commit to user 48
belajar siswa yang masih rendah sehingga hasil pembelajarannya akan lebih optimal dan memuaskan.
B. Deskripsi Hasil Tindakan
Di dalam deskripsi hasil penelitian ini akan diungkapkan mengenai proses penelitian yang dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus
terdiri dari empat tahapan, yaitu: 1 tahap perencanaan tindakaan, 2 tahap pelaksanaan tindakan, 3 tahap observasi, 4 tahap analisis dan refleksi. Berikut
ini adalah deskripsi tindakan siklus I dan siklus II.
1. Tindakan Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Tiap-tiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran 2 X 35 menit yang dilaksanakan setiap
jam pelajaran Penjasorkes yaitu pada hari sabtu tanggal 17 Juli 2010 dan 24 Juli 2010, yang diikuti oleh siswa kelas VI sebanyak 18 siswa. Dalam penelitian ini
peneliti berperan langsung sebagai guru yang melaksanakan pembelajaran Penjasorkes dalam materi lompat tinggi gaya
straddle
dengan menerapkan pendekatan modifikasi permainan dan dibantu oleh seorang observer yaitu guru
kelas VI yang bernama Ibu Sri Satiti, S.Pd. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan dalam siklus I adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang meliputi kegiatan guru dan siswa. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui proses pembelajaran yang berlangsung, penggunaan metode, model, strategi, serta media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Peneliti juga
melakukan wawancara dengan guru guna mencatat hasil belajar yang diperoleh oleh masing-masing siswa khususnya nilai Penjasorkes.
Berdasarkan observasi dan hasil wawancara terhadap pembelajaran serta hasil belajar tersebut diperoleh informasi sebagai data kondisi awal. Hasil
pencatatan tersebut menunjukkan bahwa dari 18 siswa kelas VI SD Negeri 1
commit to user 49
Bangsalan , hanya 6 siswa atau 33,33 siswa yang mencapai ketuntasan belajar mendapat nilai di atas KKM
≥65 dalam hal ketrampilan hasil lompat tinggi. Sedangkan sebanyak 12 siswa atau 66,67 belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal KKM yaitu ≥65. Sedangkan berdasarkan hasil obsevarsi aktivitas
belajar siswa afektivitas siswa peneliti mendapatkan hasil kondisi awal aktivitas belajar siswa yang masih rendah yaitu sebesar 42,7 dari kriteria atau indikator
keaktifan siswa. Selain hasil kemampuan lompat tinggi gaya
straddle
psikomotor dan observasi aktivitas belajar siswa afektif, peneliti juga menggali data tentang hasil belajar siswa pengetahuan lompat tinggi gaya
straddle
kognitif yaitu dengan angket, dan didapatkan data kondisi awal sebesar 36,1. Berdasarkan semua data kondisi awal peneliti mencari alternatif yang dapat
digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar lompat tinggi gaya
straddle
siswa yaitu menggunakan pendekatan modifikasi permainan. Selanjutnya peneliti melakukan langkah
– langkah berikutnya. Dengan berpedoman pada Silabus Sekolah Dasar Kelas VI maka peneliti melakukan
langkah - langkah sebagai berikut : 1
Memilih dan menetapkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator
2 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
3 Mempersiapkan alat dan bahan pembelajaran
4 Mempersiapkan evaluasi pembelajaran
5 Mempersiapkan lembar observasi dan angket hasil belajar siswa
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan