Pengawasan controlling Pengelolaan Sumber Daya Manusia Personalia Perpustakaan Sekolah

clii clii tugas dan tanggungjawabnya masing-masing dalam mengelola perpustakaan dan melaporkan pelaksanaan tugasnya secara tertulis dan berkala kepada Kepala Sekolah.

d. Pengawasan controlling

Pengawasan atau controlling adalah proses pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan untuk memastikan bahwa jalannya kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan IV selaku Wakasek Kurrikulum Wawancara tanggal 11 April 2009 sebagai berikut : “Ya. Kepala sekolah secara langsung melakukan pengawasan di perpustakaan sekolah ini. Beliau melakukan monitoring dengan melihat presensi pegawai dan laporan kerja tiap bulan. Selain itu beliau juga mengamati langsung di perpustakaan, apakah pengaturan buku sudah pas dan sesuai atau tidak penataannya, kemudian pengunjung mengalami penurunan atau peningkatan karena apa. Seperti itu mbak pengawasannya.” Hal senada juga diungkapkan oleh informan II selaku Sekretaris Perpustakaan Wawancara tanggal 5 April 2009 sebagai berikut : “Kepala sekolah yang baru ini terus terjun langsung ke perpustakaan dan memberi perintah agar membenahi rak-rak buku yang belum pas untuk dibenahi, kemudian meja yang di orek-orek juga harus di cat lagi. Beliau kadang 3 kali dalam seminggu melakukan sidak atau monitoring langsung ke sini mbak”. Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa kepala sekolah selaku pimpinan melakukan pengawasan secara langsung kepada bawahannya. Pengawasan itu dilakukan dengan memantau presensi anak buahnya dan memberi perintah kepada bawahannya jika ada hal yang perlu dibenahi dalam pengelolaan perpustakaan. Pengawasan tersebut dilakukan secara rutin untuk mengetahui sejauh mana perencanaan berjalan dengan baik. Untuk memperkuat hasil wawancara tersebut, peneliti melakukan pengamatan tanggal 18 April 2009 pukul 10.15 WIB, Kepala Sekolah sedang melakukan sidak di perpustakaan sekolah tersebut. Kepala Sekolah bertanya kepada pustakawan : ”Gimana mbak entry database koleksi perpustakaan ke komputer? sudah sampai sejauh mana? segera saja diselesaikan dengan baik.” cliii cliii Kemudian pustakawan menjawab : ”Sudah hampir selesai pak rekap-nya, minggu depan sudah siap”. Dari hasil pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa memang kepala sekolah selalu memantau dan mengawasi kerja anak buahnya agar kerjanya dapat terlaksana dengan baik. Proses kerja pengelolaan tersebut, tidak berhenti pada pengawasan atau controlling saja, karena perlu adanya suatu evaluasi kerja untuk mengetahui sejauh mana perencanaan berjalan dengan baik sesuai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi ini dilakukan oleh pimpinan yaitu koordinator perpustakaan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan I selaku Koordinator Perpustakaan Wawancara tanggal 1 April 2009 sebagai berikut :“Dari semua yang dikerjakan, tidak ada waktu khusus. Setiap pekerjaan dilaksanakan, setelah dimintai pandangan dari pihak lain dan dirasa cukup bagus, ya oke. Jadi sistem PTK juga diterapkan dalam pengelolaan perpustakaan ini. Seperti ISO yang baru dirintis”. Sedangkan informan II selaku Sekretaris Perpustakaan Wawancara tanggal 5 April 2009 menyatakan sebagai berikut : “Evaluasi dilakukan langsung oleh koordinator, seperti beliau meminta untuk menegur siswa atau guru yang pinjamnya terlalu lama. Kemudian juga mengevaluasi apakah program terlaksana dengan baik atau tidak”. Informan III selaku Pustakawan pada wawancara tanggal 7 April 2009 mengungkapkan sebagai berikut: “Tiap akhir tahun ajaran baru selalu ada evaluasi kerja. Dilihat dari program kerjanya apakah berhasil dan terlaksana dengan baik atau tidak. Evaluasi itu dilaksanakan saat liburan akhir tahun. Juga terkait dengan penataan dan pembenahan koleksi. Perpustakaan sekolah ini dibawah bidang kurikulum”. Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa ada evalusi kerja tahunan dan evaluasi kerja tiap pekerjaan selesai dikerjakan. Evaluasi dilakukan oleh koordinator dan kepala sekolah yang ditangani oleh wakasek bidang kurikulum. Peneliti melakukan pengamatan di lapangan pada 30 April 2009 pukul 11.00 WIB, menemukan koordinator perpustakaan SMA Negeri 1 Surakarta sedang melakukan evaluasi terhadap dokumen untuk kelengkapan ISO yang telah dibuat oleh cliv cliv pustakawan. Dari hasil pengamatan tersebut, dapat diketahui bahwa koordinator perpustakaan selaku kepala perpustakaan selalu melakukan evaluasi kerja pegawainya. Koordinator perpustakaan selaku pembantu Kepala Sekolah merupakan salah satu jabata lini di sekolah yang membawahi unit kerja tertentu. Untuk menunjang pelaksanaan kerja suatu jabatan biasanya diberikan suatu kompensasi. Informan IV selaku Wakasek Kurrikulum pada wawancara tanggal 11 April 2009 menyatakan sebagai berikut : “Kompensasi ada. Agak luwes sebenarnya . Karena koordinator perpustakaan termasuk setingkat ketua program, jadi tentu saja ada kompensasi yang mengikuti jabatannya. Tapi mengenai besarannya, saya kurang tahu. Itu kewenangan kepala sekolah”. Sedangkan informan I selaku Koordinator Perpustakaan pada wawancara tanggal 1 April 2009 menyatakan sebagai berikut : “Iya. Ada kompensasi untuk koordinator perpustakaan. Untuk besarnya adalah 150 ribu per bulan. Karena koordinator perpustakaan termasuk dalam lini kerja perpustakaan sekolah”. Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa setiap jabatan lini kerja sekolah, mendapatkan kompensasi yang besarannya ditentukan oleh kepala sekolah.

2. Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Sekolah di SMA Negeri 1 Surakarta.