Pengaruh Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian dan Loyalitas Produk iPad Pada Mahasiswa/I di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

(1)

SKRIPSI

PENGARUH GAYA HIDUP, MEREK, DAN KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN LOYALITAS

PRODUK IPAD PADA MAHASISWA/I DI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

OLEH

BAGUS AIRLANGGA DWIYANDA 100502133

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ABSTRAK

PENGARUH GAYA HIDUP, MEREK, DAN KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN LOYALITAS

PRODUK IPAD PADA MAHASISWA/I DI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian dan Loyalitas Produk iPad Pada Mahasiswa/I di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini adalah penelitian eksplanasi asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/I pengguna produk iPad yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, dengan jumlah sampel 97 orang responden yang diambil menggunakan teknik AccidentalSampling. Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner dan pengumpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi α = 5% (0,05). Secara simultan, variabel gaya hidup, merek, dan kelompok referensi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dan loyalitas. Secara parsial, variabel gaya hidup, merek, dan kelompok referensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dan loyalitas. Nilai Adjusted R Square yang didapat dari hasil pengujian Koefisien Determinan (R²) terhadap keputusan pembelian sebesar 0,503 menjelaskan bahwa 50,3% keputusan pembelian mampu dijelaskan oleh variabel independen gaya hidup, merek, dan kelompok referensi. sedangkan sisanya 49,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Terhadap loyalitas produk iPad sebesar 0,554 menjelaskan bahwa 55,4% loyalitas produk mampu dijelaskan oleh variabel independen gaya hidup, merek, dan kelompok referensi. sedangkan sisanya 44,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Nilai RSquare yang didapat dari hasil pengujian Koefisien Determinan (R²) terhadap keputusan pembelian sebesar 0,253 menjelaskan bahwa 25,3% keputusan pembelian mampu dijelaskan oleh variabel gaya hidup, merek, dan kelompok referensi. sedangkan sisanya 74,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Lalu terhadap loyalitas produk iPad sebesar 0,30 menjelaskan bahwa 30,6% loyalitas produk iPad mampu dijelaskan oleh variabel gaya hidup, merek, dan kelompok referensi. sedangkan sisanya 69,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata Kunci: Gaya Hidup, Merek, Kelompok Referensi, Keputusan Pembelian,


(3)

ABSTRACT

LIFESTYLE, BRAND, AND THE REFERENCE GROUP EFFECTS IN PURCHASING DECISIONS AND LOYALTY IPAD PRODUCTS

AMONG STUDENTS IN THE FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

This research aim is to examine effects of lifestyle, brand, and the reference group effects in purchasing decisions and loyalty iPad products among students in the Faculty of Economics and Business University of North Sumatera. This research type is explanatory associative research. The population of this research were students iPad product users in Faculty of Economics and Business University of North Sumatera, with number of samples of 97 people, which are taken by accidental sampling method. Primary data collections are taken using questionnaires and secondary data from literature studies. The hypothesis of this research is analyzed using Multiple Linear Regression with signification level of α = 5% (0,05). Simultaneously, lifestyle, brand, and reference group are affecting positively and significantly in purchasing decisions and loyalty products. Partially, lifestyle, brand, and the reference group are affecting positively significantly in purchasing decisions and loyalty products. Adjusted R Square value of 0,503, which is acquired from Coefficient Determinant (R²) test, stated that 50,3% of purchasing decisions can be described by independent variables that are lifestyle, brand, and the reference group which in the other hand 49,7% of purchasing decisions can be described from the other variables that excluded of this research. The most influential variable in purchasing decisions is brand variables. And then, stated that 55,4% of loyalty iPad products can be described by lifestyle, brand, and the reference group which in the other hand 44,6% of purchasing decisions can be described from the other variables that excluded of this research. R Square Value of 0,253, which is acquired from Coefficient Determinant (R²) test, stated that 25,3% of purchasing decisions can be described by lifestyle, brand, and the reference group, which in the other hand 74,7% of purchasing decisions can be described from the other variables that excluded of this research. And then, R Square Value of 0,306, which is acquired from Coefficient Determinant (R²) test, stated that 30,6% of loyalty products can be described by lifestyle, brand, and the reference group, which in the other hand 69,4% of loyalty products can be described from the other variables that excluded of this research. The most influential variable in loyalty product is lifestyle variable.

Keywords: Lifestyle, Brand, Reference Group, Purchasing Decisions, and Loyalty Product


(4)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatulahhi Wabarakatuh…

Puji dan Syukur kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian dan Loyalitas Produk iPad Pada Mahasiswa/I di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara”, guna memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Terima Kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis Alm. Ir. Bagus Hendra Budi dan Hj. Khairuna yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan dukungan materil maupun moril sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan kuliah dengan sebaik-baiknya.

Melalui kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E, M.Ec, Ak. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, M.E. selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Dra. Marhayanie, S.E, M.Si. selaku Sekretaris Departemen


(5)

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si. selaku Ketua Program Studi S1 Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing saya yang begitu baik memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan saran kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea S, S.E, M.M. selaku dosen pembanding I saya yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi saya ini.

6. Kepada Bapak dan Ibu dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara atas didikan dan ilmu yang telah diberikan kepada saya serta seluruh staf dan pegawai yang telah banyak membantu selama proses penulisan skripsi ini.

7. Kepada para sahabat Formasi Asli (Dika, Dini, Hafiz, Kevin, dan Nuzul) untuk semua tawa, canda, dan kebersamaan selama empat tahun di perkuliahan untuk segala yang kalian berikan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada para keluarga dan sahabat dari MNJ’10, d’zeins, Sins Fraternity (Nopa, Bedol, Randy, Said) dan Partai Jauh untuk bantuan serta dukungan yang kalian berikan kepada saya

Medan, Januari 2015 Peneliti


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……… i

ABSTRACT………. ... ii

KATA PENGANTAR………. iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR………... ix

DAFTAR LAMPIRAN………... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian……….. 10

1.4 Manfaat Penelitian……… 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Perilaku Konsumen ... 11

2.1.1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 11

2.1.2 Gaya Hidup ... 12

2.1.2.1 Pengukuran Gaya Hidup Konsumen ... 13

2.1.3 Merek ... 15

2.1.3.1 Pengertian Merek ... 15

2.1.3.2 Ekuitas Merek ... 16

2.1.3.3 Kesadaran Atas Merek ... 16

2.1.4 Kelompok Referensi ... 18

2.1.4.1 Jenis Kelompok Referensi ... 19

2.1.4.2 Kelompok Referensi yang Relevan dengan Perilaku Konsumen ... 19

2.1.4.3 Faktor-Faktor yang Menentukan Kekuatan Pengaruh Kelompok Referensi ... 21

2.1.5 Keputusan Pembelian ... 22

2.1.5.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 22

2.1.6 Loyalitas Pelanggan ... 24

2.1.6.1 Pengertian Loyalitas ... 24

2.1.6.2 Loyalitas dan Siklus Pembelian ... 26

2.1.6.3 Jenis Loyalitas ... 26

2.1.6.4 Tingkatan Loyalitas ... 30

2.1.6.5 Model Loyalitas ... 31

2.2 Penelitian Terdahulu ... 33

2.3 Kerangka Konseptual ... 35


(7)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 39

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

3.3 Batasan Operasional ... 39

3.4 Definisi Operasional ... 40

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 43

3.6 Populasi dan Sampel ... 44

3.6.1 Populasi ... 44

3.6.2 Sampel ... 44

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 45

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 46

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 47

3.9.1 Uji Validitas ... 47

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 50

3.10 Teknik Analisis Data ... 51

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif ... 51

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 51

3.10.2.1 Uji Normalitas ... 51

3.10.2.2 Uji Heteroskedostisitas ... 51

3.10.2.3 Uji Multikolinearitas ... 52

3.10.3 Metode Analisis Regresi Linear Berganda ... 52

3.10.3.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 53

3.10.3.2 Uji Signifikan Parsial (Uji T) ... 54

3.10.3.3 Uji Determinasi (R2) ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 56

4.1.1 Sejarah iPad ... 56

4.1.2 Strategi Bisnis ... 58

4.1.3 Strategi Pemasaran ... 59

4.1.4 Profil Tablet iPad ... 60

4.1.5 Perkembangan iPad ... 60

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 63

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 63

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden ... 63

4.2.1.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63

4.2.1.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .. 63

4.2.1.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tipe iPad Yang Digunakan ... 64

4.2.1.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Penggunaan ... 64

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 65

4.2.3 Analisis Statistik Hipotesis I ... 77


(8)

4.2.3.3 Uji Signifikan Simultan (F) ... 84

4.2.3.4 Uji Signifikan Secara Parsial (t) ... 85

4.2.3.5 Analisis Regresi Linear Berganda ... 86

4.2.4 Analisis Statistik Hipotesis II ... 87

4.2.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 87

4.2.4.2 Pengujian Koefisien Determinan (R²) ... 93

4.2.4.3 Uji Signifikan Simultan (F) ... 94

4.2.4.4 Uji Signifikan Secara Parsial (t) ... 95

4.2.4.5 Analisis Regresi Linear Berganda ... 96

4.3 Pembahasan ... 97

4.3.1 Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi Diduga Mempunyai Pengaruh Positif Terhadap Keputusan Pembelian Produk iPad Pada Mahasiswa/I di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara ... 97

4.3.2 Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi Diduga Mempunyai Pengaruh Positif Terhadap Loyalitas Produk iPad Pada Mahasiswa/I di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara ... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……….102

5.2 Saran……...………...…..103

DAFTAR PUSTAKA………...105


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman 1.1 Indonesia Brand Champion Award Survey Markplus Insight

