94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1. Kesimpulan
Perjuangan Lahan merupakan sesuatu yang menjadi sejarah penting bagi masyarakat petani di dusun Anggrek Baru Desa Perkebunan Ramunia. Perjuangan
bukan dipandang sebagai sebuah tuntutan masyarakat tanpa alasan jelas, tetapi karena alasan penting yang menyangkut kehidupan masyarakat yang susah.
Permasalahan kebutuhan hidup menjadi salah satu faktor penting yang membuat masyarakat berjuang demi lahan pertanian yang tidak seberapa jika dibandingkan
luasnya perkebunan Ramunia sejak jaman Penjajahan Belanda. Dapat dilihat bahwa perjuangan lahan merupakan salah satu cara memperoleh identitas.
Identitas itu berarti sebuah ketetapan yang dicapai dalam proses-proses yang tidak berlangsung secara cepat. Proses-proses tersebut membentuk suatu persatuan yang
utuh yang terdapat dalam benak masing-masing masyarakat. Hal ini juga dapat dikatakan sebagai cita-cita dari masyarakat sendiri yang menginginkan sebuah
wilayah dimana mereka dapat hidup layaknya masyarakat lain. Proses ini juga tidak berlangsung secara cepat dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk
dapat menjadi identitas itu sendiri yaitu petani. Latar belakang yang sebenarnya bukan petani melainkan sebagai masyarakat pekerja di sebuah perkebunan tidak
membuat masyarakat tetap ingin menjadi pekerja atau buruh. Bukan tanpa alasan mengapa masyarakat melakukan hal ini, justru alasan-alasan dari masyarakat
semakin menguatkan dan menyatukan masyarakat. Alasan-alasan ini juga
Universitas Sumatera Utara
95 didasarkan pada status pekerja atau buruh yang semakin tidak jelas, bahwa
perkebunan selalu berganti kepemilikan atau pihak yang mengelola perkebunan berganti-ganti sehingga membuat keadaan semakin susah bagi masyarakat dan
tidak bisa lagi mengharapkan dari apa yang dihasilkan dari bekerja di perkebunan.
Perjuangan yang dilakukan merupakan proses dan hasilnya merupakan cita- cita, ini dapat ditunjukkan melalui kebersamaan dan persatuan kuat untuk
mengubah tatanan kebudayaan masyarakat, terutama kebudayaaan petani. Perjuangan ini menciptakan nilai-nilai persatuan atau kebersamaan yang kuat
diantara anggota masyarakat. Tentunya ini tampak dari sebuah dusun Anggrek Baru yang pindah wilayah akibat adanya ganti rugi Bandara Kualanamu.
Masyarakat mendapat ganti rugi berupa uang yang dapat digunakan untuk membeli lapak dan rumah di tempat lain, tetapi secara kompak setelah ganti rugi
diperoleh masyarakat bergotong royong merobohkan rumah, kemudian mengambil bahan-bahan yang bisa digunakan untuk membuat rumah di tanah
yang diperjuangkan. Pembentukan sebuah dusun yang baru dilakukan dengan bersama-sama di tanah yang sebelumnya pernah diperjuangkan. Terbentuknya
dusun pertanian yang baru membuat budaya petani semakin kuat dibentuk oleh masyarakat dengan dasar sejarah dan nilai perjuangan yang melekat pada diri
masing-masing petani. Terkait budaya petani, menunjukkan tradisi besar petani dan tradisi kecil
petani. Tradisi besar petani dapat dilihat bagaimana petani mendapatkan pengetahuan-pengetahuan baru yang bukan dari kalangan petani, petani yang
Universitas Sumatera Utara
96 sedang berjuang dibina atau diajarkan dan semakin dikuatkan masing-masing
individu untuk tetap berjuang mendapatkan haknya. BITRA dan Mahasiswa merupakan bagian dari tradisi besar petani. Sedangkan petani juga memiliki
kepercayaan lokal terhadap lingkungannya yang mempengaruhi cara berpikir di kalangan anggotanya, kepercayaan lokal yang ada pada petani berbentuk
penafsiran terhadap lingkungan dan mempunyai hubungan dengan tradisi besar petani yang semakin menguatkan kepercayaan tersebut. Ini menghasilkan sebuah
ujaran dari petani yang di dalamnya terkandung makna perjuangan dan harapan- harapan. Dari sebuah ujaran yang menjadi sebuah tradisi yang wajib dilaksanakan,
masyarakat percaya apabila tidak melaksanakan ritual kenduri tepung tawar ini, maka tanaman padi tidak akan maksimal serta terdapat permasalahan lain yang
akan menghampiri petani di dusun Anggrek Baru. Kenduri tersebut memiliki nilai-nilai, perilaku dan perwujudan sehingga memiliki makna yang luas dan
saling berhubungan satu sama lain dan bagaimana kenduri tersebut menjadi suatu pedoman dalam yang mengungkap sejarah, mempererat hubungan, dan tentunya
untuk membentuk pola pikir masyarakat bahwa dalam beraktivitas dalam pertanian harus dilakukan secara kompak dan bersama-sama.
Universitas Sumatera Utara
97
5. 2. Saran