Analisis Komponen Makna dan Teknik Substitusi Leksem Adjektiva ‘Kuat’
4.2.2 Analisis Komponen Makna dan Teknik Substitusi Leksem Adjektiva ‘Kuat’
4.2.2.1 Analisis Komponen Makna Leksem Adjektiva ‘Kuat’
Ada sepuluh leksem adjektiva yang menyatakan makna ‘kuat’ yang tercantum dalam Kamus Bahasa Aceh-Indonesia (Bakar, 1985 dan 2001). Leksem-leksem tersebut adalah sebagai berikut.
kukôh a kokoh, kuat (ump keadaan rumah, kubu pertahanan, dinding); berada di suatu tempat dan tidak pergi kemana-mana, mengurung diri (KBAI:464)
meureugoh a tegap, kuat berani (biasanya untuk hewan-hwan jantan dan juga org laki- laki) (KBAI:559)
pupôh a kuat, kokoh, besar, berat (dalam hik) (KBAI:754) seubeueh a sabeueh, besar dan kuat, tangguh (tentang orang) (KBAI:853) tangkôh a subur, makmur, banyak, kuat (KBAI:938) teuga a kuat (untuk tubuh), tegap, teguh, kokoh, gagah (KBAI:956) teugoh a teguh, kokoh, tetap hati, hati-hati, waspada (KBAI:957) gagah a gagah, kuat, perkasa (dalam hik) (KBAI:207) kong a kuat, kokoh (KBAI:446) kuat a kuat, gaya, tenaga, kekuatan kuat dalam, menyukai, menggemari, banyak berbuat
dalam hal, selalu, menjadikan kuat, membiasakan (KBAI:458)
Ke-10 adjektiva ‘kuat’ ini dikelompokkan berdasarkan komponen makna: (1) bernyawa/tidak bernyawa (manusia, binatang, tumbuhan, dan benda); (2) Nilai rasa (netral, halus, dan kasar); dan (3) posisi atau keadaan referen. Analisis komponen tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.13 Analisis Komponen Makna ‘Kuat’
Komponen Makna
Pasangan No.
Bernyawa/Tidak
Ragam
Sinonim Posisi/Keadaan Objek
Bernyawa
bahasa
1. kukôh
2. meureugoh
3. pupôh
4. teuga
5. teugoh
6. gagah
7. kong
8. kuat
9. kong
10. kuat
Keterangan:
1. manusia
7. klasik
2. hewan
8. kuat tenaga
3. tumbuhan
9. kuat badan
4. benda
10. kuat sebagai sifat dasar
5. kata umum
11. kuat karena perlakuan manusia
6. kata khusus
12. mengandung dua sifat
4.2.2.2 Substitusi Leksem Adjektiva ‘Kuat’
Untuk menentukan data pasangan sinonim yang telah terkumpul itu benar-benar sinonim, data-data tersebut akan saling disubstitusikan. Jika suatu kata dapat diganti Untuk menentukan data pasangan sinonim yang telah terkumpul itu benar-benar sinonim, data-data tersebut akan saling disubstitusikan. Jika suatu kata dapat diganti
*kukôh meureugoh
*pupôh seubeueh
2. ureueng nyan tangkoh
that
teuga teugoh gagah *kong kuat
Dari penyubstitusian itu, akan didapat konstruksi kalimat sebagai berikut. (1) *Ureueng nyan kukôh that. ‘*Orang itu kokoh sekali.’
(2) Ureueng nyan meureugoh that. ‘Orang itu kuat sekali.’ (3) *Ureueng nyan pupôh that. ‘*Orang itu kuat sekali.’
(4) Ureueng nyan seubeueh that. ‘Orang itu tangguh sekali.’ (5) Ureueng nyan tangkoh that. ‘Oarng itu kuat sekali.’
(6) Ureueng nyan teuga that. ‘Orang itu kuat sekali.’ (7) *Ureueng nyan teugoh that. ‘*Orang itu teguh sekali.’
(8) Ureueng nyan gagah that. ‘Orang itu gagah sekali.’ (9) *Ureueng nyan kong that.
‘*Orang itu kuat sekali.’ (10) Ureueng nyan kuat that.
‘Orang itu kuat sekali.’