Tahun 2013 ... 7

2.1 Inventarisasi Gaya Hidup ... 14

2.2 Empat Jenis Loyalitas ... 28

2.3 Penelitian Terdahulu ... 33

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 42

3.2 Instrumen Skala Likert ... 44

3.3 Uji Validitas I ... 47

3.4 Uji Validitas II ... 49

3.5 Uji Reliabilitas ... 50

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 63

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tipe iPad ... 64

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Penggunaan ... 64

4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Gaya Hidup ... 65

4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Merek ... 68

4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Kelompok Referensi ... 72

4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Keputusan Pembelian ... 74

4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Loyalitas ... 76

4.10 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 79

4.11 Uji Glejser ... 81

4.12 Uji Multikolinieritas ... 82

4.13 Pengujian Koefisien Determinan (R²) ... 83

4.14 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 84

4.15 Hasil Uji Secara Parsial (Uji-t) ... 85

4.16 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 89

4.17 Uji Glejser ... 91

4.18 Uji Multikolinieritas ... 92

4.19 Pengujian Koefisien Determinan (R²) ... 93

4.20 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 94


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Model Lima Tahap Pembelian Konsumen ... 23

2.2 Kerangka Konseptual ... 37

4.1 Tablet iPad 1 ... 61

4.2 Tablet iPad 2 ... 61

4.3 Tablet iPad Mini ... 62

4.4 Tablet iPad New ... 62

4.5 Grafik Histogram Uji Normalitas... 78

4.6 Grafik Normal P-P Plot Uji Normalitas ... 78

4.7 ScatterPlot Uji Heteroskedastisitas ... 80

4.8 Grafik Histogram Uji Normalitas... 88

4.9 Grafik Normal P-P Plot Uji Normalitas ... 88


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 108

2. Distribusi Jawaban Uji Validitas dan Reliabilitas ... 112

3. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 114

4. Uji Normalitas ... 115


(12)

ABSTRAK

PENGARUH GAYA HIDUP, MEREK, DAN KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN LOYALITAS

PRODUK IPAD PADA MAHASISWA/I DI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian dan Loyalitas Produk iPad Pada Mahasiswa/I di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini adalah penelitian eksplanasi asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/I pengguna produk iPad yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, dengan jumlah sampel 97 orang responden yang diambil menggunakan teknik AccidentalSampling. Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner dan pengumpulan data sekunder menggunakan studi pustaka. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi α = 5% (0,05). Secara simultan, variabel gaya hidup, merek, dan kelompok referensi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dan loyalitas. Secara parsial, variabel gaya hidup, merek, dan kelompok referensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dan loyalitas. Nilai Adjusted R Square yang didapat dari hasil pengujian Koefisien Determinan (R²) terhadap keputusan pembelian sebesar 0,503 menjelaskan bahwa 50,3% keputusan pembelian mampu dijelaskan oleh variabel independen gaya hidup, merek, dan kelompok referensi. sedangkan sisanya 49,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Terhadap loyalitas produk iPad sebesar 0,554 menjelaskan bahwa 55,4% loyalitas produk mampu dijelaskan oleh variabel independen gaya hidup, merek, dan kelompok referensi. sedangkan sisanya 44,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Nilai RSquare yang didapat dari hasil pengujian Koefisien Determinan (R²) terhadap keputusan pembelian sebesar 0,253 menjelaskan bahwa 25,3% keputusan pembelian mampu dijelaskan oleh variabel gaya hidup, merek, dan kelompok referensi. sedangkan sisanya 74,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Lalu terhadap loyalitas produk iPad sebesar 0,30 menjelaskan bahwa 30,6% loyalitas produk iPad mampu dijelaskan oleh variabel gaya hidup, merek, dan kelompok referensi. sedangkan sisanya 69,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata Kunci: Gaya Hidup, Merek, Kelompok Referensi, Keputusan Pembelian,


(13)

ABSTRACT

LIFESTYLE, BRAND, AND THE REFERENCE GROUP EFFECTS IN PURCHASING DECISIONS AND LOYALTY IPAD PRODUCTS

AMONG STUDENTS IN THE FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

This research aim is to examine effects of lifestyle, brand, and the reference group effects in purchasing decisions and loyalty iPad products among students in the Faculty of Economics and Business University of North Sumatera. This research type is explanatory associative research. The population of this research were students iPad product users in Faculty of Economics and Business University of North Sumatera, with number of samples of 97 people, which are taken by accidental sampling method. Primary data collections are taken using questionnaires and secondary data from literature studies. The hypothesis of this research is analyzed using Multiple Linear Regression with signification level of α = 5% (0,05). Simultaneously, lifestyle, brand, and reference group are affecting positively and significantly in purchasing decisions and loyalty products. Partially, lifestyle, brand, and the reference group are affecting positively significantly in purchasing decisions and loyalty products. Adjusted R Square value of 0,503, which is acquired from Coefficient Determinant (R²) test, stated that 50,3% of purchasing decisions can be described by independent variables that are lifestyle, brand, and the reference group which in the other hand 49,7% of purchasing decisions can be described from the other variables that excluded of this research. The most influential variable in purchasing decisions is brand variables. And then, stated that 55,4% of loyalty iPad products can be described by lifestyle, brand, and the reference group which in the other hand 44,6% of purchasing decisions can be described from the other variables that excluded of this research. R Square Value of 0,253, which is acquired from Coefficient Determinant (R²) test, stated that 25,3% of purchasing decisions can be described by lifestyle, brand, and the reference group, which in the other hand 74,7% of purchasing decisions can be described from the other variables that excluded of this research. And then, R Square Value of 0,306, which is acquired from Coefficient Determinant (R²) test, stated that 30,6% of loyalty products can be described by lifestyle, brand, and the reference group, which in the other hand 69,4% of loyalty products can be described from the other variables that excluded of this research. The most influential variable in loyalty product is lifestyle variable.

Keywords: Lifestyle, Brand, Reference Group, Purchasing Decisions, and Loyalty Product


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada saat ini teknologi komunikasi menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan. Dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan teknologi yang dapat membantu berbagai kegiatan komunikasi searah dengan munculnya berbagai macam gadget dan aplikasi untuk menunjang kebutuhan itu semua. Penggunaan gadget seperti tablet untuk kegiatan sehari-hari sudah meningkat sesuai dengan tujuan dan manfaatnya. Dengan dukungan layar yang lebih besar, user dapat menggunakannya untuk keperluan diskusi, rapat, pertemuan penting, dan dapat menggantikan pencatatan secara manual.

Hampir semua kalangan tidak mengenal golongan, umur maupun berbagai kebutuhan yang dihadirkan sudah tidak bisa lepas lagi dari teknologi tersebut. Kebutuhan hidup untuk bisa selalu terhubung dengan sesama, bersosialisasi, menimbulkan gengsi bagi pemakainya yang sudah merupakan suatu jawaban akan pentingnya gadget bagi kehidupan yang serba modern. Terbukti dengan banyaknya perangkat telekomunikasi yang bermunculan dengan teknologi update. Kemunculan teknologi telekomunikasi yang high class ini juga didorong oleh kebutuhan manusia untuk menghadapi berbagai masalah yang dapat diselesaikan dalam waktu cepat dan singkat.

Pada saat ini, masyarakat bersaing untuk mendapatkan gadget tablet yang memiliki kualitas canggih dengan harga yang terjangkau. Terbukti dari minat beli konsumen terhadap gadget tablet yang semakin pesat dari waktu ke waktu, dan


(15)

proses bersaing antar perusahaan gadget tablet yang semakin menunjukkan keunggulan dari produk-produk yang diciptakan. Perkembangan teknologi yang diciptakan dari masing-masing perusahaan dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Keputusan pembelian menjadi suatu hal yang penting untuk diperhatikan karena hal ini tentu akan menjadi suatu pertimbangan bagaimana suatu strategi pemasaran yang akan dilakukan oleh sebuah perusahaan. Keberhasilan perusahaan dalam mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian sangat didukung melalui upaya membangun komunikasi kepada konsumen dengan membangun merek kepada konsumen dengan strategi pemasaran, serta melakukan inovasi untuk varian-varian baru pada suatu produk. Proses pengambilan keputusan pembelian yang rumit seringkali melibatkan beberapa keputusan. Suatu keputusan melibatkan pilihan diantara dua atau lebih alternatif tindakan.

Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan-perusahaan harus mampu memainkan strategi pemasaran yang handal dan mampu menarik minat konsumen sehingga mampu memenangkan pasar. Produk yang memiliki kualitas yang baik dengan diferensiasi yang juga baik akan menjadi produk yang kemungkinan besar membuat konsumen menjadi loyal. Dengan memahami bagaimana perilaku konsumen akan memberi sumbangsih bagi perusahaan untuk merumuskan strategi pemasaran yang nantinya akan di implementasikan dalam memperkenalkan dan mempromosikan produk mereka ke pasar. Artinya, ketika suatu produk akan diproduksi, jauh sebelumnya telah diketahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.


(16)

Setelah perusahaan merumuskan strategi yang akan diterapkan dalam upaya meraih perhatian konsumen, maka membangun komunikasi yang baik kepada konsumen merupakan langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan kepada konsumen dan harus dilakukan secara berkelanjutan. Dengan upaya ini, maka akan diketahui bagaimana respon konsumen akan produk tersebut.

Ketika konsumen sudah memakai sebuah produk, maka konsumen akan melakukan penilaian terhadap produk tersebut dan jika suatu produk tersebut mampu memberi kepuasan dan kesan kepada konsumen, maka kemungkinan besar konsumen tersebut akan loyal terhadap produk yang digunakan. Demikian juga untuk persepsi, konsumen memiliki persepsi tersendiri terhadap suatu merek produk. Oleh karena itu, sudah seharusnya perusahaan memiliki produk-produk yang berkualitas yang mampu memberikan kepuasan kepada konsumen, karena hal itu akan mempengaruhi persepsi kualitas konsumen terhadap sebuah produk, khususnya dalam penelitian ini produk yang diangkat mengenai gadget atau tablet.

