yang menyangkut yang mencakup aspek kognitif, psikomotor dan afektif sebagai hasil pembelajaran”.
20
Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil yang dicapai peserta didik setelah mengalami proses
belajar mengajar. Hasil belajar berupa aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Benyamin Bloom secara garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga
ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. a
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
b Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,
yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Terdapat enam aspek dalam ranah psikomotoris, yakni
1 gerakan refleks, 2 keterampilan gerakan dasar,
3 kemampuan perseptual,
20
Ahmad Susanto, Teori BelajarPembelajaran di Sekolah Dasar Jakarta : Kencana, 2013, h.05.
4 keharmonisan atau ketepatan, 5 gerakan keterampilan kompleks, dan
6 gerakan ekspresif dan interpretatif.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
21
1 Faktor internal faktor dari dalam peserta didik, yakni
keadaankondisi jasmani dan rohani peserta didik. 2
Faktor eksternal yaitu faktor lingkungan, yakni kondisi lingkungan disekitar peserta didik.
3 Faktor pendekatan belajar approach to learning, yakni jenis upaya
belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran
materi-materi pelajaran.
a Faktor internal peserta didik
Faktor yang berasal dari dalam peserta didik meliputi dua aspek yaitu: 1
Aspek psiologi yang bersifat jasmani Faktor psiologi ini terdiri dari kondisi umum jasmani, tonus
tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dan kondisi organ-organ khusus peserta
didik. Kondisi umum jasmani dan tonus dapat mempengaruhi semangat dan intesitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran.
Kondisi organ tubuh yang lemah, akan menurunkan kualitas ranah cipta kognitif sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau
21
Muhibin syah, Op.Cit, h. 145.
tidak berbekas. Begitupun dengan kondisi organ-organ khusus peserta didik, seperti tingkat kesehatan indra juga sangat
mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam menyerap informasi dan pengetahuan.
2 Aspek psikologi yang bersifat rohani
Aspek psikologi terdiri dari: Tingkat Kecerdasanintelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi peserta didik. Tingkat intelegensi
peserta didik dapat diartikan sebagai psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan
cara yang tepat. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon
dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, barang, dan sebagainya, baik positif atau negatif. Bakat adalah kemapuan
pontensial yang dimiliki seseorang untuk mecapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Minat adalah kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Motivasi ialah keadaan internal organisme yang mendorongnya
untuk berbuat sesuatu. b
Faktor Ekternal Peserta Didik Selain faktor yang telah disebutkan di atas, juga terdapat faktor
eksternal yang mempengaruhi aktifitas belajar peserta didik yaitu: 1
Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi
semangat belajar peserta didik. Lingkungan sosial yang paling banyak mempengaruhi kegiatan belajar peserta didik ialah orang
tua dan keluarga itu sendiri. 2
Lingkungan non-sosial Faktor-faktor yang termasuk non-sosial adalah gedung sekolah
dan letaknya, rumah tempat tinggal peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan
peserta didik. c
Faktor Pendekatan Belajar. Di samping faktor internal dan ekternal peserta didik, faktor
pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran peserta didik tersebut. Seorang peserta didik yang
terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep mendalam lebih berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor Intern dan Ekstern. Demikian,
semakin jelas bahwa hasil belajar peserta didik merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya terlibat sejumlah faktor yang saling memengaruhinya.
Tinggi rendah hasil belajar seseorang dipengaruhi faktor-faktor tersebut.
B. Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Think Pair Share
1. Pengertian Pembelajaran Koopertif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan dari teori belajar kontruktivisme yang lahir dari gagasan piaget dan Vigotsky. Berdasarkan
penilitian piaget yang pertama dikemukakan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak.
22
Dalam model pembelajaraan kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung kearah
pemahaman yang lebih tinggi. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada peserta didik, tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam
pemikiranya. Peserta didik mempunyai kesempatan untuk mendapat pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide mereka, ini merupakan
kesempatan bagi peserta didik untuk menemukan ide-ide mereka sendiri. Dari segi bahasa pembelajaraan Cooperative Learning berasal dari
kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompoksatu
22
Rusman, Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru, Jakarta: PT Grafindo, 2011 , h. 201.