Analisis Sikap Konsumen Terhadap Produk Susu Kedelai Cair Murni Tanpa Merek di Kota Jakarta

(1)

ANALISIS SIKAP KONSUMEN

TERHADAP PRODUK SUSU KEDELAI CAIR MURNI TANPA MEREK DI KOTA JAKARTA

LINI ANTINIA DEWI H34066072

PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

Kedelai Cair Murni Tanpa Merek di Kota Jakarta. Di bawah bimbingan TINTIN SARIANTI

Tubuh manusia membutuhkan kandungan gizi yang cukup setiap harinya untuk memperoleh kesehatan. Salah satu kandungan gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh adalah protein. Protein berfungsi untuk membentuk jaringan dalam tubuh. Kacang kedelai beserta olahannya merupakan salah satu sumber protein. Salah satu olahannya adalah susu kedelai cair murni. Susu kedelai merupakan susu nabati yang memiliki banyak manfaat. Susu kedelai sangat kaya akan zat gizi, bebas kolesterol, bebas laktosa, tidak menyebabkan alergi dan memiliki daya cerna tinggi. Kandungan gizi susu kedelai hampir setara susu sapi, sehingga produk susu kedelai ini cocok bagi konsumen yang tidak menyukai susu sapi atau yang memiliki intoleransi terhadap susu sapi. Susu kedelai juga memiliki harga yang lebih murah daripada susu sapi.

Masyarakat Indonesia sudah mulai menyadari akan pentingnya mengkonsumsi susu. Kesadaran masyarakat kali ini dihadapi oleh beberapa permasalahan, salah satunya tingginya harga susu sapi. Meningkatnya harga susu sapi menyebabkan masyarakat khususnya menengah ke bawah sulit untuk memperoleh gizi dari produk susu. Susu kedelai cair murni tanpa merek dapat menjadi alternatif bagi masyarakat untuk memperoleh gizi. Namun belum semua kalangan memiliki pengetahuan akan manfaat dan kelebihan susu kedelai. Penduduk kota Jakarta selaku konsumen produk susu kedelai memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan karakteristik tersebut akan memperlihatkan adanya perbedaan perilaku dalam menyikapi suatu produk.

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik umum konsumen susu kedelai cair tanpa merek di kota Jakarta, mengidentifikasi proses keputusan pembelian susu kedelai cair murni tanpa merek khususnya di kota Jakarta dan mengidentifikasi sikap konsumen khususnya di kota Jakarta terhadap susu kedelai cair. Penelitian ini dilakukan dari bulan September hingga Oktober 2008 di pusat perbelanjan kota Jakarta.

Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Jumlah responden sebanyak 100 orang. Pengambilan contoh dilakukan dengan Convenience Sampling. Penelitian ini menggunakan kuisioner untuk mengidentifikasi tujuan penelitian. Pengolahan data menggunakan analisis deskripstif alat analisis model multiatribut Fishbein.

Karakteristik umum konsumen susu kedelai cair murni di kota Jakarta digambarkan melalui beberapa kategori. Menurut kategori usia, sebagian besar responden berada pada rentang usia 18 hingga 24 tahun. Menurut kategori jenis kelamin, 56 persen responden berjenis kelamin wanita. Menurut kategori pendidikan terakhir 33 persen responden merupakan lulusan sarjana. Menurut kategori pekerjaan, sebanyak 44 persen responden bekerja sebagai pegawai swasta. Menurut kategori pendapatan per bulan, sebanyak 45 persen responden memiliki pendapatan per bulan dengan kisaran antara Rp 1.000.000 hingga Rp 3.000.0001. Menurut kategori status marital, sebanyak 62 persen responden memiliki status belum menikah.


(3)

Dalam melakukan keputusan pembelian konsumen melalui beberapa tahap keputusan pembelian. Pada tahap pengenalan kebutuhan sebanyak 71 persen responden termotivasi oleh kesadaran akan pentingnya dan manfaat protein nabati. Setelah mengenali kebutuhannya, responden memiliki tingkat kepentingan tertentu untuk memenuhi kebutuhannya. Sebanyak 51 responden menyatakan bahwa mengkonsumsi susu kedelai cair adalah penting. Motivasi 50 persen responden dalam mengkosumsi susu kedelai cair adalah untuk pemenuhan gizi. Menurut 86 persen responden menyatakan bahwa susu kedelai mampu menjadi alternatif pengganti susu sapi. Pada proses pencarian informasi, 49 persen responden memperoleh informasi dari media cetak. Pada informasi tersebut 64 persen responden memfokuskan perhatian pada manfaat susu kedelai cair. Pada proses evaluasi alternatif, 35 persen responden menjadikan atribut manfaat sebagai pertimbangan awal dalam membeli susu kedelai cair. Pada proses pembelian, 47 persen responden membeli di toko terdekat atau stan yang tersedia di pusat perbelanjaan.

Proses pembelian dilakukan secara terencana oleh 48 persen responden. Sebanyak 43 persen responden mengkonsumsi pada waktu yang tidak tentu. Sebanyak 38 persen responden menyatakan cukup dipengaruhi oleh keluarga dan

37 persen menyatakan terpengaruh oleh gaya hidup ‘back to nature’ dalam mengkonsumsi susu kedelai cair. Sebanyak 43 persen responden mengeluarkan biaya Rp 10.001 hingga Rp 30.000 tiap bulan untuk membeli susu kedelai cair. Pada proses pasca pembelian, 79 persen responden puas atas atribut susu kedelai cair murni tanpa merek dan 96 persen menyatakan bahwa mereka akan melakukan pembelian kembali. Sebanyak 85 persen responden akan tetap membeli susu kedelai cair meskipun harga naik dan 91 persen menyatakan tidak akan mengganti susu kedelai cair dengan susu lainnya.

Analisis sikap (Ao) dilakukan pada produk susu kedelai cair sebagai produk utama penelitian dan susu sapi cair sebagai pembanding. Responden menilai positif pada 10 atribut susu kedelai cair murni. Hal tersebut berarti konsumen memiliki sikap yang mendukung terhadap produk susu kedelai cair. Hanya sembilan atribut susu sapi yang dinilai positif, sedangkan atribut aroma dinilai negatif oleh responden. Hasil analisis skor sikap (Ao) terhadap susu kedelai cair sebesar 14,05 sedangkan susu sapi 8,18. Kategori tingkat kesukaan responden pada susu kedelai cair dinilai sangat baik dan susu sapi dinilai baik oleh konsumen.

Hal-hal yang dapat direkomendasikan bagi produsen adalah memperbaiki atribut informasi kadaluarsa dengan cara mencantumkan informasi batas waktu kadaluarsa pada produk atau menyampaikan secara lisan pada saat dilakukan konsumen melakukan pembelian. Atribut perbandingan kadar air dan kedelai juga perlu diperhatikan agar kualitas susu kedelai tetap terjaga dan bermanfaat bagi konsumen. Produsen perlu mempertahankan atribut-atribut yang sudah dianggap baik oleh konsumen seperti kandungan gizi dalam susu, rasa, aroma dan kesegaran produk, ketersediaan produk. Selain itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kepuasan konsumen terhadap produk susu kedelai cair murni tanpa merek namun sebaiknya tidak dilakukan di pusat perbelanjaan atau mal.


(4)

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mengalami kesulitan dan hambatan, namun berkat dorongan, bantuan dan bimbingan dari banyak pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:

1. Tintin Sarianti, Sp, MM selaku dosen pembimbing dan moderator yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan sehingga skripsi dapat ini terselesaikan

2. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen evaluator pada seminar proposal yang telah memberikan saran untuk membuat skripsi saya menjadi lebih baik

3. Dr. Ir. Rita Nurmalina Suryana, MS atas kesediaannya menjadi penguji utama dalam sidang skripsi yang telah memberikan saran dan masukan dalam menyempurnakan skripsi ini

4. Ir. Popong Nurhayati, MM atas kesediaannya menjadi dosen komite akademik dalam sidang skripsi yang telah memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini 5. Asma Nasution selaku pembahas pada seminar skripsi, terima kasih atas saran

dan masukannya untuk perbaikan skripsi ini

6. Seluruh dosen, staf pengajar, dan staf sekretariat yang telah membantu kelancaran dalam hal informasi selama kami menyelesaikan skripsi

7. Orang tua tercinta atas doa, kasih sayang serta dukungan yang telah diberikan baik secara moril maupun materiil demi terselesaikannya skripsi ini. Kakak dan adik penulis, Sisy, Indra dan Dara atas bantuan, semangat, doa yang diberikan kepada penulis selama ini

8. Andika Alivano, SH atas bantuan, dukungan, kasih sayang, semangat dan doanya


(5)

ix 9. Defieta, Febry, Ferro, Lani, Yuyun, Mira, Dimas, Dhita, Eko, Rika, Radit, Pujit, Aditya Kurniawan dan teman-teman lain yang tidak dapat di sebutkan satu-persatu. Terima kasih atas kerja sama, bantuan, semangat dan dukungannya selama perkuliahan

10.Rekan-rekan AGB 01, terima kasih atas dorongan, perhatian dan partisipasinya sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik

Akhirnya, semoga amal Bapak/Ibu dan rekan-rekan mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin

Bogor, Januari 2009

Lini Antinia Dewi H34066072


(6)

LINI ANTINIA DEWI H34066072

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(7)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Nama Mahasiswa : Lini Antinia Dewi Nomor Pokok : A 13103079

Judul : Analisis Sikap Konsumen Terhadap Produk Susu Kedelai Cair Murni Tanpa Merek di Kota Jakarta Dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2009

Menyetujui : Dosen Pembimbing

Tintin Sarianti, SP,MM NIP. 132 311 854

Mengetahui : Dekan Fakultas Pertanian

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 131 415 082


(8)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI DENGAN JUDUL ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK SUSU KEDELAI CAIR TANPA MEREK DI KOTA JAKARTA ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI BUKAN KARYA ORANG LAIN, TIDAK ADA UNSUR PLAGIARISM ATAU PEMANFAATAN DATA INFORMASI DARI TULISAN ATAU SUMBER LAIN YANG TIDAK DIBENARKAN MENURUT ETIKA PENULISAN ILMIAH DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN

Bogor, Januari 2009

Lini Antinia Dewi NRP H34066072


(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Jakarta pada tanggal 5 Juli tahun 1985 dari pasangan Bapak Isgiharto. S.N dan Ibu Ida Saraswati. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis mengikuti pendidikan Sekolah Dasar di SD Wijaya Kusuma Pratama, Kota Tangerang pada tahun 1991 dan lulus pada tahun 1997. Pendidikan tingkat menengah dapat diselesaikan penulis pada tahun 2000 di SLTP Negeri 29 Jakarta Selatan. Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat atas di SMU Negeri 82 Jakarta Selatan pada tahun 2003.

Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada Program Diploma III Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian melalui jalur tes. Penulis menyelesaikan program Diploma III pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi Manajemen.

Bogor, Januari 2009

Lini Antinia Dewi


(10)

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Skripsi merupakan salah satu syarat kelulusan pada Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini disusun berdasarkan pengamatan langsung dan wawancara pada responden selama dua bulan di Kota Jakarta. Skripsi ini mencoba mengkaji mengenai sikap konsumen terhadap produk susu kedelai cair murni tanpa merek di kota Jakarta. Penelitian ini merupakan suatu proses pembelajaran penulis untuk memahami perilaku konsumen. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dikerjakan oleh penulis secara maksimal walaupun demikian skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dalam penulisan. Oleh karena itu, saya harapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan skripsi saya.

Bogor, Januari 2009

Lini Antinia Dewi H34066072


(11)

ANALISIS SIKAP KONSUMEN

TERHADAP PRODUK SUSU KEDELAI CAIR MURNI TANPA MEREK DI KOTA JAKARTA

LINI ANTINIA DEWI H34066072

PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(12)

Kedelai Cair Murni Tanpa Merek di Kota Jakarta. Di bawah bimbingan TINTIN SARIANTI

Tubuh manusia membutuhkan kandungan gizi yang cukup setiap harinya untuk memperoleh kesehatan. Salah satu kandungan gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh adalah protein. Protein berfungsi untuk membentuk jaringan dalam tubuh. Kacang kedelai beserta olahannya merupakan salah satu sumber protein. Salah satu olahannya adalah susu kedelai cair murni. Susu kedelai merupakan susu nabati yang memiliki banyak manfaat. Susu kedelai sangat kaya akan zat gizi, bebas kolesterol, bebas laktosa, tidak menyebabkan alergi dan memiliki daya cerna tinggi. Kandungan gizi susu kedelai hampir setara susu sapi, sehingga produk susu kedelai ini cocok bagi konsumen yang tidak menyukai susu sapi atau yang memiliki intoleransi terhadap susu sapi. Susu kedelai juga memiliki harga yang lebih murah daripada susu sapi.

Masyarakat Indonesia sudah mulai menyadari akan pentingnya mengkonsumsi susu. Kesadaran masyarakat kali ini dihadapi oleh beberapa permasalahan, salah satunya tingginya harga susu sapi. Meningkatnya harga susu sapi menyebabkan masyarakat khususnya menengah ke bawah sulit untuk memperoleh gizi dari produk susu. Susu kedelai cair murni tanpa merek dapat menjadi alternatif bagi masyarakat untuk memperoleh gizi. Namun belum semua kalangan memiliki pengetahuan akan manfaat dan kelebihan susu kedelai. Penduduk kota Jakarta selaku konsumen produk susu kedelai memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan karakteristik tersebut akan memperlihatkan adanya perbedaan perilaku dalam menyikapi suatu produk.

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik umum konsumen susu kedelai cair tanpa merek di kota Jakarta, mengidentifikasi proses keputusan pembelian susu kedelai cair murni tanpa merek khususnya di kota Jakarta dan mengidentifikasi sikap konsumen khususnya di kota Jakarta terhadap susu kedelai cair. Penelitian ini dilakukan dari bulan September hingga Oktober 2008 di pusat perbelanjan kota Jakarta.

Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Jumlah responden sebanyak 100 orang. Pengambilan contoh dilakukan dengan Convenience Sampling. Penelitian ini menggunakan kuisioner untuk mengidentifikasi tujuan penelitian. Pengolahan data menggunakan analisis deskripstif alat analisis model multiatribut Fishbein.

Karakteristik umum konsumen susu kedelai cair murni di kota Jakarta digambarkan melalui beberapa kategori. Menurut kategori usia, sebagian besar responden berada pada rentang usia 18 hingga 24 tahun. Menurut kategori jenis kelamin, 56 persen responden berjenis kelamin wanita. Menurut kategori pendidikan terakhir 33 persen responden merupakan lulusan sarjana. Menurut kategori pekerjaan, sebanyak 44 persen responden bekerja sebagai pegawai swasta. Menurut kategori pendapatan per bulan, sebanyak 45 persen responden memiliki pendapatan per bulan dengan kisaran antara Rp 1.000.000 hingga Rp 3.000.0001. Menurut kategori status marital, sebanyak 62 persen responden memiliki status belum menikah.


(13)

Dalam melakukan keputusan pembelian konsumen melalui beberapa tahap keputusan pembelian. Pada tahap pengenalan kebutuhan sebanyak 71 persen responden termotivasi oleh kesadaran akan pentingnya dan manfaat protein nabati. Setelah mengenali kebutuhannya, responden memiliki tingkat kepentingan tertentu untuk memenuhi kebutuhannya. Sebanyak 51 responden menyatakan bahwa mengkonsumsi susu kedelai cair adalah penting. Motivasi 50 persen responden dalam mengkosumsi susu kedelai cair adalah untuk pemenuhan gizi. Menurut 86 persen responden menyatakan bahwa susu kedelai mampu menjadi alternatif pengganti susu sapi. Pada proses pencarian informasi, 49 persen responden memperoleh informasi dari media cetak. Pada informasi tersebut 64 persen responden memfokuskan perhatian pada manfaat susu kedelai cair. Pada proses evaluasi alternatif, 35 persen responden menjadikan atribut manfaat sebagai pertimbangan awal dalam membeli susu kedelai cair. Pada proses pembelian, 47 persen responden membeli di toko terdekat atau stan yang tersedia di pusat perbelanjaan.

Proses pembelian dilakukan secara terencana oleh 48 persen responden. Sebanyak 43 persen responden mengkonsumsi pada waktu yang tidak tentu. Sebanyak 38 persen responden menyatakan cukup dipengaruhi oleh keluarga dan

37 persen menyatakan terpengaruh oleh gaya hidup ‘back to nature’ dalam mengkonsumsi susu kedelai cair. Sebanyak 43 persen responden mengeluarkan biaya Rp 10.001 hingga Rp 30.000 tiap bulan untuk membeli susu kedelai cair. Pada proses pasca pembelian, 79 persen responden puas atas atribut susu kedelai cair murni tanpa merek dan 96 persen menyatakan bahwa mereka akan melakukan pembelian kembali. Sebanyak 85 persen responden akan tetap membeli susu kedelai cair meskipun harga naik dan 91 persen menyatakan tidak akan mengganti susu kedelai cair dengan susu lainnya.

Analisis sikap (Ao) dilakukan pada produk susu kedelai cair sebagai produk utama penelitian dan susu sapi cair sebagai pembanding. Responden menilai positif pada 10 atribut susu kedelai cair murni. Hal tersebut berarti konsumen memiliki sikap yang mendukung terhadap produk susu kedelai cair. Hanya sembilan atribut susu sapi yang dinilai positif, sedangkan atribut aroma dinilai negatif oleh responden. Hasil analisis skor sikap (Ao) terhadap susu kedelai cair sebesar 14,05 sedangkan susu sapi 8,18. Kategori tingkat kesukaan responden pada susu kedelai cair dinilai sangat baik dan susu sapi dinilai baik oleh konsumen.

Hal-hal yang dapat direkomendasikan bagi produsen adalah memperbaiki atribut informasi kadaluarsa dengan cara mencantumkan informasi batas waktu kadaluarsa pada produk atau menyampaikan secara lisan pada saat dilakukan konsumen melakukan pembelian. Atribut perbandingan kadar air dan kedelai juga perlu diperhatikan agar kualitas susu kedelai tetap terjaga dan bermanfaat bagi konsumen. Produsen perlu mempertahankan atribut-atribut yang sudah dianggap baik oleh konsumen seperti kandungan gizi dalam susu, rasa, aroma dan kesegaran produk, ketersediaan produk. Selain itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kepuasan konsumen terhadap produk susu kedelai cair murni tanpa merek namun sebaiknya tidak dilakukan di pusat perbelanjaan atau mal.


(14)

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mengalami kesulitan dan hambatan, namun berkat dorongan, bantuan dan bimbingan dari banyak pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:

1. Tintin Sarianti, Sp, MM selaku dosen pembimbing dan moderator yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan sehingga skripsi dapat ini terselesaikan

2. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen evaluator pada seminar proposal yang telah memberikan saran untuk membuat skripsi saya menjadi lebih baik

3. Dr. Ir. Rita Nurmalina Suryana, MS atas kesediaannya menjadi penguji utama dalam sidang skripsi yang telah memberikan saran dan masukan dalam menyempurnakan skripsi ini

4. Ir. Popong Nurhayati, MM atas kesediaannya menjadi dosen komite akademik dalam sidang skripsi yang telah memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini 5. Asma Nasution selaku pembahas pada seminar skripsi, terima kasih atas saran

dan masukannya untuk perbaikan skripsi ini

6. Seluruh dosen, staf pengajar, dan staf sekretariat yang telah membantu kelancaran dalam hal informasi selama kami menyelesaikan skripsi

7. Orang tua tercinta atas doa, kasih sayang serta dukungan yang telah diberikan baik secara moril maupun materiil demi terselesaikannya skripsi ini. Kakak dan adik penulis, Sisy, Indra dan Dara atas bantuan, semangat, doa yang diberikan kepada penulis selama ini

8. Andika Alivano, SH atas bantuan, dukungan, kasih sayang, semangat dan doanya


(15)

ix 9. Defieta, Febry, Ferro, Lani, Yuyun, Mira, Dimas, Dhita, Eko, Rika, Radit, Pujit, Aditya Kurniawan dan teman-teman lain yang tidak dapat di sebutkan satu-persatu. Terima kasih atas kerja sama, bantuan, semangat dan dukungannya selama perkuliahan

10.Rekan-rekan AGB 01, terima kasih atas dorongan, perhatian dan partisipasinya sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik

Akhirnya, semoga amal Bapak/Ibu dan rekan-rekan mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin

Bogor, Januari 2009

Lini Antinia Dewi H34066072


(16)

LINI ANTINIA DEWI H34066072

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(17)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Nama Mahasiswa : Lini Antinia Dewi Nomor Pokok : A 13103079

Judul : Analisis Sikap Konsumen Terhadap Produk Susu Kedelai Cair Murni Tanpa Merek di Kota Jakarta Dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2009

Menyetujui : Dosen Pembimbing

Tintin Sarianti, SP,MM NIP. 132 311 854

Mengetahui : Dekan Fakultas Pertanian

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 131 415 082


(18)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI DENGAN JUDUL ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK SUSU KEDELAI CAIR TANPA MEREK DI KOTA JAKARTA ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI BUKAN KARYA ORANG LAIN, TIDAK ADA UNSUR PLAGIARISM ATAU PEMANFAATAN DATA INFORMASI DARI TULISAN ATAU SUMBER LAIN YANG TIDAK DIBENARKAN MENURUT ETIKA PENULISAN ILMIAH DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN

Bogor, Januari 2009

Lini Antinia Dewi NRP H34066072


(19)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Jakarta pada tanggal 5 Juli tahun 1985 dari pasangan Bapak Isgiharto. S.N dan Ibu Ida Saraswati. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis mengikuti pendidikan Sekolah Dasar di SD Wijaya Kusuma Pratama, Kota Tangerang pada tahun 1991 dan lulus pada tahun 1997. Pendidikan tingkat menengah dapat diselesaikan penulis pada tahun 2000 di SLTP Negeri 29 Jakarta Selatan. Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat atas di SMU Negeri 82 Jakarta Selatan pada tahun 2003.

Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada Program Diploma III Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian melalui jalur tes. Penulis menyelesaikan program Diploma III pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi Manajemen.

Bogor, Januari 2009

Lini Antinia Dewi


(20)

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Skripsi merupakan salah satu syarat kelulusan pada Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini disusun berdasarkan pengamatan langsung dan wawancara pada responden selama dua bulan di Kota Jakarta. Skripsi ini mencoba mengkaji mengenai sikap konsumen terhadap produk susu kedelai cair murni tanpa merek di kota Jakarta. Penelitian ini merupakan suatu proses pembelajaran penulis untuk memahami perilaku konsumen. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dikerjakan oleh penulis secara maksimal walaupun demikian skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dalam penulisan. Oleh karena itu, saya harapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan skripsi saya.

Bogor, Januari 2009

Lini Antinia Dewi H34066072


(21)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

1.5 Ruang Lingkup ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Sejarah Kedelai ... 12

2.1.1 Kacang Kedelai ... 12

2.1.2 Botani dan Ekologi Kedelai ... 14

2.1.3 Manfaat Kedelai ... 15

2.2 Produk Susu ... 18

2.2.1 Susu Kedelai ... 20

2.3 Usaha Mikro ... 22

2.4 Penelitian Terdahulu ... 23

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN ... 30

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 30

3.1.1 Perilaku Konsumen ... 30

3.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian 31

3.1.3 Proses Keputusan Pembelian ... 34

3.1.3.1 Pengenalan Kebutuhan ... 35

3.1.3.2 Pencarian Informasi ... 36

3.1.3.3 Evaluasi Alternatif ... 38

3.1.3.4 Pembelian dan Hasil Pembelian ... 40

3.1.3.5 Evaluasi Hasil Pembelian ... 41

3.1.3.6 Kepuasan Konsumen ... 41

3.1.4 Sikap ... 42

3.1.4.1 Konsep dan Definisi Sikap ... 42

3.1.4.2 Teori Mengenai Sikap ... 44

3.1.4.3 Fungsi Sikap ... 45

3.1.4.4 Faktor Pengukuran Sikap ... 46

3.1.4.5 Model Multi Atribut ... 47

3.1.4.6 Atribut-atribut ... 49

3.1.5 Dimensi Produk ... 51


(22)

BAB IV METODE PENELITIAN ... 56 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 56 4.2 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 57 4.3 Teknik Pengambilan Contoh ... 58 4.4 Pengujian Kuisioner ... 59 4.4.1 Uji Validitas ... 59 4.4.2 Uji Reliabilitas ... 62 4.5 Analisis Deskriptif ... 64 4.6 Analisis Fishbein ... 65 4.7 Definisi Operasional... 67 BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN KARAKTERISTIK

RESPONDEN ... 69 5.1 Gambaran UmumWilayah DKI Jakarta ... 69 5.2 Letak Geografis DKI Jakarta ... 70 5.2.1 Geografis ... 70 5.2.2 Iklim ... 70 5.2.3 Batas Wilayah ... 70 5.3 Gambaran Umum Penduduk dan Ekonomi DKI Jakarta ... 71 5.3.1 Penduduk DKI Jakarta ... 71 5.3.2 Gambaran Umum Ekonomi DKI Jakarta ... 72 5.3.2.1 Usaha Mikro ... 74 5.4 Karakteristik Responden ... 74 5.4.1 Kategori Usia ... 75 5.4.2 Kategori Jenis Kelamin ... 76 5.4.3 Kategori Pendidikan Terakhir ... 77 5.4.4 Kategori Pekerjaan ... 78 5.4.5 Kategori Tingkat Pendapatan ... 79 5.4.6 Kategori Status Marital ... 80 BAB IV PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU KEDELAI CAIR 82 6.1 Pengenalan Kebutuhan ... 82 6.2 Pencarian Informasi ... 87 6.3 Evaluasi Alternatif ... 92 6.4 Proses Pembelian ... 93 6.5 Pasca Pembelian ... 100 6.6 Model Multiatribut Fishbein ... 106 6.6.1 Evaluasi Atribut (ei) Susu Cair ... 106 6.6.2 Kepercayaan (bi) dan Sikap (Ao) Terhadap Jenis Produk

Susu Cair ... 109 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 122 7.1 Kesimpulan ... 122 7.2 Saran ... 124 DAFTAR PUSTAKA ... 125 LAMPIRAN ... 128


(23)

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Rata-rata Konsumsi Protein Berdasarkan Komoditi per Kapita per Hari

Tahun 2002-2006 ... 1 2. Perbandingan Susu Kedelai dengan Susu Sapi per 100 gram ... 4 3. Perbandingan Secara Umum Antara Susu Sapi dengan Susu Kedelai ... 5 4. Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 28 5. Jenis, Sumber Data, Data yang Diperlukan dan Metode Pengumpulan

Data yang Digunakan dalam Penelitian ... 57 6. Atribut-Atribut yang Akan Diuji Validitas ... 60 7. Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta Tahun 2008 ... 71 8. Nilai persentase PRDB Provinsi-Provinsi Atas Dasar Harga Berlaku

Tahun 2000 hingga 2002 ... 72 9. Produk Domestik Regional Bruto DKI Jakarta Atas Dasar Harga

Konstan Tahun 2002-2005 ... 73 10.Keadaan Perekonomian Provinsi Jakarta ... 73 11.Karakteristik Responden Menurut Kategori Usia ... 75 12.Karakteristik Responden Menurut Kategori Jenis Kelamin ... 76 13.Karakteristik Responden Menurut Kategori Pendidikan Terakhir ... 77 14.Karakteristik Responden Menurut Kategori Jenis Pekerjaan ... 78 15.Karakteristik Responden Menurut Kategori Tingkat Pendapatan ... 79 16.Karakteristik Responden Menurut Kategori Status Marital ... 81 17.Motivasi Responden Terhadap Konsumsi Susu Kedelai Cair ... 83 18.Tingkat Kepentingan Responden Dalam Mengkonsumsi Susu Kedelai

Cair ... 84


(24)

20.Anggapan Responden Mengenai Susu Kedelai Alternatif Pengganti

Susu Sapi ... 86 21.Sumber Informasi Responden Susu Kedelai Cair ... 89 22.Fokus Responden Terhadap Informasi Susu Kedelai Cair ... 91 23.Atribut yang Dijadikan Pertimbangan Awal Responden ... 92 24.Tempat Pembelian Susu Kedelai Cair... 94 25.Cara Memutuskan Pembelian Susu Kedelai Cair ... 95 26.Waktu Konsumsi Susu Kedelai Cair ... 96 27.Pengaruh Keluarga dalam Pembelian Susu Kedelai Cair ... 97 28.Pengaruh Gaya Hidup dalam Keputusan Pembelian Susu Kedelai Cair 98 29.Rata-rata Pengeluaran Responden Untuk Pembelian Susu Kedelai Cair

Setiap Bulannya ... 99 30.Tingkat Kepuasan Responden Terhadap Produk Susu Kedelai Cair ... 101 31.Sikap Responden Terhadap Pembelian Susu Kedelai Cair ... 102 32.Sikap Responden Atas Kenaikan Harga Susu Kedelai Cair ... 102 33.Niat Responden Terhadap Pembelian Susu Kedelai Cair ... 104 34.Ringkasan Tahapan Keputusan Pembelian Susu Kedelai Cair ... 105 35.Skor Evaluasi (ei) Kepentingan Terhadap Atribut Susu Cair ... 107 36.Skor Kepercayaan (bi) Terhadap Susu Kedelai Cair Murni dan Susu

Sapi Cair Murni ... 110 37.Skor Sikap (Ao) Terhadap Susu Kedelai Cair Murni dan Susu Sapi

Cair Murni ... 118 38.Skor Maksimum Sikap (Ao maks) Terhadap Atribut Susu Cair Murni .. 120 39.Kategori Tingkat Kesukaan Responden Berdasarkan Skor Maksimum


(25)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Model Perilaku Pengambilan Keputusan dan Faktor-Faktor

yang Mempengaruhinya ... 30 2. Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian ... 34 3. Proses Pengenalan Kebutuhan Berpusat pada Tingkat Ketidaksesuaian 35 4. Pengenalan Kebutuhan ... 37 5. Komponen Dasar Evaluasi Alternatif ... 39 6. Tiga Komponen Pembentuk Sikap ... 45 7. Kerangka Pemikiran Operasional ... 55 8. Peta DKI Jakarta ... 69


(26)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Rata-rata Pengeluaran Rumah Tangga per Kapita per Bulan ... 128 2. Kuisioner Responden ... 129 3. Hasil Uji Validitas ... 133 4. Hasil Uji Reliabilitas ... 136 5. Perhitungan Skor Evaluasi Kepercayaan ... 138


(27)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tubuh manusia membutuhkan kandungan gizi yang cukup setiap harinya untuk memperoleh kesehatan. Salah satu kandungan gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh adalah protein. Protein berfungsi untuk membentuk jaringan dalam tubuh. Protein juga berperan sebagai struktural pembangun tubuh. Enzim protein memecah makanan menjadi zat gizi yang dapat digunakan sel. Kebutuhan akan protein dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi sayur-sayuran, susu, telur serta kacang-kacangan. Adapun rata-rata tingkat konsumsi protein masyarakat Indonesia per kapita per hari yang ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata Konsumsi Protein Berdasarkan Komoditi per Kapita per Hari Tahun 2002-2006

No Komoditi 2002 2003 2004 2005 2006

1 Serelia (padi) 24,42 24,29 24,05 23,69 23,33 2 Umbi-umbian 0,43 0,44 0,53 0,45 0,41

3 Ikan 6,07 7,91 7,65 8,02 7,49

4 Daging 1,33 2,62 2,54 2,61 1,95

5 Telur dan Susu 1,43 2,22 2,38 2,71 2,51

6 Sayuran 2,23 2,75 2,57 2,52 2,66

7 Kacang-kacangan 4,81 5,85 5,52 6,31 5,88 8 Buah-buahan 0,33 0,46 0,43 0,43 0,39 9 Minyak dan lemak 0,42 0,54 0,48 0,48 0,45 10 Bahan minuman 0,79 1,01 1,03 1,08 1 11 Bumbu-bumbuan 0,66 0,69 0,71 0,82 0,81 12 Konsumsi lainnya 0,53 0,74 0,76 1,03 0,95 13 Makanan jadi 4,62 5,84 6,01 6,44 5,83*

14 Minuman alkohol 0 0 0 0 -

15 Tembakau dan sirih 0 0 0 0 0

Total 54,45 55,37 54,65 55,27 53,65 Keterangan (*) : termasuk minuman alkohol


(28)

Protein yang berasal dari kacang-kacangan memiliki tingkat konsumsi tertinggi dibandingkan konsumsi sayuran, telur dan susu pada tiap tahunnya. Kacang-kacangan termasuk dalam tanaman pangan sekunder yang dikonsumsi masyarakat Indonesia. Protein dari kacang-kacangan termasuk kacang kedelai memiliki rata-rata tingkat konsumsi 2,23 kali lebih besar dari komoditas sayuran.