Jika produk tersebut mampu memberikan kepuasan kepada konsumen, tentu hal ini akan menguntungkan pihak perusahaan juga karena akan terjadi loyalitas konsumen dan sangat memungkinkan konsumen untuk merekomendasikan merek gadget yang digunakannya kepada teman atau orang yang ada disekitar mereka, karena telah terbukti memberikan kepuasan bagi diri mereka sebagai individu yang menggunakan produk tersebut.

Dalam hal ini, keputusan pembelian yang diambil oleh konsumen tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah gaya hidup. Gaya hidup


(17)

menjadi bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung keinginan seseorang untuk mengubahnya. Gaya hidup ini bisa dinilai relatif tergantung penilaian dari orang lain. Memilki salah satu gadget ataupun teknologi update ini dapat memberi kepuasaan atau kesenangan atas gaya hidupnya. Gaya hidup juga memberikan value tersendiri terhadap suatu produk. Ketika konsumen memiliki gaya hidup yang cenderung mengikuti perkembangan zaman, maka konsumen tersebut akan terus membeli produk-produk terbaru yang dikeluarkan oleh perusahaan gadget yang digunakan dan menyebabkan konsumen tersebut loyal akan produk gadget tersebut.

Tingginya tingkat persaingan baik untuk produk yang serupa maupun produk yang berbeda, menyebabkan konsumen bertindak selektif dalam melakukan keputusan pembelian, seperti halnya merek. Merek merupakan nama atau simbol yang diasosiasikan dengan produk atau jasa dan menimbulkan arti psikologis. Merek suatu produk sangat berperan penting dalam keputusan pembelian sebagian masyarakat dalam membeli alat komunikasi, khususnya gadget tablet.

Seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi, banyak sekali merek-merek gadget yang bermunculan yang dapat dipilih oleh konsumen. Masing-masing mempunyai value tersendiri di benak konsumen. Harga dan kualitas yang ditawarkan juga bervariasi sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga konsumen bebas memilih merek gadget yang diminati. Semakin tinggi value yang diberikan konsumen terhadap suatu merek produk, maka semakin besar pula minat konsumen untuk membeli produk tersebut. Dan jika merek suatu


(18)

produk dapat memberikan kepuasan kepada konsumen, maka konsumen akan melakukan pembelian ulang atau menjadi loyal dengan merek produk yang digunakan.

Selain itu faktor lingkunganpun memberi pengaruh penting dalam mengambil keputusan pembelian. Lingkungan sosial terbagi dua bagian yaitu lingkungan sosial makro dan mikro. Lingkungan sosial makro diantaranya budaya, subbudaya dan kelas sosial. Sedangkan lingkungan sosial mikro yaitu organisasi, keluarga, kelompok referensi dan media. Masing-masing dari faktor tersebut akan memberi pengaruh terhadap keputusan pembelian. Sebagai contoh kecil, teman dekat kita akan memberikan pengaruh terhadap kita ketika dia menggunakan produk yang menarik, dan dengan senang hati teman kita akan menjelaskan dengan sukarela ketika kita bertanya tentang produk yang digunakannya, dan secara tidak langsung kita telah mendapatkan informasi tentang produk tersebut.

Kebutuhan untuk selalu ingin berkomunikasi tidak hanya dengan menggunakan smartphone, cellular phone dan semacamnya. Saat ini produk gadget yang mulai banyak diperkenalkan oleh beberapa perusahaan adalah Komputer Tablet (Tablet PC). Komputer tablet dapat didefinisikan sebagai komputer berlayar sentuh dan bersifat portabel berbentuk seperti buku dengan teknologi yang canggih yang dapat memudahkan pemakainya dalam mengakses berbagai informasi dan mengolah data. Dalam penelitian ini konsumen yang menggunakan tablet PC ditujukan kepada generasi muda yaitu para mahasiswa dan mahasiswi.


(19)

Pemakaian gadget semacam tablet sangat happening dikalangan generasi muda, dikarenakan era globalisasi yang semakin modern yang memudahkan orang-orang untuk mengakses jaringan internet untuk berkomunikasi. Jaringan sosial media yang saat ini sedang marak-maraknya digunakan menjadi perhatian generasi muda untuk memilih tablet PC yang sesuai dengan keinginannya.

Pertumbuhaan produk komputer tablet memang luar biasa di dunia termasuk di Indonesia. Seiring dengan perkembangan teknologi, masyarakat Indonesia khususnya yang hidup di wilayah perkotaan mulai mengalami perubahan gaya hidup.

Sudah tidak asing lagi orang mendengar tablet merupakan salah satu alat komunikasi, salah satunya iPad. iPad adalah salah satu jenis tablet yg di produksi oleh perusahaan Apple. iPad diperkenalkan pertama kali oleh Steve Jobs, CEO (yang merupakan singkatan dari Chief Executive Officer) dari Apple Inc. dalam Apple Special Event yang bertempat di Yerba Buena Center for the Arts, San Fransisco, Amerika Serikat, pada tanggal 27 Januari 2010. Produk ini dirancang sebagai sebuah perangkat digital yang berada di antara telepon pintar (smartphone) dan komputer jinjing (laptop).

Pada masa awal iPad diluncurkan, kebutuhan tersebut telah banyak merubah alat komunikasi. Dari alat komunikasi ini menjadi penyedia berbagai kebutuhan lainnya seperti internet, e-mail, bermain game, kamera foto atau video dan masih banyak kegunaan baru lainnya yang lazim disebut tablet atau iPad produksi perusahaan Apple.


(20)

Tabel 1.1

Indonesia Brand Champion Award

Survey Markplus Insight Tahun2013

Product Category Tablet PC

1 Samsung

Galaxy Tab

2 Apple iPad

3 Acer Icona Tab

Sumber : the-marketeers.com

Tabel 1.1 menjelaskan tentang peringkat kualitas produk tablet PC yang sedang diminati, dapat dilihat untuk kategori tablet PC, kualitas produk iPad dinilai masih kalah daripada kualitas tablet PC kompetitornya yaitu SamsungGalaxyTab. Dari sisi harga, yang sangat mempengaruhi penjualan iPad dimana pada akhir tahun 2012 iPad mengeluarkan iPad Mini 7 Inchi dengan kisaran harga Rp2,5 – Rp 3 juta yang dinilai oleh banyak pengamat IT bahwa jika iPad tidak perlu menciptakan iPad 7 inchi meskipun banyaknya permintaan pasar akan tablet PC 7 inchi karena akan menghilangkan kesan citra eksklusif dari produk iPad. Lalu berdasarkan hasil survei Majalah Marketeers dengan mengadakan Indonesia Brand Champion Award, dapat dilihat bahwa merek iPad kembali berada pada urutan kedua setelah Samsung Galaxy Tab, akan tetapi jika dilihat dari hasil survei majalah Kontan, iPad masih menjadi pilihan nomor 1 untuk pilihan tablet PC yang akan dibeli oleh masyarkat Indonesia.

Di Indonesia sendiri yang paling mencolok adalah persaingan dua vendor ternama yang menjadi market leader di pasar tablet PC, yaitu antara Apple dangan iPad nya dan Samsung dengan Galaxy tab besutannya. Kedua tablet


(21)

tersebut sangat mencuri perhatian masyarakat Indonesia, khususnya para penggila gadget. Dengan spesifikasi dan penggunaan OS (Operating System) yang berbeda dari keduanya, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, setiap produk mempunyai unique selling point tertentu yang dapat menarik minat konsumen, termasuk harga jualnya. Memang dari kedua vendor tersebut belum merilis angka penjualan yang pasti mengenai produk mereka di Indonesia, tetapi dari jumlah konsumen dan peningkatan penjualan yang disampaikan oleh Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) dapat disimpulkan bahwa Apple telah menjadi market leader dan memiliki pangsa pasar di Indonesia yang tidak jauh dengan pangsa pasar global mereka. Apple dengan iPad nya masih merajai penjualan tablet PC di Indonesia sejak pertama kali iPad di luncurkan. (Sumber: www.situsgadget.com)

Selama ini produk-produk dari Apple identik dengan kesan elegan yang dimilikinya, bentuk produk yang stylish namun tidak kehilangan sisi kemewahan nya. Maka dari itu dapat dilihat pada para konsumen iPad yang rata-rata bukan merupakan first buyer, mereka yang membeli iPad cenderung orang yang membutuhkan perangkat mobile yang dapat mendukung aktivitas mereka yang sangat padat. Begitu juga dengan Samsung, Galaxy tab di desain serupa untuk orang-orang yang memiliki kelekatan dengan gadget mereka. Namun, perlu di pahami bahwa Samsung lebih mengarah ke seluruh segmen pasar demi merebut market share tablet PC yang didominasi oleh iPad.

Semakin majunya perekonomian dan teknologi, berkembang pula strategi yang harus dijalankan perusahaan khususnya dibidang pemasaran. Untuk itu


(22)

perusahaan perlu memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam hubungannya dengan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut. Dalam menentukan jenis produk atau jasa, konsumen selalu mempertimbangkan tentang produk atau jasa apa yang dibutuhkan.

