3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Kabupaten Nias adalah terletak di sebelah Barat Pulau Sumatera yang mempunyai jarak ± 85 mil laut dari Sibolga daerah Propinsi Sumatera Utara dan
dikelilingi oleh Samudera Hindia. Penelitian ini dilakukan di 6 enam kecamatan dari 33 kecamatan yang ada di Kabupaten Nias. Tempat yang dikunjungi adalah
desakelurahan berdasarkan jumlah nelayan, luas wilayah atau jangkauan operasional penangkapan, dan jumlah serta jenis alat penangkapan ikan.
Tabel 4 Lokasi penelitian di Kabupaten Nias No
Kecamatan KelurahanDesa
1 Kecamatan Lahewa
Balofadorotuho 2
Kecamatan Tuhemberua Botolakha
3 Kecamatan Gunungsitoli Utara
Teluk Belukar 4
Kecamatan Gunungsitoli Moawo
Kelurahan pasar Gunungsitoli 5
Kecamatan Idanogawo Bozihona
6 Kecamatan Sirombu
Sirombu
Penelilitian dilaksanakan selama 12 dua belas bulan, mulai dari bulan Desember 2007 sd November 2008. Kegiatan penelitian dimulai dari penyusunan
rencana penelitian, orientasi lapangan, pengumpulan data di lokasi penelitian, pengolahan data dan analisis data di IPB – Bogor serta penyusunan tesis.
Gambar 5 Peta lokasi penelitian.
N
S a
m u
d e
r a
H
in d
ia
1 2
3
4 5
6
3.2 Metode Penelitian dan Pengumpulan Data
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan metode survei Arikunto 2006. Pengumpulan data di
lapangan dilakukan untuk mengetahui : 1 kondisi umum perikanan tangkap di Kabupaten Nias 2 jenis ikan unggulan 3 spesifikasi teknis unit-unit penangkapan
ikan unggulan 4 wawancara terhadap responden. Responden tersebut terdiri atas stakeholders baik pihak pemerintah atau swasta guna mengetahui persepsi mereka
terhadap pengembangan perikanan tangkap, serta untuk mengetahui kebijakan yang akan diambil dalam mengatasi permasalahan, dengan menggunakan kuesioner yang
telah disediakan, antara lain; kuesioner untuk ikan unggulan, kuesioner untuk tujuan pembangunan perikanan tangkap, dan kuesioner untuk deskripsi penangkapan ikan
unggulan. Rincian dari jenis data
yang dikumpulkan mencakup peluang
pengembangan perikanan tangkap yang didasarkan pada informasi trend potensi perikanan tangkap, kondisi perikanan pada saat ini yang meliputi armada
penangkapan, nelayan, peralatan dan lain-lain. Data dan informasi yang dikumpulkan berasal dari 3 sumber yaitu; 1
dokumen yang relevan dengan tujuan penelitian 2 responden dengan wawancara menggunakan kuisioner dan 3 mengikuti operasi penangkapan dengan jaring insang
gill net dan informasi penangkapan ikan unggulan dengan pancing diperoleh melalui wawancara terhadap nelayan. Rincian jenis data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian
No Peruntukkan analisis
Data yang dikumpulkan Sumber data
1 Analisis
potensi perikanan.
Komposisi hasil
tangkapan, trend
hasil tangkapan
per tahun,
trend produktivitas
perikanan tangkap
tonarmadatahun. Analisis ini menggunakan
aplikasi microsoft excel. Sedangkan
data yang
digunakan adalah data time series 6 Tahun.
Data Sekunder : Statistik
Dinas Kelautan
dan Perikanan
Kabupaten Nias.
Data Primer : Hasil wawancara dari
nelayan,
pedagang ikan, dan pengusaha
perikanan tangkap.
2 Deskripsi
unit penangkapan
ikan unggulan.
Inventarisasi spesifikasi
unit penangkapan. Data primer :
Nelayandan pengusaha perikanan tangkap.