Kehidupan masyarakat yang dinamis dan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman tanpa disadari memberi pengaruh bagi kehidupan manusia

termasuk pola makan. Pola konsumsi ‘back to nature’ saat ini menjadi pilihan untuk memperoleh hidup sehat. Salah satu tanaman pangan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia untuk memperoleh protein adalah kedelai beserta olahannya. Kedelai merupakan jenis polong yang sangat istimewa karena memiliki komposisi gizi berupa protein, serat, dan kalori yang cukup.

Menurut Padmiari, kedelai beserta olahannya dapat menurunkan risiko berbagai penyakit seperti kolesterol tinggi, keropos tulang, kanker hati, kanker payudara, rematik, hepatitis, hipertensi, anemia dan jantung koroner. Berbagai kelebihan dan manfaat kedelai mendorong munculnya berbagai produk olahan dari kedelai. Apabila dibandingkan dengan komoditi sejenis seperti kacang tanah dan kacang hijau, kedelai memiliki banyak kelebihan.

Menurut Badan Ketahanan Pangan Sulawesi Tengah, kedelai sebagai bahan makanan mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi. Di antara jenis kacang-kacangan, kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral dan serat yang paling baik. Dalam lemak kedelai terkandung beberapa fosfolipida penting, yaitu lesitin, sepalin dan lipositol. Banyak produk makanan yang dibuat dari bahan baku kacang kedelai, salah satu diantaranya adalah susu kedelai yang


(29)

3

dibuat dari ekstrak biji kacang kedelai. Kandungan gizi dalam susu kedelai hampir setara dengan susu sapi maupun ASI.

Menurut Khomsan (2007), susu adalah minuman yang sangat menyehatkan. Kandungan gizinya terhitung lengkap, karena itu susu dianjurkan bagi semua kalangan. Susu sangat dibutuhkan bagi bayi, dalam bentuk air susu ibu atau ASI hingga kelompok usia lanjut yang memiliki risiko osteoporosis. Susu bisa bersumber dari hewan seperti susu kerbau, susu kambing, susu sapi dan susu kuda. Sumber susu lainnya adalah sumber non hewani seperti susu kedelai.

Menurut Koswara produk susu kedelai murni merupakan produk yang diperoleh dari ekstrak biji kedelai murni tanpa penambahan bahan makanan apapun seperti pewarna, perasa (flavour), dan bahan penambah cita rasa lainnya. Susu kedelai tersedia dalam bentuk cair dan dalam bentuk bubuk namun susu kedelai cair murni lebih banyak dibuat dan diperdagangkan dibandingkan susu bubuk. Susu kedelai cair lebih baik dari susu kedelai bubuk karena susu kedelai cair mengandung vitamin alami.

Susu kedelai merupakan susu nabati yang memiliki banyak kelebihan. Susu kedelai sangat kaya akan zat gizi, bebas laktosa, tidak menyebabkan alergi dan memiliki daya cerna tinggi. Protein susu kedelai mempunyai susunan asam amino yang hampir menyerupai susu sapi, sehingga produk susu kedelai ini cocok bagi konsumen yang tidak menyukai susu sapi atau yang intoleran terhadap susu sapi (Haytowitz dan Matthews, 1989). Susu kedelai dianjurkan bagi orang yang harus mewaspadai kolesterol, mengandung lemak tidak jenuh yang baik untuk kesehatan dengan kandungan protein lebih tinggi. Komposisi asam amino metionin dan sistein dalam protein susu kedelai lebih sedikit bila dibandingkan


(30)

dengan susu sapi. Kandungan asam amino lisin yang cukup tinggi dalam susu kedelai sehingga dapat meningkatkan nilai gizi protein dari nasi dan makanan sereal lainnya (Deputi Menteri Negara Riset dan Teknologi, 2000). Komposisi susu kedelai hampir sama dengan susu sapi sehingga susu kedelai dapat digunakan sebagai pengganti susu sapi (Tabel 2).

Tabel 2. Perbandingan Komposisi Susu Kedelai dengan Susu Sapi Per 100 gram

Komponen Susu Kedelai Susu Sapi

Air 88,60 88,60

Kalori 41,00 61,00

Protein 4,40 2,90

Lemak 2,50 0,30

Karbohidrat 5,00 4,30

Kalsium 50,00 143,00

Fosfor 45,00 60,00

Besi 0,70 1,70

Vitamin A 200,00 130,00

Vitamin B 0,08 0,03

Vitamin C 2,00 1,00

Sumber : Deputi Menteri Negara Riset dan Teknologi, 2000

Tabel 2 menunjukkan komposisi protein dalam susu kedelai lebih tinggi 1,52 kali lebih besar dari susu sapi. Kalori yang terkandung dalam susu kedelai hampir menyerupai susu sapi. Lemak yang terkandung dalam susu kedelai 8,3 kali lebih besar dibandingkan susu sapi, namun lemak yang terkandung dalam susu kedelai adalah lemak tak jenuh sehingga aman untuk dikonsumsi. Karbohidrat yang dikandung susu kedelai 1,16 kali lebih besar dari susu sapi. Kandungan vitamin A, B dan C dalam susu kedelai berturut-turut sebanyak 153,85 kali, 2,67 kali, dan 2 kali lebih banyak dari susu sapi. Hal ini dapat menjadi acuan bahwa susu kedelai dapat menjadi alternatif pengganti susu sapi.

Selain dilihat dari segi kandungan gizi susu kedelai yang dinilai mampu menjadi alternatif pengganti susu sapi, susu kedelai juga memiliki manfaat dan


(31)

5

kelebihan lain dibandingkan susu sapi. Kelebihannya susu kedelai dapat menjadi alternatif pemerolehan protein dan kalsium bagi orang yang tidak menyukai susu sapi. Ada beberapa orang yang alergi terhadap susu sapi yaitu orang-orang yang tidak mempunyai atau kurang enzim laktase dalam saluran pencernaannya sehingga tidak mampu mencerna laktosa dalam susu sapi. Orang-orang yang tidak mampu mencerna laktosa akan menderita diare setiap kali meminum susu sapi. Dengan adanya susu kedelai orang-orang yang memiliki intolerasi terhadap susu sapi dapat mengkonsumsi susu kedelai untuk pemerolehan gizi sehari-hari. Perbandingan secara umum antara susu kedelai dan susu sapi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Perbandingan Secara Umum Antara Susu Sapi dengan Susu Kedelai

Kandungan Susu Kedelai Susu Sapi

Kolesterol Tidak mengandung Mengandung Protein Nabati (sangat diperlukan

oleh tubuh)

Mengandung protein 11 kali dari daging ikan, >3 kali dibandingkan telur dan 1,5 kali dibandingkan keju

Hewani (tidak baik jika berlebihan)

Mengandung protein kurang dari protein yang dikandung telur, daging ikan dan keju Kalsium Mengandung kalsium

mempertahankan kadar kalsium untuk pengeroposan tulang

Mengandung kalsium cukup namun tidak dapat mencegah hilangnya kalsium secara maksimal

Isoflavones Mengandung Tidak mengandung Phytoestrogen Mengandung Tidak mengandung

Lesitin Mengandung Tidak mengandung

Saponin Mengandung Tidak mengandung

Sumber: www.susu kedelai.com, 20081

Tabel 3 memperlihatkan perbedaan secara umum antara manfaat susu sapi dan susu kedelai. Kandungan protein susu kedelai lebih banyak dibandingkan susu sapi. Susu kedelai juga mengandung kalsium serta dapat mempertahankan kadar

1


(32)

kalsium tersebut sehingga mampu mencegah pengeroposan tulang. Susu kedelai sangat baik untuk dikonsumsi oleh semua golongan usia, karena susu kedelai dapat memberikan asupan zat gizi lengkap yang dibutuhkan oleh tubuh namun tidak mengandung kolesterol. Hasil penelitian di berbagai bidang kesehatan telah membuktikan bahwa konsumsi produk-produk olahan kedelai berperan penting dalam menurunkan risiko terkena berbagai penyakit degeneratif2. Khasiat yang diciptakan oleh kedelai didukung dengan adanya zat isoflavon yang merupakan faktor kunci untuk memerangi penyakit tertentu. Zat isoflavon mampu menurunkan kadar kolesterol dalam serum darah. Zat phytoestrogen dapat memperlambat fase manepouse yang akan dialami oleh wanita dewasa.

Penyakit degeneratif akhir-akhir ini menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia. Menurut survei rumah tangga dari tahun 1999, penyakit degeneratif menyerang sekitar 25 persen usia produktif. Penyakit yang mematikan tersebut seperti kanker, hipertensi, jantung, stroke, diabetes, gagal ginjal, asam urat, liver, alergi dan rematik3. Mengingat fungsi dan khasiat yang susu kedelai yang sangat penting dan bermanfaat bagi kesehatan, maka sikap konsumen terhadap susu kedelai menarik untuk diteliti.

1.2 Perumusan Masalah

Susu sangat dibutuhkan oleh manusia sebagai penyempurna pertumbuhan anak serta perbaikan sel-sel yang rusak dalam tubuh manusia dewasa. Susu

menjadi komponen penyempurna yang kelima dalam program ‘empat sehat lima

sempurna’ untuk memperoleh gizi yang tepat. Saat ini susu tidak hanya berasal

2

Djalal, Fasli. Penyakit Degeneratif. 2001. 17 Juli 2008. http://litbang.depkes.go.id/publikasibppk/ triwulan4/degeneratif.htm


(33)

7

dari hewani tetapi juga susu yang berasal dari nabati. Dengan adanya susu nabati akan menambah pilihan bagi konsumen yang intoleran terhadap susu sapi untuk memperoleh gizi.

