Beberapa mikroba dapat menyesuaikan diri terhadap kadar garam atau kadar gula tinggi. Lay 1994 menambahkan, sel mikroba yang hidup pada lingkungan yang
isotonik, konsentrasi cairan lingkungan setara dengan sel mikroba. Dalam lingkungan ini, cairan dalam sel tidak mengalir keluar, demikian juga cairan yang dari lingkungan
tidak mengalir ke dalam sel.
Gambar 4.8 Pertumbuhan 5 isolat BAL terpilih pada MRSA+NaCl 4
4.8 Aktivitas Enzim Protease, Amilase, dan Kitinase Isolat BAL Terpilih Secara Kualitatif
Pengujian aktivitas proteolitik, amilolitik, dan kitinolitik secara kualitatif telah dilakukan terhadap isolat NQ1, NQ2, NQ3, NQ4, dan NQ5 Gambar 4.9. Aktivitas
proteolitik, amilolitik, dan kitinolitik dilakukan dengan menumbuhkan kelima isolat pada media susu skim agar, SA, dan media MGMK selama 72 jam. Selanjutnya diukur
NQ1 NQ2
NQ3
NQ4 NQ5
Universitas Sumatera Utara
zona halo yang terbentuk di sekitar koloni bakteri yang tumbuh untuk mengetahui besar diameter hidrolisisnya. Diameter hidrolisis protease kelima isolat NQ1, NQ2, NQ3,
NQ4, dan NQ5 berturut-turut ialah 24, 20.5, 10, 21.5, dan 20 mm, untuk aktivitas kitinase berturut-turut ialah 26.5, 25.5, 28.5, 22, dan 30.5 mm, dan untuk amilase ialah
10, 7, 10, 8.5, dan 11 mm. Diamater hidrolisis terbesar untuk aktivitas proteolitik ditunjukkan oleh isolat NQ1 yaitu 24 mm, indeks hidrolisis terbesar untuk aktivitas
kitinolitik ditunjukkan oleh isolat NQ5 yaitu sebesar 30.5 mm, dan untuk aktivitas amilolitik terbesar ditunjukkan oleh isolat NQ5 yaitu sebesar 11 mm Gambar 4.10.
Pengujian aktivitas proteolitik, amilolitik, dan kitinolitik dilakukan untuk mengetahui kemampuan kelima isolat yang telah diisolasi dari sampel pliek u untuk memproduksi
ketiga enzim tersebut.
Gambar 4.9 Zona hidrolis A protease, B amilase, dan C kitinase
Menurut Sevinc dan Demirkan 2011; Smita et al. 2012, protease merupakan suatu enzim yang berperan sebagai katalisator untuk menghidrolisis protein. Enzim ini
juga disebut dengan enzim proteolitik atau proteinase. Protease ialah salah satu enzim yang sangat penting dalam bidang industri, karena pemanfaatannya yang luas dalam
industri makanan, detergen, proses bioremediasi, farmasi, tekstil, dan lain-lain. Protease berasal dari tanaman, organ hewan, dan mikroorganisme, khususnya dari kelompok
bakteri. Fardiaz 1992 menyatakan bakteri yang tergolong proteolitik ialah bakteri yang
A B
C
Universitas Sumatera Utara
memproduksi enzim proteinase ekstraseluler, yaitu enzim pemecah protein yang diproduksi di dalam sel kemudian dilepaskan keluar dari sel. Semua bakteri memiliki
enzim proteinase di dalam sel, namun tidak semua bakteri mempunyai enzim proteinase ekstraseluler. Salah satu bakteri yang mampu menghasilkan enzim ini ialah bakteri yang
membentuk spora dan bersifat aerob atau anaerob fakultatif, yaitu Bacillus.
5 10
15 20
25 30
35
Dia m
eter h id
ro li
sis m m
Protease Amilase
Kitinase
NQ1 NQ2
NQ3 NQ4
NQ5
Gambar 4.10 Aktivitas proteolitik, kitinolitik, dan amilolitik
Putri et al. 2011; 2012 menyatakan BAL yang mempunyai kemampuan memanfaatkan pati sebagai substratnya dikenal sebagai bakteri asam laktat amilolitik.
Aktivitas BAL pada fermentasi bahan berpati berperan terhadap perubahan karakteristik produk untuk memproduksi asam laktat, enzim spesifik dan senyawa aromatik. BAL
dapat menghasilkan amilase ekstraseluler dan memfermentasikan pati secara langsung menjadi asam laktat. Hal ini disebabkan fermentasi dengan BAL amilolitik akan
Universitas Sumatera Utara
menggabungkan dua proses yaitu hidrolisis enzimatis substrat karbohidrat pati sekaligus fermentasi yang memanfaatkan gula yang dihasilkan menjadi asam laktat.
Kitin merupakan senyawa kimia berbentuk serat yang jumlahnya terbesar kedua di alam setelah selulosa. Kitin diperoleh melalui ekstraksi kulit udang dengan
menghilangkan unsur protein deproteinasi dan mineral demineralisasi. Pemanfaatan kitin meliputi berbagai bidang seperti bidang industri, kesehatan, dan pengolahan
pangan Rahmad, 2001. Kitin dapat didegradasi oleh kitinase, yaitu suatu enzim yang banyak dihasilkan oleh berbagai organisme seperti bakteri, fungi, tumbuhan tingkat
tinggi dan hewan Dewi, 2008. Organisme tersebut memiliki gen kitinase yang ekspresinya diinduksi oleh ekstraseluler kitin atau derivatnya. Pada beberapa spesies
bakteri seperti Bacillus mensekresikan kitinase sebagai mekanisme pertahanan diri terhadap fungi Maggadani, 2012.
Saat ini, industri enzim telah berkembang pesat dan berperan penting dalam dunia industri. Kesadaran masyarakat akan kondisi lingkungan menjadikan enzim
sebagai salah satu alternatif untuk menggantikan proses kimiawi dalam bidang industri. Hal ini disebabkan sifat enzim sebagai biokatalisator yang sangat efisien, selektif,
ekonomis, tidak beracun dan mengkatalis reaksi tanpa produk samping, serta ramah lingkungan. Kemajuan teknologi fermentasi, rekayasa genetika dan teknologi aplikasi
enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin luas.
4.9 Total Asam Supernatan Isolat BAL Terpilih