No Peruntukkan analisis
Data yang dikumpulkan Sumber data
3 Seleksi
komoditas unggulan
dengan analisis AHP.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
Data Sekunder : Statistik
DKP Kabupaten Nias dan
Nias dalam angka. Data primer :
DKP
Kab. Nias,
Nelayan, pedagang
ikan, pengusaha
perikanan tangkap,
masyarakat umum,
LSMNGO. 4
Penentuan Tujuan
pembangunan perikanan tangkap di
Kabupaten Nias
melalui analisis
AHP Persepsi
responden stakeholder
tentang tujuan
utama pembangunan
perikanan tangkap di Kabupaten Nias
Data Sekunder
: Renstra
DKP Kabupaten Nias
Data Primer : Hasil
kuisioner dan
wawancara dengan
responden stakeholder
5 Optimasi perikanan
tangkap terpilih
dengan linear goal programming LGP
Berdasarkan hasil analisis dari potensi
Data potensi
6 Strategi
pengembangan perikanan
tangkap terpilih
dengan analisis SWOT.
SWOT pada aspek biologi, teknis,
sosial, dan
ekonomi. Data primer :
Wawancara mendalam dengan
Kadis DKP
Kabupaten Nias,
Komisi D
DPRD Kabupaten Nias, dan
Peneliti. Data sekunder :
Renstra,
Lakip, Laporan Tahunan DKP
Kabupaten Nias, dan Nias dalam angka.
Tabel 5 Lanjutan
Gambar 6 Diagram alir pendekatan penelitian. Survei
Strategi Pengembangan Perikanan Tangkap di Kabupaten Nias
Optimalisasi Alat Penangkapan Ikan
Komoditas Unggulan
Kinerja Usaha
Perikanan Tangkap Ikan Unggulan di
Kabupaten Nias: - SDI
- Teknologi - Ekonomi
- Sosial Data Primer
Data Sekunder
Tingkat Kepentingan
dan Prioritas
Tujuan Pembangunan
Perikanan Tangkap
di Kabupaten Nias
3.2.1 Evaluasi kinerja usaha perikanan tangkap unggulan di Kabupaten Nias
Kinerja usaha perikanan tangkap unggulan dievaluasi melalui pendekatan aspek biologi, teknik, ekonomi, dan sosial. Analisis yang dilakukan pada
penelitian ini berdasarkan pada batasan, yaitu; usaha perikanan pancing, gill net bermata besar, dan gill net bermata kecil yang berpangkalan di Kabupaten Nias.
3.2.1.1 Analisis aspek biologi
Analisis aspek biologi yaitu menganalisis komposisi hasil tangkapan, trend hasil tangkapan per tahun, trend produktivitas armada pancing dan gill net
tonkapaltahun dengan menggunakan aplikasi microsoft excel. Perhitungan potensi perikanan dilakukan dengan menggunakan data time
series selama 6 tahun 2002-2007 dan menganalisisnya dengan menggunakan persamaan Schaefer 1954, 1957 dalam Widodo dan Suadi 2006 sebagai berikut :
E
MSY
= a2b C
MSY
= a
2
4b dimana, E
MSY
= upaya yang menghasilkan produksi yang maksimum C
MSY
= tingkat produksi maksimum a
= Intersep b
= Slope
3.2.1.2 Analisis aspek teknik
Analisis aspek teknik dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan menginventarisasi spesifikasi unit penangkapan sebagai berikut:
1 Armada penangkapan kapal meliputi; kapasitas kapal GT, dimensi utama
Panjang = L, lebar = B, dan dalam =D, dan spesifikasi mesin yang digunakan.
2 Alat tangkap meliputi; spesifikasi mini purse seine panjang, lebar, dalam,
dan bahan yang digunakan 3
Nelayan meliputi; jangka waktu penangkapan, modus pengoperasian, sistem bagi hasil, dan harga penjualan ikan.