Masyarakat Indonesia sudah mulai menyadari akan pentingnya mengkonsumsi susu. Namun kesadaran masyarakat kali ini dihadapi oleh beberapa permasalahan. Masalah yang terjadi saat ini adalah tingginya harga susu sapi yang selama ini beredar. Meningkatnya harga susu sapi dari tahun ke tahun menyebabkan masyarakat dengan golongan ekonomi menengah ke bawah kesulitan untuk memperoleh gizi dari produk susu.

Selain dari meningkatnya harga susu sapi, isu mengenai adanya entrobakter sakazaki pada susu sapi formula membuat sebagian masyarakat resah untuk tetap mengkonsumsi susu sapi sebagai pemenuhan gizi anak-anak. Sebagian besar dari masyarakat Indonesia beralih untuk mengkonsumsi susu kedelai4. Konsumen menyadari betul manfaat yang di peroleh dari mengkonsumsi susu kedelai karena susu kedelai mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi dengan harga relatif lebih murah jika dibanding dengan sumber protein lainnya5. Namun belum semua kalangan memiliki pengetahuan akan manfaat dan kelebihan yang ditawarkan oleh susu kedelai.

Konsumen lebih sering membeli susu kedelai cair tanpa merek karena lebih mudah diperoleh. Susu kedelai cair yang biasa dikonsumsi adalah susu kedelai murni yang berwarna putih dan hanya ditambahkan gula pasir untuk menambah rasa manis bukan tambahan bahan makanan lainnya seperti penambah 3

Ibid

4

Susu Kedelai Alamina Diserbu Pembeli. 24 juli 2008. http://jambi-independent.co.id.

5Alternatif Pemasok Protein. 30Juli2008. http://www.bkpsulteng.go.id/readarticle.php?article_id=4

/ article


(34)

rasa, esensi dan pewarna. Susu kedelai dengan rasa original atau rasa asli lebih disukai oleh konsumen. Konsumen memperoleh susu kedelai cair dari pedagang keliling atau pedagang eceran, agen khusus, toko, stasiun, pasar, terminal namun tidak jarang yang membeli di stan yang tersedia di pusat perbelanjaan6.

Produk susu kedelai cair tanpa merek biasanya dijual eceran dalam kemasan plastik ukuran 250 hingga 300 mililiter dan 1 liter untuk pembelian pada agen khusus. Selain itu susu kedelai cair tanpa merek juga dikemas dalam bentuk gelas plastik ukuran 600 mililiter. Produk susu kedelai cair tanpa merek yang dijual eceran plastik ukuran 250 hingga 300 mililiter ditawarkan dengan kisaran harga Rp 400 hingga Rp 1.500 sedangkan harga susu sapi dalam kemasan sejenis dijual dengan harga Rp. 2.000. Informasi harga ini diperoleh dari pedagang eceran yang keliling maupun yang berada di terminal, stasiun dan pasar di Jakarta.

Harga susu kedelai tanpa merek dijual oleh agen khusus dengan kisaran harga Rp 4.000 hingga Rp 6.000 per liter sedangkan harga susu sapi Rp 5.000 hingga Rp 8.000 per liter. Harga susu kedelai dalam kemasan gelas plastik 600 mililiter yang dijual oleh stan yang tersedia di pusat perbelanjaan kota Jakarta berkisar antara Rp 6.000 hingga Rp 8.000 sedangkan harga susu sapi Rp 5.000 hingga Rp 10.000. Susu kedelai cair ini aman untuk dikonsumsi semua umur termasuk anak-anak, sehingga dapat diperkirakan bahwa permintaan susu kedelai akan meningkat karena dampak dari isu bakteri sakazaki yang terdapat pada susu sapi formula untuk anak-anak.

Konsumen dalam hal ini remaja maupun orang dewasa memiliki perilaku yang berbeda-beda dalam menyikapi produk susu kedelai. Berbagai pertimbangan

6


(35)

9

seperti rasa, manfaat, gaya hidup, harga, nilai gizi yang terkandung dan kualitas akan menjadi kriteria dalam menyikapi produk susu kedelai. Setiap wilayah memiliki perbedaan dalam mengkonsumsi bahan makanan. Perbedaan tersebut pada umumnya disebabkan oleh adanya perbedaan jumlah pendapatan, lokasi tempat tinggal, pengetahuan dan kebiasaan. Berkembangnya pengetahuan konsumen yang didukung oleh kemajuan teknologi informasi mengenai isu yang beredar mendorong permintaan susu kedelai.

Penduduk kota Jakarta sebagai penduduk yang tingkat konsumsinya tertinggi dibandingkan kota besar lainnya, mengalokasikan dananya sebagian besar untuk mengkonsumsi makanan dan minuman jadi (Lampiran 1). Hal tersebut menggambarkan termasuk didalamnya peningkatan konsumsi produk susu kedelai cair murni seiring dengan peningkatan laju pertumbuhan jumlah penduduknya. Tingkat konsumsi susu kedelai cair murni di Jakarta dapat mencapai 9000 botol per bulan dengan ukuran 300 mililiter tanpa merek dan diperkirakan akan meningkat karena adanya imbas dari tingginya harga susu sapi7. Peningkatan jumlah penduduk dapat mempengaruhi peningkatan permintaan susu kedelai di kota Jakarta.

Penduduk kota Jakarta selaku konsumen produk susu kedelai cair memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan karakteristik konsumen tersebut akan memperlihatkan adanya perbedaan perilaku dalam menyikapi suatu produk. Perilaku konsumen akan mencakup tahapan keputusan pembelian yang akan dilakukan oleh konsumen. Hasil akhir dari keputusan pembelian akan menggambarkan sikap konsumen terhadap produk susu kedelai. Perbedaan sikap

7


(36)

konsumen dapat didukung oleh pemerolehan informasi dan pengetahuan mengenai suatu produk. Menanggapi hal tersebut diperlukan pemahaman mengenai perilaku konsumen di Jakarta mengenai sikap mereka terhadap produk susu kedelai.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan di bawah ini, diantaranya:

1. Bagaimana karakteristik umum konsumen produk susu kedelai murni tanpa merek di kota Jakarta?

2. Bagaimana tahapan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen produk susu kedelai cair murni tanpa merek di kota Jakarta?

3. Bagaimana sikap konsumen khususnya di kota Jakarta terhadap produk susu kedelai murni tanpa merek?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang diantaranya:

1. Mengidentifikasi karakteristik umum konsumen produk susu kedelai murni tanpa merek khususnya di kota Jakarta

2. Mengidentifikasi proses tahapan keputusan pembelian oleh konsumen produk susu kedelai cair murni tanpa merek khususnya di kota Jakarta 3. Mengidentifikasi sikap konsumen terhadap produk susu kedelai cair murni


(37)

11

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi beberapa pihak, yang diantaranya :

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan berguna untuk lebih memahami sikap konsumen khususnya di kota Jakarta terhadap produk susu kedelai. Penelitian ini menjadi media melatih diri dalam mengamati gejala yang terjadi dalam masyarakat dan kemudian menghubungkannya dengan teori yang diperoleh selama masa perkuliahan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan bahan penelitian lebih lanjut.

2. Bagi Pelaku Bisnis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menjadi pertimbangan bagi pihak pelaku bisnis selaku produsen agar mengetahui manfaat serta keuntungan yang dapat diperoleh dari memproduksi produk susu kedelai. 3. Bagi Masyarakat umum

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menjadi bahan pertimbangan bagi pihak konsumen agar mengetahui manfaat yang dapat diperoleh dari mengkonsumsi produk susu kedelai.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini difokuskan kepada analisis sikap konsumen terhadap produk susu kedelai cair murni tanpa merek di kota Jakarta. Konsumen yang dijadikan responden adalah pria dan wanita dengan rentang usia remaja hingga manula yang masih produktif.


(38)

2.1 Sejarah Kedelai

Menurut Koswara (1992) orang Cina adalah pengguna awal kacang kedelai sebagai makanan. Pada sekitar tahun 1100 SM, kacang kedelai telah ditanam di bagian selatan Cina dan dalam waktu singkat menjadi makanan pokok diet orang Cina. Kacang kedelai telah diperkenalkan di Jepang sekitar tahun 100 Masehi dan meluas ke seluruh negara-negara Asia Tenggara secara pesat setelah perang dunia ke II. Kacang kedelai dikenal di Eropa sekitar tahun 1500 Masehi. Pada awal abad ke 18 kacang kedelai telah ditanam secara komersial di Amerika Serikat.

Pada tahun 1970, tahu menjadi terkenal sebagai makanan alternatif dari daging yang ramah lingkungan. Orang-orang yang memperhatikan tentang kelaparan di seluruh dunia serta pemeliharaan sumber-sumber alam menganggap tahu sebagai pilihan makanan yang lebih murah dan sumber protein yang lebih efisien dibandingkan produk hewani. Saat ini banyak orang telah beralih ke produk yang berkaitan dengan olahan kedelai. Mengkonsumsi kedelai beserta olahannya ditujukan untuk kesehatan jasmani. Produk yang berkaitan dengan kacang kedelai merupakan makanan tambahan yang terjangkau. Salah satu produk olahan kedelai yang bermanfaat adalah susu kacang kedelai.

2.1.1 Kacang Kedelai

Kedelai merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang tumbuh di Indonesia. Kedelai dikenal dengan nama soybean dan nama-nama ilmiah lainnya


(39)

13

seperti Dolichos soja, Glycine soja, G. hispida, Soja max. Saat ini nama ilmiah kedelai yang paling dikenal adalah Glycine max (Koswara, 1992).

Biji kedelai berkeping dua yang dibungkus oleh kulit biji. Embrio terletak pada keping biji. Warna kulit biji bermacam-macam ada yang kuning, hitam, hijau, dan coklat. Bentuk biji kedelai pada umumnya bulat lonjong, namun ada yang bundar atau bulat agak pipih. Besar biji juga bervariasi tergantung pada varietasnya. Di Indonesia umumnya besar biji kedelai dapat mencapai sebesar enam gram hingga 30 gram. Sistem perakaran kedelai terdiri dari akar tunggang dan akar sekunder atau serabut yang tumbuh dari akar tunggang. Akar kedelai muncul dari belahan kulit biji yang muncul sekitar mesofil. Perkembangan batangnya sendiri dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe determinate dan indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini didasarkan atas keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang determinate ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai berbunga. Pertumbuhan batang indeterminate dicirikan bila pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun walaupun tanaman sudah mulai berbunga (Adisarwanto, 2005).

