uap panas sampai suhu 105 C. suhu tersebut dipertahankan selama 5 menit, sampai
terjadi proses gelitinasi. Kemudian suhu diturunkan menjadi 95 C dan bahan
dialirkan pada alat liquifikasi II. Liquifikasi II berlangsung selama 2 jam dan suhu dipertahankan pada suhu 95
C sampai terbentuk dekstrin. Dekstrin yang diperoleh dipompa kedalam tangki sakharifikasi dan suhu diturunkan menjadi 60
C, pH juga diturunkan menjadi 4,5 dengan menambah HCl 0,1 N, kemudian ditambahkan enzim
gluko – amilase yang memotong ikatan rantai α – 1 – 6 glukosidic pati selama 72 jam
dan tekanan operasi atm. Hasil hidrolisa menjadi gluksa diukur sebagai dekstrose – equivalen gula pereduksi yang memberikan hasil 98 – 99 De dan 97 – 98,5
dekstrose. Sirup glukosa kemudian dijernihkan untuk memisahkan inert yang tidak
larutdenga penambahan karbon aktif yang diteruskan pada alat penukar ion untuk menghilangkan ion-ion. Sirup glukosa bersuh diuapkan pada evaporator guna
memekatkan larutan glukosa. Hasil dari evaporator yaitu 70 – 78 sirup glukosa yang siap di kristalkan menjadi butir-butir kristal glukosa. Kemudian larutan glukosa
ini dipisahkan dengan mother-liquor yang dikembalikan ke evaporator. dan akhirnya dilakukan pengeringan serta pengepakan untuk siap dipasarkan.
2.6 Seleksi Proses
Pada pra rancangan pabrik pembuatan glukosa dari pati sagu ini menggunakan proses hidrolisa dengan katalis asam pada tekanan 3 atm dan
temperatur 135 C.
Dasar pemilihan proses tersebut adalah : Tabel 2.3 Perbandingan proses hidrolisa denga katalis asam dan proses hidrolisa
dengan katalis enzim No Proses hidrolisa dengan katalis asam
Proses hidrolisa dengan katalis enzim 1
2
3 Waktu yang dibutuhkan dalam
mendapatkan produk relatif lebih singkat
Kemurnian produk yang dihasilkan lebih besar dari evaporasi
Proses ini tidak mengeluarkan biaya Waktu yang dibutuhkan dalam
mendapatkan produk relatif lama
Kemurnian produk yang dihasilkan lebih kecil dari evaporator
Proses ini mengeluarkan biaya yang
Universitas Sumatera Utara
4 yang relatif besar dalam penyaluran
bahan baku Tidak perlu menambah staff tenaga
ahli biologis dalam menaggulangi proses produksi
relatif besar dalam penyaluran
Perlu menambah staff tenaga ahli biologis dalam menaggulangi proses
produksi
2.7 Deskripsi Proses
Pabrik pembuatan glukosa monohidrat ini direncanakan akan dibangun di Kepulauan Riau, dikarenakan potensi sagu yang cukup besar dibandingkan dengan
Sumatera Utara. Bahan baku pati sagu yang diperoleh dari tanaman sagu yang di ambil dari kebun sagu yang terdapat di Kepulauan Riau diproses terlebih dahulu
sehingga diperoleh patinya, dengan kandungan sagu yaitu pati diatas 80 syarat mutu tepung sagu menurut SII. 0231-79 adalah kadar pati minimum 80, serat kasar
maksimum 0,5, abu maksimum 1,5, air maksimum 14 dan tidak mengandung logam berbahaya. Tanaman sagu Bahan baku berupa pati sagu dari gudang bahan
baku GBB dimasukkan kedalam Mixer, dimana pati sagu dicampur air dengan perbandingan volume 9 : 1 US. Patent No. 6.126.754, 3 Okt 2000 untuk
membentuk slurry dengan temperatur 30 C dan tekanan 1 atm. Kemudian slurry
tersebut dimasukan kedalan Reaktor Hydrolizer untuk menghasilkan sirup glukosa dengan menambahkan katalis asam yaitu HCl dengan perbandingan volume 1 : 10
Richana et al.1999. Proses ini berlangsung pada suhu 135 C dan pada tekanan
3,1216 atm. Untuk menjaga kondisi ini tetap stabil maka digunakan sirkulasi pendingin yang dialirkan melalui shell-shell reaktor dan bersilangan dengan tube-
tube dengan temperatur 25 C dan tekanan 1 atm. Adapun reaksi yang terjadi dalam
Reaktor Hidroylizer adalah sebagai berikut :
C
12
H
22
O
11
Pati + H
2
O HCl
2C
6
H
12
O
6
Glukosa
Reaksi yang tejadi adalah reaksi endotermis. Pati yang dapat terkonversi menjadi glukosa adalah sekitar 90 US. Patent No. 6.126.754, 3 Okt 2000 .
