semiotika sendiri dipelajari sistem-sistem, aturan-aturan, serta konvensi-konvensi yang menunjukkan tanda-tanda tersebut memiliki arti. Tanpa memperhatikan
sistem tanda, tanda dan maknanya, serta konvensi tanda, struktur karya sastra tidak dapat dimengerti maknanya secara optimal.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka penulis menggunakan pendekatan semiotik untuk menguraikan tanda-tanda dan fenomena –fenomena yang terdapat
di dalam isi tanka dan pantun Melayu sehingga dapat diketahui makna isi tanka dan pantun Melayu tersebut.
1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan : 1.
Untuk menemukan perbedaan dan persamaan antara tanka dengan pantun Melayu dari segi isi dan bentuknya.
2. Untuk mengetahui sejarah mengenai tanka dan pantun Melayu.
b. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu : 1.
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang tanka dan pantun Melayu.
2. Memberikan wawasan baru tentang perbedaan dan persamaan
antara tanka dengan pantun Melayu dari segi isi dan bentuk. 3.
Memberikan wawasan tentang hal-hal ekstrinsik yang mempengaruhi tanka dan pantun Melayu.
Universitas Sumatera Utara
1.6. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode formal. Menurut Nyoman Kutha Ratna 2004:51, menyatakan bahwa metode formal adalah analisa dengan
mempertimbangkan unsur-unsur bentuk karya sastra. Berdasarkan metode tersebut, maka penulis akan meneliti unsur-unsur bentuk karya sastra puisi yang
terdiri dari rima, suku kata, bait atau baris pada tanka dan pantun Melayu. Hal itu dikarenakan tanka dan pantun Melayu tergolong karya sastra dengan jenis puisi.
Metode penelitian yang kedua adalah metode deskriptif analisa. Metode deskriptif analisa dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang
kemudian disusul dengan penganalisaan. Menurut Nyoman Kutha Ratna 2004:53 , menyatakan bahwa secara etimologis deskripsi dan analisa berarti
menguraikan. Meskipun demikian, analisa yang berasal dari bahasa yunani telah diberikan arti tambahan, tidak semata-mata menguraikan melainkan juga
memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya. Metode deskriptif analisa juga dapat digabungkan dengan metode formal. Caranya, mula-mula data
dideskripsikan, dengan maksud untuk menemukan unsur-unsurnya, kemudian dianalisa, bahkan juga dibandingkan.
Berdasarkan metode tersebut, maka peneliti akan menguraikan sumber- sumber yang berhubungan dengan tanka dan pantun Melayu serta memberikan
penjelasannya lalu menganalisanya dan membandingkan antara tanka dengan pantun Melayu dari segi bentuk dan isi.
Data yang digunakan adalah data tulisan. Data tulisan ini dikutip dari berbagai buku yang berhubungan dengan permasalahan yang ada seperti buku-
buku tentang tanka dan pantun Melayu serta yang berhubungan dengan
Universitas Sumatera Utara
kesusastraan Jepang dan Indonesia. Teknik penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan library research yaitu penelaahan buku-buku
kepustakaan. Peneliti juga menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang berasal dari internet.
Selain itu, dikarenakan penggunaan bahan-bahan dengan bahasa asing, maka peneliti akan menggunakan metode terjemahan. Menurut Machali 2004:48,
menyatakan bahwa metode terjemahan adalah metode yang berkenaan dengan rencana pelaksanaan analisa, pengalihan, dan penyerasian penerjemahan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP TANKA DAN PANTUN MELAYU
2.1. Tanka 2.1.1. Pengertian Tanka
Tanka merupakan karya sastra puisi yang dihasilkan oleh bangsa Jepang yang merupakan salah satu dari beberapa jenis waka puisi Jepang . Tanka
merupakan bentuk paling tua dari puisi Jepang selama 1300 tahun. Dari tahun ke tahun, bentuk tanka tetap sama yaitu 31 suku kata. Di Jepang tanka tertulis
sebagai satu deret puisi dengan 31 suku kata. Jika dilihat dari huruf kanjinya, kata tanka terdiri dari dua kanji yang
berbeda . Masing – masing kanji tersebut dapat berdiri sendiri dan memiliki arti. Tan berasal dari kanji mijika
短 yang berarti pendek. Ka berasal dari kanji uta
歌 yang berarti nyanyian atau bisa juga puisi.
Akan tetapi, kedua kata tersebut digabungkan sehingga menjadi sebuah kata baru yaitu tanka yang berarti puisi pendek dan kedua kanji yang berbeda
tersebut juga digabungkan. Dengan bergabungnya kedua kanji tersebut, maka bunyi katanya juga berubah sehingga menjadi tanka yang makna katanya berarti
puisi pendek. Tanka merupakan puisi yang bentuknya didasarkan pada pola suku kata.
Pola suku kata tanka terdiri dari lima bagian dan sebagai bentuk terpisah bila diterjemahkan atau diromajikan. Pola suku kata tanka yaitu 5-7-5 7-7. Bagian 5-
Universitas Sumatera Utara