan Personal Komputer,
namun masih belum online. Baru pada tahun 2002 PT Bank Sumut menerapkan Sistem Online dengan Aplikasi OLIB’s- Online Integrated
Banking System, sekaligus mengoperasikan mesin ATM.
Dalam pelaksanaan operasionalnya, Bank Sumut berfungsi sebagai alat pengembangan ekonomi daerah, sebagai bank umum, juga turur serta
Universitas Sumatera Utara
membantu pemerintah mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi daerah dan menggerakan ekonomi kerakyatan dengan menyalurkan kredit kepada
usaha kecil dan menengah serta koperasi. Operasional bank bergerak dari kantor pusat, tercatat pernah menenpati kantor di Jalan Planag Merah Medan,
kemudian dipindahkan ke jalan Imam Bonjol Nomor 18 Medan. Pada tanggal 20 April 1989 Menteri Dalam Negeri berkenan meresmikan pemakaian
gedung kantor baru yang cukup megah dan representative terletak di jantung bisnis kota Medan, tepatnya di jalan Imam Bonjol No.18 Medan.
Laju pertumbuhan Bank Sumut kian menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan dilihat dari kinerja dan prestasi yang diperoleh dari
tahun ke tahun, tercatat total assets Bank Sumut mencapai 10,75 Trilyun pada tahun 2009 dan menjadi 12,76 Trilyun pada tahun 2010. Didukung semangat
menjadi Bank Profesional dan tangguh menghadapi persaingan dengan digalakkannya program to the best yang sejalan dengan road map BPD
Regional Champion 2014, tentunya dengan konsekuensi harus memperkuat permodalan yang tidak lagi mengandalkan peryertaan saham dari pemerintah
daerah, melainkan juga membuka akses permodalan lain seperti penerbitan obligasi, untuk itu modal dasar Bank Sumut kembali ditingkatkan dari Rp. 1
Trilyun pada tahun 2008 menjadi Rp.2 Trilyun pada tahun 2011 dengan total assets meningkat menjadi 18,95 Trilyun.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Visi, Misi dan Statemen Budaya Perusahaan