Pengembangan Perikanan Tangkap 1 Latar Belakang

3 Molluska, yaitu kelompok invertebrata dengan cangkang luar atau dalam misalnya kerang, abalone, cumi-cumi. Secara biologi kelompok ini terdiri dari bivalve dan gastropoda. 4 Echinodermata seperti lili laut, bintang laut, bulu babi, teripang dan lain-lain. Nikijuluw 2005 menjelaskan bahwa wilayah perairan Nias yang termasuk dalam perairan Samudera Hindia merupakan kawasan yang memiliki peluang pengembangan perikanan laut lepas dan oseanik yang unggul di Indonesia. Kelompok ikan tuna yang termasuk di dalamnya cakalang skipjack, tuna sirip kuning yellowfin tuna, ikan-ikan pedang swordfih dan ikan-ikan layaran sailfish adalah jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi yang banyak terdapat di perairan kawasan Barat Sumatera ini. Diperkirakan potensinya sekitar 386 ribu ton yang dapat ditangkap secara lestari sustainable sepanjang tahun. Sejauh ini, tingkat pemanfaatannya baru sekitar 49 yang artinya bahwa pengembangan kedepan masih sangat memungkinkan. Kelompok ikan lainnya yang lebih terdapat di kawasan ini adalah ikan- ikan pelagis kecil. Potensi lestarinya mencapai 526 ribu ton per tahun. Pemanfaatannya telah mencapai 50 , umumnya oleh nelayan skala kecil dan rakyat di kawasan pesisir. Seiring dengan permintaan domestik ikan pelagis yang terus meningkat sepanjang tahun, industri penangkapan kelompok ikan pelagis ini memiliki peluang pengembangan yang juga besar Nikijuluw 2005. Pulau Nias juga kaya akan sumberdaya ikan-ikan karang. Karena tingkat pasar yang jauh, teknologi yang sederhana, pengetahuan masyarakat yang terbatas membuat potensi sumberdaya ikan yang ada ini belum dimanfaatkan secara optimal Nikijuluw 2005.

2.2 Pengembangan Perikanan Tangkap

Baskoro 2006 menyatakan bahwa pengembangan penangkapan ikan pada hakekatnya terarah pada pemanfaatan sumberdaya ikan secara optimal dan rasional bagi kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan nelayan khususnya, tanpa menimbulkan kerusakan sumberdaya ikan itu sendiri maupun lingkungannya. UU No. 312004 tentang perikanan juga mangamanatkan bahwa pengelolaan perikanan, termasuk kegiatan perikanan tangkap, harus dilakukan berdasarkan asas manfaat, keadilan, kemitraan, pemerataan, keterpaduan, keterbukaan, efesiensi, dan kelestarian yang berkelanjutan. Dahuri 2002 menjelaskan bahwa strategi pembangunan perikanan memerlukan dana investasi yang besar, sumberdaya manusia yang handal profesional dalam jumlah yang memadai, dan perencanaan serta pelaksanaan pembangunan secara cermat dan matang. Akan tetapi sehubungan dengan keterbatasan dana, sumberdaya manusia, dan waktu maka sektor-sektor perikanan yang perlu mendapatkan prioritas pengembangan adalah yang memenuhi enam kriteria berikut : 1 Potensi pengadaan atau supply capacity-nya besar, 2 memiliki peluang besar agregate demand yang besar juga, baik itu berasal dari permintaan pasar lokal, nasional, maupun global ekspor; 3 memiliki efisiensi tinggi dalam pengertian merupakan sektor usaha yang menguntungkan profitable, 4 dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah relatif besar, 5 mampu membangkitkan pengaruh kebelakang backward linkage effects dan pengaruh keterkaitan ke depan forward linkage effect yang besar, sehingga menciptakan pengaruh pengganda multiplier effects yang besar pula; 6 bahan baku input yang digunakan dalam proses produksi pembangunan sektor tersebut seluruhnya atau sebagian besar berasal dari daerah setempat atau daerah lainnya di Indonesia. Selanjutnya, Dahuri 2002 menjelaskan untuk mewujudkan sistem perikanan usaha perikanan tangkap nasional maka perlu kebijakan dan program yang bersifat terobosan breakthrouhg, bukan kebijakan dan program yang sifatnya sekedar mengikuti pendekatan rutin-birokratik atau “pendekatan proyek” seperti yang selama ini terjadi. Ada lima kebijakan yang dapat ditempuh untuk merealisasikan tujuan industri perikanan tangkap nasional yaitu : 1 Optimalisasi tingkat penangkapan ikan sesuai potensi lestari pada setiap wilayah perikanan, 2 penanganan dan pengolahan hasil perikanan, 3 transportasi dan pemasaran hasil perikanan, 4 pengembangan prasarana dan prasarana, 5 sistem usaha kemitraan usaha perikanan secara terpadu dan saling menguntungkan.

2.3 Komponen-komponen utama sistem perikanan tangkap