Jumlah Produksi Spring Bed Frekuensi Aliran Perpindahan Material

Aliran perpindahan material antara departemen yang satu dengan yang lain secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 5.7. Tabel 5.7. Matriks Aliran Perpindahan Material antar Departemen r ij Hari ij A B C D E F G H I J A 34 0 0 0 0 34 0 0 B 9 0 0 0 0 0 0 C 0 0 34 D 0 0 0 74 102 102 6 E 0 0 0 0 34 6 34 6 F 0 0 0 0 0 34 G 0 0 0 0 0 0 34 H 0 0 0 0 0 0 0 34 I 0 0 0 0 0 0 0 0 34 J 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5.2. Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini memiliki beberapa tahapan. Tahapan-tahapan dalam pengolahan data antara lain: 1. Perhitungan jumlah momen perpindahan dengan menggunakan tata letak awal Perhitungan jumlah momen perpindahan pada tata letak awal ini dilakukan untuk tahun 2009 dengan jumlah hari kerja sebanyak 298 hari kerja. Aliran material tahun didapatkan dari perkalian antara aliran materialharinya dengan jumlah hari efektif untuk tahun 2009. Frekuensi aliran perpindahan antar departemen per tahun dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. F = f x t Dimana, F = Frekuensi aliran perpindahan antar departemen per tahun f = Frekuensi aliran perpindahan antar departemen per hari t = Jumlah hari dalam 1 tahun Jumlah momen perpindahan material untuk tiap tahunnya dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Mo = F x d Dimana, Mo = Jumlah momen perpindahan material untuk tiap tahunnya F = Frekuensi aliran perpindahan antar departemen per tahun d = Jarak antar departemen Contohnya: Departemen Perakitan Per A ke Departemen Perakitan Kawat Lis C memiliki jumlah aliran perpindahan material sebanyak 34 kali perpindahan tiap harinya. 1. Frekuensi aliran perpindahan antar departemen per hari = 34 kali perpindahanhari. Jumlah hari dalam 1 tahun = 298 hari. 2. Perhitungan frekuensi aliran perpindahan antar departemen per tahun F = f x t = 34 kali perpindahanhari x 298 hari = 10132 perpindahan per tahun 3. Perhitungan jumlah momen perpindahan material untuk tiap tahunnya Mo = F x d = 10132 perpindahan per tahun x 34,00 m = 344488 meter perpindahan per tahun Perhitungan dengan rumus diatas digunakan untuk keseluruhan. Jarak antar departemen didapat dari Tabel 5.4. sebelumnya. Perhitungan momen perpindahan untuk tata letak awal dapat dilihat pada Tabel 5.8. Tabel 5.8. Perhitungan Momen Perpindahan untuk Tata Letak Awal Departemen Aliran MaterialTahun Jarak m Jumlah Momen Perpindahan meter perpindahantahun A ke C 10132 34,00 344488 A ke H 10132 29,00 293828 B ke D 2682 39,00 105939 C ke F 10132 14,50 146914 D ke E 22052 9,50 209494 D ke F 30396 7,00 212772 D ke H 30396 26,50 805494 D ke I 1788 16,50 29502 E ke F 10132 16,50 167178 E ke G 1788 9,00 16092 E ke H 10132 17,00 172244 E ke I 1788 7,00 12516 F ke G 10132 7,50 75990 G ke J 10132 7,00 70924 H ke J 10132 16,00 162112 I ke J 10132 9,00 91188 Total 2916675 4. Pembuatan ARC Activity Relationship Chart ARC dibuat berdasarkan pertimbangan frekuensi aliran perpindahan material antar tiap departemen. ARC antar departemen dapat dilihat pada Gambar 5.7. Contohnya, untuk Departemen A Perakitan Per dengan Departemen C Perakitan Kawat Lis a. Departemen A Perakitan Per memiliki hubungan mutlak berdekatan dengan Departemen C Perakitan Kawat Lis sehingga pada bagian belah ketupat atas dituliskan huruf A b. Penentuan hubungan nilai I untuk Departemen A ke Departemen C mempunyai alasan, yaitu kedua departemen tersebut