commit to user
26
rasakan dibandingkan dengan harapannya. Tjiptono  2004:146  mengemukakan  bahwa  sebenarnya  konsep
kepuasan  konsumen  masih  bersifat  abstrak.  Pencapaian  kepuasan  dapat merupakan proses yang sederhana maupun kompleks dan rumit. Untuk dapat
mengetahui  tingkat  kepuasan  konsumen  secara  lebih  baik,  maka  perlu dipahami  pula  sebab-sebab  kepuasan.  Pelanggan  tidak  hanya  lebih  banyak
kecewa pada jasa daripada barang, tetapi mereka juga jarang mengeluh. Salah satu  alasannya  adalah  karena  mereka  juga  ikut  terlibat  dalam  proses
penciptaan jasa. Kotler  2002:42  mengemukakan  bahwa  “kepuasan  adalah  perasaan
senang  atau  kecewa  seseorang  yang  muncul  setelah  membandingkan  antara persepsikesannya  terhadap  kinerja  atau  hasil  suatu  produk  dan  harapan-
harapannya”. Oliver dalam Tjiptono dan Chandra, 2005:196 mengemukakan kepuasan  konsumen  adalah  penilaian  bahwa  bentukmodel  produk  atau  jasa,
atau produkjasa itu sendiri memberikan tingkat pemenuhan berkaitan dengan konsumsi yang menyenangkan.
2. Pengukuran Kepuasan Konsumen
Ada beberapa metode yang bisa dipergunakan setiap perusahaan untuk mengukur  dan  memantau  kepuasan  pelanggannya  dan  pelanggan  pesaing.
Kotler,  et.al.  2000  dalam  Tjiptono,  2005:  210,  mengidentifikasi  empat
commit to user
27
metode untuk mengukur kepuasan pelanggan yaitu: sistem keluhan dan saran, ghost shopping, lost customer analysis, dan survei kepuasan pelanggan.
a. Sistem  Keluhan  dan  Saran.  Setiap  organisasi  yang  berorientasi  pada
pelanggan  customer-oriented  perlu  menyediakan  kesempatan  dan  akses yang  mudah  dan  nyaman  bagi  para  pelanggannya  guna  menyampaikan
saran,  kritik,  pendapat,  dan  keluhan  mereka.  Media  yang  digunakan  bisa berupa  kotak  saran  yang  ditempatkan  di  lokasi-lokasi  strategis  yang
mudah  dijangkau  atau  sering  dilewati  pelanggan,  kartu  komentar  yang bisa  diisi  langsung  maupun  dikirim  via  pos  kepada  perusahaan,  saluran
telephon khusus bebas pulsa, websites, dan lain-lain. Informasi-informasi yang  diperoleh  melalui  metode  ini  dapat  memberikan  ide-ide  baru  dan
masukan  yang  berharga  kepada  perusahaan,  sehingga  memungkinkannya untuk  bereaksi  secara  tanggap  dan  cepat  untuk  mengatasi  masalah-
masalah yang timbul;
b. Ghost  Shopping  Mystery  Shooping.  Salah  satu  cara  memperoleh
gambaran  mengenai  kepuasan  pelanggan  adalah  dengan  memperkerjakan beberapa orang ghost  shoppres untuk berperan atau  berpura-pura sebagai
pelanggan  potensial  produk  perusahaan  dan  pesaing.  Mereka  diminta berinteraksi  dengan  staf  penyedia  jasa  dan  menggunakan  produk  jasa
perusahaan;
c. Lost  Customer  Analysis.  Sedapat  mungkin  perusahaan  seyogyanya
menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah
commit to user
28
pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan penyempurnaan selanjutnya;
d. Survei  Kepuasan  Pelanggan.  Sebagian  riset  kepuasan  pelanggan
dilakukan  dengan  menggunakan  metode  survei.  Melalui  survei, perusahaan  akan  memperoleh  tanggapan  dan  kebalikan  secara  langsung
dari  pelanggan  dan  juga  memberikan  kesan  positif  bahwa  perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.
D. Repurchase Intention Tingkat Pembelian Ulang