Tanaman kedelai memiliki dua bentuk daun yang dominan, yaitu stadia kotiledon yang tumbuh saat tanam masih berbentuk kecambah dengan dua helai daun tunggal dan daun bertangkai tiga yang tumbuh selepas masa perkecambahan. Umumnya daun memiliki bulu dengan warna cerah dan jumlahnya bervariasi. Lebat atau tipisnya bulu terkait dengan tingkat toleransi varietas kedelai terhadap serangan jenis hama tertentu. Tangkai bunga kedelai umumnya tumbuh dari ketiak daun yang diberi nama rasim. Jumlah bunga pada setiap ketiak tangkai


(40)

daun sangat beragam tergantung pada kondisi lingkungan tumbuh dan varietas kedelai (Adisarwanto, 2005).

Kacang kedelai terkenal dengan nilai gizinya yang kaya dan merupakan salah satu makanan yang mengandung delapan asam amino yang penting dan dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tidak seperti makanan lain yang mengandung lemak jenuh dan tidak dapat dicerna. Lemak jenuh terdapat pada sebagian besar makanan yang berasal dari hewan. Kacang kedelai tidak mengandung kolesterol dan mempunyai rasio kalori rendah dibandingkan protein hewani serta bertindak sebagai makanan yang tidak menggemukkan bagi penderita obesitas.

Kacang kedelai mengandung kalsium, besi, potassium dan phosphorus. Kacang kedelai juga kaya akan vitamin B kompleks. Kacang kedelai merupakan salah satu pangan yang mengandung protein tinggi, makanan yang berkalsium tinggi, kacang kedelai juga unik karena bebas dari racun kimia. Kedelai telah menjadi makanan sehari-hari penduduk Asia. Pada sebagian besar Negara Asia, konsumsi isoflavon yang terkandung dalam kedelai diperkirakan antara 25 hingga 45 miligram per hari. Jepang merupakan konsumen isoflavon terbesar dengan jumlah konsumsi 200 miligram per hari. Di Negara barat konsumsi isoflavon kurang dari lima miligram per hari (Koswara, 2005).

2.1.2 Botani dan Ekologi Kedelai

Di dunia ini terdapat lebih dari 12.000 jenis kacang-kacangan, di antaranya adalah: kacang tanah, hijau, merah, jogo, kapri, koro, tolo, dan kedelai. Di antara kacang-kacangan tersebut, kedelailah yang paling popular. Kedelai merupakan salah satu tanaman yang termasuk dalam jenis polong-polongan yang memiliki susunan botani sebagai berikut :


(41)

15

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub division : Angiospermae Ordo : Rosales

Famili : Leguminosae Genus : Glycine

Species : Glycine max (L) . Meriil (Sumber: Adisarwanto, 2005)

Kacang kedelai pada setiap butirnya mengandung Karbohidrat sebesar 15 persen, protein sebesar 38 persen, asam lemak tak jenuh sebesar 18 persen, vitamin B dan D, Mineral, kelembaban (air) sebesar 10 persen, serat (fiber) sebesar 15 persen dan bahan bioaktif lainnya. Menurut Made Astawan, Dosen Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi-IPB, protein merupakan komponen utama kedelai kering. Kedelai utuh mengandung 35 sampai 40 persen protein, paling tinggi dari segala jenis kacang-kacangan. Ditinjau dari segi mutu protein, kedelai adalah yang paling baik mutu gizinya. Kedelai memiliki protein yang hampir setara dengan daging. Protein kedelai merupakan satu-satunya dari jenis kacang yang mempunyai susunan amino essensial paling lengkap.

2.1.3 Manfaat Kedelai

Berbagai penelitian terakhir menyebutkan bahwa prospek kedelai semakin cerah dan sangat menjanjikan. Berbagai studi yang telah dilakukan mengungkapkan bahwa kedelai tidak hanya bergizi, namun juga berkhasiat dalam mencegah dan mengatasi hipertensi, stroke, arterioclerorisis, jantung koroner, diabetes dan liver. Kedelai juga diyakini dapat mencegah dan mengatasi anemia serta terbukti berkhasiat dalam mengurangi berat badan. Kandungan vitamin A,


(42)

B1, B2, C dan E mempercepat metabolisme kulit untuk kecantikan sehingga tetap awet muda (Hembing, 2003)

Hariadi (2000) dalam Budi 2008 menyatakan bahwa kedelai mengandung sejumlah antikarsinogenik sehingga National Cancer Institute menyatakan pentingnya makanan dari kedelai untuk pencegahan kanker. Berbagai produk kedelai bermunculan sebagai bahan pangan dengan keistimewaan khusus antara lain :

1. Serat makanan kedelai (soy dietary fiber)

Merupakan produk tepung dari kulit kedelai yang tidak hanya mengandung serat makanan yang unggul tetapi juga mengandung komponen penurun kolesterol

2. Lesitin kedelai (soy lechitin)

Merupakan bahan pengelmusi yang mengandung komponen fungsional. Hanya enam gram lesitin disertai dengan diet rendah lemak dan rendah kolesterol, mampu menurunkan kolesterol

3. Saponin kedelai (soy saponin)

Dipercaya mampu menurunkan kolesterol. Selain itu saponin juga mampu menahan absorpsi kolesterol sehingga lebih banyak kolesterol yang dapat dikeluarkan dari tubuh

4. Fitosterol

Merupakan komponen yang menyerupai kolesterol, namun pada proses metabolisme dalam tubuh fitosterol bersaing dengan kolesterol makanan untuk diserap oleh usus sehingga mampu menurunkan kadar kolesterol


(43)

17

5. Isoflavon

Merupakan ciri unik bagi kedelai. Isoflavon khususnya daidzinein, glycetein, dan genistinein diyakini merupakan komposisi fungsional yang penting, dan tidak hanya mampu mencegah kanker, tetapi juga mampu mengurangi kolesterol.

Peranan isoflavon dalam membantu menurunkan osteoporosis juga telah diteliti. Konsumsi protein kedelai dengan isoflavon telah terbukti dapat mencegah kerapuhan tulang pada tikus yang digunakan sebagai model untuk penelitian osteoporosis. Studi yang lain menunjukkan hasil yang sama pada saat menggunakan genistein saja. Ipriflavone, obat yang dimetabolisme menjadi daidzein telah terbukti dapat menghambat kehilangan kalsium melalui urine pada wanita post monopouse (Koswara, 2005).

Makanan yang terbuat dari kedelai mempunyai jumlah isoflavon yang bervariasi tergantung bagaimana kedelai diproses. Makanan dari kedelai seperti tahu, susu kedelai, tepung kedelai dan kedelai utuh mempunyai kandungan isoflavon berkisar antara 130 miligram hingga 380 miligram per 100 gram. Kecap dan minyak kedelai tidak mengandung isoflavon. Produk kedelai yang digunakan sebagai bahan tambahan pangan seperti isalat dan konsentrat protein kedelai mempunyai kandungan isoflavon yang bervariasi tergantung bagaimana proses pengolahannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alkolhol dalam proses ekstrasi menghasilkan kadar isoflavon yang rendah (Koswara, 2005).

Menurut hasil penelitian, efek biologis dan manfaat klinis serat kedelai pada manusia dapat diringkas sebagai berikut: menurunkan kadar kolesterol pada penderita kolesterol tinggi (hiperkolesterolimia), memperbaiki toleransi terhadap


(44)

glukosa dan respon insulin pada penderita hiperlipidemia (kadar lemak tinggi dalam darah) dan diabetes. Selain itu serat kedelai mampu memperbesar bobot dan kadar air tinja, sehingga mempercepat pengosongan usus. Hasil penelitian klinis mengungkapkan dengan menggunakan 25 sampai 30 gram serat kedelai sehari tidak mempengaruhi penyerapan mineral atau mempengaruhi keseimbangan elektrolit tubuh. Keistimewaan serat kedelai lainnya adalah mengandung serat larut maupun serta tak larut (soluble dan insoluble) sehingga khasiatnya lengkap untuk kesehatan sistem peredaran darah serta pencernaan. Serat kedelai juga dapat dengan mudah digunakan didalam pengolahan makanan dan tidak akan menimbulkan perubahan sifat sensori atau organoleptik makanan (Koswara, 2005).

2.2 Produk Susu

Susu dikenal sebagai minuman sumber kalsium. Oleh karena itu membiasakan diri minum susu akan memberikan dampak positif bagi kesehatan terutama untuk mencegah osteoporosis atau kerapuhan tulang. Osteoporosis yang banyak diderita kaum manula bisa disebabkan oleh pola makan atau gaya hidup yang tidak benar. Terlalu banyak makan yang manis (mengandung gula), minum kopi, makanan yang serba asin (mengandung garam), serta kebiasaan merokok memberikan kontribusi terhadap munculnya osteoporosis (Khomsan, 2002).

Adapun jenis-jenis modifikasi susu dalam perdagangan menurut Sediaoetama (1993), diantaranya adalah :


(45)

19

1. Susu Segar

Susu sapi segar adalah hasil pemerasan sapi secara langsung tanpa ditambah zat-zat lain ataupun mengalami pengolahan. Susu ini tidak terlalu manis dan mengandung protein kira-kira tiga kali konsentrasinya dalam ASI

2. Susu Asam

Merupakan susu yang diolah dengan diasamkan mempergunakan bakteri Lactobacillus sp. Para ahli berpendapat bahwa kondisi asam ini menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri pembusuk di dalam rongga usus sehingga produk pembusukan yang lebih merugikan konsumen dapat dihindarkan atau setidak-tidaknya dihambat. Susu asam ini lebih dikenal dengan nama yoghurt.

3. Susu Skim

Susu ini sebenarnya limbah produksi mentega, setelah dalam susu tersebut diambil untuk dijadikan mentega. Susu skim mengandung energi lebih rendah, karena lemaknya sudah diambil. Jenis susu ini masih baik dikonsumsi sebagai suplemen protein, yang masih berkualitas baik dan bahkan konsentrasinya meningkat dengan dikuranginya lemak tersebut. 4. Susu Bubuk

Susu bubuk terjadi dengan mengeringkan susu sehingga tertinggal komponen padat dari susu tersebut. Komponen padat ini merupakan sekitar 14 persen dari susu asalnya, maka rekonstitusi menjadi susu cair kembali ialah dengan menambahkan air matang sebanyak tujuh kali sebanyak susu bubuknya. Pada proses pengeringan ini terjadi perubahan


(46)

atau kerusakan pada beberapa zat gizi komponennya yang diantaranya vitamin A dan beberapa anggota B-kompleks.

