Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
tersebut. Untuk dapat memberikan pelajaran yang membekas dalam diri siswa selain dalam hal materi pelajaran, seorang guru sebaiknya juga harus
mengaitkan materi pelajaran dengan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat lebih memahami materi pelajaran dengan
mudah. Oleh karena itu, nilai-nilai dalam pembelajaran perlu diberikan kepada siswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
mengintegrasikan nilai dalam pembelajaran. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini di sekolah dinilai
monoton karena kurang adanya penggunaan metode dan media pembelajaran. Komunikasi selama pembelajaran berlangsung satu arah,
sehingga interaksi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa sangat minim.
Sebagian siswa cenderung menganggap mata pelajaran IPS Terpadu sulit dimengerti, atau penyampaian materi yang terlalu kaku sehingga
siswa sulit untuk mencerna pelajaran yang diberikan. Kesulitan yang dialami siswa dalam proses belajar mengajar dapat
terjadi jika otak menerima ancaman atau tekanan sehingga mengakibatkan kapasitas saraf berfikir rasional mengecil yang
mengakibatkan otak tidak dapat mangakses keterampilan berpikir yang tinggi. Oleh karena itu, agar dapat tercipta suasana yang
menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran, kuncinya adalah membangun ikatan emosional antara guru dengan murid, yaitu
dengan menciptakan kesenangan dalam belajar, menjalin hubungan, dan menyingkirkan segala ancaman dari suasana belajar.
5
Salah satu materi dalam IPS Terpadu yang dapat diintergensi dengan nilai adalah materi Ekonomi. Materi Ekonomi bersifat pemahaman dan
rumus, sehingga diharapkan siswa akan lebih mudah untuk memahaminya. Pembelajaran IPS Terpadu cenderung kurang efektif jika hanya
menggunakan metode ceramah atau latihan soal biasa saja. Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha untuk dapat mengatasi kejenuhan siswa dalam
5
Bobbi de Poter, Quantum Teaching, Bandung: Kaifa, 2005, cet XVI, h.22-23
proses pembelajaran. Salah satu cara agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif adalah dengan menggunakan media pembelajaran.
Menurut Ken Freed “Media pembelajaran merupakan salah satu
sarana yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk meminimalisir kesulitan siswa dalam pembelajaran. Selain itu, media dapat digunakan
sebagai salah satu strategi efektif lainnya untuk menanamkan dengan jelas tentang pesan atau materi yang diberikan guru secara interaktif
”.
6
Media pembelajaran yang digunakan harus bersifat komunikatif, mudah
digunakan, dan membangkitkan minat siswa dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu Sumiati Asra
“Pada dasarnya media pembelajaran sangat diperlukan dalam upaya mengaktifkan kegiatan belajar siswa. Namun,
bukan berarti media pembelajaran yang digunakan harus selalu bersifat canggih dan pengadaannya memerlukan pendanaan yang cukup besar.
”
7
Salah satu media pembelajaran yang tidak memerlukan pendanaan yang besar namun bersifat menyenangkan serta mendidik adalah dengan
menggunakan media berupa kartu. Penggunaan media kartu IPS dalam penelitian ini diharapkan dapat berpengaruh positif dalam pembelajaran
IPS Terpadu sehingga membuat kegiatan belajar menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Kartu IPS merupakan salah satu alternatif media
pembelajaran yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran IPS Terpadu.
Dalam pembelajaran menggunakan media kartu IPS menuntut guru relatif berbeda dari pembelajaran konvensional. Dalam pembelajaran ini,
peran guru sebagai fasilitator, siswa harus lebih aktif, kreatif, dan mampu bekerjasama dengan teman-temannya. Penggunaan media berbentuk kartu
ini digunakan agar siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas
6
Ken Freed, Media an Education, dari: httpwww.media-vision.comed-edmedia.html., diakses: 10 November 2010
7
Sumiati Asra, Metode Pembelajaran, Bandung: CV. Wacana Prima, 2008, h. 170
kelompok, setiap anggota saling bekerjasama dan membantu untuk memahami materi IPS Terpadu.
Menurut Michael Sciven “Salah satu alasan menggunakan media
kartu sebagai bantuan mengajar dalam hal ini adalah agar siswa dapat belajar untuk mentransfer metode sains atau kemampuan inkuiri secara
keseluruhan pada pengalaman belajar di sekolah. ”
8
Berbagai studi menunjukkan bahwa siswa lebih banyak belajar jika pelajarannya dapat
memotivasi siswa, menyenangkan, dan ramah serta siswa mempunyai suara dalam pembuatan keputusan. Hal ini dapat meningkatkan hubungan
dan kepercayaan dalam pengajaran. Sehingga diharapkan dengan adanya keinginan dan keaktifan siswa untuk menerima pelajaran dapat
meningkatkan motivasi belajar yang kemudian akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar.
Media permainan merupakan satu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa dalam memahami teori secara mendalam
melalui pengalaman-pengalaman belajar. Bahkan dengan permainan dapat meningkatkan aktifitas, minat dan motivasi siswa dalam belajar. Hal ini
senada dengan pendapat Abdul Kadir yang mengatakan, permainan menjadi salah satu alternatif, selain untuk menanamkan pengetahuan
kepada siswa dengan menarik dan berbekas, juga berfungsi untuk merangsang minat dan perhatian siswa. Menurut Abdul Kadir,
“media permainan juga mampu merangsang daya pikir inovatif, kreatif, dan kritis
siswa sehingga mereka mampu memahami pesan yang diberikan. Respon- respon positif yang timbul secara komunikatif merupakan hasil dari
permainan yang dirancang dan diatur secara menarik dan sistematis ”.
9
8
Michael Sciven, Taking Games Seriously, dari: httphomepages.wmich.edu~mscriventaking20games20seriously20complete,rtf., diakses:
10 November 2010
9
Abdul Kadir, “Media Permainan Kokami”, dalam www.dunia guru.com, akses 10 Novemver 2010.
Melihat pentingnya penggunaan media untuk menumbuhkan motivasi, minat, dan aktifitas siswa dalam belajar, serta dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ekonomi, maka peneliti
merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “EFEKTIVITAS PENGGUNAAN
MEDIA PERMAINAN
KARTU DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA PADA MATERI EKONOMI
”.