Keteraturan Shalat Lima Waktu

58

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional yaitu metode penelitian yang bertujuan melihat hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka dalam penelitian ini variabel yang terlibat adalah: Variabel Bebas : Keteraturan Shalat Lima Waktu Variabel Tergantung : Regulasi Emosi

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Keteraturan Shalat Lima Waktu

Keteraturan shalat lima waktu adalah menjalankan shalat lima waktu secara rutin atau teratur yaitu shalat Subuh, Zuhur, Ashar, Magrib, dan Isya yang ditunjukkan dengan Universitas Sumatera Utara 59 skala keteraturan shalat yang terdiri dari 4 pilihan jawaban, berdasarkan teori aspek-aspek keteraturan shalat dari Adi 1994 yang meliputi : a.. Faktor ketepatan dan disiplin. Shalat wajib lima waktu harus dilaksanakan dengan disiplin yaitu dengan menepati waktu-waktu shalat yang telah ditentukan. Seseorang dikatakan disiplin bila selalu melakukan shalat tepat waktu secara terus menerus, karena apabila sering terlambat atau bermalas-malas dalam mengerjakan shalat akan dianggap gagal dalam mencapai keteraturan shalat. b. Faktor kesadaran dan tanggung jawab. Kesadaran dan tanggung jawab sangat penting dalam melaksanakan shalat wajib lima waktu. Kalau tidak diikuti kesadaran dan rasa tanggung jawab untuk menjalankan shalat, maka akan menjadikan seseorang merasa sulit dan berat untuk memenuhi kewajiban tersebut. Seolah-olah hanya terpaksa saja dan kurang ikhlas. Seseorang yang memiiki kesadaran akan pentingnya shalat akan memandang shalat sebagai kebutuhan. c. Faktor kekuatan kehendak dan dapat mengatasi pengaruh lingkungan. Kekuatan kehendak atau kekuatan niat sangat menentukan perilaku seseorang termasuk shalatnya. Seseorang yang memilki kekuatan niat akan senantiasa melaksanakan shalat dalam keadaan bagaimanapun juga, termasuk sakit atau dalam perjalanan. Kekuatan niat dapat mengatasi pengaruh lingkungan yang bersifat negatif, karena kalau tidak memilki kekuatan niat, tentu akan kurang kuat pula motivasi dan gairahnya untuk menjalankan shalat, sehingga sering gagal dan menyerah saja pada pengaruh lingkungan. Universitas Sumatera Utara 60 Skor total yang diperoleh seseorang merupakan petunjuk sering teratur tidaknya pelaksanaan shalat lima waktu. Semakin besar skor seseorang maka semakin teratur shalatnya begitu juga sebaliknya.

2. Regulasi Emosi