5. Susu Kental Manis

Susu ini biasanya dikemas dalam kaleng dan dihasilkan dengan menguapkan sebagian airnya dari susu segar. Sebagai alat preservasi ditambahkan gula, sehingga susu ini terlalu manis dan mengandung energi yang sangat tinggi. Susu ini sangat baik sehingga biasanya dipakai campuran dalam kopi, air teh atau coklat. Susu kental manis lebih tahan bila dibuka kalengnya, karena adanya kadar gula yang tinggi tersebut. Meskipun demikian sebaiknya susu ini jangan terlalu lama dibiarkan setelah dibuka kalengnya, karena lama-lama akan terjadi kerusakan atau pembusukan.

2.2.1 Susu Kedelai

Definisi susu kedelai menurut SNI 01-3830-1995 adalah produk yang berasal dari ekstrak biji kacang kedelai dengan air atau larutan tepung kedelai dalam air, dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain serta bahan tambahan makanan lainnya yang diizinkan.

Menurut wikipedia susu kedelai adalah minuman serupa susu yang dibuat dari kedelai. Minuman ini berasal dari Tiongkok dan merupakan emulsi stabil minyak, air, dan protein. Susu kedelai memiliki komposisi yang mirip dengan susu: 3,5 persen protein, 2 persen lemak, serta 2,9 persen karbohidrat. Susu kedelai dapat dibuat dengan peralatan dapur sederhana dengan menggerus kedelai kering dengan air, ataupun dengan menggunakan mesin.


(47)

21

Kedelai dapat diolah menjadi susu kedelai dengan cara penggilingan biji kedelai yang telah direndam dalam air. Hasil penggilingan kemudian disaring untuk memperoleh filtrat, kemudian dididihkan dan diberi bahan lain untuk meningkatkan rasanya (Koswara, 1992). Sejak abad II SM, susu kedelai sudah dibuat di negeri Cina. Dari sanalah kemudian berkembang ke Jepang dan setelah perang dunia ke-II susu kedelai masuk ke Asia Tenggara. Di Indonesia perkembangannya belum secepat Negara Singapura, Malaysia dan Philipina. Di Negara-negara tersebut susu kedelai berkembang sejak tahun 1952. Di Indonesia susu kedelai dalam kemasan kotak baru dikembangkan beberapa tahun terakhir ini (Koswara, 2006).

Menurut Onisuya dalam Koswara (2006) susu kedelai memiliki kadar protein dan komposisi asam amino serta tidak mengandung koleterol. Kandungan protein dalam susu kedelai dipengaruhi oleh varietas kedelai, komposisi air sebagai campuran susu, jangka waktu, kondisi penyimpanan serta perlakuan panas. Kadar protein dalam susu kedelai yang dibuat dengan perbandingan kedelai dan air sebesar 1:8, 1:10, dan 1:15 adalah sebesar 3,6 persen, 3,2 persen dan 2,4 persen. Susu kedelai yang dibuat dengan kadar protein tiga persen memiliki mutu gizi yang mendekati susu sapi. Pada anak balita dengan meminum dua gelas susu kedelai sudah mampu memenuhi 30 persen dari total kebutuhan proteinnya per hari.

Secara umum susu kedelai mengandung vitamin B1, B2, dan niasin dalam jumlah yang setara dengan susu sapi atau ASI. Selain itu susu kedelai juga mengandung vitamin E dan K dalam jumlah yang cukup banyak. Kelebihan dari susu kedelai adalah ketiadaan laktosa, sehingga susu ini cocok untuk dikonsumsi


(48)

penderita intoleransi laktosa, yaitu seseorang yang tidak mempunyai enzim laktase dalam tubuhnya. Orang tanpa enzim laktase tidak dapat mencerna makanan yang berlemak.

Badan Ketahanan Pangan menyatakan bahwa lesitin merupakan bahan penyusun alami pada hewan maupun tanaman. Lesitin paling bayak diperoleh dari kedelai. Menurut penelitian didalam Biocontrol News and Information, Discover and Science news yang dilakukan oleh Edward mengenai lesitin, lesitin nabati yang memiliki sifat lebih unggul dibanding bahan lainnya sebagai peremaja sel tubuh terdapat pada kedelai. Kandungan lesitin bersama zat-zat lainnya pada kacang kedelai merupakan senyawa yang sangat tinggi khasiatnya sebagai obat awet muda, penguat dan mempertinggi daya tahan tubuh. Kesimpulan ini dikeluarkan sewaktu beliau berusia di atas 80 tahun dan keadaan fisiknya melemah serta sakit-sakitan. Namun setelah minum susu kedelai setiap saat lama-kelamaan kesehatannya pulih. Kekuatan dan vitalitas hidupnya semakin baik dan mantap.

2.3 Usaha Mikro

Produk susu kedelai cair murni tanpa merek umumnya diproduksi oleh industri rumahan yang tergolong pada usaha mikro. Perkembangan usaha ini tentunya juga dipengaruhi oleh perilaku konsumen produk susu kedelai cair. Usaha mikro adalah suatu segmen pasar yang cukup potensial karena mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro (Konsultan Sektor Riil dan UMKM, 2006). Adapun karakteristik-karakteristik tersebut antara lain:


(49)

23

 Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi  Tidak sensitif terhadap suku bunga

 Tetap berkembang meskipun dalam situasi krisis ekonomi dan moneter  Pada umumnya pemilik maupun pegawai berkarakter jujur, ulet, dan lugu Selain karakteristik, usaha mikro juga memiliki ciri-ciri yang antara lain:

1. Jenis komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti 2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat berpindah

tempat

3. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha

4. Pengusahanya belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai 5. Tingkat pendidikan SDM-nya relatif sangat rendah

6. Umumnya belum ada akses perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank

2.4 Penelitian Terdahulu

Produk susu kedelai cair belum banyak yang meneliti, penelitian mengenai susu kedelai diantaranya adalah Langitan (1995), meneliti tentang Analisis Nilai Tambah Pengolahan dan Strategi Pemasaran Produk Minuman Segar Susu Kedelai (Kasus pada PT Salim Graha Food dan Beverage Industri, Bekasi). Penelitian tersebut bertujuan untuk mempelajari pengolahan dengan mengukur nilai tambah, menganalisis distribusi, mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, tipe bisnis serta menganalisis strategi pemasaran susu kedelai. Metode yang digunakan antara lain analisis nilai tambah metode Hayami,


(50)

matriks SWOT, dan untuk menganalisis tipe bisnis digunakan analisis portofolio produk Boston Consulting Group.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan kedelai menjadi susu kedelai memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Faktor lingkungan usaha secara umum memberikan pengaruh nyata terhadap strategi pemasaran yang diterapkan PT Salim Graha. Strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan dapat dikatakan baik.

Arwin (2000) meneliti mengenai Analisis Kelayakan Usaha dan Optimalisasi Produk Susu Kedelai Bubuk Bernal Unifoods, Tenant Pusat Inkubator Agribisnis dan agroindustri Institut Pertanian Bogor (PIAA-IPB). Bernal Unifoods adalah salah satu perusahaan binaan PIAA-IPB dalam memproduksi susu kedelai bubuk. Kapasitas produksi 15 kilogram per pengolahan (dua hari) atau separuh dari kapasitas produksi maksimum. Kapasitas tersebut juga menghasilkan 81 kotak susu kedelai per pengolahan dengan tiga jenis rasa yaitu vanilla, coklat dan strawberry.

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan titik impas produksi susu kedelai bubuk pada kapasitas produksi 15 kilogram per pengolahan adalah 2.994 kotak per tahun untuk vanilla, sedangkan untuk coklat dan strawberry 3.024 kotak per tahun. Nilai NPV dari tiga jenis produk diperoleh Rp 36.077.745 selama lima tahun dengan tingkat bunga 20 persen. Nilai IRR sebesar 70 persen, Net B/C sebesar 2.72 serta payback period 2.19 tahun. Usaha susu kedelai bubuk pada Bernal Foods layak untuk dijalankan.

Sayekti (2005) melakukan penelitian tentang Analisis Kelayakan Finansial Susu Bubuk Alamina Rasa Natural pada Perusahaan Dodo-Mis Kecamatan


(51)

25

Margaasih Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan melalui dua scenario usaha berdasarkan optimalitas kerja mesin terutama unit oven besar (2 x 8 jam per hari efektif) dan optimalitas 26 hari kerja efektif per bulan. Skenario I dilakukan tanpa penambahan mesin oven besar sedangkan skenario II dilakukan dengan penambahan satu oven besar. Metode yang digunakan yaitu analisis penerimaan dan pengeluaran, NPV, IRR, Net B/C, PBP dengan menggunakan asumsi yang relevan.

Berdasarkan analisis finansial melalui dua skenario dapat disimpulkan layak untuk dikembangkan. Analisis sensitivitas dan switching value menunjukkan bahwa kelayakan finansial dari penurunan harga jual output dan jumlah output produk ini maksimal 21,25 persen. Batas kelayakan finansial dari peningkatan harga input maksimal 44,55 persen. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ini cenderung tidak peka. Analisis sensitivitas yang dilakukan dengan perubahan discount rate sampai 18 persen dengan pertimbangan discount rate yang mungkin saja terjadi. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi discount rate maka usaha ini masih tetap layak untuk dikembangkan walaupun keuntungan usaha dan Net B/C akan semakin turun.

Juliantina (2007) melakukan penelitian mengenai Analisis Atribut dan Rentang Harga Susu Kedelai Bubuk Merek Maureen pada PD Alam Lestari Tasikmalaya menggunakan alat analisis deskriptif, model multiatribut Fishbein dan analisis sensitivitas harga. Analisis deskriptif digunakan untuk menjabarkan data-data dalam dalam bentuk tabel dan persentase. Model multiatribut Fishbein diukur dengan menggunakan skala Likert.


(52)

Hasil penelitian atribut produk dengan menggunakan model analisis multiatribut Fishbein diketahui bahwa susu kedelai bubuk merek Maureen memiliki keunggulan dalam atribut harga dan rasa kedelai. Keunggulan susu bubuk merek Alamina yaitu pada atribut ketersediaan, daya tahan produk dan pilihan rasa, sedangkan susu kedelai merek MDL 525 unggul dalam atribut promosi dan merek. Atribut lainnya seperti kehalusan serbu, warna, tingkat kelanguan dan kemasan merupakan unggulan dari susu kedelai bubuk merek Melilea. Perbandingan skor rata-rata sikap responden terhadap susu kedelai bubuk merek Maureen lebih baik daripada merek susu bubuk lainnya.