Artinya pati yang tidak bereaksi sebesar 10 dari jumlah pati yang diumpankan.
Universitas Sumatera Utara
Sirup glukosa kemudian didinginkan dengan Cooler sampai temperatur 50 C
dan tekanan 1 atm, kemudian sirup glukosa dimasukan kedalam Filter Press-01 dengan asumsi banyaknya larutan C
6
H
12
O
6
yang ikut terbuang pada buangan filter Press-01
diperkirakan sebanyak 0,1 dari larutan C
6
H
12
O
6
yang ada dalam umpan Filter Press-01BERITA-TEKNOLOGIberita-iptek.blogspot.com, 2009
. Kemudian sirup glukosa dinetralisasi dengan larutan basa yaitu NaOH 1
dari jumlah reaktan yang digunakan didalam Reaktor Neutralizer. NaOH ini bereaksi dengan HCl yang membentuk NaCl. Hasil netralisasi kemudian dipisahkan
lagi dari NaCl yang terbentuk. Pemisahan ini menggunakan Dekanter, banyaknya keluaran C
6
H
12
O
6
yang ikut terbuang pada buangan Dekanter diperkirakan 0,1 dari larutan C
6
H
12
O
6
yang ada dalam umpan Dekanter BERITA-TEKNOLOGIberita- iptek.blogspot.com, 2009
. Sirup glukosa yang diperoleh kemudian dijernihkan dalam Tangki Decolorizing yang berisi karbon aktif sebanyak 2,2 dari bahan baku
Jose dkk, 1992 untuk menyerap zat warna yang timbul saat hidrolisasi.
Selanjutnya karbon aktif yang digunakan dipisahkan dengan sirup glukosa dengan menggunakan Filter Press-02 sehingga diperoleh banyaknya larutan C
6
H
12
O
6
yang ikut terbuang diperkirakan sebanyak 0,1 lari larutan C
6
H
12
O
6
yang ada dalam umpan Filter Press-02 BERITA-TEKNOLOGIberita-iptek.blogspot.com, 2009.
Kemudian sirup glukosa diuapkan dalam Evaporator untuk mendapatkan sirup glukosa yang lebih pekat sampai 78.
Kemudian dilakukan pengkristalan guna membentuk sirup glukosa menjadi butiran kristal glukosa dengan jalan mendinginkan sirup glukosa dalam Tangki
Crystallizer pada suhu 30
C dan tekanan 1 atm. Butiran kristal glukosa yang terbentuk kemudian dimasukkan kedalam Screw Conveyor untuk mendapatkan
ukuran kristal yang seragam. Setelah itu butiran kristal glukosa dikeringkan dalam Rotary Dryer dengan
temperatur 110 C dan tekanan 1 atm sampai kandungan air dalam kristal glukosa
berkurang sampai 86 dari kristal glukosa keluaran Crystallizer Kuswurj, 2009. Kristal glukosa yang telah dikeringkan kemudian didinginkan dengan Rotary
Cooler dengan temperatur 30
C dan tekaanan 1 atm dan disimpan dalam gudang.
Universitas Sumatera Utara
BAB III NERACA MASSA
Kapasitas Produksi : 2.000 ton tahun
Waktu Operasi : 300 hari tahun
Basis Perhitungan : 277,7777 kg jam produk
Tabel 3.1 Perhitungan Neraca Massa pada Mixer MX
Komponen Masuk kgjam
Keluar kgjam Alur 1
Alur 2 Alur 3
Pati Air
Lemak Protein
Impuritis 310
51,2397 0,7320
2,5620 1,4639
679,7100 310
730,9497 0,7320
2,5620 1,4639
Total 365,9976 679,7100 1045,7076
1045,7076 1045,7076
Tabel 3.2 Perhitungan Neraca Massa pada Reaktor Hydrolizer RH
Komponen Masuk kgjam
Keluar kgjam
Alur 3 Alur 4
Alur 5 Alur 6
Pati Air
Air Hidrolisa Lemak
Protein Impuritis
HCl C
6
H
12
O
6
310 730,9497
0,7320 2,5620
1,4693 1,83
34,7697 15,3828
46,9336 729,0093
0,7320 2,5620
1,4639 34,7697
277,2196
Total 1045,7076 36,5997 15,3828 1092,6901
1092,6901 1092,6901
Universitas Sumatera Utara