Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai preferensi konsumen terhadap suatu produk telah dilakukan oleh beberapa peneliti di perusahaan yang berbeda. Hal ini mengindikasikan bahwa preferensi konsumen merupakan hal yang penting dalam pemasaran karena berhubungan erat dengan keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuannya, melalui keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen berdasarkan preferensi yang dimiliki. Beberapa kajian penelitian tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1. Hasil penelitian Marlina 2004 menunjukkan bahwa sebagian besar responden Resto Segar adalah laki-laki dengan usia 20-29 tahun, berprofesi sebagai karyawan swasta dan belum menikah. Berdasarkan nilai Costumer Satisfaction Index CSI, nilai CSI sebesar 76,02 persen atau 0,760 yaitu berada pada range 0,66-0,80. Dengan demikian, keseluruhan atribut fisik restoran dan atribut produk Resto Segar dapat dikatakan sudah dapat memuaskan konsumennya. Rekomendasi yang diberikan adalah meningkatkan aroma produk makanan dan minuman, mempertahankan rasa dan variasi menu makanan dan minuman yang ditawarkan, peningkatan gaya pada produk, serta perlu menyesuaikan kembali porsi minuman yang ditawarkan. Strategi tempat yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kebersihan ruang dinning luar restoran, meningkatkan nilai dari Store front strategy, menjaga pelaksanaan traffic dan menambahkan food corner baru pada restoran. Berdasarkan nilai Costumer Satisfaction Index CSI, nilai CSI sebesar 76,02 persen atau 0,760 yaitu berada pada range 0,66-0,80. Dengan demikian, keseluruhan atribut fisik restoran dan atribut produk Resto Segar dapat dikatakan sudah dapat memuaskan konsumennya. Rekomendasi yang diberikan adalah meningkatkan aroma produk makanan dan minuman, mempertahankan rasa dan variasi menu makanan dan minuman yang ditawarkan, peningkatan gaya pada produk, serta perlu menyesuaikan kembali porsi minuman yang ditawarkan. Strategi tempat yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kebersihan ruang dinning luar restoran, meningkatkan nilai dari Store front strategy, menjaga pelaksanaan traffic dan menambahkan food corner baru pada restoran. Dalam penelitian Ardiany 2002 Berdasarkan analisis Fishbein, Frisian Flag mendapatkan nilai kekuatan kepercayaan tertinggi sekitar 5,16. Ultra dengan nilai 4,85. Indomilk dengan nilai 2,75 dan Milo dengan nilai -2,08. Artinya merek Milo kurang memenuhi atribut merek yang diinginkan. Berdasarkan analisis Biplot yaitu perhitungan jarak dekat posisi relatif produk merek Frisian Flag dan merek Ultra berada dekat dengan atribut-atribut ketersediaan, aroma, kekentalan, cita rasa, rasa, harga dan merek Untuk strategi pemasaran, untuk bauran produk berdasarkan atribut yang dinilai pada riset konsumen terlihat bahwa susu cair kemasan dengan merek Ultra dan Frisian Flag memiliki atribut yang diinginkan oleh konsumen. Hasil penelitian Rahmat 2003 diketahui bahwa karakteristik umum konsumen minuman jus buah kemasan bermerek yang ditemui sebagian besar berjenis kelamin wanita, proses keputusan pembelian dilakukan dengan motivasi kepraktisan dalam mengkonsumsi jus buah, sedangkan manfaat yang diharapkan konsumen adalah menjadikan jus buah kemasan sebagai minuman selingan 60 dan untuk kesehatan 36,3. Sumber informasi konsumen dalam memperoleh produk adalah tempat berbelanja dan media yang paling mempengaruhi mereka. Berdasarkan hasil analisis preferensi atribut diketahui bahwa atribut yang paling diinginkan atau paling penting bagi konsumen adalah rasa. Rasa yang enak menurut konsumen adalah yang terasa sari buahnya dan tidak terlalu manis atau asam. Atribut berikutnya secara berurutan adalah diperkaya vitamin C, tanpa bahan pengawet, kemudahan memperoleh, kemasan, merek terkenal dan terakhir harga. Atribut harga tidak terlalu penting bagi konsumen karena umumnya responden adalah kelas menegah ke atas, selain itu karena banyaknya alternatif pilihan merek dengan berbagai ukuran dan harga serta pilihan jenis rasa buah yang relatif sama. Hasil analisis konsumen terhadap merek Berri dan Buavita menunjukkan bahwa skor sikap Ao yang diperoleh Buavita lebih tinggi daripada skor sikap Ao yang diperoleh oleh Berri yaitu 8,99 dan 7,87. Ini berarti secara keseluruhan jus buah kemasan merek Buavita lebih disukai konsumen daripada Berri. Dalam mengembangkan strategi pemasaran jus buah kemasan sebaiknya produsen lebih memperhatikan beberapa atribut yang dinilai lebih penting oleh konsumen seperti rasa, kandungan vitamin C dan tidak menggunakan pengawet. Penelitian mengenai preferensi konsumen juga dilakukan oleh Khustiarawati 2005 dengan judul preferensi konsumen terhadap merek majalah remaja serta implikasinya