4.7.2 Validasi Model
Nilai RMSE model AMH hasil validasi silang Leave One Out Cross Validation LOOCV digunakan sebagai ukuran kestabilan model. Berdasarkan hasil validasi di
tiap cluster di hasilkan RMSE dari 30 ulangan training dan testing. Grafik  box plot RMSE tersebut menunjukkan RMSE  rataan  pola-1 sebesar 1.6  dasarian 16 hari,
RMSE rataan pola-2 sebesar 1.6 dasarian 16 hari, RMSE rataan pola-3 sebesar 1.6 dasarian 16 hari. Secara umum RMSE rataan validasi model tiap pola menunjukkan
error model kurang dari dua dasarian  dan sebanyak 30 nilai RMSE tiap ZOM memilki sebaran normal hal itu mengindikasikan model cukup stabil Gambar 16
Gambar 17. RMSE Validasi Silang Model Prediksi AMH di Tiap Pola
.  ZOM 13 menunjukkan RMSE rataan model sebesar 2.8   dan sebaran  nilai RMSE 30 training tidak menyebar normal, hal itu mengindikasikan model  ZOM 13
selama validasi tampak tidak stabil.   Kestabilan model diukur berdasarkan nilai RMSE  rataan  dalam 30 kali ulangan training
≤  2  dasarian. Selain itu, pola kecenderungan trend  hasil prediksi model mengikuti garis observasi juga di amati
selama 30 kali ulangan testing. Validasi model yang stabil didapatkan apabila model menunjukkan ukuran nilai RMSE  rata-rata
≤  2  dasarian  dan  pola  trend  ulangan testing  sesuai dengan observasi. Grafik  trend  tiap ulangan testing selama 30 kali di
semua model ZOM  disajikan pada lampiran 7.  Trend  hasil testing  ZOM  13  pada grafik 30 kali ulangan testing tampak menyimpang dari obesrvasi. Hal yang serupa di
temukan pada model ZOM 8, dimana RMSE rataan 1.6 dasarian namun pada grafik 30 kali ulangan testing tampak  menyimpang dari obesrvasi.  Hasil itu menunjukkan
model tidak cukup stabil, pernyataan tersebut mendukung hasil korelasi sebelumnya bahwa ZOM 8 dan ZOM 13 tidak memiliki pola hubungan dengan domain prediktor.
4.7.3 Verifikasi Model
Prediktor yang di jadikan masukan model saat verifikasi adalah hasil reduksi anomali SML bulan JJA tahun 2008 di domain terpilih pada masing-masing pola.
Tingkat akurasi model dalam memprediksi awal musim hujan Tahun 2008 dapat di tentukan dengan menilai tingkat kesalahan prediksi terhadap observasi error di tiap
pola. Grafik prediksi terhadap observasi awal musim hujan tiap pola hasil verifikasi ditampilkan pada Gambar  17.  Apabila  sebaran titik berada di bawah garis fitting
maka prediksi AMH mundur dari observasi dan sebaliknya bila sebaran titik berada di atas garis fitting maka prediksi AMH maju dari observasi.  Prediksi AMH di pola-
1 yang terdiri dari 4 ZOM tampak mundur 1-2 dasarian dan pola-2 yang terdiri dari 18 ZOM secara umum tampak mundur 1-2  dasarian  kecuali ZOM 13 yang mundur
hingga 5 dasarian. Pola-3 tampak menyebar di sekitar garis fitting yang menunjukkan prediksi sesuai dengan observasi.  Verifikasi  secara umum, prediksi AMH Tahun
2008 yang memberikan error prediksi sebesar ≤ 1 dasarian sebanyak 18 ZOM. Hal itu
menunjukkan bahwa sebanyak 60  model prediksi di Jawa cukup baik di gunakan karena hasil verifikasi pada 18 ZOM mendekati observasi deviasi 10 hari. Verifikasi
pada 40  ZOM lainnya  menunjukkan  error sebesar  1  dasarian  hasil itu mengindikasikan  model pada  12  ZOM  perlu ditingkatkan akurasinya. Akan tetapi
bila  toleransi batas error prediksi di naikan sebesar ≤ 2 dasarian maka model  di 12
ZOM  tersebut masih cukup layak digunakan. Bila tetapan toleransi batas error
prediksi verifikasi dinaikan menjadi ≤ 2 dasarian, maka sebanyak 93 model AMH
di Jawa layak diaplikasikan dalam operasional.  Namun dengan melonggarkan nilai toleransi error verifikasi tentunya model yang dihasilkan menjadi tidak terlalu baik.
Gambar 18. Prediksi Terhadap observasi  tiap Pola
4.8 Evalusi Skill Model