Karakteristik Tepung Buah Pepaya Kandungan Gizi Biskuit Tepung Buah pepaya

Tabel 4.1 Karekteristik Biskuit Dengan Penambahan Tepung Buah Pepaya Karakteristik Biskuit Buah Pepaya A 1 A 2 A 3 Warna Kuning kecoklatan Coklat Coklat Aroma Khas biskuit Khas biskuit Beraroma pepaya Rasa Khas biskuit Khas biskuit Khas pepaya Tekstur Renyah Renyah dan sedikit keras Sedikit keras dan berserat Keterangan : A 1 : Penambahan tepung buah pepaya 10 A 2 : Penambahan tepung buah pepaya 20 A 3 : Penambahan tepung buah pepaya 30

4.2 Karakteristik Tepung Buah Pepaya

Pembuatan tepung buah pepaya menggunakan buah pepaya jenis Cibinong. Pepaya jenis cibinong dipilih karena banyak dijual di pasaran, dan daging buah berwarna merah kekuningan, rasanya kurang manis, dan terksturnya agak kasar dan lebih keras. Proses pembuatan tepung buah pepaya dimulai dari pemilihan buah pepaya. Pemilihan buah pepaya dilakukan dengan cara memilih buah pepaya dalam kondisi yang baik atau tidak busuk, segar, dan tidak terlalu matang. Langkah selanjutnya adalah pengupasan atau pemisahan kulit buah pepaya dengan daging buah pepaya yaitu dengan cara membelah buah pepaya menjadi dua bagian, lalu membuang bijinya selanjutnya mengupas kulit buah pepaya, kemudian diiristipis-tipis. Irisan daging buah pepaya kemudian dikeringkan di dalam oven bersuhu 50-65 C selama 10-12 jam untuk mengurangi kadar air dan mempermudah proses penghalusan. Setelah kering, buah pepaya dihaluskan dengan menggunakan blender hinggahalus, kemudian diayak menggunakan saringan hingga menjadi partikel kecil yang disebut sebagai tepung buah pepaya. Universitas Sumatera Utara Tepung buah pepaya memiliki karakteristik berwarna jingga, tekstur yang agak kasar, memiliki aroma khas pepaya, dan jika diayak tidak akan lolos sempurna. Jika menyentuh tepung buah pepaya, sebagian tepung akan menempel di tangan. Berikut ini merupakan gambar tepung buah pepaya Gambar 4.2 Tepung Buah Pepaya

4.3 Analisis Daya Terima Biskuit Tepung Buah Pepaya

Analisis daya terima dilakukan untuk memanfaatkan panca indera manusia untuk mengamati rasa, aroma, warna dan tekstur dari biskuit tepung buah pepaya. Analisis daya terima dilakukan pada jam 09.00 – 10.00 pagi terhadap 30 orang panelis di SDN No. 060923 dengan umur 10-12 tahun, karena dengan umur tersebut sudah dapat memberikan penilaian mengenai rasa, aroma, warna dan tekstur dari biskuit tepung buah pepaya, dinilai dengan skala suka, kurang suka, dan tidak suka kemudian dianalisa menggunakan deskriptif analisis.

4.3.1 Analisis Daya Terima Rasa Biskuit Tepung Buah Pepaya

Hasil analisis daya terima rasa biskuit dengan penambahan tepung buah pepaya dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.2 : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Hasil Analisis Daya Terima Rasa Biskuit Tepung Buah Pepaya Rasa Biskuit Buah Pepaya A 1 A 2 A 3 Kriteria Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Suka 29 87 96,6 27 81 90,0 22 66 73,3 Kurang suka 1 2 2,2 3 6 6,6 6 12 13,3 Tidak suka 2 2 2,2 Total 30 89 98,8 30 87 96,6 30 80 88,8 Keterangan : A 1 : Penambahan tepung buah pepaya 10 A 2 : Penambahan tepung buah pepaya 20 A 3 : Penambahan tepung buah pepaya 30 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa total skor persentase tertinggi dalam uji organoleptik terhadap rasa biskuit tepung buah pepaya adalah 89 98,8 yaitu biskuit tepungbuah pepaya 10 , dengan kriteria kesukaan adalah suka. Sedangkan yang memiliki total skor persentase terendah adalah 80 88,8 yaitu biskuit dengan penambahan tepung buah pepaya 30. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar panelis menyukai rasa biskuit yang dibuat dengan penambahan tepung buah pepaya sebanyak 10.

