Kesimpulan Motif Etnis Tionghoa Bekerja sebagai Pegawai Negeri Studi Kasus pada PNS dan Polisi di Sumatera Utara)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menguraikan tentang kesimpulan dan saran-saran yang berhubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian. Adapun saran-saran yang dikembangkan dalam bab ini berupa saran praktis dan saran metodologis yang mungkin berguna untuk penelitian selanjutnya dengan tema yang serupa.

A. Kesimpulan

Hasil dari penelitian ini adalah bahwasanya kedua responden memiliki dorongan yang sangat kuat untuk terjun ke pemerintahan menjadi PNS dan polisi. Dorongan yang dimiliki kedua orang responden tersebut sedikit banyaknya dipengaruhi oleh lingkungan mereka. Responden pertama memutuskan menjadi PNS karena ajakan teman – temannya dan nasihat dari tetangga yang sudah menganggap responden pertama sebagai anaknya sendiri. Responden kedua memutuskan menjadi polisi karena keinginannya yang besar untuk membuktikan pada orang – orang di sekitar bahwa anggapan mereka jika etnis Tionghoa tidak bisa menjadi polisi itu salah. Baik responden pertama maupun responde kedua, keduanya menunjukkan disiplin dan tanggung jawab yang tinggi dalam pekerjaan mereka. Mereka terlihat benar – benar ingin mengaktualisasikan diri mereka sebagai PNS maupun polisi. Responden pertama rela mengambil jadwal praktek malam karena tidak ingin meninggalkan pekerjaan di kantor. Responden pertama juga menjadwalkan kepergiannya menemui suami di Jakarta setelah pulang kantor di hari Jumat dan 103 Universitas Sumatera Utara kembali lagi ke Medan pada hari Minggu sehingga Senin pagi tetap bisa bekerja seperti biasa. Responden kedua juga rela mengorbankan waktu libur bersama keluarganya di hari Minggu demi tugasnya sebagai polisi. Dalam hal ini jelas terlihat bahwa kedua responden memiliki motif aktualisasi diri yang tinggi dalam menjalani pekerjaan sebagai pegawai negeri. Selain motif aktualisasi diri, motif yang paling menonjol dari responden pertama dalam bekerja sebagai pegawai negeri adalah motif keamanan dan sosial atau afiliasi. Sedangkan pada responden kedua, motif penghargaanlah yang tampak paling kuat diantara motif lainnya. Responden pertama pada saat memilih pekerjaan menginginkan pekerjaan dengan status yang jelas, pekerjaan dimana dirinya tidak merasa terancam diberhentikan secara tiba – tiba dan kehilangan pekerjaan, pekerjaan dengan penghasilan pasti, serta pekerjaan yang membuat dirinya merasa nyaman dan tidak sampai merasa dilecehkan. Motif keamanan inilah yang membuat responden pertama tidak ingin menjadi pegawai kantoran di perusahaan swasta dan memilih menjadi PNS. Motif keamanan responden pertama tersebut dirasa dapat terpenuhi dengan menjadi PNS, ditambah lagi dengan keamanan akan jaminan hari tua karena adanya dana pensiun yang sediakan pemerintah untuk pensiunan PNS. Responden pertama juga memiliki motif sosial yang tinggi. Responden pertama suka berbaur dengan masyarakat. Kepribadian dirinya yang dekat masyarakat membuat responden pertama senang apabila dapat bekerja untuk orang banyak. Motif sosial responden pertama ini juga dirasa terpenuhi dengan pekerjaan dirinya sekarang sebagai dokter berstatus PNS yang bertugas pada Universitas Sumatera Utara bidang ambulans. Responden pertama merasa lebih terpacu untuk melayani orang lain dan dapat mengabdi pada masyarakat dan negara pada umumnya. Motif – motif lain seperti motif fisik dan penghargaan bukan berarti tidak ada di diri responden pertama dalam bekerja sebagai PNS. Responden pertama tetap membutuhkan penghasilan untuk menunjang kebutuhan hidupnya, namun tidak begitu mempermasalahkan nominal yang didapatnya sebagai PNS karena hal itu bisa ia cari dari tempat lain. Fasilitas – fasilitas lain seperti kendaraan dinas juga tidak dibutuhkan oleh responden pertama. Responden pertama juga memiliki motif penghargaan dalam bekerja sebagai PNS, namun hanya sebatas untuk memacu diri responden pertama agar bekerja lebih baik. Responden kedua, selain motif aktualisasi diri, juga memiliki motif penghargaan yang cukup tinggi. Responden kedua memandang bahwa sosok polisi merupakan sosok yang gagah dan memiliki power sehingga disegani oleh banyak orang. Hal inilah yang pada awalnya membuat responden kedua tertarik menjadi polisi. Responden kedua juga ingin membuktikan pada masyarakat luas bahwa etnis Tionghoa seperti dirinya mampu masuk ke dalam jajaran kepolisian Republik Indonesia. Motif fisik, kemanan dan sosial juga dimiliki oleh responden kedua dalam bekerja sebagai polisi, walaupun motif – motif tersebut tidak sebesar motif penghargaan dan aktualisasi diri. Tujuan utama responden kedua menjadi polisi bukanlah untuk mencari uang sebanyak – banyaknya, walaupun responden kedua membutuhkan penghasilan yang cukup untuk memenuhi hidup dirinya dan keluarga. Keamanan yang didapat adalah bonus yang memang secara otomatis Universitas Sumatera Utara melekat pada status polisi. Sedangkan motif sosial untuk menunjang karier responden kedua sebagai polisi.

B. Saran

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Modal Sosial Nelayan Etnis Tionghoa (Studi Pada : Nelayan Etnis Tionghoa di Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir, Riau)

0 55 116

Perbedaan Self-Efficacy Antara Siswa Etnis Tionghoa Dan Non Tionghoa Di SMA Mayoritas Etnis Tionghoa (Studi Kasus SMA Sutomo 1 Medan)

0 97 73

Motif Etnis Tionghoa Bekerja sebagai Pegawai Negeri Studi Kasus pada PNS dan Polisi di Sumatera Utara)

1 45 135

Pengaruh Pekerjaan Wanita Terhadap Jumlah Anak (Studi Eksplanatif pada wanita yang bekerja sebagai PNS dan petani di Kel. Batang Ayumi Julu, Kec. Padangsidimpuan Utara)

8 113 105

Identitas Budaya Dan Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Peran Identitas Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya pada Mahasiswa Etnis Minangkabau Asal Sumatera Barat di Universitas Sumatera Utara)

10 110 264

Etnisitas dan Preferensi Politik (Studi Kasus : Masyarakat Etnis India dan Etnis Tionghoa Di Dalam Pemilu Legislatif 2009 Di Kelurahan Polonia.

7 110 85

Identitas Etnis Dan Komunikasi Antarbudaya (Studi Kasus Peran Identitas Etnis dalam Komunikasi Antarbudaya pada Mahasiswa Asal Malaysia di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara)

3 46 238

Politik Identitas Etnis Di Indonesia Suatu Studi Terhadap Politik Identitas Etnis Tionghoa Di Kota Medan

22 135 87

BAB II LANDASAN TEORI A. - Perbedaan Self-Efficacy Antara Siswa Etnis Tionghoa Dan Non Tionghoa Di SMA Mayoritas Etnis Tionghoa (Studi Kasus SMA Sutomo 1 Medan)

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN - Motif Etnis Tionghoa Bekerja sebagai Pegawai Negeri Studi Kasus pada PNS dan Polisi di Sumatera Utara)

0 0 9