Pengaruh Kreativitas Guru Terhadap Siswa

17 stimulus rangsangan yang datangnya dari luar, terhadap masalah yang bersifat sosial dan yang bersifat pribadi, masalah umum bahkan terhadap masalah sehari-hari. i. Guru yang kreatif mengetahui bagaimana menggunakan pertanyaan, tetapi pertanyaan tersebut harus bersifatoperasional dan terbuka Open-Ended, bermakana bagi siswa serta jawabannya bukan bersifat fakta. Pertanyaan operasional bertitik pangkal kepada usaha yang kreatif dari siswa untuk memecahkan jawaban dari pertanyaan tersebut. j. Guru yang kreatif membantu siswa dalam menanggulangi frustasi dan kegagalan. Perhatian orang yang kreatif berbeda dengan perhatian orang yang kurang kreatif terhadap kesanggupan mereka untuk menerima dan menyesuaikan diri mereka pada suatu ketidak pastian. k. Guru yang kreatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk memanipulasi materi, ide-ide, konsep-konsep, alat-alat dan struktur- struktur. Keahlian adalah suatu unsur yang diperlukan dalam kreativitas yang bersifat pribadi, bilamana hal itu berhubungan dengan keahlian menggunakan kata-kata seperti bersajak atau mengarang, menggunakan warna seperti menggambar, menggunakan nada seperti dalam bernyanyi dan menggnakan kayu seperti pertukangan. l. Guru yang kreatif mendorong siswa untuk melihat masalah secara keseluruhan lebih baik dari pada melihat suatu masalah sepotong-potong. 16

6. Pengaruh Kreativitas Guru Terhadap Siswa

Selama ini kita tahu apa itu kreatif, yakni sesuatu yang bias diartikan baru, mencipta ataupun asli, yang menghasilkan keistimewaan-keistimewaan tertentu. Namun yang pasti setiap manusia mempunyai kemampuan ataupun potensi kreatif yang mungkin mereka sadari ataupun tidak. Dalam hal pendidikan, guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam hal pengajaran ataupun penyampai materi harus dan memang dituntut kreatif. 16 Yeti, Pengaruh Pemberian Motivasi Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kreativitas Mengajar Guru di MTsN 3 Pondok Pinang, Skripsi Kependidikan Islam Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah, 2006, h.31-33 18 Mengapa dituntut harus, karena semakin majunya perkembangan zaman, sudah barang tentu menuntut pendidikan yang lebih maju, karena itu potensi kreatif dalam pengajaran benar-benar dituntut menghasilkan anak didik yang mempunyai pemikiran-pemikiran kreatif. Dalam pembelajaran di kelas, guru menjumpai berbagai macam anak dengan karakteristik mereka yang sangat beragam, seperti yang sudah dijelaskan bahwa setiap manusia memiliki potensi kreatif. Jadi, tugas guru tidak hanya masuk kelas, menyampaikan materi pelajaran, memberikan tugas, kemudian selesai. Tetapi guru mempunyai tugas bagaimana dari anak didik yang mempunyai karakteristik yang beragam dapat aktif dan memiliki pemikiran yang kreatif. Sebelum menularkan kekreativannya terhadap anak didik, maka guru sebagai pendidik harus mengetahui potensi kreatif yang harus dimiliki, dimana potensi kreatif itu dapat dikembangkan yang membutuhkan beberapa cara, diantaranya: a. Harus mempunyai berbagai informasi pengetahuan sebagai acuan berpikir, karena dengan adanya berbagai pengetahuan, maka guru itu sendiri dapat menawarkan beberapa alternatif jawaban yang tentu saja dari informasi pengetahuan yang ia miliki. b. Produktivitas dari apa yang ada, dimana ini bisa berupa ide-ide awal yang mungkin sebelumnya tidak berarti apa-apa, kemudian ide tersebut nantinya bisa berubah menjadi sesuatu pemikiran yang mempunyai keistimewaan- keistimewaan. Karena kreativitas itu bukan benar-benar menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada, melainkan menghasilkan dari sesuatu yang ada menjadi hal yang baru dan asli dari hasil pemikiran orang yang menciptanya, disitulah letak kesepakatan dari semua pakar tentang kreativitas, yakni baru dan asli. Dalam membangun kreativitas yang ada, tentunya terdapat berbagai faktor baik dari dalam ataupun dari luar yang mendukung ataupun sebaliknya yang menghambat kreativitas itu sendiri untuk dioptimalkan. 19 Faktor pendukung dan penghambat kreativitas itu sendiri bisa dilihat dari kepribadian guru itu sendiri sebagai pangkal yang nantinya bisa berdampak kepada anak didik dalam pembelajaran yang aktif dan kreatif. Kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak maknawi, sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan. Misalnya dalam tindakannya, ucapan, caranya bergaul, berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang ringan maupun yang berat. 17 Sebagai seorang guru tentunya kepribadian yang ia miliki ialah kepribadian terpadu, dimana segala unsur dalam pribadinya bekerja seimbang dan serasi. Karena itu ia mampu bekerja secara optimal dan segala permasalahan dapat ia selesaikan dan dipahaminya secara objektif sebagaimana adanya. Guru ataupun orang tua ialah model untuk setiap anak didik. Disini seperti apapun tingginya daya intelektual seorang guru namun apabila ia tidak dapat melakukan penyampaian-penyampaian materi pembelajaran maka proses belajar mengajar pun tidak akan efektif, bahkan bisa jadi proses belajar mengajar yang ada berjalan monoton dan membosankan. Berbeda dengan guru yang menggunakan daya kreatifnya dalam mengajar, pastinya suasana belajar akan lebih hidup namun tetap kondusif. Guru yang memiliki peran sebagai motivator, fasilitator, komunikator dan informator harus bisa menjalankan peran itu dengan baik, tentunya dengan hal yang menarik namun mengena kepada tujuan pendidikan itu sendiri. Kebanyakan siswa SMP anak usia remaja lebih menyukai berbagai tantangan, guru yang kreatif dalam pembelajarannya lebih menekankan kepada memberikan tantangan daripada tekanan terhadap anak didik yang berupa sebuah tugas. Karena tantangan itu sendiri memberikan kesempatan anak memperoleh kepercayaan terhadap kemampuan-kemampuan untuk berfikir. Tantangan disini nantinya akan membangkitkan rasa keingintahuan yang dapat berdampak kepada motivasi siswa untuk belajar. Tentu saja 17 Zakiah Darajat, Kepribadian Guru, Jakarta:Pt. Bulan Bintang, 2005, Cet.4, h.9 20 tantangan yang diberikan harus sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa.