3.2.1.3 Analisis aspek ekonomi
Analisis ekonomi yang dimaksud dalam hal ini adalah analisis dari segi investasi dan keuntunganpendapatan usaha penangkapan ikan oleh nelayan di
Kabupaten Nias baik usaha perikanan pancing maupun gill net. Suatu usaha atau kegiatan ekonomi dianggap dapat dilaksanakan, bila dapat diharapkan: 1
memberikan keuntungan untuk memenuhi setiap kewajiban jangka pendek, 2 likuiditasnya terpelihara meskipun pada saat-saat tertentu perusahaan dalam
kesulitan, 3 berkembang kemampuannya membiayai operasi terutama dari modal sendiri dan bukan kredit pada suatu saat, dan 4 dapat membayar semua
beban pembiayaan. Dengan demikian, kelayakan finansial harus mengungkapkan secara terperinci apakah usaha atau kegiatan akan menguntungkan dalam suasana
persaingan, resiko bisnis, kondisi perekonomian, tidak stabil dan lain-lain. Menurut Kasmir dan Jakfar 2007, untuk mengevaluasi kelayakan finansial dapat
digunakan 3 tiga kriteria investasi yang penting, yaitu net present value NPV, net benefit cost ratio net BC dan internal rate of return IRR.
Kriteria investasi yang digunakan untuk pengujian evaluasi kelayakan usaha secara finansial didasarkan pada discounted criterion. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar manfaat benefit serta biaya-biaya cost selama umur ekonomis usaha in the future nilai-nilai saat ini at present=t
diukur dengan nilai uang sekarang present value, yaitu dengan menggunakan discounting factor.
Kriteria tersebut adalah: 1 Perhitungan net present value NPV,
NPV =
n t
t
i Ct
Bt
1
1 dimana : Bt = benefit pada tahun ke – t
Ct = biaya pada tahun ke-t i
= tingkat Bunga n
= umur ekonomis
t = 1,2,3,.........,n
Kriteria : NPV 0, usaha layakmenguntungkan NPV = 0, usaha mengembalikan sebesar biaya yang dikeluarkan
NPV 0, usaha tidak layakrugi
2 Perhitungan Internal Rate of Return IRR IRR = i
j
+
1 2
2 1
1
i i
NPV NPV
NPV
, dimana i1 =
tingkat bunga yang menghasilkan NPV positip i2 = tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatip
Kriteria = apabila IRR lebih besar dari suku bunga yang berlaku 9,5, maka usaha layak untuk dilaksanakan
3 Perhitungan Net Benefit Cost Ratio Net BC
Net BC =
n t
t n
t t
i Bt
Ct i
Ct Bt
1 1
, 1
, 1
Kriteria : BC 1 =
usaha layak untuk dilaksanakan feasible BC = 1
= usaha layak dalam kondisi break event point BC 1
= usaha tidak layak untuk dilaksanakan Sedangkan
analisis pendapatan usaha keuntungan pada umumnya digunakan untuk mengukur apakah kegiatan yang dilakukan pada saat ini berhasil
atau tidak. Menurut Schaefer 1954; Gordon 1954 dalam Ghaffar et al 2007, model analisis pendapatan usaha ini disusun dari model parameter biologi, biaya
operasi penangkapan, dan harga ikan. Asumsi yang digunakan adalah harga ikan per kg P dan biaya penangkapan per unit penangkapan C adalah konstan,
sehingga total penerimaan nelayan dari usaha penangkapan TR adalah: TR = P.C
dimana: TR = total revenue penerimaan total
P = harga rata-rata ikan hasil survey per kg Rp
C = jumlah produksi ikan kg
Total biaya penangkapan TC dihitung dengan persamaan : TC = C.E
Untuk Bt-Ct 0 Untuk Bt-Ct0
dimana: TC = total cost biaya penangkapan total
C = total pengeluaran rata-rata unit penangkapan ikan Rp E = jumlah upaya penangkapan untuk menangkap sumberdaya ikan unit
Sehingga keuntungan bersih usaha penangkapan ikan π adalah:
π = TR – TC Selanjutnya untuk perhitungan total penerimaan hasil tangkapan dari usaha
penangkapan ikan oleh nelayan di Kabupaten Nias dihitung berdasarkan jenis alat tangkap yang digunakan, musim penangkapan, jumlah hasil tangkapan per trip,
berat hasil tangkapan per trip kg, hasil tangkapan utama, dan harga ikan hasil tangkapan per kg.