memiliki hubungan urutan proses, menggunakan material handling yang sama dan menggunakan informasi yang sama. Hal ini dapat dituliskan pada belah ketupat bagian bawah yaitu alasan 1, 2, 3 Begitu juga seterusnya untuk departemen-departemen yang lain. Gambar 5.7. ARC Activity Relationship Chart Antar Departemen 5. Penggambaran diagram hubungan antar departemen Dari ARC dan travel chart, dapat dibuat diagram hubungan relationship diagram. Contohnya: a. Departemen A Perakitan Per ke Departemen C Perakitan Kawat Lis. - Pada ARC Gambar 5.7, hubungan antara Departemen Perakitan Per ke Departemen Perakitan Kawat Lis adalah A, - Pada diagram hubungan antar departemen simbol A ditunjukkan dengan gambar . - Maka, dari Departemen A Perakitan Per ditarik garis dengan tipe ke Departemen C Perakitan Kawat Lis b. Departemen A Perakitan Per ke Departemen B Penjahitan Kain Quilting - Pada ARC Gambar 5.7, hubungan antara Departemen Perakitan Per ke Departemen Penjahitan Kain Quilting adalah I, - Pada diagram hubungan antar departemen simbol I ditunjukkan dengan gambar . - Maka, dari Departemen A Perakitan Per ditarik garis dengan tipe ke Departemen B Penjahitan Kain Quilting c. Departemen A Perakitan Per ke Departemen F Perekatan - Pada ARC Gambar 5.7, hubungan antara Departemen Perakitan Per ke Departemen Perekatan adalah O, - Pada diagram hubungan antar departemen simbol I ditunjukkan dengan gambar . - Maka, dari Departemen A Perakitan Per ditarik garis dengan tipe ke Departemen F Perekatan Penggambaran diagram hubungan secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 5.8. Simbol Keterangan A Dept. Perakitan Per B Dept. Penjahitan Kain Quilting C Dept. Perakitan Kawat Lis D Dept. Pemotongan Kain Quilting E Dept. Penjahitan Kain Blacu F Dept. Perekatan G Dept. Penjahitan Lis H Dept. Perakitan Divan I Dept. Perakitan Sandaran J Dept. Pembungkusan Simbol Tingkat Hubungan A E I O None U X Gambar 5.8. Diagram Hubungan Relationship Diagram antar Departemen 6. Perancangan alternatif tata letak Batasan-batasan yang digunakan untuk membuat alternatif-alternatif tata letak lantai produksi, antara lain: a. Luas tiap departemen pada lantai produksi sama dengan luas awalnya b. Pembuatan rancangan dilakukan dengan menggunakan proses trial and error namun tetap memperhatikan keterkaitan dan frekuensi aliran perpindahan material tiap departemen berdasarkan travel chart c. Alternatif rancangan tata letak dilakukan dengan menggunakan metode trial and error dan juga menggunakan software QS Quant System Berdasarkan batasan-batasan tersebut, maka dapat dibuat alternatif- alternatif rancangan tata letak lantai produksi, antara lain: 1. Metode Trial and Error Dengan menggunakan metode trial and error dengan mempertimbangkan ARC dan travel chart, maka didapat 3 alternatif layout, yaitu: a. Alternatif I Penentuan titik koordinat tiap lokasi untuk Departemen A: 1. Buat garis diagonal untuk Departemen A 2. Perpotongan garis diagonal menjadi titik pusat koordinat departemen A. Perpotongan diagonal yang terjadi untuk Departemen A berada pada titik: Koordinat X = X + 2 1 X X − = 0 + 2 6 − = 0 + 6 = 6 Koordinat Y = Y + 2 1 Y Y − = 16 + 2 16 32 − = 16 + 8 = 24 Penentuan titik koordinat untuk departemen B, C, D, E, F, G, H, I dan J juga dilakukan dengan cara yang sama. Hasil penentuan titik koordinat lokasi untuk masing-masing departemen dapat dilihat pada Gambar 5.9. Gambar 5.9. Koordinat Titik Tiap Departemen untuk Alternatif I