Hakikat lingkungan Belajar Lingkungan Belajar

commit to user 19 3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan. 4. Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinanya dapat diserap oleh siswa. 5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan. 6. Pengajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan. 7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar yang ditingkatkan. 8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif. Sejalan dengan pendapat tersebut, Sudjana Rivai 1992:2 dalam Ashar Arsyad 2005:24-25 mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu: 1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya. 3. Metode mengajar akan lebih bervariasi. 4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media pembelajaran adalah suatu kegiatan menggunakan atau memanfaatkan media dalam kegiatan belajar-mengajar yang bertujuan mempermudah pemahaman siswa, memperjelas materi yang disajikan, memperlancar komunikasi siswa dengan guru, menarik minat siswa untuk memperhatikan pelajaran serta menumbuhkan gairah dalam belajar.

3. Lingkungan Belajar

a. Hakikat lingkungan Belajar

Lingkungan dalam pengertian umum berarti situasi disekitar kita, dalam la pangan pendidikan, arti lingkungan itu luas sekali, yaitu segala sesuatu yang berada diluar diri anak, dalam alam semesta ini. Lingkungan ini mengitari manusia sejak manusia itu dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, antara lingkungan dengan manusia ada pengaruh timbal balik, artinya lingkungan commit to user 20 mempengaruhi manusia, dan sebaliknya manusia juga mempengaruhi lingkungan disekitarnya. Lingkungan secara garis besarnya dapat dibedakan : 1. Lingkungan Fisik Yaitu lingkungan yang berupa alam, misalnya keadaan tanah, keadaan musim dan sebagainya. Lingkungan alam yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula kepada individu. 2. Lingkungan sosial Merupakan lingkungan masyarakat. Dalam lingkungan masyarakat ini adanya interaksi individu satu dengan lain. Keadaan masyarakatpun akan memberikan pengaruh tertentu terhadap perkembangan individu. Sartain seorang ahli psikologi Amerika dalam Ngalim Purwanto 1986:77 mengemukakan pendapat bahwa: “apa yang dimaksud dengan lingkungan enviroment meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen, bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan to provide enviroment bagi gen yang lain. ” Menurut beberapa definisi yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan adalah keadaan atau kondisi disekitar individu yang saling mempengaruhi satu sama lain mempunyai hubungan timbal balik dan yang secara potensial sanggup atau dapat mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku kita. Akan tetapi lingkungan kita yang aktual yang sebenarnya hanyalah faktor-faktor dalam dunia sekeliling kita, yang benar-benar secara langsung mempengaruhi pertumbuhan dan tingkah aku kita. Proses pendidikan pada umumnya akan selalu berhubungan atau tidak pernah lepas dari pengaruh lingkungan. Lingkungan belajar atau pendidikan diartikan sebagai segala sesuatu yang melingkupi proses berlangsungnya belajar atau pendidikan. Lingkungan belajar siswa bisa berupa fisik, sosial, budaya, keamanan, dan kenyamanan, antara proses kegiatan belajar dengan lingkungan merupakan dua hal yang tidak bisa dilepaskan, ia akan selalu menimbulkan hubungan timbal-balik antara dirinya dengan habitatnya. commit to user 21 Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa lingkungan belajar merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Lingkungan belajar siswa terbagi menjadi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, lingkungan tersebut berupa lingkungan sosial dan non sosial atau fisik maupun non-fisik. Pengaruh dari lingkungan tersebut dapat berbentuk macam-macam meliputi kenyamanan, ketenangan, keamanan, kebersihan atau kerapian lingkungan serta sikapsifat dan hubungan sosial antara individu dalam lingkungan tersebut. Sejalan dengan pendapat Muhibbin Syah 1995:137-138 yang membagi lingkungan belajar menjadi dua macam sebagai berikut: a. Lingkungan Sosial, berupa pengaruh yang ditimbulkan dari para guru, para staf administrasi sekolah, teman-teman sekelas disekolah. Para guru yang selalu menunjukan sikap atau perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca, berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan yang ada disekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga letak rumah, semua dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. b. Lingkungan Nonsosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial siswa adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Contoh: kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tak memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang sebenarnya tak pantas dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti itu jelas berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa. Begitu pula dengan kondisi gedung sekolah serta letaknya juga berpengaruh terhadap kegiatan belajar siswa. Selanjutnya lingkungan belajar menurut tempat dimana peserta didik hidup dan menerima pengalaman pendidikan dibagi menjadi tiga lingkungan, yaitu: 1 lingkungan keluarga, 2 lingkungan sekolah, dan 3 lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan dimana peserta didik mengalami kehidupan ini memiliki corak yang berbeda-beda dalam hal situasi, sifat, materi pendidikan, commit to user 22 metode yang digunakan, serta subyek yang terlibat. Disamping memiliki perbedaan juga memiliki kesamaan, yang nyata adalah semuanya merupakan pusat-pusat belajar atau pendidikan kala peserta didik mengalami proses belajar tentang pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap. Sehingga ketiga hal tersebut oleh Ki Hajar Dewantara disebut sebagai “Tri Pusat Pendidikan”. Konsep tri pusat pendidikan istilah asal dicetuskan dari Ki Hajar Dewantara adalah “tri sentra pendidikan” yang mengacu pada lingkungan pergaulan yang menjadi pusat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan bagi anak. Dalam konsep Ki Hajar Dewantara lingkungan pergaulan yang dimaksud adalah alam keluarga, alam perguruan sekolah, dan alam pergerakan pemuda masyarakat. Konsep tri pusat pendidikan sangat menekankan akan pentingnya keterpaduan dan kebersamaan ketiga lingkungan pendidikan sebgai satu kesatuan sistem pendidikan yang memberikan pengalaman pendidikan kepada anak atau peserta didik. Berikut adalah uraian secara lengkap mengenai lingkungan belajar berdasar tempat dimana peserta didik hidup dan menerima pengalaman pendidikan atau yang dikenal dengan sebutan “tri pusat pendidikan” :

1. Lingkungan Keluarga

Dokumen yang terkait

Motivasi, Kompetensi Profesional Guru, Lingkungan Sekolah, dan Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS di SMA 12 Semarang Tahun Ajaran 2010 2011

8 94 190

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 BANJARNEGARA TAHUN 2010 2011

1 11 131

Pengaruh Motivasi Belajar, Lingkungan Keluarga, Lingkungan Sekolah dan Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Wonogiri Tahun Ajaran 2010 2011

2 12 185

BAB 1 PENDAHULUAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA KELAS XII IPS SMA AL ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 12

DAFTAR PUSTAKA PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA KELAS XII IPS SMA AL ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 4

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DASAR – DASAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 2 11

PENGARUH LINGKUNGAN PERGAULAN REMAJA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA SMA KELAS XI IPS SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 2 11

PENDAHULUAN Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Ips Sma Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 12

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS EKONOMI PADA Penggunaan Media Pembelajaran Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ips Ekonomi Pada Siswa Kelas VII SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/ 2011.

0 0 17

PENDAHULUAN Penggunaan Media Pembelajaran Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ips Ekonomi Pada Siswa Kelas VII SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/ 2011.

0 1 9