Berdasarkan pemaparan teori dan data tentang perkembangan, pertumbuhan dan pemakai tablet PC maka perlu dianalisis beberapa faktor yang mendasari minat beli konsumen, khususnya para generasi muda seperti mahasiswa/mahasiswi untuk produk iPad di masa yang akan datang agar iPad dapat menerapkan strategi khusus guna meningkatkan penjualan maupun pangsa pasarnya ke seluruh segmen di pasar tablet PC secara umum di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti mengambil topik yang akan dikembangkan dalam penelitian ini yaitu “Pengaruh Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian dan Loyalitas Produk iPad di Kalangan Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu sebagai berikut :

1. Apakah Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Produk iPad?

2. Apakah Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Produk iPad?


(23)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitan ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris (nyata) tentang :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Produk iPad.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Produk iPad.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memeberikan manfaat bagi semua pihak, diantaranya :

1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan, pengalaman dan dapat langsung mempraktekkan ilmu yang telah didapatkan di lapangan.

2. Bagi Akademik

Dapat digunakan sebagai informasi yang berguna terhadap dunia ilmu pendidikan khususnya pengetahuan di bidang pemasaran, dan diharapkan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

3. Bagi Perusahaan

Adanya input informasi bagi perusahaan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan jika memungkinkan dapat dijadikan pedoman


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSAKA 2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Perilaku konsumen

Menurut (Kotler dan Keller 2008:166), Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

The America Marketing Association (Setiadi, 2003:3) mendefinisikan bahwa perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi perilaku dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.

Sementara itu, Mowen dan Minor (2002:6) mengatakan perilaku konsumen adalah studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta ide-ide. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.

2.1.1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Kotler dan Keller (2009:166) menyatakan bahwa perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:


(25)

1. Faktor Budaya (Cultural Factor)

Budaya merupakan penentu keinginan perilaku paling mendasar. Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih memperlihatkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Ketika sub-budaya menjadi semakin besar dan cukup makmur, perusahaan sering merancang program pemasaran secara khusus untuk melayani mereka.

2. Faktor Sosial (Social Factor)

Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran, dan status sosial. 3. Faktor Pribadi (Personal Factor)

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik pribadi tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta nilai dan gaya hidup pembeli.

4. Faktor Psikologi (Psychological Factor)

Psikologi penting meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori dapat mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai ransangan pemasaran.

2.1.2 Gaya Hidup

Konsep gaya hidup dan kepribadian sering kali disamakan, padahal sebenarnya keduanya berbeda. Gaya hidup lebih menunjukan pada bagaimana


(26)

individu menjalankan kehidupan, bagaimana membelanjakan uang dan bagaimana mamanfaatkan waktunya (Mowen dan Minor 2002:333).

Menurut Setiadi (2003:148), Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai gaya hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia disekitarnya (pendapat). Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan masyarakat yang lainnya. Bahkan, dari masa ke masa gaya hidup suatu individu atau kelompok masyarakat tertentu akan bergerak dinamis. Namun demikian, gaya hidup tidak cepat berubah sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif permanen.

2.1.2.1 Pengukuran Gaya Hidup Konsumen

Untuk mengetahui gaya hidup konsumen dapat dipergunakan pengukuran psikografis yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menilai gaya hidup pasar sasaran, karakteristik kepribadian dan karakteristik demografi. Gaya hidup merupakan salah satu cara mengelompokkan konsumen secara psikografis. Pertanyaan-pertanyaan yang umumnya dipakai mengungkapkan aktivitas, minat dan opini konsumen. Sehingga sering diistilahkan sebagai AIO statement. Pertanyaan aktivitas, menanyakan apa yang dilakukan konsumen, apa yang dibeli konsumen dan bagaimana konsumen menghabiskan waktunya. Sedangkan pertanyaan minat menanyakan preferensi dan prioritas konsumen. Dan pertanyaan opini menanyakan pandangan dan perasaan konsumen mengenai berbagai topik


(27)

kejadian-kejadian yang berlangsung di lingkungan sekitar, baik yang lokal maupun internasional, masalah-masalah ekonomi, sosial dan moral.

Suryani (2008:74) menyatakan bahwa segmentasi gaya hidup mengukur aktivitas-aktivitas manusia dalam:

1. Bagaimana mereka menghabiskan waktunya.

2. Minat mereka, apa yang dianggap penting disekitarnya.

3. Pandangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.

4. Karakter-karakter dasar seperti daur kehidupan, penghasilan, pendidikan, dan tempat tinggal.

Tabel di bawah menjelaskan bahwa gaya hidup akan berkembang pada masing-masing dimensi (aktivitas, interest, opini / AIO) yang didefinisikan oleh Plummer (Setiadi, 2003:148).

Tabel 2.1

Inventarisasi Gaya Hidup

Aktivitas Interest Opini

Bekerja Keluarga Diri mereka sendiri Hobi Rumah Masalah-masalah

sosial Peristiwa

social

Pekerjaan Politik Liburan Komunitas Bisnis Hiburan Rekreasi Ekonomi Anggota klub Pakaian Pendidikan

Komunitas Makanan Produk Belanja Media Masa depan Olahraga Prestasi Budaya

Sumber: Setiadi (2003:148)

Gaya hidup bisa merupakan identitas kelompok. Gaya hidup setiap kelompok akan mempunyai ciri-ciri unit tersendiri. Walaupun demikian, gaya hidup akan sangat relevan dengan usaha-usaha pemasar untuk menjual produknya.


(28)

Kecendrungan yang luas dari gaya hidup seperti perubahan peran pembelian dari pria ke wanita, sehingga mengubah kebiasaan, selera dan perilaku pembelian. Dengan kata lain, perubahan gaya hidup suatu kelompok akan mempunyai dampak yang luas pada berbagai aspek konsumen. (Setiadi 2003:148).

2.1.3 Merek

2.1.3.1Pengertian Merek

America Marketing Association dalam Hermawan (2009:121) mendefinisikan merek sebagai berikut: Brand is a name, term, sign, symbol, design, or a combination of them, intended to identify the goods or service of one seller or group of sellers and to differentiate them from those of competitors. Merek bisa berupa nama, simbol, tanda desain, atau kombinasi semuanya yang dapat menggambarkan segala sesuatu baik berupa barang maupun jasa yang dapat di tawarkan kepada pelanggan baik berupa barang atau jasa. Merek harus memiliki nilai yang unik dan berbeda dari pesaing.

Hermawan (2009:121) juga mendefinisikan merek sebagai aset yang menciptakan value bagi pelanggan dengan meningkatkan kepuasan dan menghargai kualitas.

Definisi tersebut menggambarkan peran merek tidak hanya sebagai representasi dari suatu produk, tapi juga harus dapat berfungsi untuk menciptakan nilai bagi pelanggan. Sebagai contoh, PT Philip Moris Indonesia hingga 18 Mei 2005 telah menguasai 97 persen saham perusahaan rokok PT HM Sampoerna melalui penawaran tender. Dengan harga Rp10.600 per saham, Philip Morris


(29)

mengeluarkan dana Rp 45.066 triliun untuk membeli 4.251.510.000 saham HM sampoerna.

2.1.3.2 Ekuitas Merek

Kotler & Keller (2009:258) mendefinisikan ekuitas merek sebagai berikut: Brand equity is the added value endowed to products and services. Artinya, Ekuitas Merek adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Merek yang dimiliki oleh perusahaan akan menjadi kuat bila memiliki brand equity yang juga kuat. Brand equity yang kuat akan memberikan value, baik kepada pelanggan maupun kepada perusahaan. Untuk pelanggan akan memberikan efek meningkatkan interpretasi atau proses infomasi pelanggan, meningkatkan keyakinan pelanggan dalam keputusan pembelian dan meningkatkan kepuasan mereka dalam menggunakan produk atau jasa. Kepada perusahaan, brand equity akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas program pemasaran perusahaan, meningkatkan kesetiaan terhadap merek, meningkatkan harga/margin keuntungan, meningkatkan brandextensions, meningkatkan trade leverage, dan meningkatkan keunggulan bersaing.

2.1.3.3 Kesadaran atas Merek

Elemen-elemen yang membangun brand equity antara lain brand awareness, brand associations, brand loyalty, perceived quality, dan other asset. Elemen brand equity yang akan dibahas terlebih dahulu adalah brand awareness.

Brand awareness adalah kemampuan dari konsumen untuk mengidentifikasi merek dalam kondisi yang berbeda-beda. Brand Awareness memberikan banyak value, antara lain: memberikan tempat bagi asosiasi terhadap


(30)

merek, memperkenalkan merek, merupakan sinyal bagi keberadaan, komitmen, dan substansi merek, dan membantu memilih sekelompok merek untuk dipertimbangkan dengan serius.

Brand association merupakan segala sesuatu yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan ingatan konsumen terhadap suatu merek. Brand association memberikan banyak value, antara lain: memudahkan pelanggan untuk mendapatkan informasi tentang merek, mempengaruhi interpretasi pelanggan atas fakta mengenai merek, membedakan merek dari merek pesaing, memperkuat posisi merek di pasar, alasan pelanggan untuk menggunakan merek, dasar untuk melakukan perluasan merek.

Brand Loyalty adalah kesetiaan merek, dapat dilihat dari seberapa sering orang membeli merek itu dibandingkan merek lainnya. Brand loyalty memiliki lima tingkatan yaitu: (1) Pembeli tidak loyal atau switchers/price sensitive. (2) Pembeli kebiasaan atau habitual buyer. (3) Pembeli yang puas atau satisfied buyer with switching cost. (4) Pembeli yang memang menyukai suatu barang atau like the brand. (5) Pembeli yang setia atau committed buyer. Setiap merek dipersepsikan memberikan kepuasan yang cukup. Untuk produk rumah bagi segmen menengah ke bawah, harga sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Brand loyalty dapat di ukur dengan menggunakan metode repurchase rates. Pengukuran dengan repurchase rates dilakukan dengan melihat tingkat pembelian kembali. Semakin tinggi rata-rata pembelian kembali pelanggan terhadap satu merek, maka pelanggan tersebut dapat dikatakan loyal. Namun jika


(31)

rata-rata pembelian kembali terhadap beberapa merek, maka pelanggan tersebut tidak loyal pada satu merek.

