HASIL WAWANCARA DENGAN PEMBACA IDEAL 1

Lampiran 9 HASIL WAWANCARA DENGAN PEMBACA IDEAL 1

Nama Informan

: Budi Waluyo, S. S., M. Pd.

Tempat & Tanggal lahir : Karanganyar, 25 Agustus 1976 Status

: Dosen FKIP Bahasa & Sastra Indonesia UNS Tempat wawancara

: Kantor dosen, gedung E PBS FKIP UNS Tanggal Wawancara

: 8 Juni 2012

Alamat : Dalemrejo Rt02/II, Kaliwuluh, Kebakkramat

1. P : Apakah Bapak sebelumnya pernah membaca novel teenlit?

I : Ya. Dulu kadang saya baca novel teenlit, tapi sekarang karena sudah

merasa tua jadi tidak pernah baca lagi.

2. P : Bagaimana pendapat Bapak mengenai novel teenlit?

I : Bagus, menarik. Secara keseluruhan sudah baik, menurut konteks, tokoh, maupun ending . Kebanyakan teenlit berending klise, yaitu menyenangkan/bahagia.

3. P : Bagaimana perbedaan antara novel teenlit dengan novel serius?

I : Perbedaan terletak lebih pada dunianya. Novel serius pembacanya

kebanyakan dewasa, kalau novel teenlit pembacanya anak muda, ya karena novelnya untuk anak muda. Masalah yang diangkat dalam novel serius bukan lagi dunia remaja, contohnya saja seperti novel karya Ahmad Tohari, Ayu Utami, Novel Burung-Burung Manyar, kesemuanya mengangkat masalah kehidupan yang lebih kompleks. Bahasa yang digunakan dalam novel serius juga tergolong berat, jarang ditemui bahasa gaul,. Berbeda dengan novel teenlit bahasanya remaja, seputar remaja.

4. P : Manfaat apa yang dapat diperoleh pembaca setelah membaca novel

teenlit?

I : Yang pasti terhibur, seperti hakikat horarius pada karya sastra dulce et I : Yang pasti terhibur, seperti hakikat horarius pada karya sastra dulce et

5. P : Apa yang Bapak ketahui tentang kajian resepsi sastra?

I : Kajian sastra yang lebih menitikberatkan pada pembaca. Pengarang

menyerahkan penilaian pada pembaca. Tingkat pemahaman pembaca berbeda-beda, ada intelektualitas dan kepekaan. Semakin cerdas, peka, dan terbiasa pada karya sastra, pembaca juga akan semakin jeli dalam menilai suatu karya sastra.

6. P : Bagaimana pendapat Bapak mengenai novel teenlit Rahasia Bintang

karya Dyan Nuranindya?

I : Untuk novel teenlit, Rahasia Bintang cukup bagus. Pengarang mengakhiri konflik dengan bijak dan logis, meskipun terdapat konflik yang sedikit dipaksakan. Namun secara keseluruhan Rahasia Bintang adalah teenlit yang patut dibaca oleh remaja. Rahasia Bintang adalah novel teenlit yang berhasil menyedot banyak perhatian pembaca, ditunjukkan dengan berhasil mencapai cetakan keenam tahun ini.

7. P : Bagaimana cara pengarang melukiskan watak-watak para tokoh dalam

Rahasia Bintang?

I : Sangat jelas. Contohnya saja pada Aji yang memiliki watak jelek dan

berperan menjadi tokoh antagonis pada novel. Secara keseluruhan tokoh membawa karakter masing-masing yang berbeda.

8. P : Bagaimana cara pengarang menceritakan setiap kejadian dan peristiwa

dalam Rahasia Bintang?

I : Pengarang bercerita denkat dengan pembaca, yaitu remaja. Kejadian dan peristiwa dalam Rahasia Bintang adalah hal yang biasa dialami oleh remaja sekarang.

9. P : Selain cerita cinta khas remaja, dalam Rahasia Bintang juga terdapat

muatan konformitas, bagaimana pendapat Bapak?

I : Hal itu dapat memberikan efek hidup yang baik. Memberikan penyaluran nilai-nilai sosial terhadap pembaca. Pembaac menjadi semakin tahu terhadap tingkah laku remaja yang buruk dan bisa menghindarinya. Selain itu, contoh kejadian tokoh Aji dan Keisha yang sedang naik bus merupakan bentuk dari penyampaian nilai etika dan kesabaran.

10. P : Apakah jaman sekarang masih ada konformitas negatif di kalangan

remaja, khususnya anak SMA?

I : Ya ada.

11. P : Bagaimana tanggapan Bapak tentang konformitas negatif yang dilakukan remaja, khususnya anak SMA?

I : Pergaulan sangat berpengaruh terhadap konformitas negatif. Namun sebenarnya seseorang dapat mengontrol hal tersebut. Lingkungan bukan harga mati yang menyebabkan seseorang melakukan konformitas negatif.

12. P : Menurut Bapak, mengapa remaja melakukan konformitas negatif, seperti yang termuat dalam Rahasia Bintang?

I : Karena masa remaja itu masa yang masih labil dan butuh penyesuaian diri. Remaja dalam melakukan konformitas yang negatif sebenarnya ingin diakui orang di sekitar dalam taraf menuju ke kedewasaan.

13. P : Bagaimana caranya agar terhindar dari konformitas negatif?

I : Caranya ya remaja sudah diperkenalkan hal yang baik maupun buruk sejak kecil. Yang baik bisa dilakukan dan hal yang buruk dihindari. memperkenalkan bukan hanya dengan tuturan tapi juga berupa tindakan aplikatif, misalnya menunjukkan contoh hal yang baik, seperti memberi uang pada orang miskin. Di sini orang tua, guru, dan teman-teman sangat berperan dalam menentukan sikap dan sifat seorang remaja. Karena remaja merupakan masa pencarian jati diri.

Keterangan

P : Pewawancara

I : Informan