2 Inisiatif  dari  pihak  pegawai  tampaknya  salah  satu  cara  terbaik  untuk membuka pintu komunikasi dalam organisasi.
3 Memberikan informasi pribadimeminta nasihat. Menurut  Gemmil  dalam  Mulyana  2000,  ada  tiga  hambatan
psikologis utama yang mempengaruhi komunikasi ke atas: 1 Jika  bawahan  percaya  bahwa  penyingkapan  perasaan,  opini,  atau
kesukaran  akan  mengakibatkan  atasan  menutup  atau  menghindarkan pencapaian  tujuan  pribadinya,  bawahan  akan  menyembunyikan  atau
membelokannya. 2 Semakin  sering  atasan  memberi  ganjaran  atas  pengungkapan  perasaan,
opini  dan  kesulitan  oleh  bawahan,  semakin  besar  keinginan  bawahan mengungkapkannya.
3 Semakin  sering  atasan  mau  mengungkapkan  perasaan,  opini  dan kesukaran  kepada  bawahannya  dan  atasannya,  semakin  besar  pula
kemungkinan keterbukaan dari pihak bawahan. Selain  itu,  Gordon  dan  Infante  dalam  Mulyana  2000,
mengemukakan bahwa
pegawai sangat
menghargai kebebasan
mengemukakan pendapatnya kepada atasan.
Gambar 3. Pola Komunikasi dari bawah ke atas Purwanto, 2003
c. Komunikasi Horizontal Sideways Communications
Komunikasi  horizontal  adalah  komunikasi  yang  terjadi  antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajarsederajat dalam suatu organisasi.
Tujuan  komunikasi  horizontal  antara  lain  untuk  melakukan  persuasif, mempengaruhi  dan  memberikan  informasi  kepada  bagian  atau  departemen
yang  memiliki  kedudukan  sejajar.  Komunikasi  horizontal  bersifat
Manajer Umum
Manajer Pemasaran
Manajer Produksi
Bagian Penjualan
Bagian Promosi
Bagian Pabrik
Bagian Penelitian
Karyawan
koordinatif  diantara  mereka  yang  memiliki  posisi  sederajat,  baik  di  dalam satu  departemen  maupun  di  antara  beberapa  departemen.  Komunikasi
horizontal dapat dilihat pada Gambar 4 Purwanto, 2003. Komunikasi  horizontal  yang  efektif  dalam  organisasi  yaitu
pertukaran  diantara  perwakilan  dan  personil  pada  tingkat  yang  sama  dalam diagram  organisasi  Mulyana,  2000.  Komunikasi  horizontal  dalam
organisasi  sering  tidak  sehat  karena  loyalitas  karyawan  kepada  departemen tertentu.
Menurut  Goldhaber  dalam  Mulyana  2000,  meringkas  literatur mengenai komunikasi horizontal dalam suatu organisasi:
a  Koordinasi tugas b Penyelesaian masalah
c  Berbagi informasi d Penyelesaian konflik
Gambar 4. Pola Komunikasi Horizontal Purwanto, 2003
d. Komunikasi Diagonal
Bentuk  komunikasi  yang  satu  ini  memang  agak  lain  dari  beberapa bentuk  komunikasi  sebelumnya.  Komunikasi  diagonal  melibatkan
komunikasi  antara  dua  tingkat  level  organisasi  yang  berbeda.  Contohnya adalah  komunikasi  formal  antara  manajer  pemasaran  dengan  bagian
promosi, antara manajer produksi dengan bagian akuntansi dan seterusnya. Komunikasi diagonal dapat dilihat pada Gambar 5 Purwanto, 2003.
Bentuk  komunikasi  diagonal  memiliki  beberapa  keuntungan, diantaranya adalah:
1 Penyebaran  informasi  bisa  menjadi  lebih  cepat  ketimbang  bentuk komunikasi tradisional.
Manajer Umum
Karyawan Bagian
Penelitian Bagian
Penjualan Bagian
Promosi Bagian
Pabrik Manajer
Pemasaran Manajer
Produksi
2 Memungkinkan  individu  dari  berbagai  bagian  atau  departemen  ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi.
Disamping memiliki kebaikan atau keuntungan, komunikasi diagonal ini juga memiliki kelemahan. Salah satu kelemahan
komunikasi diagonal adalah bahwa komunikasi diagonal dapat mengganggu jalur  komunikasi  yang  rutin  dan  telah  berjalan  normal.  Di  samping  itu,
komunikasi  diagonal  dalam  suatu  organisasi  besar  sulit  untuk  dikendalikan secara efektif.
Gambar 5. Pola Komunikasi Diagonal Purwanto, 2003
2. Saluran Komunikasi Informal