Perceived quality merupakan hal yang tidak berwujud, perasaan keseluruhan tentang merek. Namun, hal ini akan menjadi dasar dalam memahami dimensi yang melibatkan karakteristik produk dari merek yang disertakan seperti reliabilitas dan kinerja. Untuk memahami perceived quality, identifikasi dan penilaian pemahaman dimensi akan berguna, namun perceived quality itu sendiri adalah sebuah ringkasan, konstruksi secara global.

2.1.4 Kelompok Referensi

Kelompok referensi adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kotler dan Keller (2009:170). Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung disebut kelompok keanggotaan. Beberapa dari kelompok ini merupakan kelompok primer, dengan siapa seseorang berinteraksi dengan apa adanya secara terus menerus dan tidak resmi, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja. Masyarakat juga menjadi kelompok sekunder, seperti agama, profesional, dan kelompok persatuan perdagangan, yang cenderung lebih resmi dan memerlukan interaksi yang kurang berkelanjutaan.

Kelompok referensi mempengaruhi anggota setidaknya dengan tiga cara. Mereka memperkenalkan perilaku dan gaya hidup baru kepada seseorang, mereka mempengaruhi sikap dan konsep diri, dan mereka menciptakan tekanan kenyamanan yang dapat mempengaruhi pilihan produk dan merek. Orang juga di pengaruhi oleh kelompok di luar kelompoknya. Kelompok aspirasional adalah


(32)

kelompok yang ingin diikuti oleh orang itu, kelompok disosiatif adalah kelompok yang nilai dan perilakunya ditolak oleh orang lain.

Kelompok referensi bisa juga disebut dengan kelompok acuan yang merupakan individu atau kelompok yang dijadikan rujukan yang mempunyai pengaruh nyata bagi individu. Konsumen yang mengacu perilakunya pada kelompok rujukan tertentu belum tentu menjadi anggota kelompok tersebut. (Suryani 2008:215).

Sementara itu, menurut Setiadi (2003:266) kelompok referensi melibatkan satu atau lebih orang yang dijadikan sebagai dasar pembanding atau titik referensi dalam membentuk tanggapan afeksi dan kognisi serta perilaku seseorang.

2.1.4.1 Jenis Kelompok Referensi

1. Formal/Informal : formal memiliki struktur yang jelas, informal tidak.

2. Primer/Sekunder : primer melibatkan interaksi langsung tatap muka, sementara grup sekunder tidak.

3. Keanggotaan : seseorang menjadi anggota formal dari keanggotaan kelompok referensi.

4. Aspirasional : seseorang bercita-cita bergabung atau menandingi kelompok referensi aspirasional.

5. Disosiatif : seseorang berupaya menghindari atau menolak grup referensi disosiatif.

2.1.4.2 Kelompok Referensi yang Relevan Dengan Perilaku Konsumen

Suryani (2008:219) menjelaskan bahwa dalam masyarakat ada berbagai kelompok, namun demikian diantara berbagai jenis kelompok tersebut yang


(33)

relevan bagi pemasar untuk dijadikan peluang dalam pemasaran produk atau jasa dan dijadikan saran strategi pemasaran adalah:

1. Keluarga

Keluarga merupakan bentuk kelompok primer yang berperan penting dalam sosialisai anggotanya terhadap perilaku penggunaan produk.

2. Kelompok Persahabatan

Kelompok persahabatan merupakan bentuk dari kelompok informal. Konsumen sebagai manusia membutuhkan hubungan sosial melalui persahabatan.

3. Kelompok Sosial Formal

Di dalam masyarakat terdapat sekelompok orang-orang yang secara formal membentuk suatu kelompok. Misalnya kelompok arisan, kelompok keagamaan dan lain-lain.

4. Kelompok Pembelanja

Kelompok ini mulai banyak bermunculan di kota-kota, sekelompok anak muda yang punya kesenangan jalan-jalan di mall, cuci mata dan bereblanja, karena kesamaan minat dan kebutuhan begabung dalam suatu kelompok. 5. Kelompok Kerja

Bagi konsumen yang bekerja yang sebagian besar waktunya dihabiskan di tempat kerja, keterlibatan dalam kelompok kerja menjadi hal penting.


(34)

6. Kelompok gerakan konsumen

Kosumen yang mempunyai kesadaran akan hak-haknya dan menyadari pentingnya kontrol terhadap pemenuhan hak-hak konsumen membentuk suatu kelompok yang disebut kelompok gerakan konsumen.

2.1.4.3 Faktor-Faktor yang Menentukan Kekuatan Pengaruh Kelompok Referensi

1. Menginformasikan atau membuat individu lebih menyadari mengenai produk atau merek tertentu. Suatu kelompok pembelanja akan mempunyai pengaruh yang kuat dalam hal pemilihan merek kepada anggota yang bergabung dalam kelompoknya, jika kelompok tersebut mempunyai informasi yang banyak dan lengkap tentang bebagai merek dan dalam interaksi komunikasi tentang pentingnya memilih merek dan informasi berbagai merek dan kinerjanya sering terjadi antara anggota kelompok.

2. Memberikan kesempatan untuk membandingkan dalam interaksi, menyampaikan ide dan bertanya kepada yang lainnya. Pengaruh kelompok akan kuat jika dalam kelompok tersebut terdapat suasana untuk saling berbagi, pengalaman dan diskusi untuk membanding berbagai pilihan dan perilaku belanja dan perilaku konsumsi.

3. Mempengaruhi individu untuk mengadopsi sikap kelompok yang mempunyai pengaruh kuat pada anggotanya untuk menyesuaikan sikap dengan sikap yang dikembangkan oleh kelompok, akan lebih berpengaruh dibandingkan kelompok yang lemah dalam mempengaruhi perilaku anggotanya.


(35)

4. Melegitimasi keputusan individu untuk menggunakan produk yang sama dengan yang digunakan kelompok. Kelompok yang mempunyai kekuatan dalam memberikan rekomendasi dan bahkan mengharuskan anggotanya untuk menggunakan suatu produk tertentu akan mempunyai pengaruh kuat terhadap perilaku konsumsi dan perilaku belanja anggotanya, sehingga secara langsung berpengaruh terhadap perilaku konsumen.

2.1.5 Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian konsumen meliputi semua proses yang dilalui konsumen dalam mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan memilih di antara pilihan-pilihan pembelian mereka. Mowen dan Monir (2002:6). Sedangkan menurut Kotler & Amstrong (2008:181) keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai dari berbagai alternatif yang ada, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan yang kedua faktor situasional yang tidak diharapkan.

2.1.5.1 Proses pengambilan keputusan pembelian

Menurut Kotler dan Keller (2009:184), ketika membeli produk, secara umum konsumen mengikuti proses pembelian konsumen seperti (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian, (5) perilaku pasca pembelian. Lima tahapan ini mewakili proses secara umum yang menggerakkan konsumen dari pengenalan produk atau jasa ke evaluasi pembelian. Proses ini adalah petunjuk untuk mempelajari bagaimana konsumen membuat keputusan.


(36)

Sumber:Kotler dan Keller (2009:185)

Gambar 2.1

Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen 1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang seperti rasa lapar, haus, seks-naik ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal.

2. Pencarian Informasi

Sumber informasi utama dimana konsumen dibagi menjadi empat kelompok:

1. Pribadi. Keluarga, teman, tetangga, rekan.

2. Komersial. Iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan. 3. Publik. Media masa, organisasi pemeringkat konsumen.

4. Eksperimental. Penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk. 3. Evaluasi Alternatif

Setelah mendapatkan informasi dan merancang sejumlah pertimbangan dari produk alternatif yang tersedia, konsumen siap untuk membuat suatu keputusan. Konsumen akan menggunakan infomasi yang tersimpan di dalam

Pengenalan masalah

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku pascapemb


(37)

ingatan, ditambah dengan infomasi yang diperoleh dari luar membangun suatu kriteria tertentu.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima sub keputusan: merek (merek A), penyalur (penyalur 2), kuantitas (satu komputer), waktu (akhir minggu), dan metode pembayaran (kartu kredit).

5. Perilaku pasca pembelian

Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Kepuasan pasca pembelian merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja anggapan produk. Jika kinerja tidak memenuhi harapan, konsumen kecewa; jika memenuhi harapan konsumen puas; jika melebihi harapan, konsumen sangat puas. Tindakan pasca pembelian jika konsumen puas, mungkin ingin membeli produk itu kembali.

2.1.6 Loyalitas Pelanggan 2.1.6.1 Pengertian Loyalitas

Loyalitas adalah salah satu tujuan akhir yang sangat diharapkan oleh setiap perusahaan kepada konsumen mereka. Konsumen yang loyal terhadap perusahaan adalah satu tingkat pencapaian tertinggi karena ketika konsumen loyal maka mereka akan menjadi konsumen tetap bahkan akan membantu menjadi pemasar bagi lingkungan mereka demi perusahaan.


(38)

Loyalitas menurut Aaker adalah suatu ukuran kedekatan yang dimiliki konsumen kepada suatu merek tertentu (Kartajaya, 2009:130). Sedangkan menurut Oliver adalah komitmen yang dipegang secara mendalam untuk membeli atau mendukung kembali produk atau jasa yang disukai di masa depan meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih (Kotler, 2009:131).

Menurut Griffin (2003:31), definisi pelanggan berasal dari kata “costum” yaitu didefinisikan sebagai pembuat suatu menjadi kebiasaan atau biasa dan memperaktekkan kebiasaan.