3.2.1.4 Analisis aspek sosial
Analisis aspek sosial dalam penelitian ini yaitu; 1 analisis kelembagaan dan, 2 analisis kepemilikan unit penangkapan.
1 Analisis kelembagaan
Analisis kelembagaan dilakukan untuk melihat sejauh mana hubungan antara kelembagaan dengan pengembangan usaha perikanan tangkap ikan
unggulan di Kabupaten Nias. Analisis ini dilakukan secara deskriptif yaitu dengan mempelajari karakteristik kelembagaan perikanan yang ada di Kabupaten Nias.
Fakta yang ada selanjutnya dilakukan interpretasi mengenai keberadaan lembaga di tengah masyarakat, kemudian dikemukakan beberapa alternatif pemecahan
yang memungkinkan, terutama berkenaan dengan pengaruh kelembagaan terhadap perkembangan usaha perikanan tangkap ikan unggulan di Kabupaten
Nias. Analisis ini dilakukan secara deskriptif. 2
Analisis kepemilikan unit penangkapan Analisis kepemilikan unit penangkapan dilakukan untuk melihat seberapa
besar status kepemilikan unit alat tangkap dan bagaimana sistem pembagian
hasil. Analisis ini dilakukan secara deskriptif.
3.2.2 Pengumpulan data untuk pemilihan komoditas unggulan
Terdapat beberapa
kriteria dan
indikator yang
digunakan untuk
menentukan apakah suatu komoditas tergolong unggul atau tidak yang ada di Perairan Kabupaten Nias seperti yang disajikan pada Tabel 6 sedangkan untuk
melakukan analisis jenis sumberdaya ikan sesuai dengan kriteria dan indikator tersebut di atas maka dilakukan analisis dengan proses hierarki analisis PHA.
Dengan analisis PHA tersebut maka dapat ditentukan prioritas komoditas
unggulan yang akan dikembangkan di Kabupaten Nias. Tabel 6 Kriteria dan indikator dalam menentukan komoditas unggulan
No Kriteria keunggulan
Indikator 1
Produksi selalu ada dan Harganya tinggi Rata-rata produksi
≤ 200 kgtripkapal.
Harga rata-rata
Rp. 20.000kg.
2 Permintaan pasar lokal tinggi
Menyuplai kebutuhan
konsumsi ikan sebanyak 442.019 jiwa penduduk
Kabupaten Nias
3 Peluang eksporantar pulau tinggi
Eksport ≤
10 tonmingguspesies.
Daerah untuk ekport lokal
antara lain;
Sibolga, Medan, Padang, Pekan Baru; sedangkan
eksport untuk ke luar negeri
pasar utamanya
adalah Singapura. 4
Prasarana dan sarana penunjang ada Prasarana
meliputi pelabuhanPPI,
pabrik es,TPI,
sedangkan sarana yang dimaksud
adalah kapal penangkap ikan,
alat tangkap,
nelayan, dan
SDI fishing ground.
5 Adanya keterkaitan ke depan dan ke
belakang Pengembangan usaha
penangkapan ikan ini akan dapat mendorong
No Kriteria keunggulan
Indikator tumbuhnya
industri-industri baru, baik hulu
maupun hilir. Industri hulu dalam
hal ini adalah industri penyedia
sarana produksi seperti kapal, alat
tangkap, perbekalan, dan perbengkelan
sedangkan industri hilir adalah industri
pengolahan dan pengawetan ikan,
pengiriman barang, koperasiperbankkan,
dan pasar.
6 Skala pengembangan yang besar
Mempunyai peluang
untuk dikembangkan
dalam skala usaha yang besar.