B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Dokumen yang terkait

ANALISIS TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN11 TANGERANG SELATAN

0 3 108

Peranan guru agama dalam mengoptimalkan emotional quatient (EQ) siswa pada prosess pembelajaran pendidikan agama islam di SMA dua Mei cipuatat tangerang

1 7 104

Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Sikap Keberagamaan Siswa Di Smp Negeri 6 Tangerang Selatan

3 26 108

Pemahaman pendidikan agama Islam dan Pengaruhnya dalam ketaatan menjalankan ajaran agama Islam siswa di SMP Negeri 5 Tangerang

2 7 74

Implementasi hidden curriculum dalam pembelajaran pendidikan agama islam di SMP Negeri 14 Tangerang Selatan

0 7 188

UPAYA GURU AGAMA ISLAM MEMOTIVASI SISWA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN UPAYA GURU AGAMA ISLAM MEMOTIVASI SISWA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA PADA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 3 16

UPAYA GURU AGAMA ISLAM MEMOTIVASI SISWA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN UPAYA GURU AGAMA ISLAM MEMOTIVASI SISWA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA PADA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 3 18

KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MEMOTIVASI SISWA DAN MENINGKATKAN NILAI-NILAI Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Memotivasi Siswa Dan Meningkatkan Nilai-Nilai Ibadah (Studi Empiris Di SMP Muhammamadiyah 2 Surakarta Tahu

0 1 14

KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MEMOTIVASI SISWA DAN MENINGKATKAN NILAI-NILAI Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Memotivasi Siswa Dan Meningkatkan Nilai-Nilai Ibadah (Studi Empiris Di SMP Muhammamadiyah 2 Surakarta Tahu

0 2 19

KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MTs NEGERI MASOHI KABUPATEN MALUKU TENGAH

0 1 158