Oliver mendefinisikan “loyalitas adalah komitmen pelanggan yang tinggi untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa yang disukai secara konsisten di masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku”. Suryandari (2008:6)

Menurut Tjiptono (2005:386) perilaku pembelian berulang seringkali dihubungkan dengan loyalitas merek (brand loyalty). Akan tetapi ada perbedaan diantara keduanya. Bila loyalitas mereka mencerminkan komitmen psikologis terhadap merek tertentu, maka perilaku pembelian berulang semata-mata menyangkut pembelian merek tertentu yang sama secara berulang kali. Dengan kata lain, perilaku pembelian berulang tidak merefleksikan loyalitas merek. Karena bisa jadi seseorang konsumen sangat menyukai suatu merek namun ia tidak loyal terhadap merek tersebut. Pembelian ulang bisa merupakan hasil dominasi pasar oleh suatu perusahaan yang berhasil membuat produknya menjadi


(39)

satu-satunya alternatif yang tersedia. Konsekuensinya, pelanggan tidak memiliki peluang untuk memilih. Selain itu, pembelian ulang bisa pula merupakan hasil dari upaya promosi terus menerus dalam rangka memikat dan membujuk pelanggan untuk membeli kembali merek yang sama. Pelanggan yang setia pada merek tertentu cenderung ’terikat’ pada mereka tersebut dan akan membeli produk yang sama lagi sekalipun tersedia banyak alternatif lainnya.

Griffin (2003:31) memberikan definisi bahwa pelanggan yang loyal adalah: 1. Melakukan pembelian berulang secara teratur.

2. Membeli antar lini produk dan jasa. 3. Mereferensikan kepada orang lain.

4. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing. 2.1.6.2 Loyalitas dan Siklus Pembelian

Setiap kali pelanggan membeli, ia bergerak melalui siklus pembelian. Langkah-langkah yang dilewati pelanggan tersebut menurut Griffin (2003:18) adalah:

1. Kesadaran

Pada tahap ini pelanggan mulai membentuk “pangsa pikiran” yang dibutuhkan untuk memposisikan produk sebagai produk yang lebih unggul dari pesaing. Timbulnya kesadaran bisa melalui iklan konvensional (radio, TV, surat kabar), iklan di web, komunikasi word of mouth, dan lain-lain. 2. Pembelian awal

Pembelian pertama kali merupakan pembelian percobaan, disini perusahaan dapat menanamkan kesan positif maupun negatif kepada pelanggan.


(40)

3. Evaluasi pasca pembelian

Setelah pembelian dilakukan, pelanggan secara sadar atau tidak sadar akan mengevaluasi transaksi. Bila merasa puas atau tidak begitu kecewa dengan produk yang dibelinya, maka keputusan untuk membeli kembali mungkin terjadi.

4. Keputusan untuk membeli kembali

Komitmen untuk membeli kembali merupakan sikap yang paling penting bagi loyalitas. Ini muncul bila pelanggan telah memiliki ikatan emosional yang kuat dengan produk.

5. Pembelian kembali

Pelanggan benar-benar loyal menolak pesaing dan membeli kembali produk yang sama kapan saja dibutuhkan.

2.1.6.3 Jenis Loyalitas

Menurut Griffin (2003:22), Empat jenis loyalitas yang berbeda muncul bila keterikatan rendah dan tinggi diklasifikasi silang dengan pola pembelian ulang yang rendah dan tinggi :

1. Tanpa Loyalitas

Beberapa pelanggan tidak mengembangkan loyalitas terhadap produk atau jasa tertentu. Keterkaitannya yang rendah dengan tingkat pembelian berulang yang rendah menunjukkan tidak adanya loyalitas.

2. Loyalitas yang lemah

Keterkaitan yang rendah digabung dengan pembelian berulang yang tinggi menghasilkan loyalitas yang lemah (intertia loyality). Pelanggan yang


(41)

membeli karena kebiasaan. Dengan kata lain, faktor nonsikap dan faktor situasi merupakan alasan utama pembelian.

3. Loyalitas Tersembunyi

Tingkat prefensi yang relatif tinggi digabung dengan tingkat pembelian berulang yang rendah menunjukkan loyalitas tersembunyi (latent loyalty). Bila pelanggan memiliki loyalitas yang tersembunyi, pengaruh situasi dan bukan pengaruh sikap yang menentukan pembelian berulang. Dengan memahami faktor situasi yang berkontribusi pada loyalitas tersembunyi, perusahaan dapat menggunakan strategi untuk mengatasinya.

4. Loyalitas Premium

Jenis loyalitas yang paling dapat ditingkatkan, terjadi bila ada tingkat keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang yang tinggi. Pada tingkat prefensi yang tinggi tersebut, orang bangga karena menemukan dan menggunakan produk tertentu dan senang membagi pengetahuan mereka dengan rekan dan keluarga. Para pelanggan ini menjadi pendukung vokal produk atau jasa tersebut dan selalu menyarankan orang lain untuk membelinya.

Tabel 2.2 Empat Jenis Loyalitas

Pembelian ulang

Keterkaitan Relatif

Tinggi Rendah

Kuat Loyalitas

Premium

Loyalitas Tersembunyi

Lemah Loyalitas


(42)

a. Tanpa Loyalitas (No Loyalty)

Untuk beberapa alasan, beberapa pelanggan tidak mengembangkan loyalitas terhadap produk/jasa tertentu. Keterikatannya yang rendah dikombinasikan dengan singkat pembelian berulang rendah menunjukan tidak adanya loyalitas secara umum perusahaan harus menghindari membidik para pembeli jenis ini karena mereka tidak akan pernah menjadi pelanggan yang loyal, mereka hanya berkontribusi sedikit pada kekuatan keuangan perusahaannya. Tantangannya adalah menghindari membidik sebanyak mungkin orang-orang seperti ini dan lebih memilih pelanggan yang loyalitasnya dapat dikembangkan.

b. Loyalitas Yang Lemah (Inertia Loyalty)

Keterikatan yang rendah digabung dengan pembelian berulang yang tinggi menghasilkan loyalitas yang lemah (inertia loyalty). Pelanggan ini membeli karena kami selalu menggunakannya atau karena sudah terbiasa. Dengan kata lain, faktor non sikap dan faktor situasi merupakan alasan utama pembeli. Pembeli ini merasakan tingkat kepuasan tertentu dengan perusahaan atau minimal tiada ketidakpuasan yang nyata. Pembeli ini rentan beralih ke produk pesaing yang dapat menunjukan manfaat yang jelas memungkinkan bagi perusahaan untuk mengubah jenis loyalitas lemah kedalam bentuk loyalitas yang lebih tinggi dengan secara aktif mendekati pelanggan dan meningkatkan diferensiasi positif di benak pelanggan mengenai produk dan jasa.

c. Loyalitas Tersembunyi (Latent Loyality)

Tingkat preferensi yang lebih tinggi digabung dengan tingkat pembelian berulang yang rendah menunjukan loyalitas tersembunyi, pengaruh situasi pelanggan dan bukan pengaruh sikap yang menentukan pembelian berulang. Dengan memahami


(43)

faktor sikap berkontribusi pada loyalitas tersembunyi perusahaan dapat menggunakan strategi untuk mengatasinya.

d. Loyalitas Premium (Premium Loyalty)

Loyalitas premium merupakan jenis loyalitas yang paling dapat ditingkatkan, terjadi bila ada tingkat keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang yang tinggi juga. Ini merupakan jenis loyalitas yang lebih disukai untuk semua pelanggan disetiap perusahaan. Pada tingkat preferensi paling tinggi tersebut, orang bangga karena menemukan dan menggunakan produk tertentu dan senang membagi pengetahuan mereka dengan rekan dan keluarga.

Berdasarkan pengertian-pengertian pada Tabel 2.2, dapat disimpulkan bahwa loyalitas adalah suatu tingkatan dimana konsumen benar-benar melekat kepada suatu perusahaan, baik terhadap suatu merek saja atau keseluruhan perusahaan. Loyalitas memungkinkan perusahaan dapat bantuan dalam memasarkan produk yang diciptakan oleh konsumen yang loyal, karena konsumen yang loyal akan memberitahukan dan menyarankan lingkungan mereka untuk menggunakan produk atau jasa tersebut.

2.1.6.4 Tingkatan Loyalitas

Menurut Kartajaya (2009:131) loyalitas sendiri memiliki lima tingkatan yaitu: 1. Switchers / Price Sensitive, dimana pada tingkatan ini pelanggan tidak loyal

kepada merek atau belum memiliki brand equity yang kuat. Setiap merek dipersepsikan memberikan kepuasan yang cukup.


(44)

terhadap produk perusahaan. Pelanggan juga sensitif terhadap benefit baru yang ditawarkan kepada mereka.

3. Satisfied buyer with switching cost, dimana pelanggan merasa puas terhadap produk. Mereka harus mengeluarkan biaya tertentu apabila mereka ingin berpindah merek. Pada tingkatan ini, pelanggan sensitif dengan benefit yang dapat melampaui biaya beralih merek.

4. Likes the brand, pelanggan sungguh menyukai merek yang ditawarkan perusahaan. Mereka memiliki pertalian emosional dengan merek tersebut. 5. Commited buyer, pelanggan memiliki rasa bangga menggunakan produk yang

ditawarkan perusahaan. Mereka merekomendasikan merek yang sama kepada orang lain. Pada tingkatan ini, merek produk memiliki brand equity yang kuat dimata pelanggan.

