masuk pasar juga dibagi menjadi dua yaitu hambatan teknis yang terjadi karena ketidakmampuan teknis dan hambatan legal berupa undang-undang khusus atau
hak khusus seperti hak paten. Hambatan masuk pasar ini tidak hanya dalam bentuk perangkat-perangkat yang legal, tetapi juga dapat terjadi secara alami.
3.2.2. Analisis Perilaku industri
Analisis perilaku industri dalam industri alas kaki di Indonesia akan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Hal ini dilakukan karena
variabel yang mencerminkan perilaku bersifat kualitatif yang sulit untuk dikuantitatifkan. Analisis perilaku industri digunakan untuk melihat tingkah laku
serta strategi yang diterapkan oleh perusahaan dalam suatu industri untuk merebut pangsa pasar dan mengalahkan pesaingnya.
3.2.3. Analisis Kinerja Industri
Analisis kinerja industri alas kaki dilihat melalui nilai Price Cost Marginal PCM dan nilai efisiensi internal X-eff yang menggambarkan besarnya
produktifitas. Nilai PCM menunjukkan persentase atau proksi keuntungan dari suatu industri, dalam penelitian ini yaitu industri alas kaki. Nilai PCM diperoleh
dengan menggunakan rumus : PCM =
x 100 3.4
Produktivitas X-eff digunakan untuk melihat tingkat produktivitas industri. Secara umum produktivitas dinyatakan sebagai perbandingan antara nilai output
dan nilai inputnya. Produktivitas dalam penelitian ini
diukur dengan
menggunakan perbandingan antar nilai output yang diwakili oleh nilai tambah industri dengan biaya input. Nilai tambah adalah nilai output dikurangi seluruh
biaya input selain biaya tenaga kerja. Untuk memperoleh nilai produktivitas menggunakan rumus :
Produktivitas = x 100
3.5
3.2.4. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kinerja Industri
Analisis faktor-faktor yang memengaruhi kinerja industri alas kaki di Indonesia dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda atau
Ordinary Least Square OLS. Metode ini digunakan karena dianggap lebih sederhana dan mudah dibanding metode yang lainnya baik dalam penggunaan
maupun pendeskripsian hasil regresi. Variabel yang mewakili kinerja sekaligus yang dijadikan sebagai variabel
tak bebas dependent yaitu PCM yang mencerminkan keuntungan dari suatu industri. Variabel bebas independent yang digunakan dalam model terdiri dari
konsentrasi rasio empat perusahaan terbesar CR
4
, produktivitas PROD, nilai efisiensi tenaga kerja TK, dan nilai produksi PR.
Persamaan yang akan diestimasi adalah:
PCM
t
= b + b
1
CR
4t
+ b
2
PROD
t
+ b
3
TK
t
+ b
4
ln PR
t
+ U
t
3.6 Dimana :
PCM = Proksi keuntungan perusahaan persen
CR
4
= Konsentrasi empat perusahaan terbesar persen PROD
= Nilai produktivitas persen
TK = Nilai efisiensi tenaga kerja persen
PR = Nilai produksi rupiah
U = Sisagalat
b = intersep
b
1
,b
2
,b
3
, b
4
, b
5
, = nilai dugaan besaran parameter
t = tahun ke-t
Variabel efisiensi tenaga kerja TK diduga dapat mempengaruhi kinerja industri karena variabel ini mencerminkan efisiensi biaya untuk menghasilkan
output yang optimum. Nilai efisiensi tenaga kerja TK dapat dihitung dengan membagi nilai input tenaga kerja dengan nilai ouput yang dihasilkan.
Nilai efisiensi tenaga kerja TK = 3.8
Variabel nilai produksi PR juga diduga dapat memengaruhi kinerja industri sebagai variabel yang mencerminkan sisi permintaan yang dipengaruhi
oleh perilaku industri alas kaki. Hal ini karena nilai produksi industri alas kaki dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan.
3.3. Uji Statistik dan Ekonometrika
Setelah menentukan parameter estimasi maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan pengujian terhadap parameter estimasi tersebut agar
suatu model dapat dikatakan baik. Pengujian-pengujian tersebut yaitu uji statistik terhadap model penduga melalui uji F dan pengujian untuk parameter-parameter
regresi melalui uji t serta melihat berapa persen variabel bebas dapat dijelaskan oleh variabel-variabel terikatnya melalui koefisien determinasi R-squared. Uji
ekonometrika yang akan dilakukan antara lain uji autokorelasi, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas.
a. Uji R-Squared R
2
Uji ini digunakan dalam mengukur tingkat keberhasilan model regresi yang digunakan untuk memprediksi nilai variabel terikat. Nilai R
2
memiliki dua sifat yaitu memiliki besaran positif dan besarnya adalah 0 ≤ R
2
≤ 1. Jika R
2
sebesar nol, maka hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas. Sedangkan jika R
2
sebesar satu maka terdapat kecocokan yang sempurna antara variabel terikat dengan variabel bebas.
b. Uji F
Probability F-statistic digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh secara keseluruhan dari variabel bebas terhadap PCM. Hipotesis untuk melakukan
uji F-statistik adalah : H
: semua β
i
= 0, artinya tidak ada variabel bebas yang berpengaruh terhadap PCM
H
1
: β
i
≠ 0, artinya minimal ada satu vaiabel bebas yang berpengaruh terhadap PCM
Apabila probability F-statistik kurang dari taraf nyata prob α, maka kesimpulannya adalah tolak H
, artinya minimal ada satu variabel bebas yang mempengaruhi PCM secara nyata. Namun sebaliknya jika probability F-statistik
lebih besar dari taraf nyata prob α, maka dapat disimpulkan terima H , artinya
tidak ada variabel bebas yang berpengaruh terhadap PCM.