Secara gramatikal, penyubstitusian kesepeuluh leksem ke dalam kalimat itu berterima. Kesepuluh leksem itu menduduki fungsi predikat di dalam kalimat. Namun, secara semantis tidak semua leksem itu dapat berterima. Leksem meureugoh, seubeueh, tangkoh, teuga, teugoh, gagah, dan kuat merupakan leksem yang mengacu pada manusia. Leksem-leksem tersebut biasa digunakan untuk menyatakan kekuatan tubuh yang dimiliki manusia. Selain itu, khusus untuk leksem teugoh biasanya digunakan Secara gramatikal, penyubstitusian kesepeuluh leksem ke dalam kalimat itu berterima. Kesepuluh leksem itu menduduki fungsi predikat di dalam kalimat. Namun, secara semantis tidak semua leksem itu dapat berterima. Leksem meureugoh, seubeueh, tangkoh, teuga, teugoh, gagah, dan kuat merupakan leksem yang mengacu pada manusia. Leksem-leksem tersebut biasa digunakan untuk menyatakan kekuatan tubuh yang dimiliki manusia. Selain itu, khusus untuk leksem teugoh biasanya digunakan
Leksem kukôh dan kong biasanya digunakan untuk menyatakan kekuatan yang dimiliki oleh benda. Perbedaannya terletak pada referean yang dimaksudkan oleh leksem. Leksem kukôh digunakan untuk benda yang berdiri tegak akibat perlakuan manusia meskipun juga terkadang dimiliki oleh benda sebagai sifat asli referen, sedangkan leksem kong merupakan leksem umum yang digunakan untuk menyatakan sifat kuat sebuah benda. Leksem ini juga digunakan untuk menyatakan keadaan yang disebabkan oleh manusia, maupun keadaan yang menyebabkan referen memiliki sifat kuat. Leksem pupôh hanya digunakan untuk binatang dan merupakan jenis kata klasik yang terdapat dalam hikayat.
Dari uraian dapat dikatakan bahwa leksem meureugoh, seubeueh, tangkoh, teuga, teugoh, gagah, dan kuat merupakan pasangan sinonim yang dapat saling menggantikan karena memiliki referen yang sama yaitu manusia. Selain itu, meureugoh, tangkoh, pupôh dan teuga juga merupakan pasangan sinonim yang dapat saling menggantikan untuk referen yang berupa binatang. Leksem teugoh hanya digunakan untuk menyatakan kekuatan manusia yang bersifat abstrak. Leksem kukôh dan kong merupakan pasangan sinonim yang dapat saling menggantikan karena memiliki referen benda. Perbedaan keduanya terletak pada keadaan benda yang dimaksud.
Berdasarkan perbedaan makna yang dimiliki oleh tiap-tiap leksem tersebut, terlihat leksem-leksem tersebut digunakan pada situasi dan referen yang berbeda meskipun menunjukkan medan makna yang sama. Hal ini juga berlaku pada leksem yang menyatakan ‘kuat’ dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia, leksem yang menyatakan ‘kuat ini’ tidak sebanyak leksem dalam bahasa aceh. Leksem yang digunakan adalah kuat, kokoh, perkasa, dan teguh. Leksem kuat digunakan secara umum untuk menyataan keadaan fisik referen (manusia). Leksem kokoh digunakan untuk menyatakan kekuatan benda yang berdiri tegak seperti bangunan/gedung tinggi. Perkasa merupakan leksem khusus yang digunakan dalam bahasa sastra dan jarang digunaakan dalam ujaran sehari-hari. Teguh lerupakan leksem khusus yang digunakan untuk referen dan kondisi tertentu (biasanya untuk keteguhan hati). Perhatikan contoh berikut!
(2a) Orang itu sangat kuat. (2b) Orang itu tangguh sekali. (2c) Orang itu perkasa sekali.
Dalam bahasa Indonesia, leksem kuat untuk menyatakan kekuatan tubuh manusia dinyatakan dalam tiga leksem, sedangkan dalam bahasa Aceh, dapat dinyatakan dengan lima leksem. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada contoh berikut.
(2d) Ureueng nyan meureugoh that. ‘Orang itu sangat kuat.’ (2e) Ureueng nyan seubeueh that.
‘Orang itu sangat kuat.’ (2f) Ureueng nyan tangkoh that.
‘Orang itu sangat kuat.’ (2g) Ureueng nyan teuga that.
‘Orang itu sangat kuat.’ (2h) Ureueng nyan gagah that.
‘Orang itu sangat kuat.’
Kalimat (2a), (2b), (2c), (2d), (2e), (2f), (2g), dan (2h) di atas menyatakan makna dan referen yang sama yaitu sifat kuat pada tubuh manusia. Kalimat (2a) merupakan leksem umum yang digunakan dalam bahasa Indonesia, (2b) merupakan leksem yang menyatakan keadaan lebih kuat dari keadaan biasa, dan (3c) merupakan leksem khusus yang digunakan dalam ragam sastra. Kalimat (2d), (2e), (2f), dan (2g) merupakan leksem dalam bahasa Aceh yang lazim digunakan untuk menunjukkan kekuatan fisik yangdimiliki seseorang, sedangkan (2h) merupakan leksem khusus yang digunakan dalam ragam sastra.