Tjiptono dalam Rahmayanty (2010:14) lebih lanjut mengemukakan enam indikator yang bisa digunakan untuk mengukur loyalitas konsumen yaitu: 1) Pembelian ulang, 2) Kebiasaan mengonsumsi merek tersebut, 3) Selalu menyukai merek tersebut, 4) Tetap memilih merek tersebut, 5) Yakin bahwa merek tersebut yang terbaik, 6) merekomendasikan merek tersebut pada orang lain.

2.1.6.5. Model Loyalitas

Model loyalitas pelanggan berdasarkan telaah literatur yang dilakukan, Uncles, et al. (2003) dalam Tjiptono (2005:400) mengidentifikasi tiga model popular dalam konseptualisasi loyalitas pelanggan.

Model 1 memandang loyalitas sebagai sikap yang kadang-kadang mengarah pada terjalinnya relasi dengan merek. Beragumen bahwa harus ada


(45)

komitmen sikap terhadap suatu merek, baru bisa berbentuk loyalitas sejati. Sikap ini tercermin dalam serangkaian keyakinan positif yang konsisten terhadap merek yang dibeli. Sikap semacam itu diukur dengan jalan menanyakan kepada pelanggan seberapa suka mereka terhadap merek tertentu, seberapa kuat komitmen mereka terhadap merek tersebut, kecendrungan untuk merekomendasikan merek tersebut kepada orang lain, serta keyakinan dan perasaan terhadap merek bersangkutan, relatif dibandingkan merek-merek pesaing. Kekuatan sikap ini merupakan prediktor kunci pembelian merek dan pola pembelian uang.

Model 2 mendasarkan loyalitas lebih pada pola pembelian masa lalu dibandingkan motivasi atau komitmen konsumen terhadap merek. Model ini mengandalkan data longitudinal tentang pola pembelian diberbagai kategori produk dan dibanyak negara. Riset-riset berdasarkan perspektif ini menemukan bahwa hanya sedikit konsumen yang tergolong loyal monogami.

Model 3 merupakan ancangan kontingensi yang beranggapan bahwa konseptualisasi terbaik untuk loyalitas adalah bahwa hubungan antara sikap dan perilaku di moderasi oleh variabel-variabel kontingensi, seperti kondisi individu saat ini, karakteristik individu dan atau situasi pembelian yang dihadapi konsumen. Dengan demikian, sikap yang positif terhadap sebuah merek mungkin hanya memberikan prediksi yang lemah mengenai apakah merek tersebut akan dibeli atau tidak pada kesempatan pembelian berikutnya.


(46)

2.2 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini, antara lain :

Tabel 2.3

NAMA JUDUL ALAT

ANALISIS HASIL

Afrida Fatharani, Nawazirul Lubis, Reni Shinta Dewi. (2009)

Pengaruh gaya hidup, harga, dan kelompok referensi terhadap keputusan pembelian telepon seluler Blackberry. Analisis regresi berganda

1. Secara simultan gaya hidup, harga dan kelompok referensi berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk telepon seluler.

2. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa gaya hidup, harga, dan kelompok referensi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian baik secara parsial)maupun secara simultan.

3. Variabel yang paling berpengaruh besar adalah kelompok referensi Gusti Putu Bagus Yogi Swara (2011) Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan

Citra Merek terhadap Minat Beli

Ipad di Kota Bandung.

Analisis Regresi Berganda

1.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk, harga, citra merek, dan minat beli iPad di Kota Bandung berada dalam kategori baik.

2. secara simultan minat beli iPad dipengaruhi sebesar 52,8% oleh variabel kualitas produk, harga, dan citra merek.

3.Berdasarkan pengujian hipotesis secara parsial variabel kualitas produk yang memengaruhi minat beli sebesar 35,9%, variabel harga yang memengaruhi minat beli sebesar 7,1%, dan variabel citra merek yang memengaruhi minat beli sebesar 40,2%.

Kata Kunci : Kualitas Produk, Harga, Citra Merek, dan Minat Beli.


(47)

Agus Rizal (2010)

Analisis Pengaruh Grup Referensi dan Keluarga terhadap Keputusan Pembelian Ponsel Qwerty Analisis Regresi Berganda

1.Variabel grup referensi dan keluarga berpengaruh

terhadap keputusan pembelian.

2. Dalam penelitian ini juga diketahui secara parsial variabel grup referensi dan keluarga berpengaaruh singnifikan terhadap variabel keputusan pembelian.

3. Secara simultan variabel grup referensi dan keluarga berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian.

Puriyani, Dinar (2009)

Pengaruh Citra Merek Susu Ultra Terhadap Loyalitas Konsumen Pada PT. Ultrajaya Milk Industry

Analisis Regresi Berganda

1.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggapan konsumen akan Brand Image Susu Ultra secara keseluruhan dapat dikatakan baik.

2. Dalam penelitian ini juga diketahui secara parsial variabel grup referensi dan keluarga berpengaaruh singnifikan terhadap variabel keputusan pembelian.

3. Secara simultan pengaruh citra merek susu ultra terhadap loyalitas konsumen sebesar 16,24%.

Kurnia Akbar (2013)

Analisis pengaruh harga, brand image, dan atribut produk terhadap keputusan pembelian handphone atau smartphone jenis Android.

Analisis Regresi Berganda

1. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda, hasilnya yaitu: Y= 0,348X1 + 0,246X2 + 0,272X3.

2. Variabel independen yang paling besar berpengaruh terhadap variabel dipenden adalah variabel harga,di ikuti oleh variabel atribut produk dan yang terakhir adalah variabel brand image.


(48)

2.3 Kerangka Konseptual

Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Keputusan pembelian konsumen meliputi semua proses yang dilalui konsumen dalam mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan memilih di antara pilihan-pilihan pembelian mereka (Mowen dan Monir, 2002:6). Gaya Hidup adalah adaptasi aktif individu terhadap kondisi sosial dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk menyatu dan bersosialisasi dengan orang lain (Sugihartati, 2010:43). Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai seseorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu. Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk image di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Dalam penelitian ini, gaya hidup dapat mempengaruhi dua variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian dan Loyalitas Pelanggan.

Merek menurut Hermawan (2009:121) adalah suatu tanda yang berupa gambar, nama, huruf, angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. Merek yang dimiliki oleh perusahaan akan menjadi kuat bila memiliki ekuitas merek yang juga kuat. Ekuitas merek adalah seperangkat dan keterpercaya yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa, baik bagi pemasar/perusahaan maupun


(49)

merek yang kuat akan memberikan value, baik kepada pelanggan maupun kepada perusahaan. Untuk pelanggan akan memberikan efek meningkatkan interprestasi atau proses infomasi pelanggan, meningkatkan keyakinan pelanggan dalam keputusan pembelian dan meningkatkan kepuasan mereka dalam menggunakan produk atau jasa. Kepada perusahaan, ekuitas merek akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas program pemasaran perusahaan, meningkatkan kesetiaan terhadap merek, meningkatkan harga/margin keuntungan, meningkatkan brandextensions, meningkatkan trade leverage, dan meningkatkan keunggulan bersaing. Dalam penelitian ini, merek dapat mempengaruhi dua variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian dan Loyalitas Pelanggan.

Kelompok Referensi adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Dalam perspektif pemasaran, kelompok referensi adalah kelompok yang berfungsi sebagai referensi bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan konsumsi. (Sumawarman, 2004:250). Beberapa kelompok keanggotaan adalah kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja yang berinteraksi dengan seseorang secara terus menerus dan informal. Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesional, dan asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin. Dalam penelitian ini, kelompok referensi dapat mempengaruhi dua variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian dan Loyalitas Pelanggan.

Keputusan Pembelian adalah suatu proses dimana seseorang rela menukarkan uang atau alat pembayaran lainnya untuk sebuah barang ataupun jasa


(50)

untuk dapat memuaskan kebutuhannya. Keputusan pembelian dalam penelitian ini dapat dijelaskan dan dipengaruhi oleh tiga variabel bebas yaitu Gaya Hidup, Merek,dan Kelompok Referensi.

Loyalitas Pelanggan salah satu tujuan akhir yang sangat diharapkan oleh setiap perusahaan kepada konsumen mereka. Konsumen yang loyal terhadap perusahaan adalah satu tingkat pencapaian tertinggi karena ketika konsumen loyal maka mereka akan menjadi konsumen tetap bahkan akan membantu menjadi pemasar bagi lingkungan mereka demi perusahaan. Loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko, atau pemasok, berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten. Tjiptono (2005:386). Loyalitas pelanggan dalam penelitian ini dapat dijelaskan dan dipengaruhi oleh tiga variabel bebas yaitu Gaya Hidup, Merek,dan Kelompok Referensi.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat digambarkan skema sistematis kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar : 2.2 Kerangka Konseptual Gaya Hidup (X1)

Merek (X2)

Kelompok Referensi (X3)

Keputusan Pembelian

(Y1)

Loyalitas (Y2)


(51)

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pernyataan. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka konseptual yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Sugiyono (2009:96).

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti adalah : 1. Gaya hidup, merek, dan kelompok referensi diduga mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk iPad dikalangan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Gaya hidup, merek, dan kelompok referensi diduga mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas pada produk iPad di kalangan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Kurniawan, 2012:21). Variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel gaya hidup (X1), merek (X2), kelompok referensi (X3), terhadap keputusan pembelian (Y1), dan loyalitas pelanggan (Y2).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Prof. T.M. Hanafiah Medan. Penelitian ini akan dimulai dari bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Januari 2015.

3.3 Batasan Operasional

Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan tidak tepatnya sasaran yang diharapkan, maka langkah berikutnya peneliti perlu membatasi masalah yang dibahas yaitu hanya pada “Pengaruh Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi terhadap Keputusan Pembelian dan Loyalitas Produk iPad pada Mahasiswa/i di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Batasan Operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel yang dianalisis penulis dalam penelitian ini adalah gaya hidup (X1), merek (X2) dan kelompok referensi (X3) sebagai variabel bebas atau independen, serta keputusan pembelian (Y1) dan loyalitas (Y2) sebagai variabel terikat atau dependen.


(53)

2. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa/i Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3.4 Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat lima variabel yang diteliti, yang terdiri dari : a. Gaya Hidup (X1)

Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai seseorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu. Variabel ini akan diukur dengan menggunakan skala ukur Likert. Skala Likert adalah suat merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam skala ini diambil dari nama menjelaskan penggunaannya. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti:

1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Kurang setuju 4. Setuju

5. Sangat setuju

Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. Empat skala pilihan juga


(54)

kadang digunakan untuk kuesioner skala Likert yang memaksa orang memilih salah satu kutub karena pilihan "netral" tak tersedia.

b. Merek (X2)

Merek merupakan serangkaian asosisasi yang ada dalam benak konsumen terhadap suatu benda, biasanya terorganisasi menjadi suatu makna.

Merek tablet PC iPad yang memiliki fitur yang keren, elegant, menarik, dan berkualitas merupakan salah satu faktor keputusan pembelian dan loyalitas konsumen. Semakin kuat nilai merek yang melekat pada iPad, maka rasa ketertarikan konsumen pada iPad semakin tinggi. Variabel ini akan diukur dengan menggunakan skala ukur Likert.

c. Kelompok Referensi (X3)

Kelompok referensi adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang dalam membuat keputusan pembelian produk dan loyalitas tablet PC iPad. Variabel ini akan diukur dengan menggunakan skala ukur Likert.

d. Keputusan Pembelian (Y1)

Pengertian keputusan pembelian menurut Helga Drumond (2003:68), adalah mengidentifikasikan semua pilihan yang mungkin untuk memecahkan persoalan itu dan menilai pilihan-pilihan secara sistematis dan obyektif serta sasaran-sasarannya yang menentukan keuntungan serta kerugiannya masing-masing. Untuk produk tablet PC iPad, konsumen membuat keputusan pembelian berdasarkan keunggulan dari produk iPad dan apa yang ditawarkan yang tidak ditawarkan oleh produk pesaing sejenis, sehingga produk iPad mampu


(55)

memberikan value yang tinggi dalam membuat keputusan pembelian konsumen. Variabel ini akan diukur dengan menggunakan skala ukur Likert.

e. Loyalitas(Y2)

Loyalitas adalah komitmen pelanggan terhadap tablet PC iPad, berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten. Variabel ini akan diukur menggunakan skala ukur Likert.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel VARIABEL DEFINISI

OPERASIONAL INDIKATOR VARIABEL SKALA UKUR GAYA HIDUP X1 Bagaimana individu menjalankan kehidupan, bagaimana membelanjakan uang dan bagaimana mamanfaatkan waktunya 1. Aktivitas:

-Kegiatan di waktu rutin -Kegiatan di waktu

luang

2.Interest (minat): -Kesukaan

-Keinginan konsumen 3.Opini:

-Persepsi terhadap produk

-Persepsi terhadap diri sendiri

Likert

MEREK X2

Serangkaian

asosisasi yang ada dalam benak konsumen terhadap suatu produk, biasanya

terorganisasi

menjadi suatu makna.

1. Persepsi konsumen mengeni suatu merek 2. Persepsi yang bertahan

lama yang dibentuk melalui pengalaman dan sifat relatif konsisten.

3. Persepsi kualitas: Kekuatan dari sebuah

merek yang merupakan persepsi

Konsumen terhadap keistimewaan suatu merek dibandingkan dengan merek lain.

Likert

KELOMPOK Seorang individu 1. Informasi


(56)

X3 orang yang secara nyata mempengaruhi konsumen dalam membeli iPad. 3. Lifestyle 4. Orang tua 5. Saudara 6. Teman KEPUTUSAN PEMBELIAN Y1 mengidentifikasikan semua pilihan yang mungkin untuk memecahkan persoalandan menilai pilihan-pilihan secara sistematis dan obyektif.

1. Menganalisa keinginan dan keputusan berdasarkan

kebutuhan.

2. Mengidentifikasikan alternatif pembelian 3. Mengambil keputusan

untuk membeli. Likert LOYALITAS PELANGGAN Y2 Komitmen pelanggan terhadap merek iPad,berdasarkan sikap yang sangat

positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten

1.Tidak ingin berpindah ke merek lain

2.Bersedia

merekomendasikanke orang lain.

3.Harga

4. Tidak mudah terbujuk.

Likert

Sumber: Kotler dan Amstrong (2008), Kotler dan Keller (2008), Tjiptono (2008)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel Gaya Hidup, variabel Merek, variabel Kelompok Referensi, Variabel Keputusan Pembelian, dan Variabel Loyalitas Pelanggan, diukur dengan menggunakan skala Likert. Sekaran (2006:31) menyatakan bahwa skala Likert didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada 5 skala.


(57)

Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban dengan susunan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Pernyataan Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang Setuju (KS) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sekaran (2006:86)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek atau objek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. (Sangadji dan Sopiah, 2010:185). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i pengguna produk iPad yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3.6.2Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang akan diteliti (Kurniawan, 2012:59). Dalam penelitian ini, sampel diambil dengan rancangan sampel non – probabilitas dengan teknik pengambilan accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan dan siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel (Ginting dan Situmorang, 2008:141). Karena jumlah populasi tidak diketahui, maka digunakan rumus untuk mencari sampel dengan pertimbangan


(58)

atau kriteria dari mahasiswa/i pengguna tablet PC iPad yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

� = (��

2)()()

�2 dimana :

n = Jumlah Sampel

Za2 = nilai tabel Z berdasarkan a q = 1-p

p = penyimpangan yang ditolerir

� = (1,96

2)(0,5)(0,5) 0,12

n = 96,04 = 97

Melalui perhitungan ini maka didapatkan jumlah sampel sebesar 96,04 orang, maka angka tersebut dibulatkan sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 97 orang.

3.7 Jenis Dan Sumber Data

Sugiyono (2012:193) di dalam Metode Penelitian Bisnis, mengemukakan bahwa secara umum data terbagi atas dua jenis, yaitu:

1. Data primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Pada penelitian ini data primer dikumpulkan dengan metode survei menggunakan kuesioner yang terstruktur yang diberikan langsung kepada mahasiswa/i pengguna tablet PC iPad di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(1)

124

Lampiran 4 Uji Normalitas

Histogram


(2)

(3)

126

Kolmogrov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 97

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.15686638

Most Extreme Differences Absolute .084

Positive .084

Negative -.054

Kolmogorov-Smirnov Z .824

Asymp. Sig. (2-tailed) .506

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 97

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.42778418

Most Extreme Differences Absolute .102

Positive .102

Negative -.048

Kolmogorov-Smirnov Z 1.003

Asymp. Sig. (2-tailed) .267

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(4)

(5)

128

Uji Glejser Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.027 .836 1.228 .222

GayaHidup .010 .028 .061 .374 .709

Merek -.049 .037 -.239 -1.324 .189

GrupReferensi .054 .041 .224 1.323 .189

a. Dependent Variable: absut

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .777 1.132 .687 .494

GayaHidup .065 .037 .278 1.727 .088

Merek -.027 .050 -.096 -.535 .594

GrupReferensi -.060 .055 -.184 -1.091 .278

a. Dependent Variable: absut

Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 5.250 1.431 3.668 .000

GayaHidup .073 .047 .220 1.548 .125 .399 2.503

Merek .072 .064 .179 1.131 .261 .321 3.111

GrupReferensi .072 .069 .154 1.037 .303 .365 2.743 a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.010 1.767 1.138 .258

GayaHidup .198 .058 .463 3.388 .001 .399 2.503

Merek .099 .079 .193 1.265 .209 .321 3.111

GrupReferensi -.054 .086 -.091 -.636 .526 .365 2.743 a. Dependent Variable: LoyalitasPelanggan


(6)

Lampiran 5 Analisis Regresi Linear Berganda

Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 43.499 3 14.500 10.495 .000a

Residual 128.481 93 1.382

Total 171.979 96

a. Predictors: (Constant), GrupReferensi, GayaHidup, Merek b. Dependent Variable: KeputusanPembelian

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 86.462 3 28.821 13.696 .000a

Residual 195.702 93 2.104

Total 282.165 96

a. Predictors: (Constant), GrupReferensi, GayaHidup, Merek b. Dependent Variable: LoyalitasPelanggan

Uji t

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.753 2.847 3.426 .001

GayaHidup .208 .098 .198 2.120 .037

Merek .220 .094 .161 2.344 .022

GrupReferensi .236 .103 .250 2.285 .025

a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4,654 2,242 2,076 ,041

GayaHidup ,304 ,105 ,281 2,896 ,005

Merek ,223 ,087 ,262 2,559 ,012

GrupReferensi ,206 ,079 ,272 2,617 ,011


Dokumen yang terkait

Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

5 82 120

Pengaruh Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian dan Loyalitas Produk iPad Pada Mahasiswa/I di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

1 105 130

Pengaruh Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone iPhone di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

17 134 99

Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

4 36 123

I. Identitas Responden - Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 0 25

Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 1 11

BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Perilaku konsumen - Pengaruh Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian dan Loyalitas Produk iPad Pada Mahasiswa/I di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian dan Loyalitas Produk iPad Pada Mahasiswa/I di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone iPhone di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 9

Pengaruh Gaya Hidup, Merek, dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian dan Loyalitas Produk iPad Pada Mahasiswa/I di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 11