Uji Antar Kelompok Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi

commit to user 85 lain adalah ketersediaan perangkat teknologi informasi, kemampuan dosen dan keaktifan mahasiswa dalam memanfaatkan teknologi informasi. Di institusi Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali terdapat terdapat laboratorium komputer yang menyediakan 40 buah komputer yang dapat digunakan mahasiswa dan tersedia internet 24 jam, selain itu hampir seluruh mahasiswa memiliki laptop sehingga mahasiswa dapat aktif memanfaatkan E-learning tanpa ada hambatan prasarana.

2. Uji Antar Kelompok Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi

dan pada Interaksi Pengaruh Media dan Kelompok Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Belajar Rendah Pengujian Hipotesis kedua menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi terbukti memberikan pengaruh yang lebih baik dalam pencapaian prestasi belajar Asuhan Kebdanan Komunitas daripada pencapaian prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas mahasiswa yang memiliki motivasi rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok mahasiswa dengan motivasi tinggi skor rata – rata prestasi belajar mata pelajaran Asuhan Kebidanan Komunitas sebesar 72.38, adapun skor rata – rata prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas dengan mahasiswa yang memiliki motivasi rendah sebesar 70.68. Hal ini berarti motivasi mahasiswa memiliki pengaruh yang berarti terhadap pencapaian prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas. Prestasi belajar dipengaruhi bagaimana mahasiswa mempelajari materi Asuhan Kebidanan Komunitas dengan menyenangkan serta bagaimana mahasiswa dan dosen berinteraksi dikelas dalam proses pembelajaran. Diharapkan dengan commit to user 86 adanya interaksi tersebut maka hasil belajar mahasiswa dapat dicapai secara maksimal. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sardiman AM 2005 yang menyatakan bahwa terdapat salah satu bentuk motivasi adalah motivasi ekstrinsik, yaitu hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Jadi motivasi mahasiswa dapat ditimbulkan oleh dosen dengan berbagai cara, misalnya metode dan media mengajar yang variatif, sehingga mahasiswa senang untuk belajar. Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi memiliki kemauan yang tinggi dan berperan aktif untuk belajar karena didorong oleh ketertarikan dan keingintahuan mahasiswa lebih jauh terhadap mata pelajaran Asuhan Kebidanan Komunitas dalam hal ini lebih mengarah pada kesadaran diri untuk memahami dan mengetahui lebih jauh tentang materi pelajaran yang disampaikan untuk dapat meningkatkan prestasi yang dicapai. Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah maka prestasi yang akan dicapai mahasiswa akan relatif lebih rendah. Bagi mahasiswa, motivasi belajar bersifat mempengaruhi dalam hasil belajar, hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Herzberg yang berpendapat motivasi adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik. Sehingga jika mahasiswa dari dalam dirinya sudah timbul motivasi yang tinggi, kemudian ditunjang dengan media dan metode yang digunakan dosen dalam proses pembelajaran tepat dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Berdasarkan temuan hasil penelitian ini, menunjukkan mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi terbukti memberikan pengaruh yang lebih baik dalam pencapaian commit to user 87 prestasi belajar Asuhan Kebidanan Komunitas daripada mahasiswa yang mempunyai motivasi rendah. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Trisnanto 2009 ynag berjudul Pengaruh media terhadap prestasi belajar anatomi ditinjau dari motivasi yang menyatakan bahwa motivasi tinggi tidak terbukti memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap prestasi belajar anatomi dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki motivasi rendah. Hal ini kemungkinan faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa, misalnya minat, suasana kelas, emosi atau kesehatan mahasiswa pada waktu mengerjakan soal. Mahasiswa yang memiliki motivasi yang kuat dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas terlihat penuh semangat, antusias, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, aktif dalam pembelajaran, rajin dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dosen, sehingga mereka memiliki daya tahan yang cukup lama dalam menyelesaikan pembelajaran, dibandingkan dengan siswa yang kurang memiliki motivasi. Mahasiswa yang motivasinya tergolong rendah ini biasanya menunjukkan sikap bermalasan, mengantuk, dan perhatiannya terbagi kemana-mana di saat proses belajar sedang berlangsung. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Robbins, 1984, Huse dan Bowditch 1973, dalam Depdiknas 2007: 53-54 motivasi merupakan kemauan willingness untuk mengerjakan sesuatu. Kemauan tersebut tampak pada usaha seseorang untuk mengerjakan sesuatu. Seseorang yang memiliki motivasi tinggi akan lebih keras berusaha daripada seseorang yang memiliki motivasi rendah. Tetapi motivasi bukanlah perilaku. Ia merupakan proses internal yang kompleks yang tidak bisa diamati secara langsung, commit to user 88 melainkan bisa dipahami melalui kerasnya usaha seseorang dalam mengerjakan sesuatu.

3. Uji pada Interaksi Pengaruh Media dan Motivasi Belajar Mahasiswa