terhadap strategi pemasaran majalah remaja studi kasus pada siswa SMU di kota Bogor. Penelitian ini menggunakan alat analisis deskriptif, Uji Chocran, model Kompensatory, uji T sampel terpisah, IPA, Analisis Gap serta analisis Rantai Markov. Adapun tujuan penelitian ini meliputi : menganalisis atribut yang penting pada majalah remaja, mengidentifikasi perilaku preferensi pembaca dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian majalah remaja serta merekomendasikan strategi pemasaran majalah remaja. Hasil analisis menujukkan bahwa, konsumen majalah remaja sebagian besar adalah remaja puteri. Berdasarkan Uji Chocran, atribut utama yang menjadi pertimbangan adalah kelengkapan berita, akurasi berita, kualitas gambar, kualitas ulasan berita, berita utama, penampilan halaman depan dan halaman ektra. Analisis IPA menunjukkan bahwa Aneka Yess adalah majalah remaja yang dinilai baik kualitas mereknya. Berdasarkan uji preferensi, tingkat kesukaan terbesar adalah terhadap majalah Aneka Yess, diikuti majalah Gadis dan Kawanku. Berdasarkan analisis Markov, loyalitas terbesar adalah pada majalah Aneka Yess, disusul Gadis dan Kawanku. strategi untuk aneka Yess adalah mempertahankan kualitas dan distribusi, sedangkan strategi untuk majalah Gadis adalah meningkatkan desain serta gambar dan untuk majalah Kawanku, promosi seta penambahan halaman adalah strategi utama yang harus diambil. Wachizin 2007 juga melakukan penelitian mengenai preferensi konsumen, kasus yang diangkat adalah mengenai konsumsi rokok kretek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebab-sebab rokok kretek tetap mampu menjadi pemimpin pasar, menganalisis variabel demografi sampel konsumen rokok di kota Bogor, menganalisis korelasi antara atribut-atibut rokok dengan pilihan sampel konsumen terhadap rokok dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi sampel konsumen rokok di kota Bogor dalam memilih jenis rokok. Alat analisis yang digunakan meliputi tabulasi silang Crosstabs, Multiatribut Fishbein, The Mann-Whitney U Test , korelasi Rank Spearman serta Chi Square. Hasil analisis Fishbein menunjukkan bahwa atrubut rokok yang dinilai memiliki kinerja terbaik oleh konsumen kretek adalah aroma, sedangkan untuk konsumen non kretek atribut kemudahan diperoleh merupakan atribut dengan penilaian sikap terbaik. Analisis Mann-Whitney U Tes merupakan analisis lanjutan yang dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan preferensi antara sampel konsumen kretek dengan sampel konsumen non kretek. Berdasarkan analisis tersebut, dapat dikatakan bahwa preferensi antara konsumen kretek dengan konsumen non kretek dapat dikatakan berbeda. Analisis korelasi Rank-Spearman pada sampel konsumen kretek menunjukkan bahwa, atribut merek, harga, keawetan, ukuran batang, iklan, filter, serta atribut kandungan nikotin dan tar tidak berkorelasi denagn preferensi. Sedangkan atributa aroma, kemudahan diperoleh dan atribut kemasan terbukti berkorelasi dengan preferensi. Analisis yang sama pada sampel konsumen non kretek menunjukkan bahwa atribut yang berkorelasi dengan preferensi adalah merek, kandungan nikotin dan tar, kemudahan diperoleh serta atribut kemasan. Sedangkan atribut harga, aroma, keawetan, ukuran batang, filter dan atribut iklan tidak berkorelasi dengan preferensi. Analisis terakhir yaitu analisis Chi square menunjukkan bahwa baik pada sampel konsumen kretek maupun konsumen non kretek variabel umur, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan dan variabel jumlah anggoata keluarga tidak berpengaruh terhadap preferensi. Dengan demikian hanya variabel pendidikan yang berepengaruh negatif terhadap preferensi, baik pada sampel konsumen kretek, maupun pada sampel konsumen non kretek. Berdasarkan penelitian tentang preferensi konsumen diatas, belum ada yang meneliti tentang preferensi konsumen terhadap susu cair secara umum. Susu cair merupakan produk terbaik dari susu dimana kandungan nutrisi yang terdapat didalamnya hampir sempurna, proses pengolahan dilakukan tanpa mengurangi nilai gizi dari susu, namun fenomena yang ada di masyarakat justru menunjukkan bahwa susu cair kurang diminati oleh konsumen. Fokus penelitian terdapat pada dua hal, yaitu penyampaian informasi yang komprehensif mengenai susu cair olahan dan preferensi konsumen dalam mengkonsumsi susu cair tersebut serta proses pengambilan keputusan untuk mengkonsumsi. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada pembahasannya yang meneliti tentang preferensi konsumen terhadap suatu produk, sedangkan perbedaannya terletak pada produk yang diteliti serta alat analisis yang digunakan, dimana pada penelitian diatas belum ada yang menggunakan alat analisis seperti yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN