Seri Alcane

18.1. Seri Alcane

Seri alcane hanya memiliki ikatan sederhana C −

H. Formula umumnya adalah C n H n+ 2 . Mulai dari methane pembentukan senyawa berikutnya terjadi dengan penggantian satu atom H dengan satu gugus methyle CH 3 − . Daftar berikut memuat senyawa alcane mulai dari satu atom C sampai 12 atom C.

C dan C −

CH 4 : methane

C 7 H 16 : heptane

C 2 H 6 : ethane

C 8 H 18 : octane

C 3 H 8 : propane

C 9 H 20 : nonane

C 4 H 10 : butane

C 10 H 22 : decane

C 5 H 12 : pentane

C 11 H 24 : undecane

C 6 H 14 : hexane

C 12 H 26 : dodecane

Kita lihat misalnya dari methane ke ethane terjadi penggantian satu atom

H dengan satu gugus methyl

H − C − H + H − C − → H − C − C − H ditulis juga CH 3 − CH 3 |

Dari hexane ke heptane juga terjadi penggantian satu atom H dengan satu gugus methyle:

C 6 H 14 + CH 3 − → C 7 H 16 yang dapat kita tulis CH 3 − (CH 2 ) 5 − CH 3 Penamaan. Nama senyawa alcane diperoleh dengan menambahkan

akhiran “-ane” pada awalan yang menunjukkan jumlah atom C, kecuali 4 alcane yang pertama yaitu methane, ethane, propane, dan butane. Semua

senyawa alcane terjadi melalui hibridisasi sp 3 atom C. Senyawa alcane juga ada yang bercabang; senyawa alcane dengan formula umum C 4 H 10 misalnya, mempunyai dua kemungkinan rantaian yaitu

CH 3 − CH 2 − CH 2 − CH 3 atau CH 3 − CH − CH 3

3 CH

Rantaian yang pertama disebut butane normal ditulis n-butane. Namun biasanya di sebut dengan singkat butane dan yang dimaksud adalah n- butane . Untuk rantaian yang lebih panjang kita mengenal n-pentane, n- hexane dan seterusnya.

Rantaian yang kedua memiliki gugus cabang; untuk rantaian yang demikian ini diperlukan cara penamaan lain. Aturan penamaan adalah sebagai berikut:

256 Sudaryatno S & Ning Utari S, Mengenal Sifat Material

1. Kita ambil rantaian yang paling panjang sebagai rantaian dasar. Rantaian lengkap dengan cabang yang dimilikinya dianggap sebagai turunan dari rantaian dasar ini.

2. Atom-atom C pada rantaian dasar kita beri nomer urut mulai dari salah satu ujung. Arah penomeran adalah sedemikian rupa sehingga jumlah indeks (jumlah angka nomer) dari atom C yang memuat cabang adalah minimal.

3. Penamaan dilakukan dengan menyebut nama gugus cabang beserta nomer atom

C yang membawanya pada rantaian dasar. Contoh:

Senyawa ini memiliki rantaian dasar dengan 8 atom C: octane. Jika kita beri penomeran atom C dari ujung kiri, terdapat gugus methyle di atom C nomer-2 dan satu cabang lagi yaitu gugus ethyle di atom C nomer-5. Jumlah indeks 2+5 =7. Jika penomeran kita mulai dari ujung kanan, gugus ethyle ada di atom C nomer-4 dan gugus methyle ada di atom C nomer-7; jumlah indeks adalah

5 + 7 = 12. Pilihan kita untuk memberi nomer dari ujung kirilah yang kita ambil. Nama yang kita berikan pada senyawa ini adalah

ethyl-5 methyl-2 octane Perhatikan bahwa penyebutan nama gugus mengikuti urutan

alphabet dan kita tidak menuliskan huruf e akhir dari nama gugus.

Beberapa catatan dalam penamaan:

(a) Jika pada rantaian dasar terdapat dua atau lebih gugus cabang yang identik (misalnya dua atau tiga methyle) kita hanya menuliskan satu kali saja nama gugus cabang ini dan diikuti dengan nomer-nomer atom C yang membawanya, dipisahkan dengan tanda koma. Misalnya:

(2) Atom karbon yang membentuk empat ikatan diklasifikasikan sesuai dengan jumlah atom

C lain yang terikat padanya. Pada contoh dimethyl-2,2 butane di atas, atom nomer-1 dan nomer-4 disebut primer (utama), masing-masing berikatan hanya satu atom C lain. Atom nomer-2 disebut quartener; ia berikatan dengan empat atom C lain. Atom nomer-3 disebut sekunder; ia berikatan dengan dua atom C lain. Atom C yang membentuk empat ikatan tetapi tidak berikatan dengan atom C lain, misalnya pada methane, disebut nuller.