commit to user 30
seluruh perkembangan atau kemajuan hasil karya juga merupakan hasil belajar, sebab proses belajar tidak hanya berlangsung disekolah
tetapi juga di tempat kerja dan di masyarakat. Pada lingkungan kerja, hasil belajar sering diberi sebutan prestasi kerja, yang sesungguhnya
merupakan achievement juga. Alat untuk mengukur hasil belajar disebut tes hasil belajar atau tes prestasi belajar atau achievement test.
Nana Syaodih, 2003:103.
Prestasi belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. “Seorang yang prestasinya tinggi dapat
dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar” Slameto,2003:17. Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan-perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar.Berdasarkan uraian di atas maka secara sederhana dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar yang dapat dilihat dari prestasi belajar
atau penguasaan akan mata pelajaran-mata pelajaran yang ditempuhnya yang dilambangkan dengan angka atau huruf. Oleh karena itu, hasil belajar
siswa juga dapat dijadikan salah satu tolak ukur kualitas pembelajaran, Karena hasil belajar siswa khususnya dari prestasi belajar adalah hasil nyata
yang bisa dilihat dari kerja keras siswa dalam memahamkan diri mereka tentang suatu materi pembelajaran.
9. Hakekat Pembelajaran Akuntansi
a. Hakekat Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Driscolldalam Robert E. Slavin 2008:179 menyatakan bahwa pembelajaran adalah, “perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan oleh
commit to user 31
pengalaman. Tetapi bukan perubahan yang disebabkan oleh perkembangan seperti tumbuh makin tinggi tetapi karena si pebelajar merasakan dan
mengalami sendiri pembelajaran melalui pengalamannya.” Maka dapat dikatakan bahwa dalam proses pembelajaran harus terjadi perubahan yang
signifikan mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Atau dengan kata lain aktivitas pembelajaran yang baik setidaknya pada akhir proses
pembelajarannya mencapai salah satu dari ketiga aspek tersebut, misalnya aspek kognitif sebagai aspek yang lebih nyata untuk dapat diamati.
Isjoni 2009: 11 turut mengemukakan bahwa, “Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa.” Pendapat
tersebut mengungkapkan bahwa siswa adalah pelaku utama dalam sebuah pembelajaran, sehingga proses pembelajaran sebaiknya mengutamakan
kebutuhan siswa akan ilmu pengetahuan dan aktivitas sosial mereka agar kemampuan siswa dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik akan mengalami
perkembangan. Asep Jihad dan Abdul Haris 2009: 11 mengemukakan bahwa,
“Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa dan mengajar
berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran.” Oleh karena itu konsep komunikasi dan perubahan sikap akan
selalu melekat dalam pembelajaran. Guru maupun siswa dalam sebuah pembelajaran bersama-sama menjadi pelaku demi terlaksananya tujuan
pembelajaran. Tetapi fungsi dari masing-masing pelaku dalam konteks ini berbeda. Siswa sebagai subjek utama yang melakukan pembelajaran sedangkan
guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Hal tersebut senada dengan pendapat Gagne dalam Isjoni 2009: 50 yang menyatakan, “An active process
and suggest that teaching involves facilitating active mental process by students.” Artinya suatu proses pembelajaran di mana siswa berada dalam
posisi proses mental yang aktif dan guru berfungsi mengkondisikan terjadinya pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran berlangsung lebih efektif dan
lebih bermakna bagi siswa karena siswa bertindak lebih aktif daripada guru
commit to user 32
sehingga siswa bisa lebih mengembangkan kemampuan mereka baik dari kemampuan kognitif maupun kegiatan sosialnya dengan bantuan guru sebagai
pihak yang selalu memotivasi siswa untuk berkembang. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dipaparkan maka dapat
disimpulkan secara sederhana bahwa pembelajaran merupakan suatu proses perubahan positif yang dilakukan oleh siswa dan didukung oleh guru yang
bertujuan untuk mencukupi kebutuhan siswa, baik dari aspek ilmu pengetahuan maupun aktivitas sosial siswa.
b. Hakikat Pembelajaran Akuntansi