Promosi Keselamatan Lalu Lintas

1. Memakai helm SNI 2. Kaca spion 3. Memakai sepatu 4. Memakai jaket 5. Memakai sarung tangan 6. Pentil ban

2.2.3 Promosi Keselamatan Lalu Lintas

Promosi kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya Notoatmodjo, 2007. Undang-Undang No. 23 tahun 1992, menjelaskan bahwa promosi kesehatan bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial. Promosi keselamatan lalu lintas adalah proses meningkatkan pengetahuan tentang berlalu lintas dengan baik dengan harapan target memiliki kemampuan untuk menjaga keselamatan saat berlalu lintas Sade, 2012. Tiga tahapan promosi keselamatan lalu lintas berdasarkan kejadian yaitu : 1. Tahap sebelum kejadian Pada umumnya kejadian kecelakaan lalu lintas tidak dapat diprediksi sejak dini, namun perlu kiranya semua pihak baik instansi pemerintah maupun swasta serta pengguna jalan perlu mengantisipasi guna mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan. Dari sudut pemakai jalan upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kesadaran hukum dan sopan santun dalam berlalu lintas. Di samping itu kendaraan yang digunakan haruslah memenuhi persyaratan layak jalan. Promosi keselamatan diposisikan sebagai bentuk preventif yaitu dengan memberikan penyuluhan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan serta kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas. targetnya adalah terjadi perubahan perilaku. 2. Tahap pada waktu kejadian Penanganan pada waktu kejadian kecelakaan merupakan bagian yang penting yang perlu mendapat perhatian. Disini dituntut kesigapan aparat baik dari kepolisian maupun dari petugas kesehatan untuk mencapai lokasi kejadian tepat waktu guna menangani dampak yang terjadi serta mencegah kehilangan nyawa yang mengalami kecelakaan. Pada tahap ini promosi keselamatan lalu lintas dijadikan sebagai pendekatan kepada orang lain supaya mereka empati terhadap korban kecelakaan. Dengan demikian seseorang akan lebih berperilaku hati-hati guna menjaga keselamatannya sendiri. 3. Tahap sesudah kejadian Dalam penanganan kejadian kecelakaan, diperlukan kejelian aparat atau instansi yang berwenang untuk meneliti atau melihat sebab-sebab kejadian agar dapat disusun suatu rencana perbaikan guna mencegah terjadinya kecelakaan. Untuk itu perlu didukung dengan data informasi yang lengkap perihal kejadian kecelakaan.

2.3 Remaja