7 Adanya dukungan dan peran dalam
kebijakan regional dan nasional Menunjang
upaya peningkatan PAD
Meningkatkan pendapatan masyarakat
8 Penyerapan tenaga kerja yang tinggi
Jumlah tenaga kerja di Kabupaten Nias adalah
155.053 jiwa.
Dari jumlah
itu dapat
menyerap tenaga kerja sebesar 6 untuk usaha
penangkapan ikan baik di
sektor produksi
maupun di
sektor pengolahan
dan pemasaran produknya.
9 Adanya ketersediaan teknologi
Teknologi penangkapan ikan cukup tersedia dan
selalu berkembang
seperti fish finder, echo sounder, dan satelit.
3.3 Teknik Pengambilan Contoh
Mengingat daerah penelitian yang luas, penyebaran nelayan, keterbatasan waktu, tenaga dan biaya serta pertimbangan, agar tujuan penelitian ini dapat dicapai,
Tabel 6 Lanjutan
maka ditentukan beberapa wilayah contoh yang mempunyai usaha perikanan tangkap yang dapat mewakili seluruh populasi yang ada di wilayah penelitian.
Menurut Parel et al. 1975 dalam Ihsan 2000, metode penarikan contoh yang sesuai untuk populasi yang menyebar pada wilayah yang luas adalah dengan
metode penarikan contoh secara bertingkat multi stage sampling. Penarikan contoh secara bertingkat berdasarkan wilayah dilakukan sebagai berikut :
a Populasi penarikan contoh tingkat pertama merupakan kecamatan yang terdapat pada wilayah penelitian, yakni 15 kecamatan yang merupakan jumlah wilayah
pesisir yang ada di Kabupaten Nias. Dengan mempertimbangkan jumlah nelayan pemilik, usaha perikanan tangkap, produksi hasil tangkapan perikanan laut serta
kemungkinan pelaksanaannya, dipilih 6 kecamatan contoh diantaranya : Kecamatan Lahewa, Kecamatan Tuhemberua, Kecamatan Gunungsitoli Utara,
Kecamatan Gunungsitoli, Kecamatan Idanogawo dan Kecamatan Sirombu sebagai contoh pertama.
b Dari populasi contoh tingkat pertama, dilakukan penarikan contoh tingkat kedua untuk memilih desakelurahan contoh dengan menggunakan prosedur yang sama
dengan penarikan contoh tingkat pertama. Pemilihan desakelurahan contoh dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah dan jenis unit perikanan tangkap
yang ada diwilayah tersebut serta saran dan petunjuk dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nias. Berdasarkan pertimbangan tersebut, untuk kecamatan
Lahewa dipilih satu desa yaitu Desa Balofadorotuho; Kecamatan Tuhemberua dipilih satu desa yaitu desa Botolakha; Kecamatan Gunungsitoli Utara dipilih
satu desa yaitu Desa Teluk Belukar; Kecamatan Gunungsitoli dipilih dua desaKelurahan yaitu Kelurahan Pasar Gunungsitoli dan Desa Moawo;;
Kecamatan Idanogawo dipilih satu desa yaitu Desa Bozihona; dan Kecamatan Sirombu dipilih satu desa yaitu Desa Sirombu.
c Dari contoh tingkat kedua, dilakukan pencatatan nelayan pemilik yang melakukan usaha penangkapan ikan menurut jenis alat tangkap yang digunakan.
Untuk setiap desakelurahan contoh, diambil sampel secara purposive sebanyak 10 berdasarkan jenis alat tangkap yang ada di wilayah tersebut. Penentuan dari
jumlah nelayan yang diambil sebanyak 10 tersebut mempunyai kriteria antara
lain; kehadiran pada saat di lapangan, kesediaan untuk berkomunikasi dengan penulis dan pengalaman nelayan dalam usaha perikanan tangkap. Secara statistik
Ada 2 jenis alat tangkap yang dominan beroperasi di perairan Kabupaten Nias yaitu pancing hand line dan jaring insang hanyut drift gill net yang terdiri dari
drift gill net bermata besar dan drift gill net bermata kecil.
3.4 Analisis Hierarki Proses AHP