Budi (2008) melakukan penelitian mengenai Analisis Strategi Pengembangan Usaha Susu Kedelai Bubuk Instan (studi kasus PD Mas Adam Berdasi, Kecamatan Rumpin, Bogor). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi perusahaan. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah merumuskan strategi yang tepat untuk diterapkan oleh perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis tiga tahap formulasi strategi. Alat analisis yang digunakan adalah matriks SWOT dan Matriks QSP. Berdasarkan nilai tertimbang pada matriks IFE sebesar 2,762 dan matriks EFE sebesar 2,396 diperoleh posisi perusahaan dalam matriks IE. Perusahaan berada pada sel V yaitu tahap hold and maintain. Berdasarkan hasil analisis SWOT menghasilkan delapan buah strategi yang diurutkan prioritas pelaksanaanya dengan analisis matriks QSP. Strategi yang paling utama adalah mencari alternatif modal kerja untuk membiayai kegiatan promosi dan memperluas jaringan distribusi pemasaran.


(53)

27

Persamaan penelitian ini dengan penelitian lainnya yaitu sama-sama melakukan penelitian tentang produk susu kedelai. Adapun perbedaan penelitian ini lebih memfokuskan kepada analisis sikap konsumen terhadap produk susu kedelai cair murni pada di kota Jakarta. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada tujuan, alat analisis dan lokasi penelitian yaitu di kota Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode Fishbein dengan skala Likert untuk memahami atribut-atribut apa saja yang dijadikan pertimbangan oleh konsumen dalam menentukan pola konsumsi produk susu kedelai cair.


(54)

Langitan 1995 Analisis Nilai Tambah Pengolahan dan Strategi Pemasaran Produk Minuman Segar Susu Kedelai (Kasus pada PT Salim Graha Food

Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan serta menganalisis strategi pemasaran dalam memasarkan produknya Metode Hayami, Matriks SWOT, Matriks BCG

Pengolahan kedelai menjadi susu kedelai pada PT Salim Graha memberikan nilai tambah yang meningkat dari 1992-1993, tetapi imbalan bagi tenaga kerja sangat kecil dibandingkan imbalan bagi modal dan manajemen. Faktor lingkungan usaha secara umum memberikan pengaruh nyata terhadap strategi yang diterapkan PT Salim Graha dalam

memasarkan minuman segar susu kedelai

Arwin 2000 Analisis Kelayakan Usaha dan Optimalisasi Produk Susu Kedelai Bubuk Bernal

Unifoods, Tenant Pusat Inkubator Agribisnis dan Agroindustri Institut Pertanian Bogor (PIAA-IPB)

Mengetahui kelayakan usaha susu kedelai bubuk

Analisis sensitivitas harga

Usaha susu kedelai bubuk layak untuk dilanjutkan dengan syarat perusahaan mampu memenuhi jumlah produksi yang digunakan dalam perhitungan yaitu sebesar 12.636 kotak pada tahun pertama, 18.954 kotak pada tahun kedua dan 25.272 kotak untuk tahun ketiga hingga tahun kelima.


(55)

Sayekti 2005 Analisis Kelayakan Finansial Susu Kedelai Bubuk Alamina Rasa Natural pada Perusahaan Dodo-Mis Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung, Jawa Barat Menganalisis kelayakan usaha untuk mengembangkan susu kedelai bubuk Alamina rasa natural

Analisis penerimaan, pengeluaran, NPV, IRR, Net B/C, dan PBP

Berdasarkan analisis finansial dengan menggunakan skenario dapat disimpulkan usaha pada perusahaan Dodo-Mis layak untuk dikembangkan

Juliantina 2007 Analisis Atribut dan Rentang Harga Susu Kedelai Bubuk Merek Maureen (studi kasus di PD Alam Lestari

Tasikmalaya)

Mengetahui keunggulan kompetitif dan rentang harga yang diinginkan konsumen pada susu kedelai bubuk merek Maureen Analisis deskriptif, model multiatribut Fishbein, dan analisis sensitivitas harga

Berdasarkan analisis multiatribut Fishbein diperoleh bahwa susu kedelai bubuk merek Maureen memiliki keunggulan dalam atribut harga dan rasa kedelai

Budi 2008 Analisis Strategi Pengembangan Usaha Susu Kedelai Bubuk Instan (studi kasus : PD Mas Adam Berdasi, Kecamatan Rumpin-Bogor)

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan dan

merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan PD Mas Adam Berdasi Analisis deskriptif, analisis tiga tahap formulasi strategi, matriks SWOT dan Matriks QSP

Perusahaan berada pada sel V yaitu tahap hold and maintain. Berdasarkan hasil analisis SWOT menghasilkan delapan buah strategi yang diurutkan prioritas pelaksanaanya dengan analisis matriks QSP. Strategi yang paling utama adalah mencari alternatif modal kerja untuk membiayai kegiatan promosi dan memperluas jaringan distribusi pemasaran


(1)

Lampiran 3. Uji Validitas Pengujian awal

N Atribut yang Diuji

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 Ri Ri2

1

0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 121

2

0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 9 81

3

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 121

4

0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 100

5

0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 121

6

1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 8 64

7

0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 9 81

8

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 144

9

0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 100

10

0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 121

11

0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 64

12

0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 100

13

1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 9 81

14

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11 121

15

1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11 121

16

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 144

17

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 10 100

18

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 144

19

1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 9 81

20

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 144

Ci

11 19 19 20 19 18 16 12 17 16 20 19 206 2154 Ci2

121 361 361 400 361 324 256 144 289 256 400 361 3634 Ri : 206

Ri2 : 2154 Ci : 206 Ci2 : 3634 C : 12 Df : 11 Q hit : 40,54 Q tab : 19.67

Hasil : Qhit hit > Q tab maka Tolak Ho, dengan demikian perlu dilakukan pengujian ke-2 dengan membuang atribut yang memiliki proporsi jawaban Ya paling kecil yaitu atribut A1


(2)

Pengujian Ke-2

N Atribut yang Diuji

A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 Ri Ri2

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 121

2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 9 81

3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 100

4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 100

5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 121

6 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 7 49

7 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 9 81

8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 121

9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 100

10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 121

11 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 64

12 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 100

13 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 64

14 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 100

15 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10 100

16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 121

17 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 9 81

18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 121

19 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 8 64

20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 121

Ci 19 19 20 19 18 16 12 17 16 20 19 195 1931

Ci2 361 361 400 361 324 256 144 289 256 400 361 3513

Ri : 195 Ri2 : 1931 Ci : 195 Ci2 : 3513 C : 11 Df : 10 Q hit : 28.88 Q tab : 18.31

Hasil : Q hit > Q tab maka Tolak Ho, dengan demikian perlu dilakukan pengujian ke-3 dengan membuang atribut yang memiliki proporsi jawaban Ya paling kecil yaitu atribut A8.


(3)

Pengujian Ke-3

N Atribut yang Diuji

A2 A3 A4 A5 A6 A7 A9 A10 A11 A12 Ri Ri2

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 81

3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 81

5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

6 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 49

7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 81

8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

11 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 7 49

12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

13 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 49

14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

15 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 81

16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

17 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 64

18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

19 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 64

20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

Ci 19 19 20 19 18 16 17 16 20 19 183 1699

Ci2 361 361 400 361 324 256 289 256 400 361 3369

Ri : 183 Ri2 : 1699 Ci : 183 Ci2 : 3369 C : 10 Df : 9 Q hit : 13.81 Q tab : 16.92

Hasil : Qhit hit < Q tab maka Terima Ho, artinya terdapat bukti untuk menyatakan bahwa ke 10 atribut memiliki kemungkinan jawaban YA yang sama untuk setiap atribut. Dengan kata lain ke-10 atribut yang dianalisis dapat dianggap sah sebagai atribut susu kedelai cair.


(4)

Lampiran 4. Uji Reliabilitas

N Atribut yang Diuji

A2 A3 A4 A5 A6 A7 A9 A10 A11 A12 Ri Ri2

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 81

3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 81

5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

6 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 49

7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 81

8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

11 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 7 49

12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

13 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 49

14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

15 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 81

16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

17 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 64

18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

19 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 64

20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

Ci 19 19 20 19 18 16 17 16 20 19 183 1699

Ci2 361 361 400 361 324 256 289 256 400 361 3369

S 1 1 0 1 2 4 3 4 0 1 17

Xt : 183 Xt2

: 1699 S : 17 b : 183 b2 : 3369 N : 20 k : 10 Perhitungan:

 

455 , 2 20 . 10

183 10

1699 2

JKr

   

15,560

17 183

17 *

183

 

JKt

 

005 , 1 20 . 10

183 20

3369 2

 


(5)

129 . 0 19

455 , 2

 

Vr 0,111

9 005 , 1

 

Vb 0.070

171 1 , 12

 

Vs

Tabel Varians

Sumber Varians Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Varians

Responden 20-1=19 2.455 0.129

Atribut 10-9=9 1.005 0.111

Sisa 199-19-9=171 12.0 0.070

Total 200-1=199 15.560

457 . 0 129 . 0

070 . 0 1

11   

r

Nilai r tabel untuk N = 20 dengan interval kepercayaan 95 persen = 0,444 r11 > r tab maka dapat diandalkan.

Artinya : instrumen yang akan digunakan dapat diandalkan, sehingga penelitian dapat dilanjutkan.


(6)

Lampiran 5. Perhitungan Skor Evaluasi Tingkat Kepercayaan

Evaluasi Tingkat Kepercayaan (bi) Atribut Produk Susu Kedelai Cair Murni (n=100)

Atribut

Skor Tingkat Kepercayaan

Rata-rata

+2 +1 0 -1 -2

Kandungan Gizi 38 48 14 0 0 1.24

Rasa 33 46 21 0 0 1.12

Aroma 22 50 23 5 0 0.89

Manfaat 61 32 7 0 0 1.54

Kesegaran 48 34 16 2 0 1.28

Volume 12 37 47 2 2 0.55

Perbandingan Kadar Air dengan Kedelai

15 27 31 16 11 0.19

Warna Susu 53 25 5 8 9 1.05

Kadaluarsa 21 43 30 6 0 0.79

Ketersediaan Produk 50 22 24 3 1 1.17

Evaluasi Tingkat Kepercayaan (bi) Atribut Produk Susu Sapi Cair Murni (n=100)

Atribut

Skor Kepentingan

Rata-rata

+2 +1 0 -1 -2

Kandungan Gizi 29 44 17 6 4 0.88

Rasa 14 32 27 22 5 0.18

Aroma 7 30 27 19 17 -0.09

Manfaat 39 48 9 3 1 1.21

Kesegaran 22 30 32 17 1 0.55

Volume 6 27 57 8 2 0.27

Perbandingan Kadar Air dalam Susu

22 30 25 13 10 0.41

Kadaluarsa 40 24 9 20 7 0.70

Warna Susu 34 35 24 6 1 0.95