4.3.2 Analisis Daya Terima Aroma Biskuit Tepung Buah Pepaya

Hasil analisis organoleptik aroma biskuit dengan penambahan tepung buah pepaya dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.3: Tabel 4.3 Hasil Analisis Daya TerimaAroma Biskuit Tepung Buah Pepaya Aroma Biskuit Buah Pepaya A 1 A 2 A 3 Kriteria Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Suka 29 87 96,6 27 81 90,0 20 60 66,6 Kurang suka 1 2 2,2 3 6 6,6 8 16 17,7 Tidak suka 2 2 2,2 Total 30 89 98,8 30 87 96,6 30 78 86,5 Keterangan : A 1 : Penambahan tepung buah pepaya 10 A 2 : Penambahan tepung buah pepaya 20 A 3 : Penambahan tepung buah pepaya 30 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa biskuit tepung buah pepaya 10 memiliki total skor persentase tertinggi yaitu sebanyak 89 98,8. Sehingga pada indikator aroma biskuit tepung buah pepaya 10 juga yang paling disukai dengan kriteria kesukaan adalah suka. Sedangkan biskuit tepung buah pepaya 30 memiliki total skor persentase terendah yaitu sebanyak 78 86,5. Sehingga biskuit A3 yang paling kurang disukai diantara ketiga perlakuan tersebut.

4.3.3 Analisis Daya Terima Warna Biskuit Tepung Buah Pepaya

Hasil analisis organoleptik warna biskuit dengan penambahan tepung buah pepaya dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.4 : Tabel 4.4 Hasil Analisis Daya Terima Warna Biskuit Tepung Buah Pepaya Warna Biskuit Buah Pepaya A 1 A 2 A 3 Kriteria Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Suka 27 81 90,0 29 87 96,6 21 63 70,0 Kurang suka 3 6 6,6 1 2 2,2 5 10 11,1 Tidak suka 4 4 4,4 Total 30 87 96,6 30 89 98,8 30 77 85,5 Keterangan : A 1 : Penambahan tepung buah pepaya 10 A 2 : Penambahan tepung buah pepaya 20 A 3 : Penambahan tepung buah pepaya 30 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa total skor persentase tertinggi dalam uji organoleptik terhadap warna biskuit tepung buah pepaya adalah 89 98,8 yaitu biskuit tepungbuah pepaya 20 , dengan kriteria kesukaan adalah suka, sedangkan yang memiliki total skor persentase terendah adalah biskuit dengan penambahan tepung buah pepaya 30.

4.3.4 Analisis Daya Terima Tekstur Biskuit Tepung Buah Pepaya

Hasil analisis organoleptik tekstur biskuit dengan penambahan tepung buah pepaya dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.5 : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Hasil Analisis Daya Terima Tekstur Biskuit Tepung Buah Pepaya Tekstur Biskuit Buah Pepaya A 1 A 2 A 3 Kriteria Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Suka 20 60 66,6 23 69 76,6 18 54 60,0 Kurang suka 8 16 17,7 6 12 13,3 7 14 15,5 Tidak suka 2 2 2,2 1 1 1,1 5 5 5,5 Total 30 78 86,5 30 82 90,0 30 69 81,0 Keterangan : A 1 : Penambahan tepung buah pepaya 10 A 2 : Penambahan tepung buah pepaya 20 A 3 : Penambahan tepung buah pepaya 30 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa biskuit tepung buah pepaya 20 memiliki total skor persentase tertinggi yaitu sebanyak 82 90,0. Sehingga pada indikator tekstur biskuit tepung buah pepaya 20 juga yang paling disukai dengan kriteria kesukaan adalah kurang suka. Sedangkan bskuit tepung buah pepaya 30 memiliki total skor persentase terendah yaitu sebanyak 69 81,0. Sehingga A3 yang paling kurang disukai diantara ketiga perlakuan tersebut.

4.4 Kandungan Gizi Biskuit Tepung Buah pepaya

Hasil analisis kandungan zat gizi biskuit tepung buah pepaya di lakukan di laboratorium balai riset dan standarisasi Industri Medan yaitu pada biskuit A1, biskuit A2 dan biskuit A3 dilakukan uji protein, serat kasar, dan kalsium. Hasil uji kandungan gizi biskuit tepung buah pepaya dapat dilihat pada tabel 4.6 : Tabel 4.6 Hasil Analisis Kandungan Gizi Biskuit Tepung Buah Pepaya Per 100 Gram No. Parameter Biskuit dengan Tepung Terigu Biskuit Tepung Buah Pepaya A1 A2 A3 1. Protein gr 7,41 6,91 6,10 6,04 2. Serat Kasar gr 1,44 2,28 4,26 2,86 3. Kalsium mgkg 54,07 5,90 8,10 9,53 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat, biskuit dengan penambahan tepung buah pepaya sebesar 10 dalam tiap 100 gram memiliki kandungan protein sebesar 6,91 gram, kandungan serat kasar sebesar 2,28 gram, dan kandungan kalsium sebesar 5,90 mgkg. Untuk biskuit dengan penambahan tepung buah pepaya sebesar 20 memiliki kandungan protein 6,10 gram, kandungan serat kasar sebesar 4,26 gram, dan kandungan kalsium sebesar 8,10 mgkg. Sedangkan untuk biskuit dengan penambahan tepung buah pepaya sebesar 30 dalam tiap 100 gram memiliki kandungan protein sebesar 6,04 gram, kandungan serat kasar sebesar 2,86 gram, dan kandungan kalsium sebesar 9,53 mgkg Dilihat dari hasil ini kadar protein menurun pada biskuit A3 dengan semakin tingginya penambahan tepung buah pepaya yang digunakan dalam pembuatan biskuit, dengan kata lain semakin banyak tepung buah pepaya yang ditambahkan dalam pembuatan biskuit maka semakin menurun kandungan proteinnya. Sedangkan kandungan serat kasar lebih tinggi pada biskuit A2 dari pada biskuit A1 dan biskuit A3 dikarenakan penambahan tepung buah pepaya berbeda konsentrasinya. Dan kadar kalsium meningkat pada biskuit A3 dengan semakin tingginya penambahan tepung buah pepaya yang digunakan dalam pembuatan biskuit. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Analisis Uji Daya Terima Terhadap Biskuit Tepung Buah Pepaya

Berdasarkan uji daya terima siswa Sekolah Dasar yang telah dilakukan kepada 30 siswa SDN NO. 060923 medan pada tanggal 21 Maret 2016 yaitu biskuit A1, biskuit A2, dan biskuit A3 dengan menggunakan pengujian organoleptik, dari hasil penelitian, uji daya terima terhadap rasa menunjukkan bahwa rasa biskuit dengan penambahan tepung buah pepaya 10 disukai oleh panelis karena memiliki peresentase tertinggi yaitu 98,8. Sedangkan biskuit dengan penambahan 30 memiliki peresentase terendah yaitu 88,8. Biskuit dengan penambahan 10 lebih disukai oleh panelis, menurut panelis rasanya gurih dan enak. Biskuit tepung buah pepaya pada A1, A2, dan A3 memiliki rasa yang berbeda. Perbedaan rasa tersebut disebabkan oleh tepung buah pepaya. Semakin banyak jumlah penggunaan tepung buah pepaya, biskuit memiliki rasa khas pepaya. Pada biskuit A1 memiliki rasa yang hampir sama dengan biskuit tepung terigu, karena jumlah pemakaian tepung buah pepaya paling sedikit. Pada biskuit A2 memiliki rasa yang sedikit manis, karena jumlah pemakaian tepung buah pepaya lebih banyak. Sedangkan pada biskuit A3 memiliki rasa khas pepaya, karena jumlah pemakaian tepung buah pepaya paling banyak. Rasa dalam biskuit merupakan kombinasi antara cita rasa dan aroma yang tercipta untuk memenuhi selera panelis. Pada umumnya, rasa biskuit merupakan hal yang menunjang Universitas Sumatera Utara